Joshua Jean Michael Hidajat (102018014), Rico Sanjaya Iskandar (102018095), Togu Jastin
Lodewiyk Simamarta (102018149), Ovi Hawila Tiran (102016113), Catherine Yudi Martono
(102018032), Ni Ketut Ayu semita (102018061), Nadia Tasya Saputra (102018098), Shindie Dona
Kezia Lethulur (102018135)
Kelompok PBL B5
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510
Abstrak:
Sebagai salah satu kelenjar endokrin, pancreas memiliki peranan yang cukup besar
terhadap pengaturan sistem hormonal tubuh. Selain sebagai endokrin, pancreas juga berfungsi
sebagai kelenjar eksokrin. Beberapa fungsi pancreas adalah mengatur kadar gula darah dalam
darah melalui pengeluaran glukagon, yang menambah kadar gula darah dengan mempercepat
tingkat pelepasan dari hati. Pengurangan kadar gula darah dengan mengeluarkan insulin yang
mana mempercepat aliran glukosa ke dalam sel pada tubuh terutama otot. Ketika fungsi
pancreas tidak bekerja dengan sempurna, baik karena pola makan yang buruk maupun
kelainan genetic, makan keseimbangan kadar gula darah pun ikut terganggu.
Abstract:
As one of the endocrine agreements, the pancreas has a significant role in regulating the
body's hormonal system. Apart from being endocrine, the pancreas also works as an
exocrine. Some functions of the pancreas are blood sugar released through glucagon, which
increases blood sugar levels by increasing levels of release from the liver. Reduction of
blood sugar levels by releasing insulin which secretes flow into cells in the muscular body.
Genetics, eating because blood sugar levels are also disturbed.
Sistem endokrin merupakan sistem regulasi maupun sistem homestatis tubuh untuk
mempertahankan kelangsungan hidup sel. sistem endokrin berfungsi untuk mengeluarkan
atau mensekresikan hormon yang aktif atau di sekresikan ke sel target sesuai dengan
rangsangan yang di terima maupun perubahan tubuh yang mengaktifkannya. Sistem endokrin
ini tidak memiliki saluran dan reseptor atau sel targetnya tersebar di seluruh tubuh. Sistem
endokrin yang terlibat dalam tubuh antara lain hipofisis serebri, kelenjar tiroid, kelenjar
paratiroid, kelenjar adrenal, pancreas.
Sebagai salah satu kelenjar endokrin, pancreas memiliki peranan yang cukup besar
terhadap pengaturan sistem hormonal tubuh. Selain sebagai endokrin, pancreas juga berfungsi
sebagai kelenjar eksokrin. Beberapa fungsi pancreas adalah mengatur kadar gula darah dalam
darah melalui pengeluaran glukagon, yang menambah kadar gula darah dengan mempercepat
tingkat pelepasan dari hati. Pengurangan kadar gula darah dengan mengeluarkan insulin yang
mana mempercepat aliran glukosa ke dalam sel pada tubuh terutama otot. Ketika fungsi
pancreas tidak bekerja dengan sempurna, baik karena pola makan yang buruk maupun
kelainan genetic, makan keseimbangan kadar gula darah pun ikut terganggu.
Hormon Insulin
Insulin ialah hormon yang dihasilkan oleh sel β pankreas, dimana sel ini menempati
urutan paling banyak dari segi jumlah dibandingkan dengan sel-sel lainnya di dalam pulau
Langerhans.Insulin ini memiliki efek penting terhadap metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein.Insulin memainkan peranan yang besar dalam penyimpanan zat yang mempunyai
kelebihan energi. Misalnya, apabila terjadi kelebihan karbohidrat maka insulin akan
menyebabkan karbohidrat untuk disimpan di dalam otot dan hati sebagai glikogen, juga
dalam keadaan kelebihan lemak, insulin akan bertugas menyimpan lemak ini di dalam
jaringan adiposa, dalam keadaan kelebihan asam amino maka insulin akan memacu ambilan
asam amino oleh sel dan menurunkan pemecahan protein di dalam sel.2
Insulin yang merupakan protein kecil ini terutama memiliki tugas untuk memelihara
homeostasis glukosa darah. Rangsang utama dari sekresi insulin ialah kadar gula darah yang
tinggi. Insulin memiliki beberapa efek terkait dengan metabolisme karbohidrat, yaitu:
a. Insulin mempermudah transpor glukosa ke dalam sebagian besar sel,
terutama otot yang akan menggunakan glukosa lebih banyak sebagai
sumber energi ketika ada rangsangan insulin.
b. Insulin akan meningkatkan aktivitas enzim glikogen sintase yang
bertanggung jawab untuk kerja glikogenesis, untuk membentuk polimer
dari glukosa.
c. Insulin akan menghambat aktivitas enzim fosforilase yang merupakan
enzim regulator dari reaksi glikogenolisis.
d. Insulin juga ikut meningkatkan aktivitas enzim glukokinase, sehingga
glukosa yang masuk ke dalam hati dari darah akan diperbanyak untuk
selanjutnya ditahan sementara di dalam hati.
e. Insulin menghambat proses glukoneogenesis dengan cara menurunkan
aktivitas enzim penggiat proses ini.
Selain memiliki efek terhadap karbohidrat, insulin juga memiliki efek terhadap
metabolisme lemak, yaitu:
a. Insulin menghambat lipase-sensitif hormon, sehingga pelepasan asam
lemak dari jaringan adiposa ke dalam darah akan dihambat.
b. Insulin meningkatkan pemasukan glukosa ke dalam jaringan lemak dengan
rekrutmen GLUT 4 agar glukosa ini dapat dibentuk menjadi asam lemak
dan gliserol.
Efek insulin terhadap metabolisme protein, yaitu:
a. Insulin mendorong transpor aktif asam-asam amino dari darah ke dalam
jaringan otot dan jaringan lainnya, yang berimbas pada penurunana kadar
asam amino darah dan menyediakan asam amino untuk pembentukan
protein di sel.
b. Insulin menghambat pemecahan protein.
Insulin akan meningkatkan translasi RNA messenger pada ribosom untuk membentuk
protein baru dan juga meningkatkan kedepatan transkripsi rangkaian genetik DNA yang
terpilih di dalam inti sel, yang terutama berguna untuk meningkatkan kesatuan enzim yang
berpengaruh pada penyimpanan lemak, karbohidrat dan protein.2
Tahap yang pertama adalah proses glukosa (masuk ke dalam sel beta) melewati
membran sel secara difusi dengan bantuan GLUT-2 glucose transporter (GLUT-2 sebagai
kendaraan pengangkut glukosa). Kemudian glukosa akan mengalami proses glikolisis dan
fosforilasi di dalam sel yang akan membebaskan molekul ATP. Tahap yang kedua adalah
molekul ATP yang terbentuk, dibutuhkan untuk tahap selanjutnya yakni proses mengaktifkan
penutupan K channel pada membran sel. Pembentukan ATP mengakibatkan terjadinya
peningkatan rasio ATP/ADP sehingga membuat kadar glukosa intraseluler tinggi lalu terjadi
proses depolarisasi membran sel serta menginduksi penutupan KATP channel pada
permukaan sel. Pada tahap ketiga, terjadi penutupan K ATP chanel sehingga terhambatnya
pengeluaran ion K dari dalam sel. Terjadi depolarisasi membrane sel, kemudian terjadi
pembukaan Ca channel(Cell-surface voltage dependent Calsium channels). Lalu masuknya
ion Ca ke dalam sel β yang menimbulkan peningkatan kadar ion Ca intrasel sehingga memicu
exocytosis insulin. 2
Hormon Glukagon
Hormon ini ialah jenis hormon yang disekresikan oleh sel α pada pulau
Langerhans.Hormon ini ada dasarnya memiliki fungsi yang berlawanan dengan hormon
insuli. Hormon ini dirangsang terutama oleh karena penurunan kadar gula darah. Tempat
utama kerja glukagon ialah di hati.Bersama-sama dengan insulin, kedua hormon ini mengatur
keseimbangan glukosa darah.Glukagon itu sendiri merupakan suatu polipeptida yang besar.
Berikut ini ialah efek glukagon terhadap metabolisme karbohidrat, yaitu: 2
a. Glukagon merangsang proses glikogenolisis dengan cara mengaktifkan
adenilat siklase untuk membentuk siklik AMP sebagai second messenger.
Peningkatan glukagon dalam darah akan menimbulkan proses
glikogenolisis yang intensif.
b. Glukagon akan menyebabkan peningkatan glukoneogenesis dengan
meningkatkan kecepatan ambilan asam amino oleh hati sehingga kadar
asam amino hati cukup banyak untuk masuk ke dalam proses
glukoneogenesis. 2
Efek glukagon terhadap metabolisme lemak yaitu, antara lain: 2
a. Glukagon mengaktifkan lipase sel lemak, sehingga meningkatkan
persediaan asam lemak yang dapat digunakan sebagai sumber energi
tubuh. Glukagon juga ikut menghambat penyimpanan trigliserida dalam
hati, yang ikut membantu menambah kadar asam lemak sebagai sumber
energi.
b. Glukagon merangsang ketogenesis yang berfungsi untuk menghasilkan
benda-benda keton sebagai sumber energi alternatif.
Dalam darah, lemak akan ditranspor dalam bentuk lipoprotein. Lipoprotein didalam darah
dapat dipisahkan dengan cara ultrasentrifugasi dan elektroforesa. Bila dipisahkan lipoprotein
akan tersusun dari yang memiliki berat molekul terkecil (lapisan atas) hingga berat molekul
terbesar (lapisan bawah). Dengan cara ultrasentrifugasi didapat susunan dari atas ke bawah
ialah khilomikron, VLDL, LDL dan HDL. Khilomikron disintesis dalam sel usus dengan
menggunakan protein apo-B48 dalam ribosom dan retikulum endoplasma kasar serta sintesis
lipid di retikulum endoplasma halus.6 Setelah itu terjadi penggabungan antara komponen lipid
dan protein di retikulum endoplasma halus. Kemudian terjadi sintesis apo-AI dan apo-AII
membentuk khilomikron yang belum sempurna. Tambahan apo-C dan apo-E akan
menyempurnakan khilomikron. Pada badan golgi dapat terjadi penambahan karbohidrat pada
lipoprotein ini. VLDL disintesis bagian proteinnya menggunakan apo-B100 di ribosom dan
retikulum endoplasma kasar sedangkan lipid disintesis di retikulum endoplasma halus. Dalam
retikulum endoplasma halus juga akan bergabung membentuk VLDL nascent seperti
khilomikron. Kemudian akan mendapat penambahan apo-E dan apo-C serta karbohidrat.
HDL disintesis dengan menggunakan apo A1. HDL awalnya berbentuk diskoid hingga menjadi
sferis yang merupakan HDL sempurna. Dalam HDL terdapat banyak fosfolipid. 6
Kesimpulan
Mengkonsumsi makanan bertebih tentu saja tidak baik. Dimana ketika mengkonsumsi
gula yang berlebihan dapat menyebabkan gula dalam tubuh abnormal. Kondisi tersebut
menyebabkan kelenjar pankreas terpaksa harus bekerja keras memproduksi hormon insulin
untuk mengolah gula yang masuk. Jika suatu saat pankreas tidak mampu memenuhi
kebutuhan hormon insulin yang terus bertambah, maka kelebihan gula tidak dapat terolah
lagi. Maka pemberian insulin pada pasien mengakibatkan pasien pulih dengan cepat.
Daftar Pustaka
1. Eroschenko VP. Atlas histologi di fiore dengan korelasi fungsional. Edisi ke-12.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2015. Hal. 356-367
2. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Ed ke-6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2011. Hal. 687-709
3. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed ke-11. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2007. Hal. 563
4. Robert KM, Daryl KG, Peter AM, Victor WR. Biokimia harper. Edisi ke-27. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009
5. Dods R.F, Diabetes Mellitus, In Clinical Chemistry: Theory, Analysis, Correlation,
Eds, Kaplan L.A, Pesce A.J, 5th Edition, Mosby Inc, USA, 2010:613-640
6. Hall J. Text Book of Medical Physiology 12th edition. Singapore: Elsevier; 2014. Hal.
191-272.