dan Glukoneogenesis Homeostatis glukosa Faktor-faktor yang mempengaruhi gula darah dan kadar normalnya Penentuan kadar gula dalam urin dan interprestasi hasil pemeriksaan Proses Glikogenesis, Glikogenolisis, dan Glukoneogenesis PROSES GLIKOGENESIS Pertama-tama, molekul glukosa berinteraksi dengan enzim glukokinase yang menambahkan gugus fosfat ke glukosa. Gugus fosfat kemudian dipindahkan ke sisi lain molekul dengan menggunakan enzim fosfoglukomutase. Enzim ketiga, yakni UDP-glukosa pirofosforilase, mengambil molekul ini dan menciptakan glukosa urasil-difosfat. Bentuk glukosa ini memiliki dua gugus fosfat beserta asam nukleat urasil. LANJUTAN Enzim khusus, yaitu glikogenin, mengikat glukosa urasil-difosfat dengan glukosa UDP-difosfat untuk membentuk rantai pendek. Setelah sekitar delapan rantai molekul terikat bersama-sama, enzim-enzim lainnya masuk untuk menyelesaikan proses ini. Setelah itu, glikogen sintase menambah rantai dan enzim percabangan glikogen membantu membuat cabang dalam rantai. Proses ini membentuk makromolekul yang lebih padat sehingga penyimpanan energi dalam tubuh menjadi lebih efisien. Proses Glikogenolisis
Proses glikogenolisis diatur oleh hormon-hormon di dalam tubuh.
Sinyal saraf mungkin juga berperan dalam miosit (sel otot). Glikogenolisis dapat terjadi sebagai respons pada berbagai kondisi tubuh, seperti Saat kadar gula darah mengalami penurunan (contohnya puasa) Saat tubuh menghasilkan hormon adrenalin ketika menghadapi sebuah ancaman atau kondisi terdesak. Beberapa enzim yang berbeda dapat terlibat dalam glikogenolisis. Salah satu enzim yang terlibat dalam proses glikogenolisis adalah enzim fosforilase glikogen. LANJUTAN Enzim fosforilase glikogen akan memutuskan ikatan yang menghubungkan glukosa dengan glikogen dengan mengganti gugus fosforil.Pada tahap ini, glikogen telah memecah glukosa berupa glukosa-1-fosfat. Enzim phosphoglucomutase kemudian mengubah glukosa-1- fosfat menjadi glukosa-6-fosfat. Ini merupakan bentuk molekul yang digunakan sel untuk membuat adenosin trifosfat (ATP), yakni pembawa energi di dalam sel tubuh. Enzim percabangan glikogen memindahkan semua molekul glukosa ke cabang lain, kecuali untuk satu berada di percabangan glikogen menuju cabang lainnya. Terakhir, enzim alfa glukosidase menghilangkan molekul glukosa terakhir, yang akhirnya menghilangkan cabang molekul glukosa tersebut. Proses Glukoneogenesis 1.Glukoneogenesis dimulai di mitokondria atau sitoplasma hati atau ginjal. Pertama-tama, dua molekul piruvat mengalami karboksilasi untuk membentuk oksaloasetat. Satu molekul ATP (energi) diperlukan untuk ini. 2.Oksaloasetat kemudian direduksi menjadi malat oleh NADH sehingga dapat diangkut keluar mitokondria. 3.Setelah keluar dari mitokondria, malat dioksidasi kembali menjadi oksaloasetat. 4.Oksaloasetat lalu membentuk fosfoenolpiruvat menggunakan enzim PEPCK. LANJUTAN 5.Fosfoenolpiruvat diubah menjadi fruktosa-1,6-bifosfat, dan kemudian menjadi fruktosa-6-fosfat. ATP juga digunakan selama proses ini, yang pada dasarnya adalah glikolisis secara terbalik. 6.Fruktosa-6-fosfat lalu diubah menjadi glukosa-6-fosfat dengan menggunakan enzim fosfoglukoisomerase. 7.Glukosa kemudian dibentuk dari glukosa-6-fosfat dalam retikulum endoplasma sel melalui enzim glukosa-6-fosfatase. Untuk membentuk glukosa, gugus fosfat dihilangkan dan glukosa-6-fosfat beserta ATP berubah menjadi glukosa dan ADP. HOMEOSTATIS GLUKOSA Homeostatis metabolik adalah keseimbangan antara kebutuhan dan ketersediaan. Cara utama di perlukan oleh integrasi antara jaringan agar homeostatis metabolik dapat tercapai yaitu konsentrasi zat gizi atau metabolik dalam darah mempengaruhi kecepatan penggunaan dan penyimpanan zat- zat tersebut dalam jaringan yang berbeda. Peran khusus glukos dalam hemostatis metabolik tergantung pada glikolisis untuk memenuhi semua atau sebagian kebutuhan akan energi dan secara terus menerus memerlukan akses yang tidak terganggu terhadap glukosa atas dasar detik ke detik untuk memenuhi tingginya kecepatan penggunaan ATP. LANJUTAN Hormon utama pada homeostatis adalah hormon insulin. Insulin meningkatkan sintesis albumin dan protein darah lainnya oleh hati dan mengingatkan penggunaan glukosa sebagai bahan bakar dengan merangsang transpor glukosa ke dalam otot jaringan adiposa. Insulin juga bekerja menghambat metabolisasi bahan bakar. Insulin disintesis sel beta pada pankreas endokrin yang terdiri dari kelompok mikroskopis kelenjar kecil atau pulau langerhans, tersebar di seluruh pankreas eksokrin. Proses metabolisme sangat di tentukan oleh berbagai faktor, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.Suplai oksigen (O2) yang kuatSuplai O2 di tentukan oleh
fungsi inspiras, fungsi difusi, jumlah eritrosit,dan hemoglobin(Hb) yang dikandungnya serta fungsi sistem cardiovaskuler. 2.Suplai nutrien yang kuatSuplai nutrien yang kuat di tentukan oleh fungsi sistem pencernaan. 3.Lingkungan intra dan ekstra Dengan jumlah dan komposisi ,kesamaan cairan yang sesuai dengan kebutuhan sel normal. LANJUTAN
4.Terbebasnya sel dari pengaruh zat zat sisa
metabolisme yang membahayakan. 5.Aktivitas sistem endokrin terutama hormon pertumbuhan(GH), epinephrin,torosisn dan sistem saraf yang akan menentukan kecepatan metabolisme didalam sel. 6.Tersedianya enzim,vitamin sebagai ko-enzim dan mineral sebagai ko-faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi gula darah dan kadar normalnya
Gula darah adalah gula yang berada didalam darah
yang terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati dan otot rangka,Sedangkan kadar glukosa darah adalah tingkat gula di dalam darah, konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di dalam tubuh. LANJUTAN Glukosa adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh dan darah lipid.Glukosa diangkut dari usus dari hati ke sel-sel tubuh melalui aliran darah dan dibuat tersedia untuk penyerapan sel ke sel melalui hormon insulin yang diproduksi oleh tubuh terutama di pankreas. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah: 1.Makan makanan manis Ketika sesorang terlalu banyak makn maknan yang mengandung terlalu banyak gula,tubuhnya akan memproduksi lebih banyak insulin untuk memproses gula darah tersebut. 2.Resistensi insulin Orang yang mengalami resistensi insulin,hanya sedikit membran sel yang terbuka sehingga tidak mampu mendeteksi insulin dengan baik.Sehingga,glukosa serta insulin akan tetap utuh dalam darah sementara beberapa sel akan kekurangan asupan glukosa. 3.Gangguan pada pankreas Sel-sel pankreas berfungsi melepaskan insulin dalam darah tetapi sel-sel ini dapat melemah jika jumlah yang diproduksi berlebihan,misal karena terlalu banyak makan makanan yang manis.Saat sel pankreas kelelahan,sel-sel tersebut tidak mampu menghasilkan insulin yang diperlukan untuk memproses glukosa bahkan dalam tingkat normal sekalipun. Macam macam pemeriksaan gula darah Menurut American Diabetes Association terdapat 3 macam pemeriksaan gula darah yaitu:
1.Glukosa darah sewaktu.
Glukosa darah sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir. LANJUTAN 2.Kadar glukosa darah puasa Pemeriksaan gula darah yang dilakukan pada pasien yang puasa (tidak mendapat kalori sedikitnya 8 jam). 3.Kadar glukosa darah 2 jam PP(2 jam setelah makan) Tes Toleransi Glukosa Oral dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 gr glukosa anhidrus yang dilarutkan ke dalam air. PENENTUAN KADAR GULA DALAM URIN DAN INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN
1. TEST GULA DARA DALAM URIN
Fehling dan benedict, kedua jenis test ini dapat digolongkan dalam jenis pemeriksaan semi-kuantitatif. Test Fehling Pereaksi fehling adalah oksidator lemah yang meruoakan pereaksi khusu untuk mengenali aldehida. Preaksi fehling terdiri dari 2 bagian yaitu fehling Adan fehling B. Fehling A adalah laruran CuSO4, sedangkan fehling B meruoakan Campuran larutan NaOH dan kalium natrium tartat. Test Benedict Pemerikasaan glukosa urin dengan test reduksi atau menggunakan benedict ini memanfaatkan sifat glukosa sebagai preduksi. Zat yang paling sering di gunakan untuk menyatakan adanya reduksi yang mengandung garam cupri. Reagen terbaik yang mengandung cupri adalah larutan Benedict. INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN
Penampilan fisik urin yang dapat di lihat dengan
observasi langsung adalah : Warna Warna urine dapat bervariasi dari bening ,kekuningan sampai gelap kecoklatan. Bnayak hal yang berpengaruh pada warna urine, termasuk banyaknya cairan yang diminum,jenis makanan, yang dimakan, obat-obatan yang anda ambil dan penyakit tertentu yang dimiiki. Bila seseorang kurang minum maka warna urine cenderung lebih gelap, dehidrasi ,demam juga dapat menyebabkan urin lebih pekat sehingga berwarna lebih gelap Kejernihan Urine biasanya jernih, banyak zat yang dapat menyebabkan urin menjadi keruh. Zat yang menyebabkan kekeruhan namun dianggap normal adalah lendir, sperma das cairan postat,sel-sel kulit, kristal urin normal dan kontaminan seperti salep dan bedak . zat lainmembuat urin keruh dan mengundukasikan penyakit adalah sel darah merah ,sel darah putih dan bakteri. Bau Urin berbau sedikit pesing yang khas. Beberapa penyakit menyebabkan perubahan bau urin ,misalnya infeksi bakteri E coli menyababkan bau tidak sedap dan diabetes menyeababkan bau amis. Kandungan urin yang dapat diketahuai dengan pemeriksaan kimia antara lain: 1.Kepekatan Kepekatan urin di sebut juga osmolalitas atau spesific gravity dapat dihitung dengan bert jenisnya. Berat jenis adalah perbandingan berat urin dengan cairan air murni dalam volume yang sama. Semakin banyak bahan padat dalam urin semakin tinggi berat jenis urin. 2.Keasaman Ginjal berperan penting dalam menjaga kesimbangan asam-basa tubuh.oleh karena itu, kondisi apapun yang menghasilkan asam atau basa dalam tubuh atau konsumsi makanan yang bersifat asam atau basa secara langsung dapat memengaruhi pH urine, keasaman diukur dengan pH. Urine yang bersifar basa jika pH lebih dari 7. Urine yang bersifat asam jika pH nya kurang dari 7. 3.Protein Protein b iasanya tidak di temukan dalam urin. Demam ,olahraga keras ,kehamilan dan beberapa penyakit dapat menyebabkan protein berada dalam urin. Kondisi dimana terdapat protein di dalam urin disebut proteinuria. Albumin adalah jenis protrin yang lebih kecil daripada protein lainnya dan keberadaannya dalam urin mengindikasi tahap awal kerusakan ginjal. Keberadaan albumin dalam urin disebut albuminuria. 4.Glukosa Glukosa adalah gula yang ditemukan dalam darah. Biasanya glukosa sangat sedikit atau tidak pernah ada dalam urin. Ginjal mengeksresikan glukosa ke dalam urin untuk mengurangi konsentarasinya di darah,keberdaan glukosa dalam urin yang disebut glukosauria juga dapat disebabkan oleh gangguan 5.Keton Bila karbohidrat tidak tersedia, tubuh metabolisme lemak untuk mendapatkan energi yang di butuhkan. Pemecahan lemak untuk energi menghasilkan zat limbah yang disebut keton. Keton biasanay tidak ditemukan dalam urin. Sejumlah besar keton dalam urin dapat menunjukkan kondisi sangat serius yang disebut dengan Ketoasidosis diabetik. Diet rendah gula dan karbohodrat ,kelaparan atau muntah parah dapat menyrbabkan keton berasa dalam urin. 6.Nitrit Bakteri yang dapat menyebabklan infeksi saluran kemih membuat enzim yang mengubah nitrat menjadi nitrit. Nitrit dalam urin menunjukkan adanya infeksi saluran kemih. 7.Esterase Leukosit Esterase leukosit adalah enzim yang ditemukan dalam sel darah putih, kehadiran esterase leukosit diurin merupakan pertanda peradangan ,yang umumnya disebabkan oleh infeksi saluran kemih. THANK YOU