Anda di halaman 1dari 14

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gula Darah

Gula sering juga disebut gula anggur atau dekstrosa. Banyak dijumpai

di alam, terutama pada buah-buahan, sayur-sayuran, getah tumbuh-tumbuhan,

madu, sirup jagung, dan tetesan tebu. Gula didapat dari hasil akhir pencernaan

zat pati, sukrosa, maltosa dan laktosa (Hertog Nursanyanto, dkk, 1992).

Gula dijumpai di dalam aliran darah (disebut kadar gula darah) dan

berfungsi sebagai penyedia energi bagi tubuh dan seluruh sel-sel jaringan

tubuh. Dalam keadaan normal kadar glukosa darah berkisar 70-110 mg/dl.

Kadar gula darah dapat meningkat melebihi batas atau sebaliknya (Hertog

Nursanyoto,dkk. 1992).

Nilai Rujukan kadar gula darah dalam serum / plasma 75-115 mg/dl,

gula dua jam postprandial 140 mg/dl/2jam, dan gula darah sewaktu

140mg/dl (Kee, Joyce LeFever, 2007).

1. Definisi Gula Darah

Gula darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk dari

karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati dan otot

rangka (Kee, Joyce LeFever, 2007).

2. Metabolisme

Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam

makhluk hidup. Proses yang lengkap dan komplit sangat terkoordinatif

4
5

melibatkan banyak enzim didalamnya, sehingga terjadi pertukaran bahan dan

energi ( Herold A. Herper, 1979 ).

Adapun metabolisme yang mempengaruhi kadar gula darah yang

terjadi didalam tubuh, antara lain yaitu :

1) Metabolisme Karbohidrat

Karbohidrat bertanggung jawab atas sebagian besar masuknya

makanan sehari-hari. Sebagian besar karbohidrat akan dirubah menjadi lemak.

Fungsi utama karbohidrat dalam metabolisme adalah sebagai bahan bakar

untuk oksidasi dan menyediakan energi untuk proses-proses metabolisme

lainnya.

Karbohidrat dalam makanan yang utama adalah polimer-polimer

hexosa dan yang penting adalah galaktosa , fruktosa , dan glukosa.

Kebanyakan monosakarida dalam tubuh berada dalam bentuk D-isomer. Hasil

yang utama dari metabolisme karbohidrat yang terdapat dalam darah adalah

gula.

Gula yang masuk akan mengalami fosforilasi di dalam sel membentuk

glukosa-6-fosfat, dibantu dengan enzim hexsokinase sebagai katalisator.

Dalam hati terdapat enzim lain yang disebut glukokinase yang lebih spesifik

terhadap gula, seperti halnya hexsokinase akan meningkat kadarnya oleh

insulin, dan berkurang pada saat kelaparan dan diabetes. Glukosa-6-fosfat

dapat berpolimerisasi atau mengalami katabolisme membentuk glikogen,

sebagai bentuk gula yang dapat disimpan, terdapat dalam hampir semua

5
6

jaringan tubuh terutama dalam hati dan otot rangka (William F. Ganong,

1995) .

2) Metabolisme gula darah

Gula darah dan zat-zat lain yang berasal dari makanan, setelah diserap

oleh dinding usus gula darah akan masuk dalam aliran darah kemudian masuk

ke hati, dan disintesis menghasilkan glikogen kemudian dioksidasi menjadi

CO2 dan H2O atau dilepaskan untuk dibawa ke aliran darah ke dalam sel tubuh

yang memerlukan.

Sel - sel tubuh memerlukan gula darah sebagai sumber energi oleh sel.

Gula darah dari sirkulasi harus masuk ke dalam sel. Di dalam sel, zat

makanan terutama gula darah akan mengalami serangkaian proses kimia yang

rumit untuk menghasilkan energi. Agar gula darah dapat masuk dalam sel

diperlukan adanya hormon insulin diibaratkan sebagi anak kunci yang

membuka sel agar gula darah masuk ke dalam sel.

Dengan masuknya gula darah dari sirkulasi ke dalam sel maka tidak

akan terjadi penumpukan gula darah dalam aliran darah. Secara umum

dikatakan bahwa hormon insulin menyebabkan kadar gula darah menurun.

Hormon insulin ini dihasilkan oleh sel beta pulau langerhans pankreas.

Hormon insulin yang tersedia kurang dibandingkan dengan kebutuhan maka

gula darah akan menumpuk dalam sirkulasi darah sehingga dalam gula darah

akan meningkat. Bila kadar gula darah ini sedemikian tinggi melebihi ambang

ginjal maka gula darah akan keluar bersama urin (glukosuria) (Pusdiknakes

RI, 1985).

6
7

3. Faktor faktor Hormon yang Berpengaruh

Ada 4 hormon yang berpengaruh mengatur keseimbangan kadar gula

darah dalam tubuh , yaitu :

1. Hormon Tiroid

Hormon ini disekresi oleh kelenjar gondok dan mempunyai efek

peningkatan kadar gula darah dengan cara peningkatan penyerapan gula darah

dari usus (William F.Ganong, 1990) .

2. Hormon Insulin

Hormon ini diproduksi di dalam pankreas oleh sel beta pulau

langerhans dan kerjanya mengatur karbohidrat bersama dengan hati, adipose,

otot, dan bertanggung jawab terhadap nilai konstan gula darah (Sunita

Almatsier, 2003).

3. Hormon Epinefrin

Hormon ini dihasilkan oleh medulla kelenjar adrenal dan mempunyai

efek mengubah adanya glikogen menjadi gula yang terutama ada di dalam hati

(William F.Ganong, 1990).

4. Hormon Pertumbuhan

Hormon ini disekresi oleh hipofise anterior. Hormon ini menimbulkan

pengeluaran asam lemak bebas dari jaringan adipose, jadi mempermudah

ketogenesis. Hormon ini juga dapat menurunkan pemasukkan gula oleh hati

dan dapat menerunkan pengikatan insulin oleh jaringan (Sunita Almatsier,

2003).

7
8

4. Absorbsi Gula Darah

Proses pencernaan dan absorbsi akan berlangsung setelah mendapat

masukkan makanan yang mengandung gula terutama di dalam duodenum dan

jejunum proksimal. Absorbsi akan terjadi pengikatan kadar gula darah untuk

sementara waktu dan akhirnya kembali pada kadar semula. Besarnya kadar

gula yang diabsorbsi sekitar 1 gram/kg berat badan tiap jam. Kecepatan

absorbsi gula di dalam usus halus konstan tidak tergantung pada jumlah gula

yang ada atau kadar dimana gula berada.

Dalam keadaan post absorbsi konsentrasi gula darah berkisar 70-110

mg/dl. Setelah makan karbohidrat dapat meningkat sampai sekitar 120-140

mg/dl. Untuk mengetahui kemampuan tubuh menangani karbohidrat dapat

ditentukan dengan Test Toleransi Glukosa Oral (TTGO) (Sylvia Anderson

Price, Lorraine McCarty Wilson, 1996).

B. Antikoagulan

Antikoagulan adalah bahan tambahan berupa zat kimia yang

digunakan untuk mencegah sampel darah membeku. Kesalahan dalam

pemakaian bahan tambahan tersebut dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.

Bahan tambahan yang dipakai harus memenuhi persyaratan, yaitu tidak

mengganggu atau mengubah kadar zat yang akan diperiksa (Depkes RI, 2004).

Antikoagulan bekerja dengan cara mengikat ion Ca dalam darah. Ion

Ca sangat penting dalam proses penggumpalan darah. Bila ion diikat maka

tidak lagi bermuatan sehingga penggumpalan darah berhenti (Sadikin, 2001).

8
9

Antikoagulan yang sering digunakan dalam pemeriksaan laboratorium,

antara lain:

1) NaF

NaF mencegah penjendalan oleh karena florida membentuk kompleks

dengan kalsium yang tidak terion (Dewiesah, 1989). Florida digunakan dalam

bentuk serbuk dengan perbandingan 2 mg untuk tiap 1 ml darah (Boehringer,

1993).

Florida dapat mencegah glikolisis sehingga kadar gula darah dapat

dipertahankan. Untuk sampel yang disimpan pada suhu 15-25C stabil selama

24 jam dan pada suhu 4C stabil selama 10 hari (Hardjoeno,dkk, 2003).

2) EDTA (Ethylen Diamine Tetra Acetat)

Umumnya tersedia dalam bentuk ikatan garam natrium atau kalium,

mencegah koagulasi dengan cara mengikat kalsium. EDTA memiliki

keunggulan dibanding dengan antikoagulan yang lain, yaitu tidak

mempengaruhi sel-sel darah, sehingga ideal untuk pengujian hematologi,

seperti pemeriksaan hemoglobin, hematokrit, Laju Endap Darah ( LED ),

hitung lekosit, hitung trombosit, retikulosit, apusan darah

(www.google.com/gula_darah/htm1).

Tiap 1 mg EDTA dapat menghindarkan membekunya 1 ml darah

(Gandasoebrata, 2004). Bila jumlah EDTA kurang, darah dapat mengalami

koagulasi. Sebaliknya, bila EDTA kelebihan, eritrosit mengalami krenasi,

trombosit membesar dan mengalami disintegrasi. Ada tiga macam EDTA :

Na2EDTA, K2EDTA, K3EDTA ( www.google.com/gula_darah/htm1).

9
10

Na2EDTA dan K2EDTA digunakan dalam bentuk kering, sedangkan

K3EDTA digunakan dalam bentuk cair. Dari ketiga jenis EDTA tersebut,

K2EDTA adalah yang paling baik dan dianjurkan oleh ICSH (Internasional

Clinik for Standardization in Hematology) dan CLSI (Clinical and

Laboratory Standards Institute).

3) Citrat

Citrat bekerja dengan mengikat kalsium. Trisodium citrat dihidrat

3.2% buffered natrium citrat (109 mmol/L) direkomendasikan untuk

pengujian koagulasi dan agregasi trombosit. Penggunaannya adalah 1 bagian

citrat + 9 bagian darah. Secara komersial, tabung citrat dapat dijumpai dalam

bentuk tabung hampa udara dengan tutup berwarna biru terang.

Darah citrat harus segera disentrifius selama 15 menit dengan

kecepatan 1500 rpm dan dianalisa maksimal 2 jam setelah sampling. Natrium

citrat konsentrasi 3,8% digunakan untuk pemeriksaan LED cara Westergreen.

Penggunaannya adalah 1 bagian citrat + 4 bagian darah.

4) Heparin

Antikoagulan ini merupakan asam mukopolisakarida yang bekerja

dengan cara menghentikan pembentukan trombin dari prothrombin sehingga

menghentikan pembentukan fibrin dari fibrinogen. Ada tiga macam heparin :

ammonium heparin, lithium heparin dan sodium heparin. Dari ketiga macam

heparin tersebut, lithium heparin paling banyak digunakan sebagai

antikoagulan karena tidak mengganggu analisa beberapa macam ion dalam

10
11

darah. Heparin banyak digunakan pada analisa kimia darah, enzim, kultur sel,

OFT (Osmotic Fragility Test). ( www.google.com/gula_darah/htm1).

Tiap 1 mg heparin sebagai natrium atau kalsium digunakan 10 ml

darah. Dalam praktek sehari-hari heparin kurang banyak dipakai karena

harganya mahal. (Gandasoebrata, 2004). Heparin tidak dianjurkan untuk

pemeriksaan apusan darah karena menyebabkan latar belakang biru. Setelah

dimasukkan dalam tabung, spesimen harus segera dihomogenisasi 6 kali dan

disentrifius 1300-2000 rpm selama 10 menit kemudian plasma siap dianalisa.

Darah heparin harus dianalisa dalam waktu maksimal 2 jam setelah sampling

(www.google.com/gula_darah/htm1).

5) Oxalat

Natrium Oksalat (Na2C2O4) bekerja dengan cara mengikat kalsium.

Penggunaannya 1 bagian oksalat + 9 bagian darah. Biasanya digunakan untuk

pembuatan plasma dalam pemeriksaan hemostasis. Kalium Oksalat NaF

adalah kombinasi yang digunakan untuk pemeriksaan gula darah. Kalium

oksalat berfungsi sebagai antikoagulan dan NaF berfungsi sebagai

antiglikolisis dengan cara menghambat kerja enzim Phosphoenol pyruvate dan

urease sehingga kadar gula darah stabil ( www.google.com/gula_darah/htm1).

C. Faktor yang dapat Menyebabkan Kadar Gula Darah Menurun

Glikolisis merupakan pemecahan gula darah menjadi asam piruvat atau

asam laktat ( atau keduanya ) ( Murray, dkk, 2003 ).

11
12

Glikolisis dibedakan menjadi 2 macam menurut jenisnya, antara lain :

1. Glikolisis di dalam tubuh ( invivo )

Pemecahan molekul menjadi dua molekul asam dimana dipecah

menjadi asam piruvat atau asam laktat ( atau keduannya ) (Arthur C. Guyton,

1991). Katabolisme gula berlangsung melewati dua jalan, yaitu : pecahnya

menjadi triosa-triosa, atau oksidasi dan dekarboksilasi menjadi pentosa. Jalan

yang ditempuh untuk membentuk asam piruvat melalui triosa-triosa disebut

Embden-Meyerhoff, sedang jalan yang melalui asam glukonat dan pentosa

disebut Direct Oksidative atau Heksasomonofosfat..

Rangkaian reaksi pada glikolisis Embden-Meyerhoff ditemukan pada

bagian sel yang membentuk cairan di luar mitokondria, yaitu sitosal. Enzim-

enzim ini mengkatalisis reaksi-reaksi yang mencangkup glikolisis gula

menjadi laktat (William F. Ganong, 1990).

2. Glikolisis di luar tubuh ( invitro )

Glikolisis di luar tubuh terjadi setelah sampel darah dikeluarkan dari

tubuh. Dalam serum atau plasma yang didinginkan pada suhu 20C gula akan

stabil dalam 24 jam, sedangkan pada suhu ruang sampel darah untuk

pemeriksaan gula tanpa adanya penambahan zat penghambat glikolisis akan

mengalami metabolisme kira-kira 7 mg/dl per hari. Jika sampel darah setelah

dikeluarkan dari dalam tubuh tidak segera dilakukan pemeriksaan, maka akan

terjadi penurunan kadar ( John Bernard Henry, 1984 ).

Tanpa penambahan zat penghambat glikolisis, maka komponen yang

ada dalam darah tersebut antara lain eritrosit, lekosit, trombosit, dan juga

12
13

mungkin adanya kontaminasi bakteri akan mempertahankan hidupnya,

sehingga gula yang ada dalam sampel darah digunakan sebagai sumber

makanannya dan menyebabkan kadar gula menurun. Suhu dan masa

penyimpanan disamping itu juga dapat mempengaruhi ( John Bernard Henry,

1984 ).

Glikolisis dapat dihindari dengan cara deproteinisasi segera setelah

pengambilan darah, pemberian zat inhibitor, dan disimpan dalam keadaan

dingin ( Boehringer, 1993 ).

D. Hubungan Glikolisis dengan PemberianNaF

Pengaruh pemberian NaF terhadap pemeriksaan gula darah adalah

untuk menghambat glikolisis. Dimana sampel darah setelah dikeluarkan dari

dalam tubuh, jika tidak segera dilakukan pemeriksaan akan terjadi penurunan

kadar. Dalam sampel darah mengandung eritrosit, lekosit, trombosit, dan juga

mungkin adanya kontaminasi bakteri akan mempertahankan hidupnya,

sehingga gula yang ada dalam sampel darah digunakan sebagai sumber

makanannya. Proses reaksi enzimatis dari sel - sel tersebut diputus, dengan

penambahan NaF, sehingga sel - sel tersebut tidak bisa menggunakan gula

yang ada di dalam sampel darah sebagai sumber makanannya. Penurunan

kadar gula darah dengan demikian dapat dihambat ( John Bernard Henry,

1984 ).

E. Pengaruh Penundaan Pemeriksaan Gula Darah

Prinsip dari pemeriksaan gula darah seharusnya tidak boleh dilakukan

penundaan, akan tetapi jika ada hal yang mengharuskan untuk melakukan

13
14

penundaan diantaranya karena jarak pengambilan sampel dengan tempat

laboratorium cukup jauh, atau ada hal yang darurat atau mendesak sehingga

pengerjaan sampel harus ditunda, tidak ada pelaksanaan ( analis ) untuk

mengerjakan sampel ( Arthur C. Guyton, 1996 ).

F. Plasma

Gula dapat diperiksa dengan menggunakan bahan darah atau urin.

Gula darah dapat menggunakan bahan serum, plasma, dan whole blood

(Hardjoeno , 2003).

Gula dahulu disebut dengan kadar dalam darah lengkap, akan tetapi

sekarang sebagian besar dari laboratorium menyebut konsentrasi itu dalam

serum. Serum mengandung lebih banyak air dari darah lengkap dan karena itu

serum lebih banyak gula dari darah lengkap. Sebagai faktor konversi 1,15

dapat dipakai untuk mengubah kadar gula dalam darah lengkap ke kadar

dalam serum atau plasma (Widmann, 1995). Plasma menyebabkan konsentrasi

gula yang diukur didalam plasma 10 - 15% lebih tinggi daripada yang di

dalam serum ( Baron, 1984 ).

1. Plasma

Plasma merupakan bagian cair dari darah yang didapatkan dengan cara di

sentrifius dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit, sehingga sel-sel darah

terpisah dari darah. Antikoagulan yang sebelumnya sudah ada di dalam tabung

berguna untuk mencegah pembekuan dengan cara mengikat kalsium, lapisan

jernih warna kuning muda yang ada dibagian atas adalah plasma. Plasma

masih mengandung fibrinogen (Widmann, 1995).

14
15

G. Pemeriksaan Gula Darah

Mengetahui kadar gula darah dapat dilakukan dengan bermaca-macam

metode. Adapun metode-metode yang dapat digunakan untuk menentukan

kadar gula darah,antara lain yaitu :

1. Metode Folin

Prinsip : filtrat darah bebas protein dipanaskan dengan larutan CuSO4

alkali. Endapan CuSO4 yang dibentuk gula akan larut dengan penambahan

larutan fosfat molibdat. Larutan ini dibandingkan secara kolorimetri dengan

larutan standart gula ( Pusdiknakes, 1985 ).

2. Metode Samogyi-Nelson

Prinsip : filtrat mereduksi Cu dalam larutan alkali panas dan Cu

direduksi kembali oleh arseno molibdat membentuk kompleks warna ungu

(Pusdiknakes, 1985).

3. Metode Ortho-Toluidin

Prinsip : hydrogen jika dicampur dengan ortho-toluidin dalam larutan

asam kuat yang panas akan menghasilkan warna hijau yang dapat ditentukan

kadarnya secara fotometrik ( Pusdiknakes, 1985 ).

4. Metode Glukosa-Peroksidase

Prinsip : Hydrogen peroksidase akan bereaksi dengan oksigen aseptor,

orthodianiside, phenyl aminephenazone atau chromogenik oksigen aseptor,

dimana di dalam reaksi oleh peroksidase akan membentuk warna

(Pusdiknakes, 1985).

15
16

5. Metode Glukosa-Oksidase

Prinsip : Gula darah ditemukan setelah adanya reaksi enzimatis dengan

adanya gula oksidase. Hydrogen peroksidase yang terbentuk bereaksi dengan

peroksida, 4-Aminophenazone dan phenol menjadi zat warna Qulnonelmin

berwarna merah-violet.

Reaksi :
Glucoseoxidase
Glukosa + O2 + H2O Glukonik acid + H2O2
Peroxidase
2H2O2 + 4-Aminophenazone + phenol Quolnemin + 4H2O

Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah glukosa-oksidase.

Hal ini karena pada kondisi ini mempunyai liniaritas yang tinggi (>700

mg/dl), serta dipengaruhi oleh adanya fruktosa dan galaktosa dalam darah

(Pusdiknakes, 1985).

H. Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Dalam melakukan Pemeriksaan

Gula Darah

Dalam pemeriksaan di laboratorium, pemeriksaan atau analisa perlu

memperhatikan tahap tahap pemeriksaan yang kemungkinan terjadi

kesalahan dalam pemeriksaan.

Kesalahan pemeriksaan laboratorium meliputi tahap tahap :

1. Pre Analitik

a. Pengambilan sampel darah terjadi hemolisa.

b. Penundaan sampel .

2. Analitik

a. Reagen

16
17

Hal yang perlu diperhatikan pada penggunaan reagen adalah :

1) Fisik : kemasan, kadaluarsa dan perubahan warna.

2) Suhu penyimpanan.

b. Alat

1) Alat tidak dijaga kebersihan dan ketepatannya.

2) Bagian bagian fotometer tidak berfungsi dengan baik.

3) Alat alat yang tidak memenuhi standar seperti lampu fotometer

redup sebaiknya diganti.

c. Metode Penelitian

Metode : GOD PAP

Prinsip : Gula darah ditemukan setelah adanya reaksi enzimatis

dengan adanya glukosa oksidase. Hydrogen peroksidase yang

terbentuk bereaksi dengan peroksida, 4-Aminophenazone dan phenol

menjadi zat warna Qulnonelmin berwarna merah-violet.

3. Pasca Analitik

Pencatatan dan pelaporan

Hasil pemeriksaan harus dicatat di buku arsip dan diperiksa hasil

yang dilaporkan apakah sudah sesuai (Santoso, W. 1999).

I. Hipotesa

Ho : Tidak ada pengaruh penambahan Natrium Florida (NaF) terhadap

kadar gula darah yang diperiksa segera dan ditunda 36 jam.

Ha : Ada pengaruh penambahan Natrium Florida (NaF) terhadap kadar

gula darah yang diperiksa segera dan ditunda 36 jam.

17

Anda mungkin juga menyukai