Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian SGPT (Serum Glutamik Pyruvik Transaminase)


Merupakan enzim transaminase yang dalam keadaan normal
berada dalam jaringan tubuh terutama hati. Peningkatan dalam serum
darah menunjukkan adanya trauma atau kerusakan hati. SGPT atau juga
dinamakan ALT (alanin aminotransferase) merupakan enzim yang banyak
ditemukan pada sel hati serta efektif untuk mendiagnosis destruksi
hepatoseluler. Enzim ini dalam jumlah yang kecil dijumpai pada otot
jantung, ginjal dan otot rangka. Pada umumnya nilai tes SGPT/ALT lebih
tinggi daripada SGOT/AST pada kerusakan parenkim hati akut, sedangkan
pada proses kronis didapat sebaliknya. SGPT (juga dikenal sebagai ALT)
adalah enzim yang dipakai oleh hati dalam pekerjaannya. Biasanya enzim
ini ditahan dalam hati, tetapi bila hati menjadi rusak karena hepatitis,
semakin banyak enzim ini dapat masuk ke aliran darah. Tingkat enzim ini
dalam darah dapat diukur, dan tingkatnya menunjukkan tingkat
kerusakan pada hati.
SGPT adalah enzim transaminase yang dihasilkan terutama oleh
sel-sel hati. Bila sel-sel hati rusak, misalnya pada hepatitis atau sirosis,
kadar enzim ini meningkat. Karena itu, SGPT ini bisa memberi gambaran
adanya gangguan hati. SGPT (alanin tranaminase) juga merupakan enzim
sitosol yang juga ada dalam hati walaupun jumlah absolut kurang dari
SGOT. Namun bagian lebih besar berada di dalam hati dibanding dengan
otot rangka dan jantung, sehingga peningkatan serum ini lebih spesifik
untuk kerusakan hati daripada SGOT (Winarno, 1974).
Transaminase merupakan enzim yang bekerja sebagai katalisator
dalam proses pemindahan gugus alpha amino alanin untuk menjadi asam
glutamat dan asam piruvat. Enzim ini didapat pada sel hati dalam kadar
yang jauh lebih tinggi daripada dalam sel-sel jantung dan otot, untuk
keperluan dalam klinik test SGPT lebih peka bagi pemeriksaan dengan
dugaan kerusakan hati akut. Pemeriksaan SGPT mempunyai nilai
diagnostik yang baik dalam menentukan kemungkinan dari kerusakan sel
hati.

B. Fungsi Hati
Hati adalah organ penting yang memiliki fungsi mengatur
kekonstanan milie interior tubuh manusia. Hati juga merupakan kelenjar
tubuh yang paling besar. Hati mempunyai fungsi yang sangat penting dan
kompleks. Hati penting untuk mempertahankan tubuh dan berperan pada
hampir setiap metabolisme tubuh. Kerusakan total pembuangan hati
dapat mengakibatkan kematian dalam waktu 10 jam. Hati mempunyai
regenerasi yang mengagumkan. Sebagian pembuangan hati, pada
kebanyakan kasus sel hati yang mati/sakit dapat diganti dengan jaringan
hati yang baru (Wijayakusuma, 2008).
Hati sebagai organ penting pada tubuh manusia memiliki
beberapa fungsi utama seperti :
1. Pembentukan dan ekskresi empedu yaitu metabolisme garam dan
metabolisme pigmen empedu. Garam empedu penting untuk
pencernaan dan absorbsi lemak di usus. Bilirubin, pigmen empedu
utama, merupakan hasil akhir metabolisme dari penghancuran sel
darah merah yang sudah tua. Bilirubin dikonjugasi dalam hati dan
diekskresi dalam empedu.
2. Metabolisme karbohidrat (glikogenesis, glikogenolisis,
glukoneogenesis). Hati memegang peranan penting dalam
mempertahankan kadar glukosa darah normal dan penyediaan
energi untuk tubuh. Karbohidrat disimpan dalam hati sebagai
glikogen.
3. Metabolisme protein meliputi sintesis protein, pembentukan urea,
dan penyimpanan protein berupa asam amino.
4. Metabolisme lemak, hati memegang peranan utama pada sintesis
kolesterol, sebagian diekskresikan dalam empedu sebagai kolesterol
atau asam folat.
5. Metabolisme steroid, hati menginfaktifkan dan mengekskresi
aldosteron, glukokortikoid, estrogen, progesteron dan testosteron.
6. Detoksifikasi, hati bertanggung jawab atas biotransformasi zat-zat
yang berbahaya menjadi zat-zat yang tidak berbahaya yang
kemudian diekskresi oleh ginjal (misal obat-obatan).
7. Ruang pengapung dan bekerja sebagai filter, sinosuid hati
merupakan depot darah yang dapat mengaliri kembali darah dari
vena kava (pada jantung kanan), fagositosis sel kupffer membuang
bakteri dan debris dari darah (Budiwarsono, 2009).

C. Efek dari Keracunan Hepatotoksin

Hepatotoksin merupakan senyawa yang dapat menyebabkan


gangguan atau penyakit pada jaringan hati. Penyakit hati dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu penyakit hati akut dan penyakit hati kronis. Penyakit
hati akut biasanya bersifat ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya
(self limiting). Namun, pada beberapa kasus kerusakan sel hati dapat
sangat parah dan mengenai seluruh bagian hati sehingga mengakibatkan
gagal hati atau berkembang menjadi penyakit hati kronis. Sedangkan
pada penyakit hati kronis, terjadi perubahan struktur hati yang permanen
karena kerusakan sel hati secara berkelanjutan (Bayupurnama, 2007).
Berikut adalah macam-macam penyakit akibat gangguan fungsi hati :
1. Hepatitis Radang Hati
Hepatitis adalah peradangan pada hati, dapat disebabkan karena
minum alkohol berlebih dan meyalahgunakan obat-obatan yang terlalu
banyak dosis. Bisa juga terinfeksi virus hepatitis yang dapat
menyebabkan komplikasi pada organ hati. Hepatitis terdiri dari
beberapa jenis, yaitu :
a) Hepatitis A
Timbul kerusakan berat pada jaringan organ mendadak yang
disebabkan karena virus hepatitis A yang ada di air yang kotor,
kerang atau juga ternak.
b) Hepatitis B
Timbulnya kerusakan pada jaringan organ hati yang disebabkan
oleh virus hepatitis B yang umunya terdapat pada orang dewasa.
Jika sistem kekebalan tubuh kita menurun, virus ini dapat aktif
dalam tubuh. Bisa menular lewat kontak darah, keringat dan air liur.
c) Hepatitis C
Kerusakan organ hati karena terinfeksi virus hepatitis C yang
biasanya ditularkan secara langsung dari satu orang ke orang yang
lain lewat darah, jarum suntik, atau ibu hamil pada janinnya.
Gejalanya : Lemah, letih, lesu dan nyeri otot. Demam ringan, mual,
kurang nafsu makan dan tubu menguning (mata, kulit menguning).
Air kencing berwarna gelap, kotoran pucat, kadang-ladang gejal
sangat ringan seperti flu.
2. Penyakit kuning (jaundice)
Penderita baik dewasa maupun anak-anak dengan kulit mata
yang kuning. Sakit kuning merupakan gejala awal pada gangguan
fungsi liver (hati), penyumbatan saluran empedu atau disebabkan
obat-obatan yang mengganggu fungsi hati. Atau pada saat adanya
gangguan metabolisme bilirubin (substansi yang diproduksi dari
pecahan sel darah merah). Gejalanya : Warna kuning yang timbul pada
mata dan kulit yang disertai demam, cepat lelah dan pusing juga dapat
disertai pingsan. Penyebabnya : warna kuning yang timbul pada kulit
dan mata disebabkan karena meningkatnya kadar bilirubin dalam
tubuh sehingga mengganggu kerja organ hati.
3. Sirosis hati (Pengerasan Organ Hati)
Penyakit hati koroner yang dianggap dalam dunia kedokteran
penyakit irreversible, ditandai dengan kerusakan pada jaringan hati.
Namun masih dapat disuahakan perbaikan untuk menunda proses
kerusakan lebih lanjut. Beberapa gejalanya yaitu kembung, banyak
angin diperut, nyeri pada daerah ulu hati, perut mengeras dan
membesar, demam dan meriang serta sulit untuk bergerak.
Penyebabnya adalah kerusakan pada sel hati karena kebiasaan
mengkonsumsi obat-obatan dan minuman beralkohol atau infeksi oleh
virus atau bakteri. Adanya sel tumor atau kanker yang semakin
merusak jaringan sel hati sehingga menghambat kerja organ hati.
Penumpukan racun dalam tubuh yang berlebihan dan kurang istirahat.
Pencegahannya : Istirahat yang cukup, makan makanan yang
bergizi. Hindari minuman alkool berlebih dan ketergantungan teradap
obat-obatan. Menjaga kebersihan tangan dan tubuh (Kusumobroto,
2007).
Selain itu, diketahui bahwa tidur dapat mempengaruhi
metabolisme tubuh dan merangsang daya asimilasi. Itulah sebabnya
jika tidur berlama-lama dapat membuat tidak sehat, karena tubuh kita
menyerap/mengasimilasi limbah dan uap-uap kotor lagi, sehingga jika
kita tidur terlalu lama dapat mengakibatkan tubuh menjadi tidak
bersemangat dan akan menjadi loyo. Secara ilmiah pun beberapa
penelitian telah membuktikan, kurang tidur atau justru kebanyakan
tidur, ternyata berisiko terhadap kesehatan terutama pada kesehatan
hati.
Salah satu jenis pemeriksaan yang sering dilakukan untuk
mengetahui adanya kerusakan pada hati adalah pemeriksaan
enzimatik. Enzim adalah protein yang dihasilkan oleh sel hidup dan
umumnya terdapat di dalam sel. Dalam keadaan normal terdapat
keseimbangan antara pembentukan enzim dengan penghancurannya.
Apabila terjadi kerusakan sel atau peningkatan permeabilitas
membran sel, enzim akan banyak keluar ke ruang ekstra sel dan
kedalam aliran darah sehingga dapat digunakan sebagai sarana untuk
membantu diagnostik penyakit tertentu. Pemeriksaan enzim yang
biasa dilakukan untuk diagnosa hepatitis antara lain :

a. Enzim yang berubungan dengan kerusakan sel hati yaitu SGOT,


SGPT, GLDH dan LDH.
b. Enzim yang berhubungan dengan penanda adanya sumbatan
pada kantong empedu (kolestasis) seperti gamma GT dan
fosfatase alkali.
c. Enzim yang berubungan dengan kapasitas pembentukan
(sintesis) hati misalnya kolimestrase (Winarno, 1974).
DAFTAR PUSTAKA

Bayupurnama, Putut. 2007. Hepatotoksisitas Imbas Obat. Ilmu Ajar Penyakit


Dalam Universitas Indonesia Jilid I. Jakarta : Balai Penerbit FK-UI.

Budiwarsono. 2009. Penyakit Hati hal 14. Surabaya : PIT Pro Prodia Panel.

Kusumobroto O Hernomo. 2007. Sirosis Hati, dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit
Hati Edisi I hal 335-45. Jakarta : Jayabadi.

Wijayakusuma. 2008. Rumah Herbal Penurun Kolesterol. Jakarta : Pustaka


Bunda.
Winarno, F.G dan B. S. Laksmi. 1974. Kerusakan Bahan Pangan dan Cara

Pencegahannya. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai