Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN

GANGGUAN DEMAM THYPOID

Dosen Pengampu :
Sharely Nursy Siringoringo, S.Kp.,M.Kep.

Disusun Oleh :
Daniel Satria Sinaga(1803568)

Akademi Keperawatan Surya Nusantara


Pematangsiantar
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Pada Anak Dengan Gangguan Demam Thypoid” tepat waktu.
Makalah “Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Gangguan Demam
Thypoid” disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah keperawatan anak.
Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu selaku
dosen mata kuliah keperawatan anak. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.

Pematangsiantar,22 November 2020

Penulis
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN PADA ANAK

Tanggal MRS : 28 November 2020


Tanggal Pengkajian : 28 November 2020
Jam Pengkajian : 18.24 WIB
Jam Masuk : 18.24 WIB
No. RM : Anggrek 12 (00265115)
Diagnosa Masuk : obs febris

IDENTITAS KLIEN
1. Nama Pasien : An. M
2. Umur : 2 Thn 5 bln 27 hari
3. Agama : Islam
4. BB : 16 kg
5. Pendidikan :-
6. Alamat : Jl. Gatot subroto No 79 AB
7. Bahasa : Indonesia
8. Sumber Biaya : BPJS

IDENTITAS AYAH
1. Nama Ayah : Tn. M
2. Umur : 45 Thn
3. Agama : Islam
4. Alamat : Jl. Gaatot subroto No 79AB
5. No. Telepon : 081396060058

KELUHAN UTAMA
Keluhan Utama : Demam sudah 4 hari

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Riwayat Penyakit Sekarang : Demam (+) batuk
OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda-tanda vital
Pada saat masuk :
S : 36,5OC N : 128x/Menit P : 28x/Menit TD : -
Kesadaran : Compos Mentis Apatis Somnolen Sopor
Koma
Pada saat pemeriksaan kedua kali :
S : 39.5oC N : 110x/Menit P : 24x/Menit TD : -
Kesadaran : Compos Mentis Apatis Somnolen Sopor
Koma

PEMERIKSAAN PENUNJANG (Laboratorium, Radiologi, EKG,USG, dll).


1. Darah Lengkap
TERAPI
1. Ambroxol syr 3x cth ½ cth
2. Cfixine syr 2x1/2 cth
3. Salbutamol + ctm obat racikan/pulus
4. Sanmol extra
5. Novaldo 200mg
6. Ranitidin 20mg
7. Dexametazon 1amp
8. Ventolin nebule
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS : “Diare selama Infeksi,Malabsorbsi Diare b/d
4 hari yang lalu,sus” (KH,Protein,Lemak),makanan Inflamasi
DO : Pasien tampak basi, Psikologis (cemas dan gastrointestinal.
lemas. takut)

DIARE

3. DS : “Diare selama Infeksi,Malabsorbsi Hipovolemia


4 hari yang lalu,sus” (KH,Protein,Lemak),makanan b/d kehilangan
“berbentuk cair,sus” basi, Psikologis (cemas dan cairan aktif
DO : “merasa takut)
lemas, mengeluh
haus” Diare
DS : “Menggigil”
DO : Kehilangan cairam dan
S : 39,5oC elektrolit di vaskuler
N : 110x/Menit
DIFISIT VOLUME
P : 24x/Menit
CAIRAN

DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


Tanggal :28 November 2020
1. Diare berhubungan dengan Inflamasi gastrointestinal
2. Hypovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

RENCANA INTERVENSI
N DIAGNOSA NOC NIC
O KEPERAWATAN (Nursing Outcome (Nursing
Classification) Intervention
Classificaton)
1. Diare b/d inflamasi NOC : 1. Pemberian obat
gastrointestinal  Bowel Elimination intravena.
ditandai dengan  Fluid blance 2. Manajemen cairan.
DS : “Diare selama  Hydration 3. Monitor hasil lab
4 hari yang lalu dan  Electrolyte and acid (elektrolit dan
berbentuk cair,sus” base balance leukosit).
DO : Pasien tampak Kriteria Hasil : 4. Konsultasi dengan
lemas.  Feses berbentuk, ahli gizi untuk diet

BAB sehari sekali yang tepat.

tiga hari Tambahan dari Nanda


NIC NOC
 Menjaga daerah
1. Instruksikan pada
sekitar rectal dari
keluarga dan
iritasi
pasien untuk
 Tidak mengalami
mencatat warna,
diare
volume, frekuensi
 Menjelaskan
dan konsistensi
penyebab diare dan
feses.
rasional tindakan
2. Kaloborasi jika
 Mempertahankan
tanda dan gejala
turgor kulit
diare menetap.
3. Observasi turgor
kulit secara rutin
4. Evaluasi efek
samping
pengobatan
terhadap
gastrointestinal
5. Instruksikan
keluarga/pasien
agar makan rendah
serat, tinggi
protein dan tinggi
kalori jika
memungkinkan
Tambahan dari PPNI
1. Manajemen diare
2. Manajemen
eliminasi fekal
2. Hipovolemia b/d NOC : 1. Monitor vital sign
kehilangan cairan  Fluid balance 2. Kaloborasikan
aktif ditandai  Hydration pemberian cairan
dengan  Nutritional status : IV
DS : “Diare selama Food and Fluid Intake 3. Kaloborasi dengan
4 hari yang Kriteria Hasil : dokter
lalu,sus”  Mempertahankan urine Tambahan dari
“berbentuk cair,sus” output sesuai dengan NANDA NIC NOC
DO : “merasa usai dan BB, BJ urine 1. Pertahankan
lemas” normal, HT normal catatan intake /
DS : “Menggigil”  Tekanan darah, nadi, output
DO : suhu tubuh dalam batas 2. Dorong keluarga
S : 39,5oC normal untuk pasien
N : 110x/Menit makan
 Tidak ada tanda-tanda
P : 24x/Menit 3. Tawarkan snack
dehidrasi, elsatisitas
(jus buah, buah
turgor kulit baik,
segar)
membrane mukosa
4. Monitor status
lembab, tidak ada rasa
cairan termasuk
haus yang berlebihan
intake dan output
5. Monitor status
cairan
6. Monitor masukan
makanan / cairan
dan hitung intake
kalori harian

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
N DIAGNOSA JAM IMPLEMENTASI
O
1. Diare b/d inflamasi 1. At 1323 1. Perawat ruangan
gastrointestinal ditandai dengan 2. At 1323 telah
DS : “Diare selama 4 hari yang 3. At 1500 memberikan RL
lalu dan berbentuk cair,sus” 4. At 1600 30gtt/menit
DO : Pasien tampak lemas. 2. Perawat ruangan
telah
memberikan
obat L-Zink/
hari,santagesik
100mg/8 jam
3. Perawat
ruangan telah
menghubungi
laboratorium
agar melakukan
pengecekan
4. Perawat ruangan
telah menelfon
bagian gizi
untuk
menyiapkan
makanan pasien.

2. Hipovolemia b/d kehilangan 1. At 1323 1. Perawat ruangan


cairan aktif ditandai dengan 2. At 1323 telah memonitor
DS : “Diare selama 4 hari yang 3. At 2000 tanda-tanda vital
lalu,sus” 2. Perawat ruangan
“berbentuk cair,sus” telah
DO : “merasa lemas” memberikan
DS : “Menggigil” cairan melalui
DO : IV
S : 39,5oC 3. Perawat telah
N : 110x/Menit memberikan
P : 24x/Menit obat
Pedialyte /
hari

FAMILY CENTERED CARE(FCC)


1. Pengertian Family Centered Care (FCC)
Perlukah orang tua terlibat dalam merawat anak saat anaknya sedang
dirawat? Tentu harus terlibat. Mengapa harus melibatkan orang tua? Karena anak
tidak bias jauh dari orang tua dan orang tua mempunyai sumberdaya yang bias
membantu penyembuhan anak sehingga keluarga sangat penting dilibatkan dalam
perawatan, dimana istilahnya adalah family centered care. family centered care
(FCC) atau perawatan yang berpusat pada keluarga didefinisikan sebagai filosofi
perawtan berpusat pada keluarga, mengakui keluarga sebagai konstanta dalam
kehidupan pada anak. Family centered care meyakini adanya dukungan individu,
menghormati, mendorong dan meningkatkan kekuatan dan kompetensi keluarga.
Intervensi keperawatan dengan menggunakan pendekatan family centered
care menekankan bahwa pembuatan kebijakan, perencanaan program
keperawatan, perancangan fasilitas kesehatan dan interaksi sehari-hari anatara
klien dengan tenaga kesehatan harus melibatkan keluarga. Keluarga diberikan
kewenangan untuk terlibat dalam perawatan klien, yang berarti keluarga dengan
latar belakang pengalam, keahlian dan kompetensi keluarga memberikan manfaat
positif dalam perawatan anak. Memberikan kewenangan kepada keluarga berarti
membuka jalan bagi keluarga untuk kekuatan, kemampuan keluarga dalam
merawat anak.

2. Manfaat Penerapan Family Centered Family (FCC)


Manfaat penerapan family centered care adalah sebagai berikut :
a. Hubungan tenaga kesehatan dengan keluarga semakin menguat dalam
meningkatkan kesehatan dan perkembangan setiap anak.
b. Meningkatkan pengambilan keputusan klinis berdasarkan informasi yang
lebih baik dan proses kaloborasi.
c. Membuat dan mengembangkan tindak lanjut rencan perawatan berkaloborasi
dengan keluarga.
d. Meningkatkan pemahaman tentang kekuatan yang dimiliki keluarga dan
kapasitas pemberi pelayanan.
e. Penggunaan sumber-sumber pelayanan kesehatan dan waktu tenaga
professional lebih efisien dan efektif (mengoptimalkan manajemen perawatan
dirumah, mengurangi kunjungan ke unit gawat darurat atau rumah sakit jika
tidak perlu, lebih efektif dalam menggunakan cara pencegahan).
f. Mengembangan komunikasi anatara anggota tim kesehatan.
g. Persaingan pemasaran pelayanan kesehatan kompetitif.
h. Meningkatkan lingkungan pembelajaran untuk spesilais anak dan tenaga
profesi lainnya dalam pelatihan-pelatihan.
i. Menciptakan lingkungan yang meningkatkan kepuasan professional.
j. Mempertinggi kepuasan anak dan keluarga atas pelayanan kesehatan yang
diterima.

3. Elemen-elemen Family Centered Care (FCC)


Dalam family centered care kebutuhan semua anggota keluarga tidak
hanya harus dipertimbangankan, dengan mengacu pada elemen penting family
centered care yang meliputi :
a. Memasukkan pemahaman ke dalam kebijakan dan praktk bahwa keluarga
bersifat konstan dalam kehidupan anak, sementara system pelayanan dari
personal pendukung di dalam system tersebut berubah-ubah.
b. Memfasilitasi kaloborasi keluarga/professional pada semua tingkat pelayanan
keperawatan di rumah sakit dan dimasyarakat. Perawatan anak secara
individual, pengembangan implementasi dan evaluasi program serta
pembentukan kebijakan.
c. Saling bertukar informasi yang lengkap dan jelas antara anggota keluarga dan
professional dalam hal dukungan tentang cara yang supportif di setiap saat.
d. Menggabungkan pemahaman dan penghormatan terhadap keanekaragaman
budaya, kekuatan dan individualitas di dalam dan diantara seluruh keluarga
termasuk keanekaragaman suku, ras, spiritual, social, ekonomi, bidang
pendidikana dan geografi ke dalam kebijakan praktik.
e. Mengenali dan menghormati metode koping yang berbeda dan menerapkan
program dan kebijakan menyeluruh yang menyediakan pelayanan
perkembangan, pendidikan, emosi, lingkungan dan dukungan keuangan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga yang berbeda-beda.
f. Mendorong dan memfasilitas dukungan dan jaringan kerja sam keluarga
dengan keluarga.
g. Menetapkan bahwa rumah, rumah sakit dan pelayanan masyarakat dan system
pendukung untuk anak-anak yang memerlukan pelayanan kesehatan khusus
dan keluarganya bersifat fleksibel, dapat diakses dan komperhensif dalm
menjawab pemenuhan kebutuhan keluarga yang berbeda sesuai yang
diperlukan.
h. Menghargai keluarga sebagai keluarga, dan anak-anak sebagai anak-anak,
mengakui bahwa mereka memiliki beragam kekuatan, perhatian, emosi dan
cita-cita yang melebihi kebutuhan mereka untuk mendapatkan layanan dan
dukungan kesehatan serta perkembangan khususnya.
4. Prinsip-prinsip Family Centered Care (FCC)
Beberapa prinsip Family Centered Care (FCC) meliputi :
a. Menghormatai setiap anak dan kelurganya. Perawat dalam melaksanakan
asuhan keperawatan pada anak menghormati anak dan keluarga sebagai
subjek perawatan. Perawat menghormati anak dan keluarga memiliki pilihan
yang terbaik bagi perawatan mereka.
b. Menghargai perbedaan suku, budaya, social, ekonomi, agama dan
pengalaman tentang sakit yang ada pada anak dan keluarga. Perawat
menghargai perbedaan suku, budaya, social ekonomi, agama dan pengalaman
tentang sehat sakit anak dan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan.
Pelayanan yang diberikan mengacu kepada standar asuhan keperawatan dan
diperlukan sama pada semua pasien dan keluarga.
c. Mengenali dan memperkuat kelebihan yang ada pada anak dan keluarga.
Mengkaji kelebihan keluarga dan membantu mengembangkan kelebihan
keluarga dalam proses asuhan keperawatan pada klien.
d. Mendukung dan memfasilitasi pilihan anak dan keluarga dalam memilih
pelayanan kesehatannya. Memberikan kesempatan kepada keluarga dan
anak untuk memilih fasilitas kesehatan yang sesuai untuk mereka, menghargai
pilihan dan mendukung keluarga.
e. Menjamin pelayanan yang diperoleh anak dan keluarga sesuai dengan
kebutuhan, keyakianan, nilai, budaya mereka. Memonitor pelayanan
keperawatan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan, nilai, keyakinan dan
budaya pasien dan keluarga.
f. Berbagai informasi secara jujur dan tidak bias dengan anak dan
keluarga sebagai cara untuk memperkuat dan mendayagunakan anak
dan keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan. Petugas kesehatan
memberikan infomasi yang berguna bagi pasien dan keluarga, dengan benar
dan tidak memihak. Informasi yang diberikan harus lengkap, benar dan akurat.
g. Memberikan dan menjamin dukungan formal dan informal untuk anak
dan keluarga. Memfasilitasi pembentukan support grup untuk anak dan
keluarga, melakukan pendampingan kepada keluarga, menyediakan akses
informasi support grup yang tersedia dimasyarakat.
h. Berkaloborasi dengan anak dan keluarga dalam penyusunan dan
pengembangan program perawat anak di berbagai tingkat pelayan
kesehatan. Melibatkan keluarga dalam perencanaan program perawtan anak,
meminta pendapat dan ide keluarga untuk pengembanagn program yang akan
dilakukan.
i. Mendorong anak dan keluarga untuk menemukan kelebihan dan
kekuatan yang dimiliki, membangun rasa percaya diri dan membuat
pilihan dalam menentuka pelayanan kesehatan anak. Petugas kesehatan
berupaya meningkatkan rasa percaya diri keluarga dengan memberikan
pengetahuan yang keluarga butuhkan dalam perawatan anak.
ATRAUMATIC CARE
Atraumatic care atau asuhan atraumatik adalah penyediaan asuhan
terapeutik dalam lingkungan oleh seseorang (personal) dengan melalui
penggunaan intervensi yang menghilangkan atau memperkecil distres psikologis
dan fisik yang dialami oleh anak-anak dan keluarga mereka
dalam sistem pelayanan kesehatan.
Atraumatic care yang dimaksud di sini adalah perawatan yang tidak menimbulkan
adanya trauma pada anak dan keluarga. Perawatan tersebut difokuskan dalam
pencegahan terhadap trauma yang merupakan bagian dalam keperawatan
anak. Perhatian khusus pada anak sebagai individu yang masih dalam usia tumbuh
kembang sangat penting karena masa anak-anak merupakan proses menuju
kematangan, yang mana jika proses menuju kematangan tersebut terdapat
hambatan atau gangguan maka anak tidak akan mencapai kematangan.

Prinsip-prinsip atraumatic care


Tujuan utama perawatan atraumatik adalah ˜Pertama, jangan melukai,
yang memberikan kerangka kerja untuk mencapai tujuan ini adalah dengan
mencegah atau meminimalkan pemisahan anak dari keluarganya, meningkatkan
pengendalian perasaan dan mencegah atau meminimalkan nyeri dan cedera pada
tubuh. Beberapa contoh pemberian asuhan atraumatik meliputi pengembangan
hubungan anak-orang tua selama dirawat di rumah sakit, menyiapkan anak
sebelum pelaksanaan terapi dan prosedur yang tidak dikenalinya, mengendalikan
rasa sakit, memberikan privasi pada anak, memberikan aktivitas bermain untuk
mengungkapkan ketakutan dan permusuhan, menyediakan pilihan untuk anak-
anak dan menghormati perbedaan budaya.
Beberapa kasus yang sering dijumpai di masyarakat seperti peristiwa yang
menimbulkan trauma pada anak adalah cemas, marah, nyeri dan lain-lain. Apabila
hal tersebut dibiarkan dapat menyebabkan dampak psikologis pada anak dan
tentunya akan mengganggu perkembangan anak. Dengan demikian atraumatic
care sebagai bentuk perawatan terapeutik dapat diberikan pada anak dan keluarga
dengan mengurangi dampak psikologi dari tindakan keperawatan yang diberikan
seperti memperhatikan dampak tindakan yang diberikan dengan melihat prosedur
tindakan atau aspek lain yang kemungkinan berdampak terjadinya trauma, untuk
mencapai perawatan tersebut beberapa prinsip yang dapat dilakukan oleh perawat
antara lain:
 Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga.
Dampak perpisahan dari keluarga maka anak mengalami gangguan psikologis
seperti kecemasan, ketakutan, kurang kasih sayang sehingga gangguan ini akan
menghambat proses penyembuhan anak dan dapat mengganggu pertumbuhan
dan perkembangan anak.
 Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan
pada anak.
Melalui peningkatan kontrol orang tua pada diri anak, diharapkan
anak mandiri dalam kehidupannya, anak akan selalu berhati-hati dalam
melakukan aktivitas sehari-hari, selalu bersikap waspada dalam segala hal, serta
pendidikan terhadap kemampuan dan keterampilan orang tua dalam mengawasi
perawatan anak.
 Mencegah dan mengurangi cedera (injury) dan nyeri (dampak
psikologis).
Mengurangi nyeri merupakan tindakan yang harus dilakukan dalam
keperawatan anak. Proses pengurangan rasa nyeri sering kali tidak bisa
dihilangkan secara cepat akan tetapi dapat dikurangi melalui berbagai teknik
misalnya distraksi, relaksasi, imaginary. Apabila tindakan pencegahan tidak
dilakukan maka cedera dan nyeri akan berlangsung lama pada anak sehingga
dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.
 Tidak melakukan kekerasan pada anak.
Kekerasan pada anak akan menimbulkan gangguan psikologis yang sangat
berarti dalam kehidupan anak. Apabila ini terjadi pada saat anak dalam proses
tumbuh kembang maka kemungkinan pencapaian kematangan akan terhambat,
dengan demikian tindakan kekerasan pada anak sangat tidak dianjurkan karena
akan memperberat kondisi anak.

 Modifikasi lingkungan.
Melalui modifikasi lingkungan fisik yang bernuansa anak dapat meningkatkan
keceriaan, perasaan aman dan nyaman bagi lingkungan anak sehingga anak
selalu berkembang dan merasa nyaman di lingkungannya.

Anda mungkin juga menyukai