Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SOSIOLOGI ANTROPOLOGI

POLA PANGAN DAN BUDAYA DI INDONESIA DAN NEGARA LAIN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK IV
WIYATRI HAPSARI DATUNSOLANG
OKTAVIANI ANGGAI
INGGRID MUSA
ANGELA GUNAWAN

PROGRAM D-IV JURUSAN GIZI


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………………
Daftar Isi………………………………………………………………………
Bab I pendahuluan ………………………………………………………………
A. Latar belakang …………………………………………………………………
B. Rumusan masalah ……………………………………………………………
C. Tujuan penulisan..........................................................................................

Bab II Pembahasan ………………………………………….......................


A.Terbentuknya pola hidangan makanan ………………………….....
B. Pola pangan sebagai produk budaya …………………………………
C. Nilai sosial pangan dan budaya …………………………………………

Bab III Penutup…………………………………………………....................


A. Kesimpulan ………………………………………………………………
B. Saran………………………………………………………………………
Daftar pustaka ………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, makan merupakan suatu hal yang


menjadi kebutuhan pokok bagi kita. Kita tidak mungkin dapat menunda
kebutuhan yang satu ini. Tanpa makan kita tidak akan dapat bertahan hidup.
Dalam mengkonsumsi makanan harus sesuai dengan prosedur yaitu
mencakup 4 sehat 5 sempurna dan juga harus sesuai dengan pola makan
yang sehat. Namun banyak diantara kita yang belum mengetahui tentang
pola makan yang sehat, baik itu berupa jenis makanan, waktu makan, dll
sehingga banyak sekali orang yang terserang penyakit gara-gara salah dalam
mengkonsumsi makanan dan pola makan yang tidak benar karena banyak
penyakit yang kita derita berawal dari kesalahan pola makan. Penyakit yang
rata-rata mereka derita ada yang mulai dari penyakit ringan hingga penyakit
yang berat sehingga bisa menyebabkan kematian. Melihat kenyataan yang
demikian maka dengan disusunnya karya tulis ini diharapkan  bisa
menambah wawasan bagi kita semua tentang pola makan yang sehat dan
juga menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada pada benak kita tentang
cara pola makan yang sehat sebab dengan mengetahui pola makan yang
benar itu berarti secara tidak langsung kita merawat tubuh kita untuk tetap
sehat sehingga terhindar dari  bermacam-macam penyakit.

B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penulisan ini ditetapkan sebagai berikut :
1. Bagaimana terbentuknya pola hidangan makanan ?
2. Mengapa pola pangan sebagai produk budaya ?
3. Bagaimana nilai sosial pangan dan makanan ?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui pola pangan dan
budaya di indonesia dan negara lain serta untuk memenuhi tugas dari
mata kuliah sosio antropologi.
BAB II
PEMBAHASAN
Sehat merupakan hal yag sangat luar biasa nikmatnya bagi setiap
orang dan sakit merupakan hal yang paling menyengsarakan kita semua baik
lahir maupun batin karena pada saat kita sakit setiap makanan yang masuk
ke dalam mulut kita terasa tidak enak walaupun makanan itu adalah
makanan yang sangat enak sekalipun. Sehat merupakan hal yang tak ternilai
harganya, salah satu cara agar tubuh kita selalu sehat adalah dengan cara
pola makan yang sehat. pola makan yang sehat seharusnya sudah kita
terapkan sejak kecil namun tidak ada kata yang terlambat jika kita ingin
merubah  pola makan kita sekarang. Dengan pola makan yang sehat ini
berarti kita secara tidak langsung ikut menjaga tubuh kuta dari serangan
berbagai macam penyakit. Penyakit- penyakit yang dapat dicegah dengan
pola makan yang sehat adalah kanker, kanker adalah salah satu penyebab
banyak kematian yang terjadi di banyak negara baik negara berkembang
maupun negara maju termasuk di Indonesia. Ada banyak hal yang diduga
menjadi pemicu munculnya kanker di dalam tubuh, dan salah satu di
antaranya adalah pola makan yang tidak baik. Kendati tidak semua kanker
berkaitan dengan pola makan, namun pola makan yang sehat sudah jelas
akan menurunkan risiko terjadinya kanker. Di samping itu, pola makan sehat
juga terbukti bermanfaat mencegah terjadinya penyakit jantung koroner,
diabetes melitus, hipertensi, dan kerusakan ginjal.
A. Terbentuknya Pola Hidangan Makanan
 
1. Makanan Indonesia

Masakan Indonesia merupakan pencerminan beragam budaya dan tradisi


berasal dari kepulauan Nusantara yang terdiri dari sekitar 6.000 pulau dan
memegang tempat pentingdalam budaya nasional Indonesia secara umum dan
hampir seluruh masakan Indonesia kayadengan bumbu berasal dari rempah-
rempah seperti kemiri,cabai,temu kunci,lengkuas,jahe,  kencur, kunyit, kelapa dan
gula aren dengan diikuti penggunaan teknik-teknik memasak  menurut bahan dan
tradisi-adat yang terdapat pula pengaruh melalui perdagangan yang berasal seperti
dari India,Tiongkok,Timur Tengah, dan Eropa.  Pada dasarnya tidak ada satu
bentuk tunggal "masakan Indonesia", tetapi lebih kepada,keanekaragaman
masakan regional yang dipengaruhi secara lokal oleh Kebudayaan Indonesia serta
pengaruh asing. Sebagai contoh, beras yang diolah menjadi nasi putih, ketupat atau
lontong(beras yang dikukus) sebagai makanan pokok bagi mayoritas penduduk
Indonesianamum untuk bagian timur lebih umum dipergunakan juga jagung, sagu,
singkong, dan ubi jalar dan Sagu. Bentuk lanskap penyajiannya umumnya
disajikan di sebagian besar makananIndonesia berupa makanan pokok dengan
lauk-pauk berupa daging, ikan atau sayur disisi piring.Sepanjang sejarahnya,
Indonesia telah terlibat dalam perdagangan dunia berkat lokasidan sumber daya
alamnya. Teknik memasak dan bahan makanan asli Indonesia berkembangdan
kemudian dipengaruhi oleh seni kuliner India, Timur Tengah, China, dan akhirnya
Eropa.Para pedagang Spanyol dan Portugis membawa berbagai bahan makanan
dari benua Amerika jauh sebelum Belanda berhasil menguasai Indonesia. Pulau
Maluku yang termahsyur sebagai"Kepulauan Rempah-rempah", juga
menyumbangkan tanaman rempah asli Indonesia kepadaseni kuliner dunia. Seni
kuliner kawasan bagian timur Indonesia mirip dengan seni memasak  Polinesia dan
Melanesia. 
 
Masakan Sumatera, sebagai contoh, seringkali menampilkan pengaruh Timur
Tengahdan India, seperti penggunaan bumbu kari pada hidangan daging dan
sayurannya, sementaramasakan Jawa berkembang dari teknik memasak asli
nusantara. Unsur budaya masakan China dapat dicermati pada beberapa masakan
Indonesia. Masakan seperti bakmi,bakso,dan lumpia telah terserap dalam seni
masakan Indonesia.Beberapa jenis hidangan asli Indonesia juga kini dapat
ditemukan di beberapa negara Asia. Masakan Indonesia populer seperti
sate,rendang,dan sambal juga digemari di dan Singapura .Bahan makanan
berbahan dasar dari kedelai seperti variasi tahu dan tempe,   juga sangat populer.
Tempe dianggap sebagai penemuan asli Jawa, adaptasi lokal dari fermentasi
kedelai. Jenis lainnya dari makanan fermentasi kedelai adalah oncom,mirip dengan
tempe tapi menggunakan jenis jamur yang berbeda, oncom sangat populer di
JawaBarat. 

2. Makanan Malaysia

Makanan Malaysia sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan makanan


Indonesia.Kemungkinan besar karena satu rumpun, jadi makanan tradisionalnya
pun hampir mirip.Sama seperti orang Indonesia, nasi tetap menjadi primadona
yang utama dalam setiap hidangan.Adapun lauk pauknya, nasi selalu ada sebagai
pendamping hidangan utama. Makanan Malaysia kebanyakan dipengaruhi oleh
tradisi Cina, India, dan Malaysia itu sendiri.

3. Makanan India

Masakan India adalah masakan dari berbagai kawasan di anak benua India.Ciri
khas masakan India adalah penggunaan berbagai rempah-rempah khas India dan
sayuran yang tumbuh di India, dan beraneka ragam hidangan vegetarian.Masakan
India juga mencerminkan keanekaragaman iklim,demografi,dan agama. 
Agama dan kebudayaan India berperan besar dalam perkembangan seni kuliner
India.  Walaupun demikian, interaksi antar budaya dengan kawasan yang
bertetangga sepertiTimur Tengah,Asia Tengah,danLaut Tengah menjadikan
masakan India sebagai percampuran unik  dari berbagai masakan Asia.
Dominasi perdagangan rempah antara India dan Eropa oleh pedagang Arab
menyebabkanVasco da GamadanChristopher Columbus berusaha menemukan rute
pelayaran baru ke India, dan mengawali zaman penjelajahan di Eropa.Orang Eropa
pada masa kolonial India memperkenalkan teknik memasak Eropa (terutama dari
Inggris dan Perancis) kepada orang India, dan menambah keanekaragaman
masakan India. Masakan India juga memengaruhi masakan negara-negara di lain di
dunia, terutama masakan Asia Tenggara,khususnya dalam pemakaian rempah-
rempah untuk membuat hidangan serupa kari dalamThailand,Malaysia,dan
Indonesia. 

4. Makanan China

Masakan Cina adalah kuliner yang dihasilkan oleh penduduk Republik Rakyat


Cina. Istilah masakan Cina di daratan Cina juga mengacu kepada variasi dari
seluruh suku bangsa, agama dan tradisi yang berkembang di negara tersebut.
Namun, masakan Cina yangdi perkenalkan kepada banyak bangsa di dunia adalah
masakan etnis Han (Tionghoa). Pengaruh masakan etnis Han ada di setiap kuliner
negara-negara timur dan menyebar di luar komunitas-komunitasnya di seluruh
dunia.Penyiapan masakan Cina untuk sehari-hari dapat singkat dan mudah, namun
untuk acara formal bisa menjadi hidangan yang beragam dan meriah. Filosofi
masakan Cina adalah makanan harus memuaskan selera dan melengkapi rasa,
betapapun sederhana bahan- bahannya.

B. Pola Pangan Sebagai Produk Budaya

Indonesia adalah bangsa yang memiliki keanekaragaman budaya yang


terbentang dari Sabang sampai Merauke dengan latar belakang etnis, suku dan tata
kehidupan sosial yang berbeda satu dengan yang lain. Hal ini telah memberikan
suatu formulasi struktur sosial masyarakat yang turut mempengaruhi menu
makanan maupun pola makan. Banyak sekali penemuan para ahli sosialog dan ahli
gizi menyatakan bahwa faktor budaya sangat berperan terhadap proses terjadinya
kebiasaan makan dan bentuk makanan itu sendiri, sehingga tidak  jarang
menimbulkan berbagai masalah gizi apabila faktor makanan itu tidak
diperhatikansecara baik oleh kita yang mengkonsumsinya.
 
Kecendrungan yang muncul dari suatu budaya terhadap makanan sangat
tergantung dari potensi alamnya atau faktor pertanian yang dominan. Sebagai
contoh : bahwa orang Jawa makanan pokoknya akan berbeda dengan orang Timor
atau pendek kata bahwa setiap suku-etnis yang ada pasti mempunyai makanan
pokoknya tersediri. Keragaman dan keunikan budaya yang dimiliki oleh suatu
entitas masyarakat tertentu merupakan wujud dari gagasan,rasa, tindakan dan karya
sangat menjiwai aktivitas keseharian baik itu dalam tatanan sosial,teknis maupun
ekonomi telah turut membentuk karakter fisik makanan (menu,pola dan
bahandasar).Pengaruh budaya terhadap pangan atau makanan sangat tergantung
kepada sistim sosial kemasyarakatan dan merupakan hak asasi yang paling dasar,
maka pangan/makanan harus berada di dalam kendali kebudayaan itu sendiri.
Beberapa pengaruh budaya terhadap pangan/makanan adalah :

a. Adanya bermacam jenis menu makanan dari setiap komunitas - etnis


masyarakat dalam mengolah suatu jenis hidangan makanan karena perbedaan
bahan dasar/adonandalam proses pembuatan; contoh : orang Jawa ada jenis menu
makanan berasal dari kedele, orang Timor jenis menu makanan lebih banyak
berasal dari jagung dan orangAmbon jenis menu makanan berasal dari sagu.

 b. Adanya perbedaan pola makan/konsumsi/makanan pokok dari setiap


suku-etnis Contoh : orang Timor pola makan lebih kepada jagung, orang Jawa pola
makan lebihkepada beras

c. Adanya perbedaan cita - rasa, aroma, warna dan bentuk fisik makanan dari
setiapsuku-etnis; Contoh : makanan orang Padang cita - rasanya pedis, orang Jawa
makananyamanis dan orang Timor makanannya selalu yang asin.

d. Adanya bermacam jenis nama dari makanan tersebut atau makanan khas
berbeda untuk setiap daerah; Contoh : Soto Makasar berasal dari daerah Makasar -
Sulawesi Selatan, Jagung ”Bose” dari daerah Timor  Nusa Tenggara Timur.

C.Nilai Sosial Pangan dan Makanan

Berbagai sistim budaya memberikan peranan dan nilai yang berbeda-beda terhadap
makanan, misalnya bahan-bahan makanan tertentu oleh suatu budaya masyarakat
dapat dianggap tabu atau bersifat pantangan untuk dikonsumsi karena alasasan
sakral tertentu atausistim budaya yang terkait di dalamnya. Di samping itu ada
jenis makanan tertentu yang dinilai dari segi ekonomi maupun sosial sangat tinggi
eksistensinya tetapi karena mempunyai peranan yang penting dalam hidangan
makanan pada sesuatu perayaan yang berkaitan dengan kepercayaan masyarakat
tertentu maka hidangan makanan itu tidak diperbolehkan untuk dikonsumsinya
bagi golongan masyarakat tersebut.Anggapan lain yang muncul dari sistim budaya
seperti dalam mengkonsumsi hidanganmakanan di dalam keluarga, biasanya sang
ayah sebagai kepala keluarga akan diprioritaskanmengkonsumsi lebih banyak dan
pada bagian-bagian makanan yang mengandung nilai citarasa tinggi. Sedangkan
anggota keluarga lainnya seperti sang ibu dan anak-anak mengkonsumsi pada
bagian-bagian hidangan makanan yang secara cita-rasa maupun fisiknyarendah.
Sebagai contoh pada sistim budaya masyarakat di Timor yaitu : apabila
dihidangkanmakanan daging ayam, maka sang ayah akan mendapat bagian paha
atau dada sedangkansang ibu dan anak-anak akan mendapat bagian sayap atau
lainnya. Hal ini menurut (Suhardjo,1996) dapat menimbulkan distribusi konsumsi
pangan yang tidak baik atau maldistributiondiantara keluarga apalagi pengetahuan
gizi belum dipahami oleh keluarga .Kasus lain yang berhubungan dengan sistim
budaya adalah sering terjadi juga pada masyarakat di perkotaan yang mempunyai
gaya hidup budaya dengan tingkat kesibukan yangtinggi karena alasan pekerjaan.
Contohnya; pada ibu-ibu di daerah perkotaan yang kurangdan tidak sering
menyusui bayinya dengan Air Susu Ibu (ASI) setelah melahirkan tetapihanya
diberikan formula susu bayi instant. Padahal kita tahu bahwa ASI sangat penting
untuk  pertumbuhan dan perkembangan fisik bayi. Selanjutnya gaya hidup mereka
yang berasal darigolongan ekonomi atas (masyarakat elite kota) ,dalam hal
makanan sering mengkonsumsi makanan yang berasal dari produk luar negeri atau
makanan instant lainnya karena soal “gengsi” . Sedangkan makanan lokal kita
hanya dikonsumsi oleh mereka yang berasal dari golongan ekonomi menengah ke
bawah karena ada anggapan bahwa makanan dari luar negerikaya akan nilai gizi
protein dan makanan instant lebih praktis untuk dikonsumsi sedangkan makanan
lokal kita nilai gizinya lebih kepada karbohidrat.Sehubungan dengan soal gengsi
maka ada kebiasaan masyarakat di Timor jika ada kunjungan tamu ke rumahnya
maka tamu tersebut selalu di hidangkan dengan makanan yang berasal dari beras
walaupun kesehariannya mereka selalu mengkonsumsi jagung, ubikayu/singkong
dan makanan lokal lainnya sehingga beras atau nasi telah dianggap sebagai suatu
citra bahan makanan yang mempunyai nilai “prestise” yang tinggi.

Citra beras/nasi dibangun sebegitu kuatnya oleh masyarakat di Timor sehingga


kondisi ini telah mempengaruhi sendi-sendi sosial budaya sedangkan pandangan
mereka terhadap pangan diluar beras di tempatkan sebagai simbol lapisan
masyarakat paling rendah.Mencermati akan adanya budaya, kebiasaan dan sistim
sosial masyarakat terhadapmakanan seperti pola makan, tabu atau pantangan, gaya
hidup, gengsi dalam mengkonsumsi jenis bahan makanan tertentu, ataupun prestise
dari bahan makanan tersebut yang seringterjadi di kalangan masyarakat apabila
keadaan tersebut berlangsung lama dan mereka juga belum memahami secara baik
tentang pentingnya faktor gizi dalam mengkonsumsi makananmaka tidak mungkin
dapat berakibat timbulnya masalah gizi atau gizi salah (Malnutrition).Lebih lanjut
dijelaskan oleh Suhardjo, 1996 bahwa jika kalangan masyarakat yang
terkenadanpak dari sistim sosial atau budaya makan itu berasal dari golongan
individu
individu yang termasuk rawan gizi seperti ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan anak-
anak balita sertaorang lanjut usia maka kondisi ini akan lebih rentant terhadap
timbulnya masalah gizi kurang.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pola makan yang sehat merupakan hal yang sangat penting bagi kita
semua agar tubuh kita senantiasa tetap sehat dan terhindar dari  berbagai
macam penyakit baik yang ringan maupun yang berat Selain menerapkan
pola makan sehat, perlu dipadukan dengan  penerapan pola hidup sehat
seperti istirahat yang cukup, olah raga yang teratur dan cukup, hindari
kebiasaan buruk seperti merokok,  penuhi kebutuhan rohani seperti
rekreasi dan bersosial, dan lain sebagainya.

B. SARAN

Cukupilah kebutuhan gizi kita setiap hari agar badan kita senantiasa
sehat etiap negara mempunyai kebiasaan pola makanan sehatnya masin-
masing termasuk juga Indonesia Perbanyaklah mengkonsumsi sayur-
sayuran dan jangan terlalu  banyak makan makanan yang mengandung
lemak seperti daging.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber:
http://crewavenue.blogspot.com/2013/09/penjaskes-makanan-dan-minuman-
sehat.html http://www.ot.co.id/Research_life.aspx?
Research_id=10 http://dwindriaty.blogspot.com/2014/05/makalah-pola-hidup-
sehat.html http://www.informasikesehatan.my.id/2013/02/makanan-sehat-
untuk-tubuh-kita.html
http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/04/zat-zat-gizi-yang-dibutuhkan-
tubuh.html
http://www.tipscaramanfaat.com/manfaat-minum-susu-bagi-kesehatan-668.html
https://www.facebook.com/notes/cap-panda/beberapa-jenis-minuman-dan-
manfaatnya-bagi-kesehatan/260360820669662

Anda mungkin juga menyukai