Disusun Oleh:
Wiyatri Hapsari Datunsolang
711331118049
Deteksi dini juga sebagai bentuk pencegahan sejak awal terhadap indikasi-
indikasi akan terjadinya gangguan. Tujuan deteksi dini adalah untuk
memberikan pengetahuan dan pemahaman serta perhatian terhadap kondisi
psikologis yakni kondisi mental dan jiwa spiritual yang ada dalam diri
individu untuk menghindari dan menanggulangi akan terjadinya gangguan
penyakit. Disamping itu deteksi dini mempunyai fungsi dan tujuan yaitu :
fungsi pemahaman, pengendalian, peramalan, pengembangan, pencegahan dan
perawatan.
Faktor yang mempengaruhi status gizi antara lain asupan makan, aktivitas
fisik, body image, dan jenis kelamin. Kebutuhan gizi pada remaja relatif lebih
besar karena masih mengalami pertumbuhan. Umumnya remaja melakukan
aktivitas fisik yang tinggi dibanding usia lainnya sehingga diperlukan zat gizi
lebih banyak. Dengan aktivitas yang padat dan frekuensi makan yang kurang
menyebabkan pemenuhan zat gizi yang kurang menyebabkan kurangnya
status gizi.
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mengetahui upaya deteksi dini masalah Stunting pada masyarakat di Desa
Tombolango.
b. Tujuan Khusus
1) Untuk Mengetahui makanan yang dikonsumsi masyarakat Desa
Tombolango.
2) Mengetahui status gizi masyarakat di Desa Tombolango.
4. Manfaat Kegiatan
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang badan atau tinggi
badan harus memiliki ketelitian 0,1 cm.15Bayi atau anak yang tidak dapat
berdiri dengan tegak dapat diukur panjang badan sebagai pengganti tinggi
badan. Pengukuran panjang badan dilakukan pada bayi atau anak berumur
kurang dari 2 tahun menggunakan alat pengukur Panjang badan yang disebut
infatometer. Anak yang berumur lebih dari 2 tahun diukur dengan
menggunakan alat ukur microtoise.
8. Penilaian Secara Tidak Langsung
b. Statistik vital
c. Faktor ekologi
1. Pemenuhan kebutuhan zat gizi ibu hamil. Ibu hamil perlu mendapatkan
makanan yang cukup gizi, suplementasi zat gizi (tablet zat besi), dan
terpantau kesehatannya.
2. ASI ekslusif sampai dengan usia 6 bulan dan setelah usia 6 bulan
diberikan makanan pendamping ASI (MP ASI) yang cukup jumlah dan
kualitasnya.
3. Memantau pertumbuhan balita di posyandu merupakan upaya strategis
untuk mendeteksi terjadinya gangguan pertumbuhan.
4. Meningkatkan akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi, serta
menjaga kebersihan lingkungan. Rendahnya sanitasi dan kebersihan
lingkungan akan memicu gangguan saluran pencernaan yang membuat
energi untuk pertumbuhan akan teralihkan kepada perlawanan tubuh
menghadapi infeksi. Semakin lama menderita infeksi maka resiko
stunting akan semakin meningkat
DAFTAR PUSTAKA
Trihono, dkk. 2015. Pendek (stunting) di Indonesia, Masalah dan
Solusinya. Jakarta: Badan Penelitian dan pengembangan Kesehatan.
World Health Organization. 2006. WHO Child Growth Standards:
length/height for age, weight for age, weight for lenght, weight for height
and bodymass index for age. Geneva: Departement of Nutrition for Health
and Development.
UNICEF. 2013. Improving Child Nutrition: The achievable imperative for
global.
Kementerian Kesehatan RI. 2016. Situasi Balita Pendek. Jakarta: Pusat
Data dan Infomasi KEMENKES RI.
Bappenas. 2013. Pedoman Perencanaan Program Gerakan Nasional
Percepatan Perbaikan Gizi dalam Rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan
(Gerakan 1000 HPK). Jakarta: Bappenas.
Millennium Challenge Account. 2014. Sanitasi dan Kebersihan untuk
Pertumbuhan Anak yang Sempurna. Jakarta: Proyek Kesehatan & Gizi
Berbasis Masyarakat untuk Mengurangi Stunting (PKGBM).