untuk pengobatan rheumatoid artritis. Beliau telah merasakan gejala yang dirasakan
semakin memburuk pada bulan yang lalu, sehingga beliau menambahkan NSAIDs
dan analgetik lain unuk mengatasi nyeri. Beliau mencoba menggunakan sulfasalazine
dan leflunomide, tetapi tidak dilanjutkan karena merasakan perutnya tidak enak.
Uraian kasus :
1. PROBLEM MEDIK
peradangan kronis.
2. ETIOLOGI
(Suarjana, 2009).
1) Faktor Genetik
ras kulit putih Amerika Utara dan Eropa. Namun diperkirakan gen lain
2) Infeksi
virus rubela, tetapi bukti yang meyakinkan apakah agen tersebut atau
wanita. Rasio penderita wanita dan laki-laki yaitu 2-3:1. Adanya peran
4). Lingkungan
Faktor lingkungan juga berperan dalam etiologi penyakit ini. Hal ini
kabupaten.
presentase sebesar 5,99%, tahun 2010 menjadi urutan ketiga sebesar 7,2% dan
tahun 2011 pada urutan keempat dengan presentasi sebesar 7,11% (Dinkes,
2011).
4. PATOFISIOLOGI
yang akan mengganggu gerak sendi. Otot akan merasakan nyeri akibat serabut
4. merokok.
5. Resiko juga mungkin terjadi akibat konsumsi kopi lebih dari tiga cangkir
berikut:
4. Nodul rheumatoid
b) Objektif :-
c) Assesment :
tidak enak pada perutnya dan kemungkinan hal tersebut terjadi akibat dari
efek samping dari penggunaan metotrexat dalam jangka panjang yang
d) Plan
dan obat non biologik lain seperti sulfasalazine serta obat DMARD
beberapa organ tubuh sehingga pasien juga diberikan asam folat untuk
Natrium diklofenak.
pasien.
Pasien yang mendapat terapi metrotexat harus mendapatkan asam folat
per minggu. Penggunaan MTX yang tidak disertai asam folat dapat
penggunaan MTX.
Pemberian asam folat pada pasien merupakan hal yang penting untuk
penggunaan MTX.
Dari penjelasan tersebut kemungkinan pasien merasakan
asam folat.
7. PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGI
a) Terapi Farmakologi
DMARD pasien sebaiknya diberi DMARD lain dulu, jika prognosisnya lebih
monoterapi tidak memberikan efek pada pasien maka pasien diberikan obat
efek samping dari metotrexat pasien diberikan asam folat untuk mengatasi
defisiensi folat pada pasien akibat penggunaan metotreksat. Selain itu pasien
suplementasi minyak ikan cod), kompres panas dan dingin serta massase
Terapi bedah dilakukan pada keadaan kronis, bila ada nyeri berat dengan
terjadi ruptur tendo. Metode bedah yang digunakan berupa sinevektomi bila
destruksi sendi tidak luas, bila luas dilakukan artrodesis atu artroplasti.
ayahnya meninggal karena IMA pada usia 52 tahun, tidak ada riwayat meminum obat
URAIAN KASUS
1. Problem medik
Kadar asam urat normal pada laki-laki berkisar 3,5 - 7 mg/dl dan
pada perempuan 2,6 - 6 mg/dl. Kadar asam urat yang berada di atas normal
menjadi penyakit gout. Biasanya, 25 persen orang yang kadar asam uratnya
metabolisme
3. Prosentase Pria : Wanita yaitu 2 : 1 pria lebih beresiko terjadinya asam urat
yaitu umur (30 tahun keatas), sedangkan wanita terjadi pada usia
4. Berat badan
5. Obesitas
6. Konsumsi alkohol
7. Diet
9. Obat-Obatan Tertentu
3. Epidemiologi
4. Patofisiologi
5. Faktor resiko
6. SOAP
b. Objektif : -
c. Assesment :
bulan sehingga harus diberikan obat yang tepat sesuai keadaan pasien.
d. Plan
1. NSAID merupakan terapi lini pertama yang efektif untuk pasien yang
Urat dilaboratorium
7. Penatalaksanaan Farmakoterapi
1. Terapi Farmakologi
NSAID merupakan terapi lini pertama yang efektif untuk pasien yang
24‐48 jam serangan akut Jika penyakit parah atau NSAID/ colchicine
40mg/hari)
2. Terapi Non Farmakologi