Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM GIZI : PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH,

KOLESTEROL, PROTEIN TOTAL, DAN ASAM URAT


Posted by Anna Auliyanah at 9:06 am

I. TUJUAN
1. Untuk mengetahui cara pemeriksaan glukosa darah, kolesterol, protein total dan asam urat.
2. Untuk mengetahui kadar glukosa darah, kolesterol, protein total dan asam urat dalam tubuh.

II. DASAR TEORI


a. Glukosa Darah
Glukosa, suatu gula monosakarida, adalah salah satu karbohidrat terpenting yang
digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan salah satu
hasil utama fotosintesis dan awal bagi respirasi. Bentuk alami (D-glukosa) disebut juga
dekstrosa, terutama pada industri pangan.
Glukosa (C6H12O6, berat molekul 180.18) adalah heksosa—monosakarida yang
mengandung enam atom karbon. Glukosa merupakan aldehida (mengandung gugus -CHO).
Lima karbon dan satu oksigennya membentuk cincin yang disebut "cincin piranosa", bentuk
paling stabil untuk aldosa berkabon enam. Dalam cincin ini, tiap karbon terikat pada gugus
samping hidroksil dan hidrogen kecuali atom kelimanya, yang terikat pada atom karbon
keenam di luar cincin, membentuk suatu gugus CH2OH. Struktur cincin ini berada dalam
kesetimbangan dengan bentuk yang lebih reaktif, yang proporsinya 0.0026% pada pH 7.
Glukosa diserap ke dalam peredaran darah melalui saluran pencernaan. Sebagian
glukosa ini kemudian langsung menjadi bahan bakar sel otak, sedangkan yang lainnya
menuju hati dan otot, yang menyimpannya sebagai glikogen ("pati hewan") dan sel lemak,
yang menyimpannya sebagai lemak. Glikogen merupakan sumber energi cadangan yang akan
dikonversi kembali menjadi glukosa pada saat dibutuhkan lebih banyak energi. Meskipun
lemak simpanan dapat juga menjadi sumber energi cadangan, lemak tak pernah secara
langsung dikonversi menjadi glukosa. Fruktosa dan galaktosa, gula lain yang dihasilkan dari
pemecahan karbohidrat, langsung diangkut ke hati, yang mengkonversinya menjadi glukosa.
Adapun peranan glukosa dalam darah adalah sebagai berikut:
 Sebagai pusat semua metabolisme
 Bahan bakar universal untuk sel manusia
 Sumber karbon untuk sintesis banyak senyawa lain
 Untuk energi semua tipe sel manusia
b. Kolesterol
Kolesterol adalah senyawa lemak kompleks, yang 80% dihasilkan dari dalam tubuh
(organ hati) dan 20% sisanya dari luar tubuh (zat makanan) untuk bermacam-macam fungsi
di dalam tubuh, antara lain membentuk dinding sel. Nilai rujukan untuk kadar kolesterol total
adalah 140-250 mg/dl.
Kolesterol yang berada dalam zat makanan yang kita makan dapat meningkatkan kadar
kolesterol dalam darah. Tetapi, sejauh pemasukan ini seimbang dengan kebutuhan, tubuh kita
akan tetap sehat.
Kolesterol tidak larut dalam cairan darah, untuk itu agar dapat dikirim ke seluruh tubuh
perlu dikemas bersama protein menjadi partikel yang disebut Lipoprotein, yang dapat
dianggap sebagai ‘pembawa’ (carier) kolesterol dalam darah.
Di dalam tubuh kita, kolesterol terdiri dari kolesterol LDL ( low density lipoprotein),
HDL ( hight density lipoprotein), dan trigliserida. Kolesterol LDL yang di produksi di hati
beredar di pembuluh darah dan menuju ke sel-sel tubuh, seperti sel jantung, sel otak, dan sel
sel di organ lain yang membutuhkan. Kolesterol LDL yang tersisa akan dibawa oleh
kolesterol HDL kembali ke hati dan dibuang ke kandung empedu sebagai asam empedu.
LDL (Low Density Lipoprotein) merupakan kolesterol yang bersifat jahat, karena dia
menyebabkan kolesterol yang semula bebas di aliran darah menjadi menempel di dinding
pembuluh darah. Akibatnya, pembuluh darah menjadi menyempit dan kaku. Proses inilah
yang mendasari risiko terjadinya penyakit jantung, tekanan darah tinggi, stroke, gangguan
aliran darah ke bagian organ lain (termasuk saraf tepi) dan sebagainya.
Molekul LDL dapat melekat di dinding pembuluh darah karena adanya proses oksidasi
oleh radikal bebas ( misalnya asap rokok). LDL yang teroksidasi tersebut mampu mengubah
sel-sel makrofag (sejenis sel darah putih yang beredar di dalam darah) menjadi sel busa (
foam cell ) sehingga akan membentuk gumpalan ( plaque) yang makin lama semakin
membesar, dan hasil akhirnya berupa penyempitan pembuluh darah.
LDL yang teroksidasi tadi juga akan meransang sel-sel otot polos di dinding pembuluh
darah ( pembuluh darah memiliki otot pada dindingnya sehingga dapat bersifat fleksibel,
dapat mengembang dan mengkerut) dan akhirnya dapat menyebabkan pengerasan dinding
pembuluh darah, tidak dapat bersifat fleksibel lagi, dan tekanan darah dapat meningkat
karena aliran darah tidak lancar. Pembuluh darah yang mengeras juga mudah pecah jika
tekanan darah meningkat tajam.
Sedangkan HDL (High Density Lipoprotein), merupakan kolesterol yang bersifat baik
yang akan membuang kolesterol yang sudah tidak terpakai oleh tubuh termasuk yang
menempel di dinding pembuluh darah ke organ ekskresi untuk selanjutnya dibuang dari
tubuh.
Golongan lemak yang menurunkan kadar LDL dan menaikkan kadar HDL disebut
monosaturated dan polisaturated fat . Contoh produknya, antara lain: corn oil, soy bean,
cottonseed oil, canola oil, olive oil, fish, peanut, almond, avocado dan sebagainya.
Golongan lemak yang “menaikkan jumlah LDL dan HDL dengan kekuatan seimbang”
disebut saturated fat. Contoh produknya antara lain whole milk, butter, cheese, ice cream,
red meat, coconut, coconut milk, dan coconut oil.
Golongan lemak yang “menaikkan jumlah LDL” dan “menurunkan jumlah HDL”
disebut Transaturated fat. Contoh produknya adalah sebagian besar vegetable oil, dan fast
food.
c. Protein Total
Protein adalah senyawa organik yang besar yang mengandung atom karbon, nitrogen,
oksigen, hidrogen, dan beeberapa diantaranya mengandung sulfur, phospor, besi atau mineral
lain. Protein disusun darri 23 atau lebih unit sederhana yang disebut asam amino, artinya
protein tersebut mengandung gugus asam atau karboksil (-COOH) dan gugus amino (-NH2)
yang bersifat basa sehingga menyebabkan protein bersifat amfoter, yaitu mempu bersifat dan
bereaksi. Dengan demikian, protein mempunyai mekanisme untuk mencegah pembentukan
pH yang tiba-tiba dalam tubuh.
Selain itu menurut Dyah (2002), protein adalah senyawa organik yang berat
molekulnya tinggi, mengandung unsur-unsur C, H, O dan N, serta beberapa protein
mengandung sulfur dan phospor.
Jenis-jenis protein adalah protein nabati yaitu protein yanng berasal dari tumbuhan,
dimana jenis protein ini banyak dan sangat bervariasidalam bentuk sajian makanan sehat
yang kaya akan protein seperti tahu, tempe dan lain-lain. Jenis protein yang lain adalah
protein hewani yaitu protein yang berasal dari hewan yang salah satunya terdapat pada
daging, telur dan kerupuk susu (Widowati, 2002).
Manfaat protein dalam tubuh, antara lain:
1. Membentuk jaringan baru dalam masa pertumbuhan dan perkembangan tubuh
2. Memelihara jaringan tubuh, memperbaiki serta mengganti jaringan yang rusak atau mati.
3. Mengatur keseimbangan air yang terdapat dalam tiga kompartemen, yaitu intraseluler,
ekstraseluler, dan intravasikuler.
4. Mempertahankan kenetralan atau asam basa tubuh.
5. Membuat air susu, enzim dan hormon.
6. Menyediakan energi yang diperlukan untuk aktivitas tubuh, terutama dalam keadaan
memaksa misalnya kelaparan.
Pemeriksaan kadar protein total dapat dilakukan dengan menggunakan metode Biuret.
prinsip metode ini adalah protein dalam serum akan bereksi dengan alkalis copper-tartrat dan
memberikan warna ungu (violet). Warna yang terbentuk ini kemudian diukur absorbancenya
dengan spektrofotometer pada  530-570 nm (550).
d. Asam Urat
Asam urat adalah asam hasil metabolisme protein berupa asam-asam inti yang terdapat
dalam inti sel. Setelah mengalami berbagai miam proses biokimia akan menjadi oksida purin.
Purin sendiri merupakan salah satu turunan asam ammo. Oksidasi purin ini di metabolisme
lagi oleh suatu enzim dan menghaSilkan produk akhir yaitu asam urat. Jadi asam Urat adalah
hasil akhir dari metabolisme tubuh dari bahan purin.
Jadi asam urat merupakan hasil metabolisme di dalam tubuh, yang kadarnya tidak boleh
berlebih. Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada setiap metabolisme
normal dihasilkan asam urat. Sedangkan pemicunya adalah makanan dan senyawa lain yang
banyak mengandung purin. Sebetulnya, tubuh menyediakan 85 persen senyawa purin untuk
kebutuhan setiap hari. Ini berarti bahwa kebutuhan purin dari makanan hanya sekitar 15
persen.
Asam urat menjadi masalah bila ekresi atau proses pembuangan tidak terjadi dengan
baik. Hal ini terjadi karena ginjal mengalami gangguan fungsi. Ginjal tidak rusak tapi
kemampuannya membuang asam urat kurang. Hal ini biasanya karena faktor keturunan. Oleh
sebab itu bila ada gangguan fungsi ginjal, kadar asam urat dalam darah akan meningkat atau
disebut sebagai hiperurisemia. Selain dibuang lewat ginjal (70%) dalam bentuk urin, asam
urat yang berasal dari makanan dan metabolisme tubuh ini dikeluarkan juga melalui usus
yaitu 30%.
Kadar asam urat darah yang dianggap normal rata-rata 5-7 mg% (6,5 mg% batas tinggi
pria dan 5,5 mg% pada wanita). Sekitar 50% asam urat dalam tubuh berasal dari asupan
makanan. peningkatan kadar asam urat dalam darah ini bisa juga terjadi karena asupan
makanan yang mengandung purin yang berlebihan. Bahan makanan yang mengandung purin
yang tinggi sehingga dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah antara lain daging,
hati, ikan, sayuran, seperti kangkung, kacang-kacangan serta minuman seperi kopi dan
alcohol.
Pemeriksaan asam urat di laboratorium dilakukan dengan dua cara, Enzimatik dan
Teknik Biasa. Kadar asam urat normal menurut tes Enzimatik maksimum 7 mg/dl.
Sedangkan pada Teknik Biasa, nilai normalnya maksimum 8 mg/dl. Bila hasil pemeriksaan
menunjukkan kadar asam urat melampaui standar normal itu, penderita dimungkinkan
mengalami hiperurisemia.
Kadar asam urat normal pada pria dan perempuan berbeda. Kadar asam urat normal
pada pria berkisar 3,5 – 7 mg/dl dan pada perempuan 2,6 – 6 mg/dl. Kadar asam urat diatas
normal disebut hiperurisemia. Perjalanan penyakit yang klasik biasanya dimulai dengan suatu
serangan atau seseorang memiliki riwayat pernah cek asam uratnya tinggi di atas 7 mg/dl,
dan makin lama makin tinggi.
Jika demikian, kemungkinannya untuk menjadi penyakit gout itu makin besar.
Biasanya 25% orang yang asam uratnya tinggi akan menjadi penyakit gout. Bila kadar asam
urat tinggi tapi tidak ada gejala serangan sendi ini disebut stadium awal. Pada setiap orang
berbeda-beda. Ada yang bertahun-tahun sama sekali tidak muncul gejalanya, tetapi ada yang
muncul gejalanya di usia 20 tahun, 30 tahun, atau 40 tahun. Faktor risiko yang menyebabkan
orang terserang penyakit asam urat adalah pola makan, kegemukan, dan suku bangsa.
Di dunia, suku bangsa yang paling tinggi prevalensinya pada orang Maori di Australia.
Prevalensi orang Maori terserang penyakit asam urat tinggi sekali, sedangkan di Indonesia
prevalensi tertinggi pada penduduk pantai dan yang paling tinggi di daerah Manado-
Minahasa karena kebiasaan atau pola makan ikan dan mengonsumsi alkohol.
Alkohol menyebabkan pembuangan asam urat lewat urine itu ikut berkurang sehingga
asam uratnya tetap bertahan di dalam darah. Konsumsi ikan laut yang tinggi juga
mengakibatkan asam urat.
Asupan yang masuk ke tubuh juga memengaruhi kadar asam urat dalam darah.
Makanan yang mengandung zat purin yang tinggi akan diubah menjadi asam urat. Purin yang
tinggi terutama terdapat dalam jeroan, sea food: udang, cumi, kerang, kepiting, ikan teri.

III. ALAT DAN BAHAN


a. Alat
1. Spoit 3-5 ml
2. Torniqued/Pengikat Karet Lengan
3. Sentrifius (Centrifuge)
4. Tabung Sentrifius
5. Photo Analyzer
6. Mikro Pipet 10 µl, 1000 µl
7. Kuvet
8. Rak Tabung
b. Bahan
1. Alkohol 70%
2. Kapas
3. Aquades
4. Reagen pemeriksaan glukosa (Glucose)
5. Larutan standard untuk glukosa
6. Reagen pemeriksaan kolesterol (Cholesterol)
7. Larutan standard untuk kolesterol
8. Reagen pemeriksaan protein
9. Laruten standard untuk protein
10. Reagen pemeriksaan asam urat (Uric Acid)
11. Larutan standard untuk asam urat

IV. CARA KERJA


1. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan.
2. Jika darah diambil pada bagian vena fossa cubiti, pasang torniqued (ikatan pembendung)
pada lengan bagian atas dan mintalah pada orang yang diambil darahnya untuk mengepal dan
membuka tangannya beberapa kali agar vena jelas terlihat.
3. Tegakkanlah kulit di bagian lengan dengan jari-jari tangan kiri supaya vena tidak bergerak-
gerak pada saat tusukan.
4. Bersihkan bagian yang akan diambil darah dengan alkohol 70%.
5. Tusuklah bagian vena yang sudah dibersihkan dengan spoit sampai ujung jarum masuk ke
dalam lumen vena. Tarik penghisap spoit perlahan-lahan sampai jumlah darah yang
dikehendaki didapat.
6. Lepaskan karet bendungan.
7. Taruhlah kapas diatas jarum dan cabutlah spoit.
8. Bukalah jarum spoit dan alirkan perlahan-lahan dalam tabung sentrifius secukupnya (± 3 ml)
untuk dipisahkan serumnya, diamkan 5-10 menit sebelum disentrifius
9. Masukkan ke dalam sentrifius dengan kecepatan 3.500 rpm selama 5 menit.
10. Jika fibrin belum terpisah, masukkan kembali ke dalam sentrifius selama 5 menit. Jika
sampel darah telah terpisah antara plasma, fibrin dan serum maka sampel tersebut telah siap
untuk digunakan dalam uji selanjutnya.
11. Sediakan 3 buah tabung untuk tiap-tiap pemeriksaan, lalu isi semua tabung dengan reagen
masing-masing menggunakan mikrokuvet sebanyak 1000 µl.
12. Tabung I (BLANKO) untuk tiap-tiap pemeriksaan hanya berisi reagen masing-masing.
Tabung II (STANDAR) diisi dengan larutan standar, yaitu asam urat 10 µl, glukosa 10 µl,
kolesterol 20 µl, dan protein 20 µl. Sedangkan tabung III (SERUM) diisi dengan serum, yaitu
asam urat 10 µl, glukosa 10 µl, kolesterol 20 µl, dan protein 20 µl. Goyangkan tabung agar
larutan tercampur dengan baik.
13. Untuk pemeriksaan asam urat, tabung didiamkan selama 30 menit, glukosa darah 10 menit,
kolesterol 10 menit, dan protein 10 menit.
14. Setelah didiamkan, masing-masing sampel akan diuji kadarnya dengan menggunakan Photo
Analyzer (Cara pengoperasian alat pada Lampiran).
15. Catat hasil uji yang keluar lalu masukkan ke dalam rumus.

V. HASIL PEMERIKSAAN PHOTO ANALYZER


a. Glukosa Darah
FACTOR (Blanko) = 458
C1 (Standar) = 281
PAT. (Serum) = 171
b. Kolesterol
FACTOR (Blanko) = 824
C1 (Standar) = 408
PAT. (Serum) = 224
c. Protein
FACTOR (Blanko) = 24
C1 (Standar) = 10,3
PAT. (Serum) = 11,2
d. Asam Urat
FACTOR (Blanko) = 75
C1 (Standar) = 3,51
PAT. (Serum) = 1,58
VII. PEMBAHASAN
Berdasarkan pengujian dan perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai sebagai
berikut:
 Glukosa : 104,9 mg/dl
 Kolesterol : 110,9 mg/dl
 Protein : 4,8 mg/dl
 Asam Urat : mg/dl

Kadar glukosa sampel (104,9 mg/dl) merupakan kadar yang normal setelah
dibandingkan dengan nilai rujukan. Kadar kolesterol (110,9 mg/dl) tergolong rendah, sebab
nilai rujukan untuk kolesterol normal adalah 140-250 mg/dl. Demikian juga dengan kadar
protein total (4,8 mg/dl) tergolong rendah dengan nilai rujukan normal sebesar 6-8 mg/dl.

VIII. KESIMPULAN
Dari pemeriksaan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa metode pemeriksaan
asam urat, glukosa, kolesterol dan protein total dapat dilakukan dalam sekali pengambilan
spesimen/sampel darah. Hasil pemeriksaan pun harus dibandingkan dengan nilai rujukan,
sehingga dapat diketahui tingkatan kadar asam urat, glukosa, kolesterol dan protein total
seseorang itu rendah, normal atau tinggi. Dengan demikian dapat digunakan sebagai landasan
dalam diet sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai