DISUSUN OLEH :
WIYATRI HAPSARI DATUNSOLANG
B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah dari kelainan metabolisme ini membahas
tentang :
1. Apa definisi dari kelainan metabolisme ?
2. Apa saja klasifikasi kelainan metabolisme ?
3. Apa salah satu contoh kelainan metabolisme ?
4. Bagaimana cara pencegahannya ?
5. Bagaimana diskripsi tentang Diabetes Mellitus ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui definisi dari kelainan metabolisme
2. Untuk mengetahui apa saja klasifikasi kelainan metabolisme itu.
3. Dapat mengetahui salah satu contoh kelainan metabolisme.
4. Dapat mengetahui bagaimana cara pencegahannya
5. Dapat menegetahui diskripsi tentang Diabetes Mellitus
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kelainan Metabolik
Metabolisme adalah pertukaran zat antara suatu sel atau suatu
organisme secara keseluruhan dengan zat antara suatu sel atau
organisme secara keseluruhan dengan lingkungannya. Metabolisme juga
merupakan proses penting yang terjadi pada tubuh manusia, sebagai
proses pengolahan baik pembentukan dan penguraian zat -zat yang
diperlukan oleh tubuh agar tubuh dapat menjalankan fungsinya dengan
baik.
Kelainan metabolik seringkali disebabkan oleh kelainan genetik
yang mengakibatkan hilangnya enzim tertentu yang diperlukan untuk
merangsang suatu proses metabolisme.
a. Galaktosemia
Galaktosemia (kadar galaktosa yang tinggi dalam darah) biasanya
disebabkan oleh kekurangan enzim galaktose 1-fosfat uridil transferase.
Kelainan ini merupakan kelainan bawaan.
Sekitar 1 dari 50.000-70.000 bayi terlahir tanpa enzim tersebut. Pada
awalnya mereka tampak normal, tetapi beberapa hari atau beberapa
minggu kemudian, nafsu makannya akan berkurang, muntah, tampak
kuning (jaundice) dan pertumbuhannya yang normal terhenti.
Hati membesar, di dalam air kemihnya ditemukan sejumlah besar
protein dan asam amino, terjadi pembengkakan jaringan dan
penimbunan cairan dalam tubuh.
b. Glikogenosis
Glikogenosis (Penyakit penimbunan glikogen) adalah sekumpulan
penyakit keturunan yang disebabkan oleh tidak adanya 1 atau beberapa
enzim yang diperlukan untuk mengubah gula menjadi glikogen atau
mengubah glikogen menjadi glukosa (untuk digunakan sebagai
energi). Pada glikogenosis, sejenis atau sejumlah glikogen yang
abnormal diendapkan di dalam jaringan tubuh, terutama di hati.
Gejalanya timbul sebagai akibat dari penimbunan glikogen atau
hasil pemecahan glikogen atau akibat dari ketidakmampuan untuk
menghasilkan glukosa yang diperlukan oleh tubuh.
Usia ketika timbulnya gejala dan beratnya gejala bervariasi, tergantung
kepada enzim apa yang tidak ditemukan.
c. Intoleransi Fruktosa Herediter
Intoleransi Fruktosa Herediter adalah suatu penyakit keturunan
dimana tubuh tidak dapat menggunakan fruktosa karena tidak memiliki
enzim fosfofruktaldolase. Sebagai akibatnya, fruktose 1-fosfatase (yang
merupakan hasil pemecahan dari fruktosa) tertimbun di dalam tubuh,
menghalangi pembentukan glikogen dan menghalangi perubahan
glikogen menjadi glukosa sebagai sumber energi.
Mencerna fruktosa atau sukrosa (yang dalam tubuh akan diuraikan
menjadi fruktosa, kedua jenis gula ini terkandung dalam gula meja)
dalam jumlah yang lebih, bisa menyebabkan :
1) Hipoglikemia (kadar gula darah yang rendah) disertai keringat dingin
2) Tremor (gerakan gemetar diluar kesadaran)
3) Linglung
4) Mual
5) Muntah
6) Nyeri Perut
7) Kejang (Kadang-kadang)
8) Koma.
Jika penderita terus mengkonsumsi fruktosa, bisa terjadi kerusakan
ginjal dan hati serta kemunduran mental.
d. Fruktosuria
Fruktosuria merupakan suatu keadaan yang tidak berbahaya,
dimana fruktosa dibuang ke dalam air kemih. Fruktosuria disebabkan
oleh kekurangan enzimfruktokinase yang sifatnya diturunkan. 1 dari
130.000 penduduk menderita fruktosuria. Fruktosuria tidak
menimbulkan gejala, tetapi kadar fruktosa yang tinggi di dalam darah
dan air kemih dapat menyebabkan kekeliruan diagnosis dengan diabetes
mellitus. Tidak perlu dilakukan pengobatan khusus.
e. Pentosuria
Pentosuria adalah suatu keadaan yang tidak berbahaya, yang
ditandai dengan ditemukannya gula xylulosa di dalam air kemih karena
tubuh tidak memiliki enzim yang diperlukan untuk mengolah xylulosa.
Pentosuria hampir selalu hanya ditemukan pada orang Yahudi.
Pentosuria tidak menimbulkan masalah kesehatan, tetapi adanya
xylulosa dalam air kemih bisa menyebabkan kekeliruan diagnosis
dengan diabetes mellitus. Tidak perlu dilakukan pengobatan khusus.
b. Asam Urat
Asam urat berasal dari basa nitrogen penyusun asam nukleat (RNA
dan DNA) yaitu purin dan pirimidin. Asam nukleat dalam makanan
setelah di pencernaan, kemudian diabsorpsi dan sebagian besar purin
dan pirimidin dimetabolisme oleh hati. Purin sebagian kecil dikeluarkan
lewat urin terutama setelah diubah menjadi asam urat. Asam urat ini
merupakan hasil akhir dari pada metabolisme purin. Sebagian asam urat
ini dioksidasi menjadi ureum dan diekskresi.
Kadar asam urat normal dalam darah adalah 4 mg/dL (0,24
mmol/L). Di ginjal asam urat difiltrasi, kemudian 98% direabsorpsi dan
sisanya 2% diekskresikan. Penimbunan asam urat di persendian, ginjal,
dan atau jaringan lainnya akan menimbulkan nyeri sendi atau disebut
gout. Persendian yang biasanya terkena adalah metatarsophalangeal (ibu
jari kaki).
- Tingkat II
Memerlukan debridimen, antibiotic yang sesuai dengan hasil kultur,
perawatan lokal luka dan teknik pengurangan beban yang lebih berarti.
- Tingkat III
Memerlukan debridemen jaringan yang sudah menjadi gangrene,
amputasi sebagian, imobilisasi yang lebih ketat, dan pemberian
antibiotic parenteral yang sesuai dengan kultur.
- Tingkat IV
Pada tahap ini biasanya memerlukan tindakan amputasi sebagian atau
amputasi seluruh kaki.
a. Pankreas
Seperempat penderita : pankreasnya normal
Pada umumnya kerusakan pada sel beta ringan tidak mungkin
menimbulkan gangguan produksi insulin.
b. Pembuluh darah
Bila gangguan metabolisme karbohidrat terlalu lama, maka
hiperglikemik menahun pada otot, hati dan jantung terjadi difisiensi.
Lemak dimobilisasi sebagai sumber tenaga, sehingga lemak dalam darah
bertambah. Lipaemia dan cholestrolimia merupakan gangguan vaskular,
dengan komplikasi aterioskelosis merata → skeloris pembuluh darah
arteri coronaria, ginjal dan retina.
c. Mata
Skelosis arteri retina disebut juga retinitis diabetika, yang berupa
perdarahan kecil-kecil tidak teratur. Terjadi pelebaran pembuluh darah
retina dan berkeluk-keluk kapiler-kapiler membentuk mikroaneurisma.
d. Jantung
Sklerosis arteri coronaria yang mengakibatkan infrak otot jantung.
e. Ginjal
Kelainan degeneratif pada alat vaskular glomeruler –
tubular pyleonepritis akut maupun kronis.
f. Kulit
Penimbunan lipid dlm makropag-makropag pada dermis yang
mengakibatkan xantoma diabetikum.
g. Hati
Perlemakan akibat hepatomegali dan infiltasi glikogen. Disebabkan
karena defisiensi karbohidrat sehingga sumber tenaga dari
lemak memobilisasi lemak berlebihan, sehingga terjadi defisiensi
lipotropik, dan lemak tidak dapat diangkut dari sel sehingga terjadi
penimbunan lemak berlebihan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kelainan metabolisme seringkali disebabkan oleh kelainan genetik
yang mengakibatkan hilangnya enzim tertentu yang diperlukan untuk
merangsang suatu proses metabolisme. Sedangkan metabolisme sendiri
adalah proses penting yang terjadi pada tubuh manusia, sebagai proses
pengolahan baik pembentukan dan penguraian zat -zat yang diperlukan
oleh tubuh agar tubuh dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
Kelainan metabolisme dibedakan menjadi beberapa macam berdasarkan
zat yang mengalami kegagalan dalam metabolisme diantaranya kelainan
metabolisme lemak, protein, karbohidrat, piruvat dan asam amino.
Salah satu kelainan metabolik adalah Diabetes mellitus yang sering
dikenal sebagai kencing manis. Penyakit ini ditandai dengan
hiperglisemia (peningkatan kadar gula darah) yang terus-menerus dan
bervariasi, terutama setelah makan. Sumber lain menyebutkan bahwa
yang dimaksud dengan diabetes mellitus adalah keadaan hiperglikemia
kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal,
yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, dan
pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan
dengan mikroskop elektron. Adapun gejala-gejala diabetes melitus :
1. Penurunan berat badan (BB) dan rasa lemah
2. Banyak kencing (poliuria)
3. Banyak minum (polidipsia)
4. Polifagi (meningkatnya hasrat untuk makan)
5. Gangguan saraf tepi/ kesemutan
6. Gangguan penglihatan
7. Gatal/bisul
8. Gangguan ereksi
B. Saran
Bagi klien diharapkan dengan penyakit Diabetes Melitus dapat
melakukan pengobatan dan diet secara teratur & seimbang. Sedangkan
bagi tenaga kesehatan khususnya perawat harus memahami dan dapat
memberikan pendidikan dan pengetahuan bagi klien, serta menuntun
pasien dalam pengobatan dan diet seimbang. Bagi teman-teman
diharapkan dengan mengetahui ciri-ciri dan bagaimana penyakit
gangguan metabolisme ini terjadi teman-teman dapat berhati-hati dalam
memberikan asupan makanan pada tubuh kita.
DAFTAR PUSTAKA
http://arisanjaya07042008.blogspot.com/2012/07/kelainan-
metabolisme.html
http://asri92d3analis.mhs.unimus.ac.id/files/2012/06/makalah-kelainan-
metabolisme-karbohidrat-punya-asri.pdf
http://makalahmajannaii.blogspot.com/2012/10/makalah-biokimia-
gangguan-metabolisme.html
http://www.doktercantik.com/arsip/makalah-kelainan-metabolisme.html
http://www.scribd.com/doc/72509637/Makalah-Penyakit-Gangguan-
Metabolisme-Karbohidrat