MAXILLOFACIALIS INJURI
Disusun Oleh :
KELOMPOK 8
NUR RAHMA HASAN 2201102
SUKMAWATI 2201109
SRI JULIANTI NUR 2201044
DAHLIA 2201067
RAHMAT SAINI 2201086
NURHIDAYAH 2201033
NURUL AULIA FEBRIANI 2201035
1. Kata Kunci
- Tn. K membawa beban beatar dan terjatuh diruang tamu
- Tn. K ditemukan tidak sadarkan diri
- Penglihatan Tn K kabur selama 2 tahun terakhir dan tidak di ketahui penyebabnya
2. Masalah (Diagnosa Medis)
- Trauma Maxillofacialis
3. Pertanyaan-pertanyaan penting
- Bagaimana Anatomi dan Fisiologi sistem penglihatan?
- Apakah yang dimaksud dengan Ablasio Retina (pengertian, penyebab, tanda dan gejala
serta kedaruratan pada Ablasio retina, kasifikasi Ablasio Retina)?
- Bagaimana patomekanisme terjadinya kegawatdaruratan Ablasio retina?
- Bagaimana prinsip-prinsip intervensi pada trauma mata : ablasio retina?
- Bacaimana cara melaksanakan pengkajian primer dan sekunder pada kegawatdaruratan
kasus trauma mata ablasio retina?
- Apa saja diagnosa keperawatan pada kegawatdaruratan kasus trauma mata ablasio retina?
PEMBAHASAN
Pertumbuhan kranium terjadi sangat cepat pada tahun pertama dan kedua setelah
lahir dan lambat laun akan menurun kecepatannya. Pada anak usia 4-5 tahun, besar
cranium sudah mencapai 90% cranium dewasa. Maksilofasial tergabung dalam
tulang wajah yang tersusun secara baik dalam membentuk wajah manusia. Daerah
maksilofasial dibagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama adalah wajah bagian atas, di
mana patah tulang melibatkan frontal dan sinus. Bagian kedua adalah midface
tersebut. Midface dibagi menjadi bagian atas dan bawah. Para midface atas adalah di
mana rahang atas Le Fort II dan III Le Fort fraktur terjadi dan / atau di mana patah
tulang hidung, kompleks nasoethmoidal atau zygomatico maxillary, dan lantai orbit
terjadi. Bagian ketiga dari daerah maksilofasial adalah wajah yang lebih rendah, di
mana patah tulang yang terisolasi ke rahang bawah.
Tulang pembentuk wajah pada manusia bentuknya lebih kecil dari tengkorak otak.
Didalam tulang wajah terdapat rongga-rongga yang membentuk rongga mulut (cavum
oris), dan rongga hidung (cavum nasi) dan rongga mata(orbita).
1. Bagian hidung terdiri atas :
Os Lacrimal (tulang mata) letaknya di sebelah kiri/kanan pangkal hidung disudut
mata. Os Nasal (tulang hidung) yang membentuk batang hidung sebelah atas.
Dan Os Konka nasal (tulang karang hidung), letaknya di dalam rongga hidung
dan bentuknya berlipat-lipat. Septum nasi (sekat rongga hidung) adalah
sambungan dari tulang tapis yang tegak.
2. Bagian rahang terdiri atas tulang-tulang seperti :
Os Maksilaris (tulang rahang atas), Os Zigomaticum, tulang pipi yangterdiri dari
dua tulang kiri dan kanan. Os Palatum atau tulang langit-langit, terdiri dari
dua dua buah tulang kiri dan kanan. Os Mandibularis atau tulang rahang bawah,
terdiri dari dua bagian yaitu bagian kiri dan kanan yang kemudian bersatu di
pertengahan dagu. Dibagian depan dari mandibula terdapat processus coracoids
tempat melekatnya otot.
3. Facial danger zones (Zona bahaya wajah)
Secara anatomi, wajah memiliki beberapa serabut-serabut saraf yang tersebar di
beberapa lokasi di wajah, ada 7 lokasi-lokasi penting di sekitar wajah yang
apabila terjadi trauma atau kesalahan dalam penanganan trauma maksilofasial
akan berakibat fatal, lokasi-lokasi tersebut disebut dengan facial danger zone.
B. Trauma Maxillofacialis
1. Pengertian
Fraktur maksilofasial ialah fraktur yang terjadi pada tulang-tulang pembentuk
wajah. Berdasarkan anatominya wajah atau maksilofasial dibagi menjadi tiga
bagian, ialah sepertiga atas wajah, sepertiga tengah wajah, dan sepertiga bawah
wajah. Bagian yang termasuk sepertiga atas wajah ialah tulang frontalis, regio
supra orbita, rima orbita dan sinus frontalis. Maksila, zigomatikus, lakrimal, nasal,
palatinus, nasal konka inferior, dan tulang vomer termasuk ke dalam sepertiga
tengah wajah sedangkan mandibula termasuk ke dalam bagian sepertiga bawah
wajah.( Muttaqin,Arif. 2008 )
Trauma pada jaringan maksilofasial dapat mencakup jaringan lunak dan
jaringan keras. Yang dimaksud dengan jaringan lunak wajah adalah jaringan lunak
yang menutupi jaringan keras wajah. Sedangkan yang dimaksud dengan jaringan
keras wajah adalah tulang kepala yang terdiri dari : tulang hidung, tulang arkus
zigomatikus, tulang mandibula, tulang maksila, tulang rongga mata, gigi, tulang
alveolus. Yang dimaksud dengan trauma jaringan lunak adalah:
- Abrasi kulit, tusukan, laserasi, tato
- Cedera saraf, cedera saraf fasial
- Cedera kelenjar paratiroid atau duktus Stensen
- Cedera kelopak mata
- Cedera telinga
- Cedera hidung
Bagi pasien dengan kecelakaan lalu lintas yang fatal menjadi masalah karena
harus rawat inap di rumah sakit dengan cacat permanen yang dapat mengenai
ribuan orang per tahunnya. Berdasarkan studi yang dilakukan, 72% kematian oleh
trauma maksilofasial paling banyak disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas
(automobile).
Berikut ini tabel etiologi trauma maksilofasial :
Penyebab pada anak Presentase %
Kecelakaan lalu lintas 10-15
Penganiayaan/berkelahi 5-10
Olahraga (Termasuk naik sepeda ) 50-65
Jatuh 5-10