Disusun Oleh :
Shift/Kelompok : E/6
2022 M / 1444 H
PERCOBAAN V
PEMERIKSAAN GLUTAMAT PIRUVAT TRANSMIRASE
I. TUJUAN
1. Melakukan pemeriksaan glutamat piruvat transminase yang menunjukkan adanya
penyakit yang menyerang hati.
2. Mengintepretasikan hasil pemeriksaan yang diperoleh.
II. PRINSIP
Prinsip pengukuran kadar glutamat piruvat transminase (SGPT) yaitu serangkaian
reaksi enzimatis, dimana alanin aminotransferase (ALT) yang mengkatalis transmisi dari L-
alanin dan 2-Oksoglutarat yang membentuk piruvat dan L-glutamat. Selanjutnya, piruvat yang
terbentuk direduksi menjadi L-Laktat oleh laktat dehidrogenase (LDH) dan NADH dan
teroksidasi menjadi NAD. Banyaknya NADH yang teroksidasi dari hasil penurunan serapan
sebanding dengan alanin aminotransferase (ALT) dan diukur dengan fotometri pada panjang
gelombang 340 nm.
4. Proses Detoksifikasi
Hati memiliki fungsi sebagai detoksifikasi metabolik dengan mengubah bahan kimia
eksogen dan endogen, molekul asing, dan hormon untuk membuatnya kurang beracun. Dengan
cara ini alkohol, barbiturat, amfetamin, steroid dan hormon (termasuk estrogen, aldosteron,
hormon antidiuretik, dan testosteron) dimetabolisme atau didetoksifikasi, mencegah akumulasi
berlebihan dan efek samping. Tetapi dalam beberapa jangka waktu produk detoksifikasi
metabolik dapat menjadi racun. Hasil metabolisme alkohol, seperti acetaldehyde dan hidrogen.
Konsumsi alkohol yang berlebihan selama dalam jangka waktu yang lama menyebabkan
produk hasil metabolisme alkohol dapat merusak hepatosit. Asetaldehida merusak mitokondria
seluler, dan kelebihan hidrogen meningkatkan penumpukan lemak (Ozougwu, 2017).
3.3 Spektrofotometri
Spektrofotometri merupakan metode yang digunakan untuk menganalisis sampel
secara kualitatif maupun kuantitatif. Analisis kuantitatif berhubungan dengan penentuan
(konsentrasi) zat dalam sampel, sedangkan analisis kualitatif berhubungan dengan
identifikasi zat atau penentuan keberadaan zat dalam sampel yang akan dianalisis (Lestari,
et.al., 2021)
Spektrofotometri Sinar Tampak (UV-Vis) adalah pengukuran energi cahaya oleh
suatu sistem kimia pada panjang gelombang tertentu. Sinar ultraviolet (UV) mempunyai
panjang gelombang antara 200-40, sedangkan untuk sinar tampak (visible) mempunyai
panjang gelombang 400-750 nm dengan prinsip sampel yang diamati memiliki warna
sehingga dapat dideteksi (Gandjar & Rohman, 2018).
IV. PROSEDUR PERCOBAAN
5.1 Pengambilan Sampel Darah
Sampel darah vena diambil dari sukarelawan dan dimasukkan kedalam tabung
sentrifugasi. Sampel darah disentrifugasi menggunakan alat sentrifugasi dengan waktu dan
kecepatan tinggi yaitu 3000 rpm selama 10 menit untuk memisahkan serum dan plasma
darah. Setelah Sentrifugasi terbentuk dua lapisan, dimana lapisan atas yang berwarna
jernih merupakan serum yang diambil dan dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi yang
baru dan diletakkan pada gelas beaker serta siap digunakan sebagai sampel uji.
5.2 Pembuatan Larutan Pereaksi
Reagen 1 (berisi buffer, L-Alanin, dan enzim LDH/laktat dehidrogenase)
dicampurkan dengan reagen 2 (berisi: 2-Oksoglutarat dan NADH) ke dalam tabung reaksi
dengan perbandingan (5:1), kemudian dihomogenkan.
5.3 Pembuatan Larutan Uji dan Pengujian SGPT
Serum dipipet sebanyak 100 μL menggunakan mikropipet dan sebanyak 1,0 mL
larutan pereaksi dipipet kedalam tabung reaksi. Kemudian dicampurkan hingga homogen
dan dibiarkan pada suhu 30oC / suhu ruangan (suhu pengujian) selama 1 menit. Setelah 1
menit, absorbansi diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang
gelombang 340 nm dan aquadest sebagai blanko. Pengukuran penurunan absorbansi
diukur selama 3 menit dengan selang waktu 1 menit dan nilai rata-rata dari absorbansi
dihitung dengan rumus: (ΔA / menit). Kemudian aktivitas GPT dihitung dan dianalisa.
V. Data Pengamatan
5.1 Data Pengamatan Absorbansi
Menit Absorbansi
1 0,594
2 0,594
3 0,592
Dik :
Faktor = 1768
Faktor suhu 30 C = 0,69
o
Dik :
Faktor = 1768
Faktor suhu 30oC = 0,69
SD =
Ket :
√ ∑ ( xn−x̄ )2
n−1
xn = kadar uji
x̄ = rata-rata kadar uji
n = jumlah sampel uji
SD=
√
2 2 2 2 2
( 6,71−4,676 ) + ( 3,660−4,676 ) + ( 4,270−4,676 ) + ( 0,609−4,676 ) + ( 11,589−4,676 ) + ( 1
6−1
SD =
√
81,614
SD = 4,040
5
- Perhitungan RSD
SD
RSD = × 100 %
x̄
4,040
RSD = ×100 %
4,676
RSD = 86,398 %
VI. Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan pemeriksaan kadar enzim Alanin Aminotransferase
(ALT) atau juga dikenal sebagai Serum Glutamat Piruvat Transaminase (SGPT). Bersama
dengan enzim Aspartat Aminotransferase (AST), enzim ini disekresikan di hati, sehingga
bersifat spesifik (Liu, 2014). Karena spesifisitasnya ini, pengukuran enzim ALT dapat
menjadi parameter kondisi hati, karena hati yang normal atau sehat akan mensekresikan
ALT dalam rentang jumlah tertentu, sehingga jika kadarnya lebih kecil atau lebih besar
dari rentangnya, dapat diindikasikan bahwa hati mengalami gangguan. Enzim ALT ini
berperan dalam metabolisme protein menjadi energi (Liu, 2014). Pemeriksaan yang
digunakan untuk mengetahui adanya kenaikan enzim transaminase yaitu dengan
melakukan pemeriksaan serum glutamate piruvat transaminase (SGPT) atau serum
glutamate oksaloasetat transaminase (SGOT), tetapi pemeriksaan serum glutamate piruvat
transaminase (SGPT) lebih spesifik dilakukan karena lebih banyak diproduksi di hati dari
pada enzim serum glutamate oksaloasetat transaminase (SGOT) (Ronika, 2012). Tempat
ditemukannya SGOT SGPT kedua enzim ini biasaya terkandung dalam hepatosit yang
merupakan sel tubuh yang memproduksi protein dan enzom intraseluler termasuk
transaminase. Ezim yang dihasilkan oleh hepatosit selain SGPT dan SGOT yakni ALT,
AST. SGPT terdapat pada sel darah merah, otot jantung, otot skelet, otak dan ginjal.
Sedangkan untuk SGOT ditemukan pada hati. Enzim tersebut akan dikeluatkan dari
hepatosit jika terdapat peradangan atau kerusakan pada sel tersebut. (Satriya Wijaya,
2011).
Hati adalah organ terbesar dan secara metabolisme paling kompleks di dalam
tubuh. Organ hati terlibat dalam metabolisme paling kompleks di dalam tubuh,
metabolisme zat makanan serta sebagian besar obat dan toksikan, dan mendetoksifikasi zat
kimia yang tidak berguna atau merugikan tubuh. Terdapat banyak faktor yang
mempengaruhi kerusakan hati, seperti misalnya virus, bakteri, toksisitas dari obat-obatan
dan bahan kimia serta konsumsi alkohol yang berlebihan (Fauziyah, 2015). Salah satu
penyakit yang disebabkan oleh konsumsi alkohol yaitu penyakit hati alkoholik (alcoholic
liver disease). Terdapat hubungan langsung antara konsumsi minuman keras beralkohol
dengan mortalitas akibat sirosis hati. Gangguan mekanisme di hati dapat mengakibatkan
terjadinya pembengkakan dengan adanya kenaikan enzim transaminase yang diproduksi
oleh hati (Herlida, 2015).
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan pemeriksaan kadar glutamat piruvat
transaminase terhadap serum darah dengan melakukan pemeriksaan glutamat piruvat
transaminase yang menunjukan adanya penyakit yang menyerang hati berdasarkan reaksi
enzimatis, menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 340 nm dan
menginterpretasikan hasil pemeriksaan yang diperoleh, dalam menegakkan diagnosis
kondisi patologis. Metode yang digunakan untuk percobaan pemeriksaan glutamat piruvat
transaminase adalah metode enzimatik. Pengukuran kadar ALT dilakukan dengan metode
enzimatis, yaitu reaksi yang melibatkan substrat dan enzim, sehingga akan menghasilkan
produk yang bisa dideterminasi. Reaksinya berlangsung dalam 2 tahapan, yaitu sebagai
berikut:
ALT
L-Alanin + 2-oksoglutarat piruvat +L-glutamat
LDH
Piruvat +NADH L-laktat + NAD
Pada tahap pertama, ALT akan mengkatalisis transfer gugus amino (NH2) dari
alanin ke ɑ-ketoglutarat, sedangkan oksigen (O) yang disubstitusi akan terikat pada alanin
di binding site gugus amino, sehingga dihasilkan glutamat dan piruvat sebagai produk yang
selanjutnya akan direaksikan kembali. Reaksi ini berlangsung dalam perbandingan yang
sebanding atau berbanding lurus, dimana semakin banyak enzim ALT, maka semakin cepat
pula reaksi yang terjadi, dan piruvat yang dihasilkan akan semakin banyak.
Metode enzimatis ini digunakan karena memiliki sensitivitas dan spesifitas tinggi,
pengukuran mudah, kinerja spektrofotometri cepat (Saputri, 2020). Prinsip metode ini
yaitu alanin aminotransferase (ALT) mengkatalis transaminase dari L-alanine dan a-
ktaglutarate membentuk Lglutamate dan pyruvate, pyruvate yang terbentuk di reduksi
menjadi laktat oleh enzim laktat sehidrogenase (LDH) dan nicotinamide adenine
dinucleotide (NADH) teroksidasi menjadi NAD. Banyaknya NADH yang teroksidasi hasil
penurunan serapan (absorbance) berbanding lngsung dengan aktivitas ALT dan diukur
secara fotometrik (Pratama, 2015).
Percobaan dilakukan dengan sampel berupa serum darah. Serum darah digunakan
karena pada ALT yang dihasilkan secara berlebih, akan dilepaskan ke aliran darah (Senior,
2012). Darah yang diambil ditampung dan disentrifugasi pada rpm yang sesuai, sehingga
akan terjadi pemisahan berupa supernatant (serum) dan pellet (endapan), karena perbedaan
massa jenis (Liu, 2014). Sel darah dengan massa jenis lebih besar akan terdorong ke
dinding tabung dan lama kelamaan akan mengendap, sementara ALT tetap berada dalam
serum. Serum yang diperoleh selanjutnya dikumpulkan dan dipisahkan untuk digunakan
dalam pengujian.
VII. Kesimpulan
Berdasarkan Percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
Ahmad Reza, B. R. (2017). Perbedaan Kadar SGOT dan DGPT Antara Subyek Dengan
Tanpa Diabetes Mellitus. Jurnal Kedokteran Diponegoro, Vol.6, No.1.
Basset J. dan Mendham. (1994). Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.
Jakarta : Buku kedokteran EGC
Fauziyah, Ageng Hasna. (2015). Uji Aktivitas Hepatoprotektif Ekstrak Air Sarang
Burung Walet Putif (Collocalia Fuciphaga Thunberg) Terhadap Aktivitas SGPT
dan SGOT Pada Tikus Putih jantan Galur Sparague Dawley. Jakarta: UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Gandjar, I. G. dan Rohman, A. (2018). Kimia Farmasi Analisis Spektroskopi Molekuler
Untuk Analisis Farmasi, Pustaka Pelajar,. Yogyakarta: Ghasemzadeh, A.
Ghany M.G., & Hoofnagle J.H. (2018). Approach to the patient with liver disease.
Jameson J, & Fauci A.S., & Kasper D.L., & Hauser S.L., & Longo D.L., &
Loscalzo J(Eds.), Harrison's Principles of Internal Medicine, 20e. McGraw Hill.
Herlida. (2015). Hubungan Skor Apri (Aspartat Aminotransferase to Platelet Ratio Index)
Dengan Derajat Keparahan Sirosis Hati Di Rsud Dokter Soedarso Pontianak.
Pontianak: Universitas Tanjungpura.
Ismail, A., Riaz, M., Akhtar, S., Ismail, T., Amir, M. and Zafar-ul-Hye, M., (2014).
Heavy metals in vegetables and respective soils irrigated by canal, municipal
waste and tube well waters. Food Additives & Contaminants: Part B. 7(3): 213-
19.
Jati, A. R. (2018). Perbedaan kadar total protein berdasarkan penggunaan kuvet dan
tabung reaksi baru. Undergraduate thesis, Universitas Muhammadiyah
Semarang.
Burman, et al. (2014). Hepatitis B management in vulnerable populations: gaps in disease
monitoring and opportunities for improved care. Dig Dis Sci.
Lestari, et.al. (2021). Spektrofotometri merupakan metode yang dapat digunakan untuk
analisis baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Analisis kuantitatif digunakan
dalam menentukan kadar (konsentrasi) suatu zat dalam sampel yang akan
dianalisis.
Liu, et. al. (2014). Alanine Aminotransferase-Old Biomarker and New Concept: A
Review. International Journal of Medical Science. 11 (9): 925–935.
Nurchalisa, Saragih. (2018). Identifikasi Penyakit Hepatocelullar Carcinoma (HCC) pada
Citra CT-Scan Menggunakan Probabilitas Neural Network. Skripsi. Medan:
Universitas Sumatera Utara.
Ozougwu, J.C. (2017). Physiology of the Liver. International Journal of Research in
Pharmacy and Biosciences, 4, 13-24.
Pagana, K.D., dan Pagana T. J. (2013). Mosby’s Manual of Diagnostic and Laboratory
Test, 5 th Edition Elsevier Health Sciences. [E-book]
Pratama, Henggar Allest. (2015). Pengaruh Ekstrak Ikan Gabus (Chana Striata) Terhadap
Kadar IFN-ɤ Pasien Tuberkulosis Paru Dengan Pengobatan Fase Intensif.
Jember: Universitas Jember.
Riyanto. (2014). Validasi dan Verifikasi Metode Uji. Yogyakarta: Deepublish.
Ronika, C. (2012). Peningkatan Kadar Serum Glutamic Piruvic Transaminase (Sgpt)
Pada Tikus Wistar (Rattus Norvegicus) Jantan Yang Dipapar Stresor Rasa Sakit
Renjatan Listrik. Jember: Universitas Jember.
Rosida, A. (2016). Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hati, Volume 12, Number 1.
Banjarmasin: Fakultas Kedokteran Lambung Mangkurat
Saputri, R. A. (2020). Membandingkan kadar kolesterol total menggunakan metode
enzimatik kolorimetrik dan metode point of care testing pada pasien hipertensi.
Sekolah tinggi ilmu kesehatan perintis padang.
Satriya Wijaya, G. L. (2011). Pemeriksaan kadar sgot dan sgpt pada penderita pasca
demam berdarah dengue di rumah sakit usada sidoarjo. Universitas
Muhammadiyah Surabaya.
Senior, J. R. (2012). Alanine Aminotransferase: A Clinical and Regulatory Tool for
Detecting Liver Injury–Past, Present, and Future. Clinical Pharmacology &
Therapeutics. 92 (3): 332–339.
Tati, S. (2017). Dasar-Dasar Spektrofotometri UV-Vis dan Spektrometri Massa untuk
Penentuan Struktur Senyawa Organik. Bandar Lampung: CV. Anugrah Utama
Raharja.
Ulfiati, Ratu., Tri Purnami., Rona Malam Karina. (2017). Faktor Yang Mempengaruhi
Presisi Dan Akurasi Data Hasil Uji Dalam Menentukan Kompetensi L.