Menghancurkan sel darah merah yang sudah tua. Proses ini akan membuat tinja
menjadi berwarna cokelat. Namun, bila tinja berwarna pucat atau bahkan putih,
atau warna urine menjadi lebih gelap, bisa menjadi pertanda adanya masalah pada
organ hati, misalnya hepatitis yang disebabkan oleh virus. Selain itu, mata dan
kulit yang menjadi berwarna kekuningan atau dikenal oleh masyarakat
sebagai penyakit kuning (jaundice) juga bisa mengindikasikan adanya masalah
pada organ ini. Kondisi tersebut bisa disebabkan oleh menumpuknya bilirubin atau
hasil sisa penguraian hemoglobin. Hemoglobin adalah senyawa di dalam sel darah
merah yang timbul ketika sel darah merah diuraikan.
Membersihkan darah dari senyawa berbahaya, seperti racun, obat-obatan, dan
alkohol.
Membantu metabolisme protein dengan mengubah amonia menjadi urea, yang
dikeluarkan bersama urine oleh ginjal.
Menyimpan energi untuk tubuh dalam bentuk glikogen dan mengubahnya menjadi
glukosa saat kadar glukosa darah rendah.
Menyimpan asam folat, zat besi, dan beberapa vitamin, seperti vitamin A, B12, D,
dan K.
Memproduksi kolesterol dan trigliserida, serta protein pembawanya agar dapat
dialirkan dalam darah.
Memproduksi protein, seperti albumin yang berguna menjaga cairan dalam sistem
sirkulasi tubuh. Protein yang berperan sebagai faktor pembekuan darah dan sistem
kekebalan tubuh juga dihasilkan oleh hati.
Memproduksi hormon, misalnya hormon pertumbuhan pada anak-anak.
Memproduksi cairan empedu, yang bertugas membantu pencernaan makanan.
Pemeriksaan atau Uji Fungsi Hati
Untuk memonitor kondisi organ hati atau liver diperlukan pemeriksaan fungsi hati atau
disebut juga uji fungsi hati. Gunanya untuk mendeteksi adanya potensi penyakit hati atau
liver, misalnya hepatitis, perlemakan hati, sirosis, kanker hati, atau kerusakan hati yang
disebabkan oleh konsumsi minuman beralkohol dan obat-obatan tertentu.
Selain itu, bila Anda mengalami gejala penyakit kuning, uji fungsi hati juga perlu
dilakukan untuk membantu mendiagnosis apakah gejala tersebut disebabkan oleh
penyakit hati. Pemeriksaan ini juga dilakukan ketika hati terkena infeksi, misalnya
akibat abses hepar.
Berbagai fungsi yang dijalankan organ hati membuat berbagai senyawa kimia dihasilkan
dan beredar di aliran darah. Oleh karena itu, tes fungsi hati dapat dilakukan dengan cara
mengambil sampel darah untuk memeriksa senyawa-senyawa kimia tersebut. Pola hasil
pemeriksaan darah dapat membantu menentukan senyawa mana yang kadarnya
berlebihan atau berkurang sehingga menyebabkan masalah. Berikut adalah beberapa
senyawa yang biasanya diukur dalam tes fungsi hati:
Selain tes fungsi hati yang mengukur senyawa di atas, mungkin diperlukan pemeriksaan
lain untuk membantu mengonfirmasi diagnosis atau memantau masalah pada organ hati.
Pemeriksaan lainnya juga mengambil sampel darah, namun yang diukur berbeda, yaitu
tes pembekuan darah dan tes imunologi untuk mendeteksi adanya virus ataupun antibodi.
Jika diperlukan, dokter juga mungkin akan menyarankan pemeriksaan USG hati.
Untuk menjaga fungsi hati tetap dalam kondisi fit, terapkan pola makan yang sehat dan
seimbang, serta utamakan sayur-sayuran dan buah-buahan. Asupan protein yang
dibutuhkan bisa didapat dari daging tanpa lemak atau kulit, kacang-kacangan serta
polong-polongan. Batasi asupan lemak maksimal 20 persen dari total konsumsi seluruh
makanan. Terakhir dan tidak kalah pentingnya, jangan lupa untuk rutin berolahraga. Jika
terdapat keluhan terkait gangguan fungsi hati, Anda dapat berkonsultasi ke dokter
spesialis penyakit dalam.
3. Jenis-jenis fungsi hati
Alanin transaminase (ALT)
Aspartat aminotransferase (AST)
Ini adalah enzim yang terbentuk di dalam hati dan tulang. Pada penderita penyakit
tulang atau beberapa jenis penyakit hati dan saluran empedu, kadar senyawa
alkalin fosfatase dalam darah akan tinggi.
Gamma-glutamyl transferase (GGT)
Merupakan enzim yang diproduksi oleh hati, namun juga dapat ditemukan pada
organ lain seperti ginjal, pankreas, jantung dan otak. Pemeriksaan Gamma GT
bersamaan dengan komponen uji fungsi hati lain dilakukan untuk menilai apakah
terdapat gangguan pada saluran empedu atau hati.
Albumin
Ini merupakan protein utama yang diproduksi liver dan masuk ke sirkulasi darah.
Kadar albumin yang rendah dapat mengindikasikan beberapa jenis masalah hati
atau bisa juga disebabkan oleh kondisi kurang gizi.
Bilirubin
Bilirubin merupakan senyawa yang terbuat dari hemoglobin. Senyawa ini
memberikan warna kekuningan atau kehijauan pada cairan empedu. Kadar
bilirubin yang tinggi dalam darah menyebabkan penyakit kuning (jaundice). Jenis
bilirubin yang diperiksa dalam tes fungsi hati termasuk bilirubin tak terkonjugasi,
bilirubin terkonjugasi, dan bilirubin total.
Protein
Pengukuran untuk semua protein dalam darah. Jenis protein yang diperiksa
mencakup protein total, albumin, dan faktor-faktor kekebalan tubuh.
Gangguan hati juga dapat dipicu oleh penyakit, lingkungan, dan pola hidup tidak sehat.
Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita
gangguan hati:
3. Melakukan vaksinasi
Gangguan fungsi hati bisa disebabkan oleh penyakit hepatitis, misalnya hepatitis B. Oleh
karena itu, untuk mencegah terjadinya gangguan fungsi hati, Anda perlu mendapatkan
vaksin hepatitis B.
4. Mengonsumsi obat-obatan dengan bijak
Konsumsi obat-obatan, baik obat resep maupun obat bebas, hanya saat diperlukan serta
sesuai dosis yang dianjurkan dan petunjuk penggunaan. Sebaiknya konsultasikan ke
dokter sebelum Anda mengonsumsi suplemen herbal, obat resep, atau obat bebas.