Anda di halaman 1dari 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hati merupakan organ pusat metabolism. Hal ini didukung oleh letak anatominya. Hati menerima pendarahan dari sirkulasi sistemik melalui arteri hepatica dan menampung alriran darah dan system porta yang mengandung zat makanan yang diabsorbsi di usus. Karena itu fungsi organ hati penting diketahui dalam menilai kesehatan seseorang. Adanya gangguan fungsi hati tidak selalu jelas dapat diketahui apabila tanpa pemerksaan UFH. Cukup sering adanya gangguan fungsi hati baru diketahui pada waktu dilakukan pemeriksaan kesehatan berkala. Bila klinis memang sudah dapat diduga atau jelas adanya kelainan hati maka pemeriksaan UFH juga penting dalam menilai beratnya gangguan, membedakan jenis dan penyebab kelainan, serta memperkirakan perjalanan [enyakit atau hasil pengobatan. Kelainan hati dapat terjadi local sebagai pusat gangguan suatu penyakit atau merupakan bagian dari penyakit sistemik atau sebagai efek

samping dari pengobatan. (Sherlock S, 2002) Indikasi pemeriksaan UFH dilakukan untuk penapisan yaitu mendeteksi adanya kelainan atau penyakit hati, membantu menegakkan diagnosis, memperkiakan beratnya penyakit, membantu mencari etologi penyakit, menilai prognosis penyakit dan disfungsi hati, dan menilai hasil pengobatan. Pemeriksaan UFH juga membantu mengarahkan upaya diagnosik selanjutnya. Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, terdapat di rongga perut sebelah kanan atas, berwarna kecoklatan dan beratnya antara 1200-1600 gram atau sekitar 2,5% berat badan pada orang dewasa normal. Hati mendapat suplai darah dari pembuluh nadi (arteri hepatica) dan pembuluh gerbang (vena porta) dari usus. Hati dibungkus oleh selaput hati (capsula hepatica). Hati terdapat pembuluh darah dan empedu yang di persatukan selaput jaringan ikat (capsula glison). Hati juga terdapat sel-sel perombak sel darah merah yang telah tua disebut histiosit. Sebagai alat eksresi hati menghasilkan empedu yang merupakan cairan jernih kehijauan, didalamnya mengandung zat warna empedu (bilirubin), garam empedu, kolesterol

dan juga bakteri serta obat-obatan. Zat warna empedu terbentuk dari rombakan eritrosit yang telah tua atau rusak akan ditangkap histiosit selanjutnya dirombak dan haeglobinnya dilepas. Hati juga merupakan organ tubuh yang terpenting berkaitan dengan metabolisme asam amino, lemak, karbohidrat dan vitamin. Hati juga berfungsi mensintesis protein plasma, faktor pembekuan, asam empedu, katabolisma hormon, dan sebagai organ detoksifikasi. Hati terbungkus oleh sebuah kapsul fibroelastik yang disebut kapsul glisson dan secara makroskopik dipisahkan menjadi lobus kiri dan kanan. Kapsul glisson berisi pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf. Kedua lobus hati tersusun oleh unit-unit yang lebih kecil disebut lobules. Lobules terdiri atas sel-sel hati (hepatosit), yang menyatu dalam suatu lempeng. Sel-sel hati dianggap sebagai unit fungsional hati. Sel-sel hati dapat melakukan pembelahan sel dan mudah diproduksi kembali saat dibutuhkan untuk mengganti jaringan yang rusak. Kerusakan akut pada hati dapat menjadi sangat berat, sehingga terkadang menyebabkan kematian dalam beberapa hari (gagal hati fulminans, nekrosis hati akut, dan atrofi kuning akut dari hati). Kebanyakan hal ini disebabkan oleh zat beracun. Sedangkan kerusakan akut yang lebih ringan dapat terjadi karena adanya virus dari berbagai jenis yang masuk ke vena porta, yang kemudian diterima oleh hati. Karena hati mempunyai multifungsi yang berkaitan dengan metabolisme, maka tes faal hati meliputi berbagai tes antara lain, kimia klinik, imunologi, seperti petanda tumor dan lain-lain. Hati adalah organ yang paling besar di dalam tubuh kita, warnanya coklat dan beratnya 1 kg. Letaknya dibagian atas dalam rongga abdomen di sebelah kanan bawah diafragma. Hati terbagi atas dua lapisan utama : 1. Permukaan atas terbentuk cembung, terletak di bawah diafragma. 2. Permukaan bawah tidak rata dan memperlihatkan lekukan fisura transfersus. Permukaanya diliputi oleh peritoneum viserial, kecuali daerah kecil pada permukaan posterior yang melekat langsung pada diafragma. Beberapa ligamentum yang merupakan lipatan peritoneum terdapat jaringan penyambung

padat yang dinamakan kapsula glisson, yang meliputi permukaan interior membentuk rangka untuk cabang-cabang vena porta, arteri hepatika dan saluran empedu. Selain merupakan organ yang mempunyai ukuran terbesar, hati juga mempunyai fungsi yang banyak dan paling komplek. Hati merupakan pertahanan hidup dan berperan pada hampir setiap fungsi metabolisme tubuh. Hati mempunyai kapasitas cadangan yang besar dan fungsi jaringan untuk mempertahankan tubuh, hati juga mempunyai kemampuan regenerasi yang mengagumkan. Kerusakan hati sebagian pada kebanyakan kasus sel yang mati atau sakit, maka akan diganti dengan jaringan hati yang baru. Fungsi hati antara lain: Mengubah zat makanan yang diabsorpsi dari usus dan yang disimpan disuatu tempat dalam tubuh, dikeluarkan sesuai dengan pemakaian dalam jaringan. Mengubah zat buangan dan bahan racun untuk disekresi dalam empedu dan urin, membersihkan darah sebelum zat-zat toksin tersebut mencapai organ tubuh yang peka misalnya otak fungsi, hal ini disebut detoksikasi. Menghasilkan enzim glikogenik glukosa menjadi glikogen, karbohidrat yang diabsorbsi sebagai glukosa disimpan dalam hati sebagai glikogen. glukosa dilepaskan sesuai dengan kebutuhan. Sekresi empedu. Pembentukan ureum, golongan asam amino diubah menjadi ureum yang diekskresi melalui ginjal, rantai karbon yang yang tersisa mengalami oksidase menjadi CO2 dan air. Sebagian asam amino akan masuk sirkulasi sistemik dalam jumlah kecil, kadar asam amino yang tinggi dalam peredaran darah dapat menjadi racun yang merusak fungsi otak. Asam amino yang berjumlah 22 macam dipergunakan dalam tubuh sebagai bahanbahan dasar pembangunan protein. Beberapa asam amino ini tidak dapat dibuat dalam tubuh sehingga harus diperoleh dari makanan dan disebut sebagai asam amino esensial. Asam amino lainnya dapat diubah dari satu bentuk lain dengan bantuan enzimenzim khusus dalam sel-sel tubuh, terutama dalam sel hati.f. Menyiapkan lemak untuk pemecahan

terakhir asam karbonat dan air, zat lemak yang dipadukan dengan lesitin akan membentuk fosfolipid, kolesterol dibuat dihati dari asam asetat, sedangkan esternya merupakan gabungan kolesterol dengan asam lemak. Lipoprotein plasma yang mengangkut trigliserida juga dibuat dihati. ( Syaifudin, 1999 ) Hati mempunyai multi fungsi yang berkaitan dengan metabolisme maka gangguan faal hati dapat disebabkan oleh kelainan prahepatik, intra hepatik dan post-hepatik. Kelainan prehepatik misalnya pada anemi hemolitik, kelainan intrahepatik atau hepatoseluler misalnya pada hepatitis, cirrhosis dan karsinoma hepatis. Sedangkan kelainan post hepatik karena adanya tumor ( Hardjono, 2003 ).

Uji fungsi hati (UFH) sering disebutkan di klinik sebagai liver function test sehingga perawat mengenalnya dengan sngkatan LFT. UFH merupakn suatu kumpulan analisis laboratorium yang berkaitan dengan hati, baik fungsi hati maupun sutu kondisi hati yang sebenarnya bukan fungsi hati. Analit atau zat yang diperiksa dapat berupa produk metabolisme sel hati (hepatosit), enzim, protein lain, antigen virus, DNA dan RNA virus maupun antibody sebagai hasil respon imun humoral tubuh. Karenafungsi hati banyak maka jenis UFH yang dikenal juga banyak, selain itu ada juga uuji yang sebenarnya tidak menguji fungsi hati tetapi tetap dimasukan kelompok UFH sebab pentin membantu menilai kelainan hati. Macam-macam enzim yang digunakan 1. Alanine transaminase (ALT) Alanine transaminase(ALT) juga dikenali sebagai Serum Glutamic Pyruvate Transaminase (SGPT) atau Alanine aminotransferase (ALAT) adalah sejenis enzim yang hadir di dalam hepatosit(sel hati). Kerosakan sel hati boleh menyebabkan enzim ini terbebas ke dalam darah di mana ianya ditaksir. Peningkatan enzim ini secara mendadak di dalam darah menunjukkan kerosakan hati akut seperti viral hepatitis dan paracetamol (acetamenophen) overdose.Julat

normal bagi kehadiran enzim ini di dalam darah adalah 9 hingga 40 IU/L. 2. Aspartate transaminase (AST) Aspartate transaminase (AST) juga dkenali sebagai serum glutamat oksaloasetat transaminase (SGOT) atau aspartate aminotransferase (ASAT) merupakan enzim yang serupa seperti ALT yang berkaitan parenchymal cell hati. Kandungan enzim ini yang meningkat secara mendadak di dalam darah menunjukkan terdapatnya kerosakan hati. Namun, ianya berbeza dengan ALT dimana enzim AST ini juga terdapat dalam sel darah merah, otot jantung dan rangka, oleh itu ianya tidak boleh dikatakan berada di hati sahaja. Nilai yang didapati daripada penaksiran enzim ALT dan AST kadangkala berguna bagi menentukan dalam membezakan punca kerosakan hati. Peningkatan enzim AST tidak spesifik untuk kerosakan hati sahaja, ianya digunakan juga sebagai penanda fungsi bagi otot kardiak jantung. Julat normal bagi kehadiran enzim ini di dalam darah adalah 10 hingga 34 IU/L. 3. Alkaline phosphatase(ALP) Alkaline phosphatase(ALP) adalah sejenis enzim yang terdapat di dalam lapisan sel hempedu pada hati. Kadar ALP dalam plasma darah akan meningkat disebabkan beberapa punca antaranya adalah intrahepatic cholestasis. Enzim ALP juga terdapat di dalam sel tulang dan plasenta. Oleh itu, kadar enzim ALP yang tinggi boleh juga ditaksir pada kanak-kanak yang meningkat remaja (dimana tulang-tulang mengalami pertumbuhan) dan pesakit yang sudah berumur yang mengalami penyakit Pagets. Julat normal bagi kehadiran enzim ini di dalam darah adalah 20 hingga 140 IU/L. 4. Glutamil transpeptidase gamma (GGT) Enzim ini cukup spesifik dan penanda yang lebih peka terhadap kerosakan cholestatic dari enzim ALP. Namun begitu, ianya meningkat dengan nilai yang terlalu kecil akibat kehilangan fungsi

hati. Enzim ini juga boleh membantu dalam mengenalpasti penyebab ketinggian kadar enzim ALP dalam darah. Julat normal bagi kehadiran enzim ini di dalam darah adalah 0 hingga 50 IU/L. Gangguan faal hati dapat disebabkan oleh kelainan pra-hepatik, hepatik atau intrahepatik dan post-hepatik. Kelainan pra-hepatik misalnya anemia hemolitik. Pada keadaan ini faal hati pada umunya normal kecuali bilirubin (unconjugated). Bilirubin dalam urin dan faeces normal, tetapi uribilinogenuria berlebihan. Dalam hal ini perlu tes hematologi khusus yang berhubungan dengan penyakit hemolitik. Kelainan intrahepatik atau hepatoselular misalnya hepatitis, cirhosis dan karsinoma hepatitis. Pada umumnya enzim Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase

(SGOT) dan Serum Glutamic Glutamil Transferase

Pyruvic

Transaminase (SGPT) dan Gamma Phosphatase (ALP) dapat

(GGT) meninggi, Alkaline

meninggi bila ada obstruksi dan protein dapat abnormal. Bilirubin dapat bervariasi. Dalam hal ini diperlukan tes khusus untuk petanda hepatitis dan atau petanda tumor. Kelainan post-hepatik atau obstruktif karena batu empedu atau karena tumor. Dalam keadaan ini conjugated bilirubin dan ALP

(AlkalinePhosphotase) meninggi, Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) dan Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) dapat meninggi. Pemeriksaan transaminase yang terdiri dari SGOT dan SGPT penting untuk menilai kelainan hati dan organ lain. SGPT lebih spesifik untuk kelainan dihati. Pola enzim sangat membantu dalam menegakkan diagnosis gangguan hati tetapi pemeriksaan yang lengkap disertai pemeriksaan penunjang lain seringkali harus dilakukan. Untuk meningkatkan mutu hasil pemeriksaan laboratorium mutlak perlu dilaksanakan peningkatan mutu internal dan eksternal. Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) adalah enzim transaminase yang juga disebut yang berfungsi sebagai katalisator perubahan dari asam amino menjadi asam alfa ketoglutarat. SGOT disebut juga dengan AST atau Aspartate aminotransferase. SGOT ditemukan dalam sitoplasma dan mitokondria sel hati, jantung, otot skelet, ginjal, pankreas, dan eritrosit. Pada kerusakan sel-sel tersebut

diatas, SGOT dalam serum meninggi. Nilai rujukan untuk SGOT pada pria sampai 37 U/I dan pada wanita sampai 31 U/I.

Nilai tidak normal pada kerusakan sel fase akut penyakit misalnya : 20 pada virus hepatitis akut, trauma otot, post operasi, kerusakan hati karena otot. 10 20 pada infrak miokard akut, mononucleosis infeksiosa dan cirrhosis karena alkohol. 5 - 10 pada dermatomyositis dan cirrhosis hepatitis kronik. 2-5 pada anemia hemolitik, metastase Ca hepatitis, pankreatitis akut, dan perlemakan hati. Sebagai tes faal hati penentuan SGOT dapat dianggap ada kelainan faal yang berarti apabila nilai SGOT lebih besar dari 2 kali nilai normal tertinggi. Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) adalah enzim transaminase yang dalam keadaan normal berada dalam jaringan tubuh terutama hati. Peningkatan dalam serum darah mengindikasikan adanya trauma atau kerusakan hati. Ketika tingkat SGPT tinggi ditemukan dalam darah, penyebab yang mungkin dapat lebih dipersempit dengan mengukur enzim lain. Sebagai contoh, peningkatan kadar SGPT karena sel hati yang rusak dapat dibedakan dari saluran empedu dengan mengukur ALP juga terkait miopati, SGPT dapat dikesampingkan dengan mengukur kreatinin kinase enzim. Nilai rujukan untuk SGPT pada pria sampai 42 U/I dan pada wanita sampai 32 U/I. Nilai tidak normal pada kerusakan sel fase akut penyakit misalnya : 20 - 50 pada hepatitis virus atau karena obat 10 - 20 pada hepatitis kronis, mononucleosis, kolestasis atau kolesistitis dan pada penyembuhan hepatitis. 1-10 pada cirrhosis hepatis akut, hepatitis karena alkohol. 1 - 2 pada infrak miokard akut dan kongesti hepatic

Seperti halnya pada SGOT, tes SGPT sebgai tes parenchym hati dapat dianggap ada sangkaan kelainan faal yang berarti apabila nilai SGPT lebih besar dari 2 kali nilai normal tertinggi. SGPT yang berasal dari sitoplasma sel hati dianggap lebih spesifik dari pada SGOT (berasal dari mitochondria dan sitoplasma sel-sel hati) untuk kerusakkan parenchym sel hati.

DAFTAR PUSTAKA

Guyton ,A.C,1990,Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit ,Edisi III,Penerbit Buku Kedokteran EGC,Jakarta. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia Harper. 27th ed. Jakarta: EGC; p. 317. Price, A.S. dan Wilson, M.L., 1995, Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai