Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tes fungsi hati atau lebih dikenal dengan liver panel atau liver function test
adalah sekelompok tes darah yang mengukur enzim atau protein tertentu di dalam
darah anda. Tes fungsi hati umumnya digunakan untuk membantu mendeteksi,
menilai dan memantau penyakit atau kerusakan hati.
Biasanya jika untuk memantau kondisi hati, tes ini dilakukan secara berkala.
Atau dilakukan juga ketika memiliki risiko perlukaan hati, ketika memiliki penyakit
hati, atau muncul gejala-gejala tertentu seperti jaundice (ikterus).
Untuk tes ini diperlukan contoh darah yang diambil dari pembuluh balik (vena)
umumnya pada lengan pasien. Dan sebelum tes dilakukan, tidak diperlukan persiapan khususkecuali tes dilakukan bersamaan dengan tes lain yang mungkin memerlukan persiapan khusus.
Hati merupakan salah satu organ yang paling besar dalam tubuh manusia. Berlokasi di abdomen (perut) bagian atas kanan dan di balik rusuk-rusuk bagian bawah.
Hati memetabolisme dan mendetoksifikasi obat-obatan dan unsur-unsur yang berbahaya bagi tubuh. Ia juga menghasilkan faktor-faktor, protein dan enzim pembekuan darah, membantu keseimbangan hormon, serta menyimpan vitamin dan
mineral. Empedu, suatu cairan yang dibentuk oleh hati, dialirkan melalui saluran
langsung ke usus halus untuk membantu mencerna lemak atau ke kandung empedu
untuk disimpan dan digunakan untuk keperluan kemudian.
Pelbagai penyakit & infeksi dapat menyebabkan kerusakan akut maupun kronis
pada hati, menyebabkan peradangan, luka, sumbatan saluran empedu, kelainan pembekuan darah, dan disfungsi hati. Alkohol, obat-obatan, dan beberapa suplemen herbal, serta racun juga bisa memberikan ancaman. Jika besarnya kerusakan cukup bermakna, maka akan menimbulkan gejala-gejala jaundice, urine gelap, tinja berwarna
keabuan terang, pruritus, mual, kelelahan, diare, dan berat badan yang bisa berkurang atau bertambah secara tiba-tiba. Deteksi dini penting untuk diagnosis lebih
awal guna minimalisasi kerusakan dan menyelamatkan fungsi hati.
Laboratorium adalah tempat untuk menganalisa sampel dan mengeluarkan hasil
yang dapat dipertanggung jawabkan secara medis, penegakkan diagnosa dokter dapat
merujuk dari hasil yang diperoleh dari laboratorium. Sampel pemeriksaan
1|MAKALAH ALKALINE PHOSPHATASE

laboratorium dapat berupa urin, darah, tinja dan sputum. Dalam pemeriksaan fungsi
hati di gunakan beberapa parameter pemeriksaan yaitu SGPT, SGOT, GGT dan
Alkali phosphat.
Pada pengujian kerusakan hati, gangguan biokimia yang terlihat adalah
peningkatan permeabilitas dinding sel, berkurangnya kapasitas sintesa, terganggunya
faal ekskresi, berkurangnya kapasitas penyimpanan, terganggunya faal detoksifikasi
peningkatan reaksi mesenkimal dan imunologi yang abnormal. Pada praktikum kali
ini, dilakukan tes enzimatik meliputi pemeriksaan SGOT, SGPT, Gamma- GT, dan
ALP yang dapat menunjang suatu diagnosa terhadap adanya kelainan fungsi hati.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari hati?
2. Apakah pengertian dari ALP?
3. Bagaimana cara pemeriksaan alkali fosfatase?
4. Apa sajakah masalah klinis yang mungkin terjadi pada pemeriksaan alkali
fosfatase?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari hati.
2. Mengetahui pengertian dari ALP.
3. Mengetahui bagaimana cara pemeriksaan alkali fosfatase?
4. Mengetahui apa sajakah masalah klinis yang mungkin terjadi pada pemeriksaan
alkali fosfatase?

2|MAKALAH ALKALINE PHOSPHATASE

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Hati
Liver adalah istilah kedokteran untuk hati. Liver (hati) adalah organ besar di sisi
kanan atas perut yang berperan penting dalam metabolisme gula dan lemak,
mensintesis beberapa protein, dan menyaring racun dari darah. Penyebab sakit liver
itu bermacam-macam, bisa dikarenakan virus, bisa dikarenakan keracunan dan hal
ini akan mengakibatkan peradangan. Peradangan yang terjadi pada hati disebut
dengan hepatitis. Apapun jenis peradangannya istilahnya tetap sama yaitu hepatitis.
Hati memiliki fungsi utama yaitu sebagai filter darah. Darah yang beredar di
tubuh kita akan dibersihkan dan disaring dari bahan-bahan beracun yang masuk ke
tubuh melalui makanan atau pernafasan.
Dalam pekerjaannya, hati kita membuat beberapa produk termasuk jenis protein
yang disebut sebagai enzim.Produk ini dapat keluar dari hati dan masuk ke aliran
darah.Tingkat produk tersebut dapat diukur dalam darah.

Penyakit Hati / Liver


Penyakit hati adalah suatu istilah untuk sekumpulan kondisi-kondisi, penyakitpenyakit dan infeksi-infeksi yang mempengaruhi sel-sel, jaringan-jaringan, struktur
dan fungsi dari hati.
Jika hati menjadi radang atau terinfeksi, maka kemampuan hati untuk
melaksanakan fungsi-fungsi ini jadi melemah.Penyakit hati dan infeksi-infeksi
disebabkan oleh suatu kondisi yang bervariasi termasuk infeksi virus, serangan
bakteri, dan perubahan kimia atau fisik di dalam tubuh. Penyebab yang paling umum
dari kerusakan hati adalah kurang gizi (malnutrition) terutama yang terjadi dengan
kecanduan alkohol.

Tanda dan Gejala Penyakit


Gejala-gejala penyakit hati mungkin akut, terjadi tiba-tiba atau kronis,
berkembang perlahan melalui suatu periode waktu yang lama.Penyakit hati kronis
jauh lebih umum daripada yang akut. Angka dari penyakit hati kronis dari laki-laki
dua kali lebih tinggi dari wanita. Penyakit hati dapat menjangkau dari ringan sampai
berat tergantung dari tipe penyakit yang hadir.
3|MAKALAH ALKALINE PHOSPHATASE

Gejala-gejala sebagian tergantung dari tipe dan jangkauan penyakit hatinya.Pada


banyak kasus, mungkin tidak terdapat gejala. Tanda-tanda dan gejala-gejala yang
umum pada sejumlah tipe-tipe berbeda dari penyakit hati termasuk:
Jaundice atau kekuningan kulit
Urin yang coklat seperti teh
Mual
Hilang selera makan
Kehilangan atau kenaikan berat tubuh yang abnormal
Muntah
Diare
Warna tinja (feces)yang pucat
Nyeri abdomen (perut) pada bagian kanan atas perut
Tidak enak badan (malaise) atau perasaan sakit yang kabur
Gatal-gatal
Varises (pembesaran pembuluh vena)
Kelelahan
Hipoglikemia (kadar gula darah rendah)
Demam ringan
Sakit otot-otot
Libido berkurang (gairah sex berkurang)
Depresi

Penyakit parah yang jarang dari infeksi hati disebut acute fulminant hepatitis,
menyebabkan gagal hati. Gejala-gejala dari gagal hati :
Aplastic anemia, suatu keadaan dimana sumsum tulang (bone marrow) tidak dapat
membuat sel-sel darah
Ascites, terkumpulnya cairan di dalam abdomen
Edema atau bengkak di bawah kulit
Encephalopathy, kelainan yang mempengaruhi fungsi-fungsi otak
Hati yang membesar dan perih (sakit)
Limpa membesar
Perubahan dalam status mental atau tingkat kesadaran

4|MAKALAH ALKALINE PHOSPHATASE

Definisi Tes Fungsi Hati


Tes fungsi hati, seperti yang disampaikan sebelumnya, mengukur enzim, protein
dan unsur yang dihasilkan atau dilepaskan oleh hati dan dipengaruhi oleh kerusakan
hati. Beberapa dihasilkan oleh sel-sel hati yang rusak dan beberapa mencerminkan
kemampuan hati yang menurun dalam melakukan satu atau beberapa fungsinya. Ketika
dilakukan bersamaan tes ini memberikan dokter gambaran kondisi kesehatan hati, suatu
indikasi keparahan akan kerusakan hati, perubahan status hati dalam selang waktu tertentu, dan merupakan batu loncatan untuk tes diagnosis selanjutnya.
Tes ini biasanya berisi beberapa tes yang dilakukan bersamaan pada contoh darah
yang diambil. Ini bisa meliputi:
Alanine Aminotransferase (ALT)
Suatu enzim yang utamanya ditemukan di hati, paling baik untuk memeriksa
hepatitis. Dulu disebut sebagai SGPT (Serum Glutamic Pyruvate Transaminase).
Enzim ini berada di dalam sel hati/hepatosit. Jika sel rusak, maka enzim ini akan
dilepaskan ke dalam aliran darah.
Alkaline Phosphatase (ALP)
Suatu enzim yang terkait dengan saluran empedu; seringkali meningkat jika terjadi sumbatan.
Aspartate Aminotransferase (AST)
Enzim ditemukan di hati dan di beberapa tempat lain di tubuh seperti jantung
dan otot. Dulu disebut sebagai SGOT (Serum Glutamic Oxoloacetic Transaminase), dilepaskan pada kerusakan sel-sel parenkim hati, umumnya meningkat
pada infeksi akut.
Bilirubin
Biasanya dua tes bilirubin digunakan bersamaan (apalagi pada jaundice):bilirubin total mengukur semua kadar bilirubin dalam darah dan bilirubin
direk untuk mengukur bentuk yang terkonjugasi.
Albumin
Mengukur protein yang dibuat oleh hati dan memberitahukan apakah hati membuat protein ini dalam jumlah cukup atau tidak.
Protein total
Mengukur semua protein (termasuk albumin) dalam darah, termasuk antibodi
guna memerangi infeksi.
5|MAKALAH ALKALINE PHOSPHATASE

Tergantung pada pertimbangan dokter, beberapa tes tambahan mungkin diperlukan


untuk melengkapi seperti GGT (gamma-glutamyl transferase), LDH (lactic acid
dehydrogenase) dan PT (prothrombine time).
Ada beberapa potensi disfungsi hati di mana tes fungsi hati bisa disarankan untuk
dilakukan. Beberapa di antaranya adalah orang yang memiliki riwayat diketahui atau
berpotensi terpapar virus hepatitis, mereka yang merupakan peminum berat, individu
dengan riwayat keluarga menderita penyakit hati, mereka yang mengonsumsi obat yang
kadang dapat merusak hati.
Tes fungsi hati juga bisa disarankan pada temuan tanda & gejala penyakit hati,
beberapa di antaranya adalah: kelelahan, kelemahan, berkurangnya selera makan, mual,
muntah, pembengkakan atau nyeri perut, jaundice, urine gelap, tinja berwarna terang,
pruritus (gatal-gatal).
Pada dasarnya tidak ada tes tunggal yang digunakan untuk menegakkan diagnosis.
Terkadang beberapa kali tes berselang diperlukan untuk menentukan jika suatu pola ada
dan membantu menentukan penyebab kerusakan hati. Pun ketika penyakit hati sudah
dideteksi, tes fungsi hati biasanya tetap berlanjut secara berkala untuk memantau tingkat keberhasilan terapi atau perjalanan penyakit.

B. Pengertian ALP
Fosfatase alkali (alkaline phosphatase, ALP) merupakan enzim yang diproduksi
terutama oleh epitel hati dan osteoblast (sel-sel pembentuk tulang baru). Enzim ini juga
berasal dari usus, tubulus proksimalis ginjal, plasenta dan kelenjar susu yang sedang
membuat air susu. Fosfatase alkali disekresi melalui saluran empedu. Meningkat dalam
serum apabila ada hambatan pada saluran empedu (kolestasis). Tes ALP terutama
digunakan untuk mengetahui apakah terdapat penyakit hati (hepatobiliar) atau tulang.
Pada orang dewasa sebagian besar dari kadar ALP berasal dari hati, sedangkan
pada anak-anak sebagian besar berasal dari tulang. Jika terjadi kerusakan ringan pada
sel hati, mungkin kadar ALP agak naik, tetapi peningkatan yang jelas terlihat pada
penyakit hati akut. Begitu fase akut terlampaui, kadar serum akan segera menurun,
sementara kadar bilirubin tetap meningkat. Peningkatan kadar ALP juga ditemukan
pada beberapa kasus keganasan (tulang, prostat, payudara) dengan metastase dan
kadang-kadang keganasan pada hati atau tulang tanpa matastase (isoenzim regan).
Kadar ALP dapat mencapai nilai sangat tinggi (hingga 20 x lipat nilai normal) pada
sirosis biliar primer, pada kondisi yang disertai struktur hati yang kacau dan pada
6|MAKALAH ALKALINE PHOSPHATASE

penyakit-penyakit radang, regenerasi, dan obstruksi saluran empedu intrahepatik.


Peningkatan kadar sampai 10 x lipat dapat dijumpai pada obstruksi saluran empedu
ekstrahepatik (misalnya oleh batu) meskipun obstruksi hanya sebagian. Sedangkan
peningkatan sampai 3 x lipat dapat dijumpai pada penyakit hati oleh alcohol, hepatitis
kronik aktif, dan hepatitis oleh virus.
Pada kelainan tulang, kadar ALP meningkat karena peningkatan aktifitas
osteoblastik (pembentukan sel tulang) yang abnormal, misalnya pada penyakit paget.
Jika ditemukan kadar ALP yang tinggi pada anak, baik sebelum maupun sesudah
pubertas, hal ini adalah normal karena pertumbuhan tulang (fisiologis). Elektroforesis
bisa digunakan untuk membedakan ALP hepar atau tulang. Isoenzim ALP digunakan
untuk membedakan penyakit hati dan tulang : ALP1 menandakan penyakit hati dan
ALP2 menandakan penyakit tulang.
Metode

pengukuran

kadar

ALP

umumnya

adalah

kolorimetri

dengan

menggunakan alat (misalnya fotometer/spektrofotometer) manual atau dengan analizer


kimia otomatis. Elektroforesis isoenzim ALP dilakukan untuk membedakan ALP hati
dan tulang. Bahan pemeriksaan yang digunakan berupa serum atau plasma heparin.

C. Cara Pemeriksaan ALP


Pra Analitik
Alat :
a. Jarum

g. Rak tabung

b. Spuit

h. Tabung reaksi

c. Torniquet

i. Mikropipet 20 l

d. Kapas kering

j. Mikropipet 1000 l

e. Kapas basah

k. Yellow Tip

f. Alkohol

l. Blue Tip

Bahan
a. Serum
Reagen
a. Reagen Kinetik Photometric

7|MAKALAH ALKALINE PHOSPHATASE

Analitik
Tujuan

Mengetahui adanya gangguan faal hati

Metode

Kalorimetri

untuk

menentukan

orthophosphoric

monoester

phosphohydrolase
Bahan pemeriksaan : serum atau plasma heparin.
Prinsip

: Alkali phosphatase mengkatalisa dalam media alkali yang

mentransfer 4-nitrophenilphosphat dan 2-amino-2-metil-1-propanol (AMP) menjadi


4-nitrophenol. Kenaikan

4-nitrofenol diukur secara fotometri pada panjang

gelombang 405 nm yang sebanding dengan aktivitas alkali phosphatase dalam


sampel.
Prosedur

1. Siapkan alat yang telah dikalibrasi sebelumnya dan bahan yang akan digunakan.
2. Siapkan satu buah tabung reaksi yang bersih dan steril diberi label sampel.
3. Dipipet sampel serum sebanyak 20 l masukan pada tabung sampel.
4. Dengan menggunakan mikropipet, tabung sampel diisi dengan monoreagent
sebanyak 1000 l.
5. Campur dan homogenkan tiap-tiap tabung, inkubasi 1 menit pada suhu ruangan.
6. Kemudian kadar ALP dibaca pada alat fotometer.

Post Analitik
Harga Normal
Laki-laki

: 61- 232 U/L

Perempuan : 49-232 U/L

D. Masalah klinis yang mungkin terjadi pada pemeriksaan alkali fosfatase


Kadar ALP dapat mencapai nilai sangat tinggi (hingga 20 x lipat nilai normal) pada
sirosis biliar primer, pada kondisi yang disertai struktur hati yang kacau dan pada
penyakit-penyakit radang, regenerasi, dan obstruksi saluran empedu intrahepatik.
Peningkatan kadar sampai 10 x lipat dapat dijumpai pada obstruksi saluran empedu
8|MAKALAH ALKALINE PHOSPHATASE

ekstrahepatik (misalnya oleh batu) meskipun obstruksi hanya sebagian. Sedangkan


peningkatan sampai 3 x lipat dapat dijumpai pada penyakit hati oleh alcohol, hepatitis
kronik aktif, dan hepatitis oleh virus.
Pada kelainan tulang, kadar ALP meningkat karena peningkatan aktifitas
osteoblastik (pembentukan sel tulang) yang abnormal, misalnya pada penyakit Paget.
Jika ditemukan kadar ALP yang tinggi pada anak, baik sebelum maupun sesudah
pubertas, hal ini adalah normal karena pertumbuhan tulang (fisiologis). Elektroforesis
bisa digunakan untuk membedakan ALP hepar atau tulang. Isoenzim ALP digunakan
untuk membedakan penyakit hati dan tulang; ALP1 menandakan penyakit hati dan
ALP2 menandakan penyakit tulang.
Jika gambaran klinis tisak cukup jelas untuk membedakan ALP hati dari isoenzimisoenzim lain, maka dipakai pengukuran enzim-enzim yang tidak dipengaruhi oleh
kehamilan dan pertumbuhan tulang. Enzim-enzim itu adalah : 5nukleotidase (5NT),
leusine aminopeptidase (LAP) dan gamma-GT. Kadar GGT dipengaruhi oleh
pemakaian alcohol, karena itu GGT sering digunakan untuk menilai perubahan dalam
hati oleh alcohol daripada untuk pengamatan penyakit obstruksi saluran empedu.

PENINGKATAN KADAR : obstruksi empedu (ikterik), kanker hati, sirosis sel hati,
hepatitis, hiperparatiroidisme, kanker (tulang, payudara, prostat), leukemia, penyakit
Paget, osteitis deforman, penyembuhan fraktur, myeloma multiple, osteomalasia,
kehamilan trimester akhir, arthritis rheumatoid (aktif), ulkus. Pengaruh obat :
albumin IV, antibiotic (eritromisin, linkomisin, oksasilin, penisilin), kolkisin,
metildopa (Aldomet), alopurinol, fenotiazin, obat penenang, indometasin (Indocin),
prokainamid, beberapa kontrasepsi oral, tolbutamid, isoniazid, asam paraaminosalisilat.

PENURUNAN KADAR : hipotiroidisme, malnutrisi, sariawan/skorbut (kekurangan


vit C), hipofosfatasia, anemia pernisiosa, isufisiensi plasenta. Pengaruh obat :
oksalat, fluoride, propanolol (Inderal).

9|MAKALAH ALKALINE PHOSPHATASE

Berikut ini faktor-faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :


a. Sampel hemolisis,
b. Pengaruh obat-obatan tertentu (lihat pengaruh obat),
c. Pemberian albumin IV dapat meningkatkan kadar ALP 5-10 kali dari nilai
normalnya,
d. Usia pasien (mis. Usia muda dan tua dapat meningkatkan kadar ALP)
e. Kehamilan trimester akhir sampai 3 minggu setelah melahirkan dapat
meningkatkan kadar ALP.

10 | M A K A L A H A L K A L I N E P H O S P H A T A S E

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hati merupakan salah satu organ yang paling besar dalam tubuh manusia. Berlokasi di abdomen (perut) bagian atas kanan dan di balik rusuk-rusuk bagian bawah.
Hati memetabolisme dan mendetoksifikasi obat-obatan dan unsur-unsur yang berbahaya bagi tubuh. Ia juga menghasilkan faktor-faktor, protein dan enzim pembekuan
darah, membantu keseimbangan hormon, serta menyimpan vitamin dan mineral.
Empedu, suatu cairan yang dibentuk oleh hati, dialirkan melalui saluran langsung ke
usus halus untuk membantu mencerna lemak atau ke kandung empedu untuk disimpan
dan digunakan untuk keperluan kemudian.
Penyakit hati adalah suatu istilah untuk sekumpulan kondisi-kondisi, penyakitpenyakit dan infeksi-infeksi yang mempengaruhi sel-sel, jaringan-jaringan, struktur dan
fungsi dari hati.
Tes fungsi hati, mengukur enzim, protein dan unsur yang dihasilkan atau
dilepaskan oleh hati dan dipengaruhi oleh kerusakan hati. Beberapa dihasilkan oleh selsel hati yang rusak dan beberapa mencerminkan kemampuan hati yang menurun dalam
melakukan satu atau beberapa fungsinya.
Tes fungsi hati juga bisa disarankan pada temuan tanda & gejala penyakit hati,
beberapa di antaranya adalah: kelelahan, kelemahan, berkurangnya selera makan, mual,
muntah, pembengkakan atau nyeri perut, jaundice, urine gelap, tinja berwarna terang,
pruritus (gatal-gatal).
Fosfatase alkali (alkaline phosphatase, ALP) merupakan enzim yang diproduksi
terutama oleh epitel hati dan osteoblast (sel-sel pembentuk tulang baru). Enzim ini juga
berasal dari usus, tubulus proksimalis ginjal, plasenta dan kelenjar susu yang sedang
membuat air susu. Fosfatase alkali disekresi melalui saluran empedu. Meningkat dalam
serum apabila ada hambatan pada saluran empedu (kolestasis). Tes ALP terutama
digunakan untuk mengetahui apakah terdapat penyakit hati (hepatobiliar) atau tulang.
Pemeriksaan Tes Fungsi Hati, meliputi pemeriksaan SGOT, SGPT, Gamma- GT,
dan ALP yang dapat menunjang suatu diagnosa terhadap adanya kelainan fungsi hati.

11 | M A K A L A H A L K A L I N E P H O S P H A T A S E

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis ingin menyarankan kepada pembaca
diantaranya sebagai berikut :

Jadikanlah makalah ini sebagai pedoman untuk meningkatkan motivasi belajar


yang lebih tinggi lagi.

Dalam hal ini yang perlu kita lakukan untuk mencegah penyakit faal hati sebaiknya
masyarakat lebih menjaga diri dari keterpaparan penyakit dan lebih dini untuk
memeriksakan diri ke dokter.

Masyarakat lebih menjaga pola makan sehari hari dan menghindari aktifitas berat

12 | M A K A L A H A L K A L I N E P H O S P H A T A S E

DAFTAR PUSTAKA
D.N. Baron, alih bahasa : P. Andrianto, J. Gunawan, Kapita Selekta Patologi Klinik,
Edisi 4, EGC, 1990.
E.N. Kosasih & A.S. Kosasih, Tafsiran Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik,
Edisi 2, Karisma Publishing Group, Tangerang, 2008.
Frances K. Widmann, alih bahasa : Siti B. Kresno, R. Gandasoebrata, J. Latu,
Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Edisi 9, EGC, 1989.
Joyce LeFever Kee, Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik, Edisi 9,
EGC, Jakarta, 2007.
The Royal College of Pathologists of Australasia, Manual of Use and Interpretation
of Pathology Tests, Griffin Press Ltd., Netley, South Australia, 1990.

13 | M A K A L A H A L K A L I N E P H O S P H A T A S E

Anda mungkin juga menyukai