Anda di halaman 1dari 5

Penyakit Liver

   
Penyakit liver adalah istilah yang digunakan untuk setiap gangguan pada
liver atau hati sehingga menyebabkan organ ini tidak dapat berfungsi
dengan baik. Penyakit liver dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti
infeksi virus, kecanduan alkohol, serta penumpukan lemak di hati.
Hati atau liver memiliki beragam fungsi penting, antara lain membersihkan darah dari
senyawa berbahaya. Selain itu, hati juga memproduksi protein yang berperan penting
dalam proses pembekuan darah.

Hati dapat memperbaiki sel-selnya yang rusak. Namun, pada penderita penyakit liver,
sel-sel hati yang rusak cukup banyak sehingga fungsinya terganggu. Biasanya, fungsi
hati akan mulai menurun ketika sel-sel hati yang rusak mencapai 75%.
Penurunan fungsi hati umumnya terjadi secara bertahap. Kerusakan yang timbul akibat
penurunan fungsi hati akan mengikuti perkembangan penyakit yang mendasarinya.

Penyebab Penyakit Liver


Penyebab penyakit liver sangat beragam. Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit
liver berdasarkan penyebabnya:

1. Penyakit liver terkait alkohol


Penyakit liver dapat disebabkan oleh konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.
Kondisi ini disebut dengan penyakit hati terkait alkohol. Hal ini terjadi karena alkohol
bersifat toksik untuk sel-sel hati, terutama ketika hati menyaring alkohol dari dalam
darah.

2. Perlemakan hati atau non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD)


Dalam kondisi normal, sel-sel hati seharusnya hanya mengandung sedikit lemak.
Penumpukan lemak di sel hati dapat menyebabkan gangguan liver.
Perlemakan hati sering kali terjadi pada orang yang mengalami obesitas.
3. Hepatitis
Hepatitis merupakan penyakit liver akibat peradangan pada jaringan hati. Kondisi ini
bisa terjadi secara tiba-tiba atau dalam jangka panjang. Hepatitis terdiri dari beberapa
jenis, di antaranya hepatitis A, B, C, D, E, dan hepatitis autoimun.

4. Hepatitis toksik atau toxic hepatitis


Kondisi ini disebabkan oleh paparan senyawa kimia beracun. Jenis racun yang dapat
menyebabkan hepatitis toksik bisa berasal dari obat, suplemen makanan, atau zat kimia
lainnya.
Mengonsumsi atau menggunakan obat-obat tertentu secara berlebihan, terlebih tanpa
mengikuti anjuran dari dokter, juga bisa menyebabkan penyakit hati. Beberapa jenis
obat yang bisa menyebabkan hepatitis toksik adalah paracetamol, amoxicillin, isoniazid,
diclofenac, fenofibrate, amiodarone, flutamide, allopurinol, dan phenytoin.

5. Penyakit liver kolestasis atau cholestatic liver disease


Penyakit hati akibat kolestasis bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti gangguan
pada sel hati (hepatocellular cholestasis) atau saluran empedu (cholangiocellular
cholestasis). Beberapa penyebab cholangiocellular cholestasis adalah primary biliary
cirrhosis, cystic fibrosis, dan primary sclerosing cholangitis.

6. Penyakit liver yang diturunkan (inherited liver disease)


Penyakit liver ini disebabkan oleh kelainan genetik yang menyebabkan gangguan fungsi
organ hati. Dua jenis penyebab penyakit liver genetik yang paling dikenal
adalah hemokromatosis dan defisiensi alfa-1 antitripsin.

7. Kanker hati
Kanker hati merupakan jenis kanker yang berawal dari organ hati. Terdapat beberapa
jenis kanker hati, yaitu hepatocellular carcinoma (HCC), hepatoblastoma,
dan cholangiocarcinoma. HCC merupakan jenis kanker hati yang paling sering terjadi.

Faktor risiko penyakit liver
Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena
penyakit liver, yaitu:

 Memiliki berat badan berlebih atau obesitas


 Mengonsumsi alkohol secara berlebihan
 Terpapar racun atau zat kimia tertentu
 Menyalahgunakan NAPZA, terutama yang berbagi jarum suntik
 Terpapar darah atau cairan tubuh orang lain
 Sering berganti pasangan dalam hubungan seksual
 Menjalani prosedur pemasangan tato permanen atau tindik
 Menderita diabetes atau peningkatan kadar trigliserida
 Memiliki keluarga yang menderita penyakit liver

Gejala Penyakit Liver


Gejala penyakit liver pada tiap orang bisa berbeda-beda, tergantung pada jenis dan
penyebabnya. Namun, secara umum ada beberapa gejala yang bisa muncul akibat
penyakit liver, yaitu:

 Mual dan muntah
 Nyeri perut
 Penurunan nafsu makan
 Penurunan gairah seksual (libido)
 Rasa lelah yang berlebihan
 Perubahan warna feses menjadi pucat atau kehitaman
 Warna urine menjadi gelap
 Kulit dan mata menjadi kuning atau penyakit kuning
 Kulit terasa gatal dan mudah memar
 Pembengkakan di perut (asites)
 Pembengkakan di kaki

Pada penyakit liver yang disebabkan oleh infeksi atau peradangan pada jaringan hati
(hepatitis), penderita dapat mengalami keluhan lain, seperti demam atau nyeri perut
kanan atas.

Tahap Kerusakan Hati


Selain beberapa gejala yang telah disebutkan di atas, penderita penyakit liver akan
mengalami penurunan fungsi hati sejalan dengan perkembangan penyakit liver itu
sendiri. Beberapa tahapannya adalah:

Tahap 1
Penyakit liver pada tahap ini ditandai dengan adanya peradangan pada sel-sel hati.
Kondisi ini menyebabkan jaringan hati menjadi lunak dan membengkak. Jika tidak
ditangani dengan baik, peradangan dapat menyebabkan kerusakan permanen pada
jaringan hati.

Tahap 2
Pada tahap ini, liver mulai mengalami fibrosis, yaitu kondisi saat jaringan parut mulai
tumbuh untuk menggantikan jaringan hati yang rusak. Pembentukan jaringan parut
sebenarnya merupakan proses alami yang dilakukan tubuh untuk menyembuhkan luka.
Namun, pembentukan fibrosis ini justru membuat hati tidak bisa berfungsi dengan baik.

Tahap 3
Tahap ini ditandai dengan terjadinya sirosis, yaitu kerusakan parah pada hati akibat
penumpukan jaringan parut. Sirosis disebabkan oleh penyakit hati yang berlangsung
lama.
Sirosis hati merupakan tahap akhir dari penyakit liver. Pada tahap ini, hati sudah tidak
bisa berfungsi dengan baik. Kondisi ini akan ditandai dengan munculnya keluhan dan
gejala yang lebih serius.

Tahap 4
Pada tahap ini, kerusakan hati sudah terjadi secara menyeluruh sehingga fungsi hati
hilang secara keseluruhan. Tahap ini disebut juga dengan gagal hati. Kondisi ini dapat
terjadi secara akut atau kronis.
Kerusakan hati yang sudah mencapai tahap akhir tidak bisa disembuhkan. Penderita
umumnya memerlukan penanganan dan perawatan khusus. Salah satu penanganan
yang dianjurkan pada tahap ini adalah transplantasi hati.

Kapan harus ke dokter


Lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami gejala-gejala di atas. Anda juga
disarankan untuk rutin melakukan pemeriksaan ke dokter jika memiliki faktor atau
kondisi yang bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit liver.
Segera ke dokter jika mengalami nyeri perut yang sangat parah, terlebih jika disertai
dengan munculnya penyakit kuning dan demam. Jika Anda sudah didiagnosis
menderita penyakit liver, ikutilah terapi yang diberikan oleh dokter. Beberapa penyakit
liver membutuhkan penanganan intensif.
Jika Anda disarankan untuk mengonsumsi obat-obatan tertentu, selalu ikuti anjuran
dokter dan lakukan kontrol berkala untuk memantau kemajuan terapi dan ada tidaknya
efek samping akibat penggunaan obat.

Diagnosis Penyakit Liver


Untuk mendiagnosis penyakit liver, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai
gejala yang dialami, serta riwayat kesehatan dan faktor risiko yang dimiliki pasien,
seperti riwayat mengonsumsi obat-obatan sebelumnya atau jumlah alkohol yang
dikonsumsi per harinya.
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, termasuk
melihat perubahan warna kulit dan mata, pembengkakan di perut dan kaki, serta ada
tidaknya nyeri tekan di perut.
Untuk menentukan diagnosis, dokter perlu menemukan penyebab penyakit hati serta
tingkat keparahan kondisinya. Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan
guna memastikan diagnosis adalah:

Tes darah
Tes darah berguna untuk mengetahui kondisi peradangan yang terjadi pada hati dan
fungsi organ hati. Beberapa jenis tes darah yang dapat dilakukan adalah:

 Pemeriksaan fungsi hati, untuk mengetahui kadar protein, albumin,


dan bilirubin dalam darah, kadar enzim SGOT, SGPT, serta enzim GGT dan
alkali fosfatase
 Hitung darah lengkap, untuk memeriksa penurunan sel darah merah, sel darah
putih, dan trombosit
 Pemeriksaan INR (international normalized ratio), untuk melihat fungsi
pembekuan darah
 Pemeriksaan kadar enzim lipase, untuk mendeteksi peradangan pada pankreas
 Pemeriksaan kadar amonia, untuk menentukan apakah gangguan kesadaran
terjadi akibat penumpukan ammonia yang umumnya terjadi pada gagal hati
 Pemeriksaan serologi, untuk memeriksa dan mendeteksi apakah penyakit hati
disebabkan oleh infeksi virus, seperti A, B, C, atau D

Pemeriksaan lain
Selain tes darah, dokter dapat meminta pasien untuk menjalani pemeriksaan berikut:

 Pemindaian dengan USG, CT Scan, atau MRI, untuk mendapatkan gambaran


organ hati dan organ yang ada disekitarnya secara jelas
 Biopsi hati, untuk mendeteksi ada tidaknya kelainan jaringan
 Tes genetik, untuk mendiagnosis kelainan genetik yang mungkin menjadi
penyebab terjadinya penyakit liver

Pengobatan Penyakit Liver


Pengobatan penyakit liver tergantung pada penyebab yang mendasarinya, tingkat
keparahan, dan kondisi pasien. Penyakit liver yang terdeteksi pada tahap awal dan
ditangani sejak dini memiliki potensi lebih besar untuk sembuh dibandingkan yang
terdeteksi dan ditangani saat tahapnya sudah lebih serius.
Secara umum, beberapa metode pengobatan penyakit liver adalah:

 Menjalani pola hidup sehat, seperti menurunkan berat badan, berhenti minum


alkohol, dan menghindari konsumsi obat-obatan tanpa saran dokter
 Memperbanyak minum air putih, istirahat yang cukup, serta mengonsumsi
makanan yang sehat, terutama untuk mengatasi hepatitis A
 Mengonsumsi obat diuretik dan diet rendah garam, untuk menangani sirosis
 Menjalani operasi pengangkatan kantong empedu, untuk menangani batu
empedu
 Menjalani transplantasi hati, untuk mengatasi kondisi yang telah mencapai tahap
gagal hati

Komplikasi Penyakit Liver


Komplikasi yang dapat terjadi akibat penyakit liver tergantung pada penyebabnya.
Beberapa penyakit dan kondisi yang bisa terjadi saat seseorang mengalami penyakit
hati adalah:

 Perdarahan
 Infeksi
 Kekurangan gizi atau malnutrisi
 Berat badan menurun
 Penurunan fungsi kognitif
 Kanker hati

Pencegahan Penyakit Liver


Untuk mencegah penyakit liver, ada beberapa tindakan yang perlu dilakukan, yaitu:

 Jaga berat badan ideal sesuai dengan indeks massa tubuh


 Hindari konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.
 Ikuti program vaksinasi hepatitis untuk mencegah infeksi hepatitis B.
 Lakukan olahraga secara teratur.
 Konsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang.
 Cuci tangan dengan rutin setiap sebelum memasak, makan, dan setelah
menggunakan toilet.
 Jaga sanitasi yang baik dan kebersihan lingkungan sekitar.
 Hindari berganti-ganti pasangan dalam berhubungan seksual.
 Jangan menggunakan NAPZA.
 Lakukan konsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat apa pun.
 Lakukan pemeriksaan rutin ke dokter untuk memantau kesehatan liver.
 Hindari paparan zat kimia berbahaya, darah, atau cairan tubuh orang lain,
dengan menggunakan alat pelindung diri.

Anda mungkin juga menyukai