TINJAUAN PUSTAKA
waktu, sudah dimulai sejak lahir dan berlanjut sepanjang hidup. Usia tua adalah
merupakan proses alami yang dihadapi oleh setiap individu dengan adanya
perubahan kondisi fisik, psikologis dan sosial yang saling berinteraksi satu sama
Usia lanjut adalah kelompok orang yang sedang mengalami suatu proses
mengalami perubahan anatomi, fisiologis, dan biokimia pada jaringan atau organ
yang pada akhirnya memengaruhi keadaan fungsi dan kemampuan badan secara
keseluruhan.
Perubahan fisiologis yang berhubungan dengan aspek gizi pada lansia dan
pengaruhnya yaitu:
lansia kurang dapat menikmati makanan dengan baik. Hal ini sering
kecap atau garam yang berlebihan yang tentunya dapat berdampak kurang baik
vitamin A, D, E, K.
penyerapan vitamin B12 dan kalsium, serta utilisasi protein. Kekurangan HCl
dapat menyebabkan lansia mudah terkena osteoporosis, defisiensi zat besi yang
maupun mental. Perubahan ini akan memengaruhi kondisi seseorang dari aspek
umumnya dihitung berdasarkan kebutuhan kalori atau energi. Hal ini tergantung
pada kondisi kesehatan, berat badan aktual, gizi untuk lansia pria dan wanita
sedikit berbeda karena adanya perbedaan dalam ukuran dan komposisi tubuh.
a. Energi
Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi tahun 2012, secara umum
kecukupan gizi yang dianjurkan untuk lansia pada laki-laki adalah 2325 kalori dan
pada wanita adalah 1900 kalori. Kebutuhan energi pada lansia menurun
b. Karbohidrat
kebutuhan energi.
c. Protein
Kecukupan protein sehari yang dianjurkan pada lansia adalah sekitar 0,8
memenuhi kebutuhan protein terutama dari protein nabati dan protein hewani
dengan perbandingan 2:1. Jumlah protein yang diperlukan untuk laki-laki lansia
adalah 65 gram/hari dan wanita 57 gram/hari yang terdiri 15% protein ikan, 10%
d. Lemak
kadar kolesterol dalam darah, pada lansia dianjurkan konsumsi lemak jangan lebih
e. Vitamin
konsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin B12, asam folat, vitamin
f. Mineral
(Zn), selenium (Se), dan kalsium (Ca) untuk mencegah anemia dan osteoporosis,
Lansia juga dianjurkan untuk meningkatkan asupan zat gizi mikro lainnya
seperti fosfor (P), kalium (K), natrium (Na), dan magnesium (Mg) untuk
mengeluarkan sisa pembakaran energi dalam tubuh. Oleh karena itu dianjurkan
Serat juga dianjurkan untuk lansia agar buang air besar menjadi lancar,
tubuh.
Rincian faktor yang memengaruhi kebutuhan dan kecukupan zat gizi lansia
a. Usia
radikal bebas.
b. Jenis Kelamin
protein, dan lemak. Ini disebabkan karena perbedaan tingkat aktivitas fisik.
c. Faktor Lingkungan
pensiun dan kehilangan pasangan hidup dapat membuat lansia merasa terisolasi
dari kehidupan sosial dan mengalami depresi. Akibatnya, lansia kehilangan nafsu
e. Kemunduran Biologis
secara fisik maupun biologis. Hal ini akan memengaruhi proses pencernaan,
penyerapan dan penggunaan zat gizi di dalam tubuh. Oleh karena itu, asupan gizi
f. Penyakit
Usia lanjut merupakan usia saat risiko terkena penyakit degeneratif paling
besar selama daur kehidupan. Jika seorang lansia memiliki penyakit degeneratif,
maka asupan gizinya sangat penting untuk diperhatikan, serta disesuaikan dengan
dengan peningkatan tekanan darah melebihi normal yaitu tekanan sistolik di atas
140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg (WHO/ISH, 2012). Hipertensi
atau penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada pembuluh darah
yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat
kardiovaskular, infeksi dan gagal jantung. TDS (tekanan darah sistolik) meningkat
sesuai dengan peningkatan usia, akan tetapi TDD (tekanan darah diastolik)
meningkat seiring dengan TDS sampai sekitar usia 55 tahun, yang kemudian
kardiovaskuler penting pada lansia, dua faktor yang bisa meramalkan terjadinya
hipertensi sistolik adalah kekakuan arteri dan pantulan gelombang carotid secara
stroke, penyakit jantung koroner, gagal jantung, ukuran jantung, gagal ginjal dan
kali lipat pada wanita dan meningkatkan morbiditas kardiovaskuler 2,5 kali lipat
pada kedua jenis kelamin. Bahkan HST stadium I dengan tekanan sistolik 140-
masyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia
Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur 18 tahun sebesar 25,8
berkembang tahun 2025 dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000, diperkirakan
menjadi 1,115 milyar kasus di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada angka
penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini (Ardiansyah,
2012).
Di negara maju saat ini tekanan darah yang terkontrol (TDS <140, TDD <90
rendah pada usia lanjut diakibatkan juga oleh karena banyak dokter tidak
mengobati hipertensi usia lanjut sampai optimal (kurang dari 140/90). Pada usia
lanjut, prevalensi gagal jantung dan stroke tinggi, yang keduanya merupakan
akibat dari hipertensi. Oleh karena itu pengobatan hipertensi penting sekali dalam
darah sistolik 160 mmHg, mempunyai risiko masalah vascular dalam 10 tahun
mendatang sekitar 14%. Baik pria maupun wanita hidup lebih lama dan 50% dari
mereka yang berusia di atas 60 tahun akan menderita hipertensi sistolik terisolasi
(TDS 160 mmHg dan diatolik 90 mmHg). Dengan menurunkan tekanan darah
telah terbukti mengurangi insiden gagal jantung, mengurangi demensia, dan dapat
1. Hipertensi Essensial/Primer
karena interaksi antara faktor-faktor risiko tertentu. Jenis hipertensi ini tidak jelas
hipertensi. Hipertensi primer ini tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol
Penyebab utama hipertensi yaitu gaya hidup modern, sebab dalam gaya
hidup modern situasi penuh tekanan dan stres. Dalam kondisi tertekan, adrenalin
tekanan darah. Gaya hidup yang penuh kesibukan juga membuat orang kurang
berolah raga dan berusaha mengatasi stresnya dengan merokok, minum alkohol
atau kopi sehingga berisiko terkena hipertensi. Kedua yaitu pola makan yang
2. Hipertensi Sekunder
dengan tekanan darah tinggi. Ada kesalahan pemikiran yang sering terjadi pada
gejala penyakit.
pusing, nyeri dada, palpitasi, dan epistaksis. Gejala-gejala tersebut berbahaya jika
diabaikan, tetapi bukan merupakan tolak ukur keparahan dari penyakit hipertensi
(WHO, 2013).
a) Umur
hipertensi adalah usia diatas 45 tahun dan serangan darah tinggi baru muncul
sekitar usia 40 walaupun dapat terjadi pada usia muda (Kumar, 2005).
sehingga prevalensi hipertensi di kalangan usia lanjut cukup tinggi, yaitu sekitar
40% dengan kematian sekitar di atas 65 tahun. Pada usia lanjut, hipertensi
ditemukan hanya berupa kenaikan tekanan diastolik sebagai bagian tekanan yang
b) Jenis Kelamin
Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi pada usia dewasa
muda, tetapi lebih banyak menyerang wanita setelah umur 55 tahun, sekitar 60%
penderita hipertensi adalah wanita. Hal ini sering dikaitkan dengan perubahan
wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit hormon estrogen yang selama ini
melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini terus berlanjut dimana
terjadi perubahan kuantitas hormon estrogen sesuai dengan umur wanita secara
alami.
c) Keturunan (Genetik)
terhadap sodium individu dengan orang tua yang menderita hipertensi daripada
orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi (Wade, 2003).
keluarganya. Jika salah seorang dari orang tua ada yang mengidap tekanan darah
tinggi, maka akan mempunyai peluang sebesar 25% untuk mewarisinya selama
hidup. Jika kedua orang tua mempunyai tekanan darah tingi maka peluang untuk
a) Merokok
Merokok dapat menurunkan kadar kolesterol baik (HDL) dalam darah. Jika
kadar HDL turun maka jumlah kolesterol dalam darah yang akan diekskresikan
melalui hati juga akan berkurang. Hal ini dapat mempercepat proses
b) Kegemukan
saraf simpatis dan sistem reninangiotensin, dan perubahan fisik pada ginjal.
c) Stress
Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui saraf simpatis yang
d) Latihan Fisik
Latihan fisik atau olahraga dapat menjaga tubuh tetap sehat. Penelitian
membuktikan bahwa orang yang berolahraga memiliki faktor risiko lebih rendah
untuk menderita penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi.
Oleh karena itu, latihan fisik seperti berolahraga antara 30-45 menit sebanyak
lipoprotein (kolesterol dan trigliserida). Hal ini berkaitan dengan intake lemak dan
karbohidrat dalam jumlah yang berlebihan dalam tubuh. Keadaan tersebut akan
glikogen dalam hati dan otot. Kemudian glikogen dipecah menjadi glukosa diubah
dalam bentuk piruvat dipecah menjadi asetil KoA sehingga akhirnya terbentuk
karbondioksida, air dan energi. Bila energi tidak diperlukan, asetil KoA tidak
sehingga tahanan aliran darah dalam pembuluh koroner juga naik, yang nantinya
sel makhluk hidup dan virus. Protein juga bekerja sebagai neurotransmiter dan
pembawa oksigen dalam darah (hemoglobin) dan berguna sebagai sumber energi
tubuh. Dalam kondisi normal, protein dibutuhkan oleh tubuh sekitar 0,8-1
Pada dua studi observasional yaitu INTERMAP dan The Chicago Western
Electric Study telah membuktikan adanya hubungan sumber protein nabati dengan
terhadap tekanan darah. Para peneliti dari Boston University memberikan alasan
yang berbeda mengapa perlu mengonsumsi diet tinggi protein untuk menurunkan
dibandingkan dengan mereka yang memiliki asupan paling rendah untuk protein
dalam diet.
menemukan bahwa orang dengan asupan tinggi protein, terlepas dari protein
hewani atau nabati, secara signifikan memiliki tekanan darah sistolik dan diastolik
lebih rendah setelah 4 tahun masa tindak lanjut. Penelitian ini menunjukkan
bahwa risiko hipertensi dapat dengan mudah diatasi dengan mengubah diet,
karena protein memberikan manfaat vaskular, hal ini bisa juga bermanfaat untuk
membuat rasa kenyang lebih lama (karena proses pencernaan lemak lebih lama),
pemberi cita rasa dan keharuman yang lebih baik. Fungsi lemak dalam tubuh
adalah sebagai zat pembangun, pelindung kehilangan panas tubuh, penghasil asam
yang berperan mengatur tekanan darah, denyut jantung dan lipofisis (Yuniastuti,
2007).
dalam darah terutama kolesterol LDL dan akan tertimbun dalam tubuh. Timbunan
lemak yang disebabkan oleh kolesterol akan menempel pada pembuluh darah
seluruh tubuh akan terganggu serta dapat memicu peningkatan volume darah dan
cairan tubuh dan mengatur tekanan darah. Namun, natrium yang masuk dalam
darah secara berlebihan dapat menahan air sehingga meningkatkan volume darah.
pembuluh darah sehingga jantung harus memompa lebih keras untuk mendorong
volume darah yang meningkat melalui ruang yang semakin sempit dan akibatnya
darah, walaupun kandungan natrium dalam garam dapur cukup tinggi yaitu sekitar
40%. Mono Sodium Glutamat (MSG) atau lebih dikenal dengan merek dagang
vetsin dan soda pembuat roti juga merupakan sumber natrium. Konsumsi MSG
natrium yang sering dikonsumsi sehari-hari yang disajikan dalam Tabel 2.1.
Kandungan Kandungan
Bahan Makanan Bahan Makanan
Natrium (mg) Natrium (mg)
Daging sapi 93 Bihun goreng instan 928
Hati sapi 110 Mentega 780
Ginjal sapi 200 Margarin 950
Telur bebek 191 Roti cokelat 500
Telur ayam 158 Roti putih 530
Ikan ekor kuning 59 Jambu monyet, biji 26
Sardin 131 Pisang 18
Udang segar 185 Mangga manalagi 70
Teri kering 885 Teh 50
Susu sapi 36 Ragi 610
Cakalang, perut 230
Sumber: Tabel Komposisi Pangan Indonesia, 2009.
Serat merupakan jenis karbohidrat yang tidak terlarut. Serat dapat dibedakan
atas serat kasar (crude fiber) dan serat makanan (dietary fiber). Serat makanan
adalah komponen makanan yang berasal dari tanaman yang tidak dapat dicerna
oleh enzim pencernaan manusia. Serat makanan total terdiri dari komponen serat
makanan yang larut (misalnya: pektin, gum) dan yang tidak dapat larut dalam air
(misalnya selulosa, hemiselulosa, lignin). Kadar serat makanan berkisar 2-3 kali
serat kasar.
mengalami status gizi obesitas yang pada akhirnya dapat menurunkan risiko
Serat bukanlah zat yang dapat diserap oleh usus. Namun peranannya sangat
penting karena pada penderita gizi lebih dapat mencegah atau mengurangi resiko
penyakit degeneratif. Serat larut lebih efektif dalam mereduksi plasma kolesterol
yaitu LDL dan meningkatkan kadar HDL (Baliwati, et al., 2010). Serat pangan
Tabel 2.2 Nilai Serat Berbagai Bahan Makanan (g/ 100 gram)
Kandungan Kandungan
Bahan Makanan Bahan Makanan
Serat (g) Serat (g)
Beras hitam 20,1 Sagu 4,7
Beras jagung 10,0 Biji nangka 8
Keripik ubi 14,3 Oncom ampas kacang hijau 12,3
Biji mente 0,9 Kacang hijau 7,5
Kecipir 10,7 Kacang kedelai goreng 7,6
Kacang ercis 28,6 Kacang koro 7,5
Kacang merah 26,3 Keripik tempe abadi besar 3,5
Lamtoro dengan kulit 15,4 Mangga manalagi 11,8
Rebung 9,7 Mangga kuini 6,5
Daun singkong 2,4 Abon sapi 7,5
Sumber: Daftar Komposisi Bahan Makanan, 2009
1. Arterosklorosis
yakni lapisan dalamnya menjadi tebal karena timbunan lemak yang dinamakan
plaque atau suatu endapan keras yang tidak normal pada dinding arteri. Pembuluh
darah mendapat pukulan paling berat, jika tekanan darah terus menerus tinggi dan
berubah, saluran darah tersebut menjadi sempit dan aliran darah menjadi tidak
lancar.
2. Penyakit Jantung
terjadi karena pada penderita hipertensi kerja jantung akan meningkat, sehingga
terjadi pembengkakan jantung dan semakin lama otot jantung akan mengendor
serta berkurang elastisitasnya. Akhirnya jantung tidak mampu lagi memompa dan
maupun jaringan tubuh lain yang dapat menyebabkan sesak nafas. Kondisi ini
3. Penyakit Ginjal
ginjal mengerut sehingga aliran zat-zat makanan menuju ginjal terganggu dan
mengakibatkan kerusakan sel-sel ginjal. Jika hal ini terjadi secara terus menerus
maka sel-sel ginjal tidak bisa berfungsi lagi. Apabila tidak segera diatasi maka
akan menyebabkan kerusakan parah pada ginjal yang disebut sebagai gagal ginjal
kebiasaan yang dimakan seseorang mencakup jenis, frekuensi dan jumlah bahan
makanan rata-rata per orang per hari yang umum dikonsumsi atau dimakan
penduduk dalam jangka waktu tertentu (Harap VY, 2012). Dalam hal konsumsi
kecukupan gizi.
hidangan. Kualitas hidangan menunjukkan adanya semua zat gizi yang diperlukan
tubuh di dalam susunan hidangan dan perbandingan yang satu terhadap yang lain.
tubuh. Jika susunan hidangan memenuhi kebutuhan tubuh, baik dari sudut kualitas
atau kuantitas, maka tubuh akan mendapatkan kondisi kesehatan gizi yang sebaik-
keberadaannya sering kali tidak disadari dan kerap tidak menimbulkan keluhan
yang berarti sampai suatu waktu terjadi komplikasi jantung, otak, ginjal, mata,
hidup sehat dan pola makan sehat merupakan pilihan tepat untuk menjaga diri
berikut:
1. Makanan tinggi kolesterol, seperti daging sapi, daging kambing, daging atau
2. Makanan yang diawetkan, seperti ikan asin, telur asin, dendeng, teri kering.
a) Hindari untuk mengonsumsi lemak jenuh seperti makanan yang digoreng dan
d) Konsumsi lauk hewani seperti ikan air tawar, ikan tongkol dan daging ayam
tanpa kulit.
psikologis, kesalahan dalam pola makan, kurangnya pengetahuan tentang gizi dan
konsumsi sejumlah bahan makanan atau makanan jadi selama periode tertentu
seperti hari, minggu, bulan ataupun tahun. Selain itu dengan metode frekuensi
kualitatif, tapi karena periode pengamatannya lebih lama dan dapat membedakan
individu berdasarkan ranking tingkat konsumsi zat gizi, maka cara ini paling
Bahan makanan yang ada dalam kuesioner tersebut adalah yang dikonsumsi
dalam frekuensi yang cukup sering oleh responden (Supariasa et al., 2002).
1) Responden diminta untuk memberi tanda pada daftar makanan yang tersedia
makan.
recall 24 hours. Prinsip dari metode recall 24 jam dilakukan dengan mencatat
jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu.
Menurut E-Siong, Dop, Winichagoon (2004) untuk survei konsumsi gizi individu
dikarenakan darisisi kepraktisan dan kevalidan data masih dapat diperoleh dengan
Pada metode ini, responden disuruh menceritakan semua yang dimakan dan
diminum selama 24 jam yang lalu (kemarin). Biasanya dimulai sejak responden
bangun pagi kemarin sampai istirahat tidur malam harinya, atau dapat juga
dimulai dari waktu saat dilakukan wawancara mundur ke belakang sampai 24 jam
penuh. Apabila pengukuran hanya dilakukan satu kali (1 x 24 jam), maka data
tidak berurutan sehingga dapat menghasilkan gambaran asupan gizi secara lebih
Hal penting yang perlu diketahui adalah bahwa dengan recall 24 jam, data
yang diperoleh cenderung lebih bersifat kualitatif. Oleh karena itu, untuk
ditanyakan secara teliti dengan menggunakan alat URT (sendok, gelas, piring dan
lain-lain) atau ukuran lainnya yang biasa digunakan sehari-hari (Supariasa et al.,
2002).
sebagai berikut:
2) Biaya relatif murah, karena tidak memerlukan peralatan khusus dan tempat
sebagai berikut:
3) The flat syndrome yaitu kecenderungan bagi responden yang kurus untuk
menggunakan alat-alat bantu URT dan ketepatan alat bantu yang dipakai
5) Responden harus diberi motivasi dan penjelasan tentang tujuan dari penelitian.
dilakukan pada saat panen, hari pasar, hari akhir pekan, pada saat melakukan
Variabel Bebas
Variabel Terikat
a. Ada hubungan tingkat konsumsi karbohidrat, protein, lemak, natrium, dan serat
dengan hipertensi pada lansia di Desa Mekar Bahalat, Kecamatan Jawa Maraja