Anda di halaman 1dari 24

PERTEMUAN 8.

ANATOMI DAN FUNGSI HATI

1. Pengertian Hati
2. Anatomi Fisiologi Hati
3. Anatomi dan Fisiologi Kandung Empedu
1. Anatomi Kandung Empedu
2. Fisiologi Kandung Empedu
3. Fungsi empedu
4. Anatomi Pankreas
1. Bagian Pankreas
2. Fisiologi Pankreas
3. Enzim dalam pancreas
5. Struktur Hati
6. Fungsi Hati
7. Gangguan atau penyakit Fungsi Hati
8. Faktor mempengaruhi kerusakan hati
9. Pengobatan dan Pencegahan Hati
10. Interpretasi Pemeriksaan Lab. Gangguan Hati

Pengertian Hati
Hati adalah sebuah kelenjar terbesar dan kompleks dalam tubuh, berwarna merah
kecoklatan, yang mempunyai berbagai macam fungsi, termasuk perannya dalam membantu
pencernaan makanan dan metabolisme zat gizi dalam sistem pencernaan.
Hati adalah sebuah kelenjar terbesar dan kompleks dalam tubuh, berwarna merah kecoklatan,
yang mempunyai berbagai macam fungsi, termasuk perannya dalam membantu pencernaan
makanan dan metabolisme zat gizi dalam sistem pencernaan.
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, beratnya sekitar 1 - 2,3 kg. Hati
berada di bagian atas rongga. Lipatan peritoneum membentuk ligamen penunjang yang
melekatkan hati pada permukaan inferior diafragma. Hati memiliki empat lobus. Dua lobus
yang berukuran paling besar dan jelas terlihat adalah lobus kanan yang berukuran besar,
sedangkan lobus yang berukuran lebih keil, berbentuk baji, adalah lobus kiri.
Dua lobus lainnya adalah lobus kaudatus dan kuadratus yang berada di permukaan posterior.
Hati juga merupakan organ tubuh yang paling besar dan paling kompleks. Berdasarkan
fungsinya, hepar juga termasuk sebagai alat ekskresi. Hati berbentuk seperti baji dan
merupakan pabrik kimia pada tubuh manusia.
Hati manusia terbagi menjadi 2 bagian yaitu lobus kanan dan lobus kiri. abdomen
yang menempati bagian terbesar regio hipokondriak. Bagian atas dan anterior memiliki
struktur yang halus terpasang tepat di bawah permukaan diafragma, bagian posterior tampak

1
tidak beraturan. Hati terbungkus dalam kapsul tipis yang tidak elastis dan sebagian tertutupi
oleh lapisan peritoneumSebagai kelenjar, hati menghasilkan empedu yang mencapai ½ liter
setiap hari. Empedu berasal dari hemoglobin sel darah merah yang telah tua. Empedu
merupakan cairan kehijauan dan terasa pahit. Zat ini disimpan di dalam kantong empedu .
Empedu mengandung kolestrol, garam mineral, garam empedu, pigmen bilirubin, dan
biliverdin. Empedu yang disekresikan berfungsi untuk mencerna lemak, mengaktifkan lipase,
membantu daya absorpsi lemak di usus, dan mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi
zat yang larut dalam air. Sel-sel darah merah dirombak di dalam hati. Hemoglobin yang
terkandung di dalamnya dipecah menjadi zat besi, globin, dan heme. Zat besi dan globin
didaur ulang, sedangkan heme dirombak menjadi bilirubin dan biliverdin yang bewarna hijau
kebiruan.

Anatomi Fisiologi Hati


Hati merupakan kelenjar terbesar di tubuh, beratnya 1-2,3 kg. Hati berada di bagian
atas rongga abdomen yang menempati bagian terbesar region hipokondriak di bawah
diafragma. Setiap lobus tersusun dari lobulus yang berbentuk polihedral (segi banyak).

2
Tiap lobulus terdiri atas sel-sel hati yang di gabung bersama oleh jaringan hati.
Bagian depan dilindungi oleh iga-iga. Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh.Hati
terbungkus dalam kapsul tipis yang tidak elastic dan sebagian tertutupi oleh lapisan
peritoneum. Lapisan peritoneum membentuk ligament penunjang yang melekatkan hati pada
permukaan inferior diafragma. Hati memiliki empat lobus. Dua lobus yang berukuran paling
besar dan jelas terlihat adalah lobus kanan yang berukuran lebih besar, sedangkan lobus yang
berukuran lebih kecil, berbentuk baji, adalah lobus kiri. Dua lobus lainnya adalah lobus
kaudatus dan kuadratus yang berada di permukaan posterior. Fisura porta merupakan nama
yang diberikan untuk permukaan posterior hati dimana banyak struktur yang masuk dan
keluar kelenjar.

Lobulus merupakan penyusun lobus hati yang berbentuk heksagonal atau segi enam
di bagian luarnya dan dibentuk oleh hepatosit yang berbentuk kubus disusun dalam pasangan
kolom sel yang menyebar pada vena sentral. Sinusoid (pembuluh darah dengan dinding yang
tidak lengkap) memiliki 2 pasang yang berisi campuran darah dari cabang – cabang kecil
vena porta dan arteri hepatica. Susunan ini memungkinkan darah arteri dan darah vena porta
(dengan konsentrasi nutrien yang tinggi) bercampur dan berdekatan dengan sel hati. Diantara
sel yang melapisi sinusoid, terdapat makrofag (sel Kupffer) yang memiliki fungsi menelan
dan menghancurkan sel darah yang rusak dan partikel asing yang ada di aliran darah yang
menuju hati

Darah mengalir dari sinusoid ke vena sentral dan vena sentrylobular yang bergabung dengan
vena dari lobulus lain, membentuk vena besar hingga akhirnya vena ini membentuk vena
hepatica, yang meninggalkan hati menuju vena cava inferior. Ini berarti bahwa tiap kolum
hepatosit memiliki sinusoid darah pada salah satu sisi dan kalikili di sisi lainnya. Duktus
hepatica kiri dan kanan dibentuk kanalikuli bilier yang bergabung untuk mengalirkan empedu
dari hati. Di tiap lobulus juga memiliki jaringan limfoid dan sistem pembuluh limfe. Hati
juga mengubah zat buangan dan bahan racun untuk dibuat mudah untuk ekskresi ke dalam
empedu dan urine.

Metabolisme protein terdiri atas tiga proses:

 Deaminasi asam amino melibatkan beberapa proses: menyingkirkan bagian nitrogen


dari asam amino yang tidak diperlukan untuk membentuk protein baru, pemecahan
asam nukleat menjadi asam urat, yang disebut asam nukleat.
 Transaminasi merupakan penyingkiran bagian nitrogen asam amino dan melekatkan
asam amino pada molekul karbohidrat untuk membentukasam amino non-esensial.
 Sintesis protein plasma dan sebagian besar factor pembekuan darah dari asam amino.

Pengaruh hati terhadap darah

1. Hati membentuk sel darah merah pada masa janin.


2. Hati menghancurkan sebagian sel-sel darah merah yang sudah tua(± 100 hari).
3. Hati menyimpan hematin yang diperlukan untuk menyempurnakan sel darah merah
baru.
4. Hati membuat sebagian besar protein plasma(albumin&globulin).
5. Hati membersihkan bilirubin dari darah.
6. Hati membuat protrombin dan fibrinogen yang berperan pada penggumpalan darah.

3
Enzim Hati

 Alanine aminotransferase ( ALT )

ALT lebih spesifik untuk kerusakan hati. Enzim ini biasanya terkandung dalam sel-sel
hati. Jika hati terluka,sel-sel hati menumpahkan enzim-enzim kedalam darah,
menaikan tingkat-tingkat enzim dalam darah dan menandai kerusakan hati.
Aminotransferase-aminotransferase mengkatalisasi reaksi-reaksi kimia dalam sel – sel
dimana suatu kelompok amino ditransfer dari suatu molekul donor ke suatu molekul
penerima. ALT adalah enzim yang dibuat dalam sel hati ( hepatosit ), jadi lebih
spesifik untuk penyakit hati dibandingkan dengan enzim lain. Biasanya peningkatan
ALT terjadi bila ada kerusakan pada selaput sel hati. Setiap jenis peradangan hati
dapat menyebabkan peningkatan pada ALT. Peradangan pada hati dapat disebabkan
oleh hepatitis virus, beberapa obat, penggunaan alkohol, dan penyakit pada saluran
cairan empedu.

AST (Enzim aspartate aminotransferase )

Enzim mitokondria yang juga ditemukan dalam jantung, ginjal dan otak. Jadi tes ini
kurang spesifik untuk penyakit hati. Dalam beberapa kasus peradangan hati,
peningkatan ALTdan AST akan serupa.

Fosfatase alkali

Meningkat pada berbagai jenis penyakit hati, tetapi peningkatan ini juga dapat terjadi
berhubungan dengan penyakit tidak terkait dengan hati. Fosfatase alkali sebetulnya
adalah suatu kumpulan enzim yang serupa, yang dibuat dalam saluran cairan empedu
dan selaput dalam hati, tetapi juga ditemukan dalam banyak jaringan lain.
Peningkatan fosfatase alkali dapat terjadi bila saluran cairan empedu dihambat karena
alasan apa pun. Di antara yang lain, peningkatan pada fosfatase alkali dapat terjadi
terkait dengan sirosis dan kanker hati.

GGT
Sering meningkat pada orang yang memakai alkohol atau zat lain yang beracun pada
hatisecara berlebihan. Enzim ini dibuat dalam banyak jaringan selain hati. Serupa
dengan Fosfatase Alkali, GGT dapat meningkat dalam darah pasien dengan penyakit
saluran cairan empedu. Namun tes GGT sangat peka, dan tingkat GGT dapat tinggi
berhubungan dengan hampir semua penyakit hati, bahkan juga pada orang yang sehat.
GGT juga dibuat sebagai reaksi pada beberapaobat dan zat, termasuk alkohol, jadi
peningkatan GGT kadang kala (tetapi tidak selalu) dapat menunjukkan penggunaan
alkohol. Penggunaan pemanis sintetis sebagai pengganti gula.

4
Anatomi dan Fisiologi Kandung Empedu

Anatomi Kandung Empedu

Kandung empedu bentuknya seperti pir, panjangnya sekitar 7 – 10 cm. Kapasitasnya sekitar
30-50 cc dan dalam keadaan terobstruksi dapat menggembung sampai 300 cc. Organ ini
terletak dalam suatu fosa yang menegaskan batas anatomi antara lobus hati kanan dan kiri.
Bagian ekstrahepatik dari kandung ampedu ditutupi oleh peritoneum.(yayan 2008) Menurut
Pearce ( 2006) bagian-bagian kandung empedu yaitu:

1. Fundus Vesikafelea

Bentuknya bulat, ujung buntu dari kandung empedu yang sedikit memanjang di atas
tepi hati, dan sebagian besar tersusun atas otot polos dan jaringan elastik merupakan
tempat penampungan empedu.

2. Korpus Vesikafelea

Bentuknya terbesar dari kandung empedu dan ujungnya membentuk leher dari
kandung empedu

3. Leher Kandung Empedu

Merupakan leher dari kandung empedu yaitu saluran yang pertama masuknya getah
empedu ke badan kandung empedu lalu menjadi pekat berkumpul dalam kandung
empedu.

5
4. Duktus Sistikus

Panjangnya + 3 ¾ cm berjalan dari leher kandung empedu dan bersambung dengan


duktus hepatikus membentuk saluran empedu ke duodenum

5. Duktus Hepatikus, Saluran yang keluar dari leher


6. Duktus koledukus, Saluran yang membawa empedu ke duodenum

Pasokan darah ke kandung empedu adalah melalui arteri akan terbagi menjadi arteria dan
posterior secara khas merupakan cabang dari arteri hepatica kanan, tetapi asal dari arteri
sistika bervariasi. Menurut Pearce, 2006: 206, kandung empedu mempunyai beberapa
lapisan yaitu:

 Lapisan Serosa Peritoneal. Merupakan lapisan luar dari empedu


 Lapisan otot tak bergaris, Merupakan lapisan tengah dari empedu.
 Lapisan dalam mukosa atau membrane mukosa

Merupakan lapisan yang bersambung dengan lapisan saluran empedu yang memuat sel epitel
silinder yang mengeluarkan sekret masin dan cepat mengabsorpsi air dan elektrolit, tetapi
tidak garam empedu atau pigmen karena itu empedunya menjadi pekat.

Fisiologi Kandung Empedu

Empedu diproduksi oleh sel hepatosis sebanyak 500-1500 ml per hari. Di luar waktu makan,
empedu disimpan sementara di dalam kandung empedu. Dan disini mengalami pemekatan
sekitar 50 persen. Pengaliran cairan empedu di atur tiga faktor, yaitu sekresi empedu oleh
hati, kontraksi kandung empedu dan tahanan sfingter koledukus. (Baughman,2000).

Cairan empedu merupakan cairan yang kental yang berwarna kuning keemasan kehijauan
yang dihasilkan secara terus menerus oleh sel hepar + 500-1000 ml sehari. Empedu
merupakan zat esensial yang diperlukan dalam pencernaan dan penyerapan lemak. Cairan
empedu merupakan suatu media untuk menyekresi zat tertentu yang tidak dapat disekresi
oleh ginjal. (Syaifuddin, 2009). Menurut Syaifuddin (2009) unsur-unsur cairan empedu yaitu:

1. Garam-garam empedu

Disintesis oleh hepar, berasal dari kolesterol, suatu alcohol steroid yang banyak
dihasilkan hati dan berfungsi membantu pencernaan lemak dan mengemulsi lemak
dengan kelenjar lipase dari pankreas

2. Sirkulasi Antero Hepatik

Garam empedu (pigmen) diabsorpsi oleh usus halus masuk ke dalam vena partu di
alirkan ke hati untuk digunakan ulang

3. Pigmen Empedu

Pigmen empedu merupakan hasil utama dari pemecahan haemoglobin dari plasma
mensekresinya ke dalam empedu

6
4. Bakteri Dalam Usus Halus

Bakteri dalam usus halus mengubah billirubin menjadi urobilin yaitu satu zat yang
direabsorpsi dari usus dan di ubah menjadi sterkobilin yang disekresi dalam feses
sehingga berwarna kuning.

Fungsi empedu

1. Sebagai persediaan getah empedu, membuat getah empedu menjadi kental


2. Getah empedu adalah cairan yang dihasilkan oleh sel hati jumlah setiap hari dari
setiap orang dikeluarkan 500-1000 cc yang digunakan untuk mencerna lemak
3. Memberi warna feses dan sebagian diabsorpsi kembali oleh darah dan membuat
warna pada urin yang disebut urobilin

Menyimpan dan memekatkan empedu. Kandung empedu mampu menyimpan sekitar


40-60 ml empedu. Empedu hati tidak dapat segera masuk ke deudenum; akan tetapi setelah
melewati duktus hepatikus, empedu masuk ke duktus sistikus dan kandung empedu. Dalam
kandung empedu, pembuluh limfe dan bembuluh darah mengabsorbsi air dan garam-garam
anorganik, sehingga empedu dalam kandung empedu kira-kira 5 kali lebih pekat
dibandingkan dengan empedu hati. Secara berkala kandung empedu mengosongkan isinya
kedalam duodenum melalui kontraksi simultan lapisan otot nya dan relaksasi sfingter oddi.
Hormone kolesistokinin (CCK) dilepaskan dari sel duodenal akibat hasil pencernaan dari
protein dan lipid dan hal ini merangsang terjadinya kontraksi kandung empedu.

Anatomi Pankreas

7
Pankreas merupakan suatu organ berupa kelenjar dengan panjang dantebal sekitar
12,5 cm dan tebal + 2,5 cm (pada manusia). Pankreas terbentang dariatas sampai ke
lengkungan besar dari perut dan biasanya dihubungkan oleh duasaluran ke duodenum (usus
12 jari), terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum sehingga termasuk
organ retroperitonial kecuali bagian kecilcaudanya yang terletak dalam ligamentum
lienorenalis. Strukturnya lunak dan berlobulus.

 Bagian Pankreas

1. Caput Pancreatis, berbentuk seperti cakram dan terletak di dalam bagian cekung duodenum.
Sebagian caput meluas di kiri di belakang arteri dan vena mesenterica superior serta
dinamakanProcessus Uncinatus.
2. Collum Pancreatis, merupakan bagian pancreas yang mengecil danmenghubungkan caput
dan corpus pancreatis. Collum pancreatisterletak di depan pangkal vena portae hepatis dan
tempatdipercabangkannya arteria mesenterica superior dari aorta.
3. Corpus Pancreatis, berjalan ke atas dan kiri, menyilang garistengah. Pada potongan
melintang sedikit berbentuk segitiga.
4. Cauda Pancreatis, berjalan ke depan menuju ligamentumlienorenalis dan mengadakan
hubungan dengan hilum lienale.

Fisiologi Pankreas

1. Eksokrin

Getah pankreas mengandung enzim -enzim untuk pencernaan ketiga jenis makanan utama :
protein, karbohidrat , dan lemak. Ia juga mengandung ion bikarbonat dalam jumlah besar,
yang memegang peranan penting dalam menetralkan kimus asam yang keluarkan oleh
lambung ke dalam duodenum.

Enzim-enzim proteolitik adalah tripsin, kimotripsin, karboksi peptidase, ribonuklease,


deoksiribonuklease.Tiga enzim pertama memecahkan keseluruhan dan secara parsial protein
yang dicernakan,sedankan neklease memecahkan kedua jenis asam nukleat : asam
ribunokleat dan deoksinukleat.

Enzim pencernaan untuk karbohidrat adalah amilase pankreas yang menghidrolisis


pati,glikogen dan sebagian besar karbvohidrat lain kecuali selulosa untuk membentuk
karbohidrat,sedangkan enzim-enzin untuk pencernaan lemak adalah : lipase pancreas yang
menghidrolisis lemak netral menjadi gliserol,asam lemak dan kolesterol esterase yang
menyebabkan hidrolisis ester-ester kolesterol.

Enzim-enzim protoeletik waktu disintesis dalam sel-sel pancreas berada dalam bentuk tidak
aktif : tripsinogen,kimotripsinogen, dan prokarboks peptidase,yang semuanya secara
enzimitik tidak aktif.zat-zat ini hanya akan menjadi aktif setelah mereka disekresi ke dalam
saluran cerna.tripsinogen diaktifkan oleh suatu enzim yang dinamakan enterkinase yang
disekresi oleh mukosa usus ketike kimus mengadakan kontak dengan mukosa. Tripsinogen
juga dapat diaktifkan oleh tripsin yang telah dibentuk. Kimotripsinogen diaktifkan olehtripsin
menjadi kimotripsin, dan prokarboksipeptidase diaktifkan dengan beberapacara yang sama.

Penting bagi enzim-enzim proteolitik getah pankreas tidak diaktifkansampai mereka disekresi
ke dalam usus halus, karena tripsin dan enzim-enzim lainakan mencernakan pankreas sendiri.

8
Sel-sel yang sama, yang mensekresi enzim-enzim proteolitik ke dalam asinus pankreas
serentak juga mensekresikan tripsininhibitor. Zat ini disimpan dalam sitoplasma sl-sel
kelenjar sekitar granula-granulaenzim, dan mencegah pengaktifan tripsin di dalam sel
sekretoris dan dalam asinusdan duktus pankreas.

pankreas rusak berat atau bila saluran terhambat, sjumlah besar sekret pankreas tertimbun
dalam daerah yang rusak dari pankreas. Dalam keadaan ini,efek tripsin inhibitor kadang-
kadang kewalahan, dan dalam keadaan ini sekret pankreas dengan cepat diaktifkan dan secara
harfiah mencernakan seluruh pankreas dalam beberapa jam, menimbulkan keadaan yang
dinamakan pankreatitis akut. Hal ini sering menimbulkan kematian karena sering diikutisyok,
dan bila tidak mematikan dapat mengakibatkan insufisiensi pankreas selamahidup.

Enzim-enzim getah pankreas seluruhnya disekresi oleh asinus kelenjar pankreas. Namun dua
unsur getah pankreas lainnya, air dan ion bikarbonat,terutama disekresi oleh sel-sel epitel
duktulus-duktulus kecil yang terletak didepan asinus khusus yang berasal dari duktulus. Bila
pankreas dirangsang untuk mengsekresi getah pankreas dalam jumlah besar ± yaitu air dan
ion bikarbonatdalam jumlah besar ± konsentrasi ion bikarbonat dapat meningkat sampai
145mEq/liter.

Setiap hari pankreas menghasilkan 1200-1500 ml pancreatic juice, cairan jernih yang tidak
berwarna. Pancreatic juice paling banyak mengandung air, beberapa garam, sodium
bikarbonat, dan enzim-enzim. Sodium bikarbonatmemberi sedikit pH alkalin (7,1-8,2) pada
pancreatic juice sehingga menghentikan gerak pepsin dari lambung dan menciptakan
lingkungan yangsesuai bagi enzim-enzim dalam usus halus.

Enzim-enzim dalam pancreatic juice termasuk enzim pencernaankarbohidrat bernama


pankreatik amilase; beberapa enzim pencernaan proteindinamakan tripsin, kimotripsin,
karboksipeptidase; enzim pencernaan lemak yangutama dalam tubuh orang dewasa
dinamakan pankreatik lipase; enzim pencernaanasam nukleat dinamakan ribonuklease dan
deoksiribonuklease.Seperti pepsin yang diproduksikan dalam perut dengan bentuk
inaktifnyaatau pepsinogen, begitu pula enzim pencernaan protein dari pankreas. Hal
inimencegah enzim-enzim dari sel-sel pencernaan pankreas.

Enzim tripsin yang aktif disekresikan dalam bentuk inaktif dinamakantripsinogen.


Aktivasinya untuk tripsin diselesaikan dalam usus halus oleh suatuenzim yang disekresikan
oleh mukosa usus halus ketika bubur chyme ini tibadalam kontak dengan mukosa. Enzim
aktivasi dinamakan enterokinase.Kimotripsin diaktivasi dalam usus halus oleh tripsin dari
bentuk inaktifnya,kimotripsinogen. Karboksipeptidase juga diaktivasi dalam usus halus oleh
tripsin.Bentuk inaktifnya dinamakan prokarboksipeptidase.

2. Endokrin

Tersebar di antara alveoli pankreas, terdapat kelompok-kelompok kecil selepitelium yang


jelas terpisah dan nyata. Kelompok ini adalah pulau-pulau kecil/kepulauan Langerhans yang
bersama-sama membentuk organ endokrin. Hormon-hormon yang dihasilkan oleh kelenjar
endokrin adalah :

 Insulin
Insulin adalah suatu polipeptida yang mengandung dua rantai asam aminoyang dihubungkan
oleh jembatan disulfida. Terdapat perbedaan kecil dalamkomposisi asam amino molekul dari

9
satu spesies ke spesies lain. Perbedaan ini biasanya tidak cukup besar untuk dapat
mempengaruhi aktivitas biologi suatuinsulin pada spesies heterolog tetapi cukup
besar untuk menyebabkan insulin bersifat antigenik.

Insulin dibentuk di retikulum endoplasma sel B. Insulin kemudian dipindahkan ke


aparatus golgi, tempat ia mengalami pengemasan dalam granula-granula berlapis
membran. Granula-granula ini bergerak ke dinding sel melaluisuatu proses yang
melibatkan mikrotubulus dan membran granula berfusi dengan membran sel,
mengeluarkan insulin ke eksterior melalui eksositosis.

Insulin kemudian melintasi lamina basalis sel B serta kapiler dan endotel kapiler yang
berpori mencapai aliran darah.Waktu paruh insulin dalam sirkulasi pada manusia
adalah sekitar 5 menit.Insulin berikatan dengan reseptor insulin lalu mengalami
internalisasi. Insulindirusak dalam endosom yang terbentuk melalui proses
endositosis. Enzim utamayang berperan adalah insulin protease, suatu enzim di
membran sel yangmengalami internalisasi bersama insulin. Efek insulin pada berbagai
jaringan:

a) Jaringan Adiposa
Meningkatkan masuknya glukosa
Meningkatkan sintesis asam lemak
Meningkatkan sintesis gliserol fospat
Menungkatkan pengendapan trigliserida
Mengaktifkan lipoprotein lipase
Menghambat lipase peka hormone
Meningkatkan ambilan K+

b) Otot
Meningkatkan masuknya glukosa
Meningkatkan sintesis glikogen
Meningkatkan ambilan asam amino
Meningkatkan sintesis protein di ribosom
Menurunkan katabolisme protein
Menurunkan pelepasanasam-asam amino glukoneogenik
Meningkatkan ambilan keton
Meningkatkan ambilan K+

c) Hati
Menurunkan ketogenesis
Meningkatkan sintesis protein
Meningkatkan sintesis lemak
Menurunkan pengeluaran glukosa akibat penurunanglukoneogenesis dan peningkatan sintesis
glukosa
Pada orang normal, pankreas mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan jumlah insulin
yang dihasilkan dengan intake karbohidrat, tetapi pada penderita diabetes fungsi pengaturan
ini hilang sama sekali.

10
Glukagon

Molekul glukagon adalah polipepida rantai lurus yang mengandung 29nresidu


asam amino dan memiliki molekul 3485. Glukagon merupakan hasil darisel-sel alfa,
yang mempunyai prinsip aktivitas fisiologis meningkatkan kadar glukosa darah.
Glukagon melakukan hal ini dengan mempercepat konversi dariglikogen dalam hati
dari nutrisi-nutrisi lain, seperti asam amino, gliserol, danasam laktat, menjadi glukosa
(glukoneogenesis). Kemudian hati mengeluarkan glukosa ke dalam darah, dan kadar
gula darah meningkat.

Sekresi dari glukagon secara langsung dikontrol oleh kadar gula darahmelalui
sistem feed-back negative. Ketika kadar gula darah menurun sampai di bawah normal,
sensor-sensor kimia dalam sel-sel alfa dari pulau Langerhans merangsang sel-sel
untuk mensekresikan glukagon. Ketika gula darah meningkat,tidak lama lagi sel-sel
akan dirangsang dan produksinya diperlambat.

Jika untuk beberapa alasan perlengkapan regulasi diri gagal dan sel-selalfa
mensekresikan glukagon secara berkelanjutan, hiperglikemia (kadar guladarah yang
tinggi) bisa terjadi. Olahraga dan konsumsi makanan yangmengandung protein bisa
meningkatkan kadar asam amino darah jugamenyebabkan peningkatan sekresi
glukagon. Sekresi glukagon dihambat olehGHIH (somatostatin).Glukagon kehilangan
aktivitas biologiknya apabila diperfusi melewati hatiatau apabila diinkubasi dengan
ekstrak hati, ginjal atau otot. Glukagon jugadiinaktifkan oleh inkubasi dengan darah.
Indikasinya ialah bahwa glucagon dihancurkan oleh sistem enzim yang sama dengan
sistem yang menghancurkan insulin dan protein-protein lain.

Somatostatin

Somatostatin dijumpai di sel D pulau langerhans pankreas. Somatostatin


menghambat sekresi insulin, glukagon, dan polipeptida pankreas dan mungkin bekerja
lokal di dalam pulau-pulau pankreas. Penderita tumor pancreas somatostatin
mengalami hiperglikemia dan gejal-gejala diabete lain yang menghilang setelah tumor
diangkat.Para pasien tersebut juga mengalami dyspepsia akibat lambatnya
pengosongan lambung dan penurunan sekresi asam lanmbung,dan batu empedu ,yang
tercetus oleh penurunan kontraksi kandung empedu.

Sekresi somatostatin pancreas meningkat oleh beberapa rangsangan yang juga


merangsang insulin yakni glukosa dan asam amino ,terutama arginin dan
leusin.sekresi juga ditingkatkan oleh CCK.Somatostatin dikeluarkan dari pancreas dan
saluran cerna ke dalam darah perifer.

Polipeptida Pankreas

Polipeptida pancreas manusia merupakan suatu polipeptida linear yang


dibentuk oleh sel F pulau langerhans.Hormon ini berkaitan erat dengan polipeptida
YY (PYY), yang ditemukan di usus dan mungkin hormon salurancerna; dan
neuropeptida Y, yang ditemukan di otak dan sistem saraf otonom.

11
Sekresi polipeptida ini meningkat oleh makanan yang mengandung protein,
puasa, olahraga, dan hipoglikemia akut. Sekresinya menurun olehsomatostatin dan
glukosa intravena. Pemberian infus leusin, arginin, dan alanintidak
mempengaruhinya, sehingga efek stimulasi makanan berprotein mungkindiperantarai
secara tidak langsung. Pada manusia, polipeptida pankreasmemperlambat penyerapan
makanan, dan hormon ini mungkin memperkecilfluktuasi dalam penyerapan. Namun,
fungsi faal sebenarnya masih belumdiketahui.

Enzim dalam pancreas

Getah pankreas mengandung enzim-enzim untuk pencernaan ketiga jenis makanan utama :
protein, karbohidrat, dan lemak. Ia juga mengandung ion bikarbonat dalam jumlah besar,
yang memegang peranan penting dalam menetralkan kimus asam yang dikeluarkan oleh
lambung ke dalam duodenum. Enzim-enzim proteolitik adalah tripsin, kimotripsin,
karboksipeptidase, ribonuklease, deoksiribonuklease. Tiga enzim petama memecahkan
keseluruhan dan secara parsial protein yang dicernakan, sedangkan neklease memecahkan
kedua jenis asam nukleat : asam ribonukleat dan deoksinukleat.

Enzim pencernaan untuk karbohidrat adalah amilase pankreas, yang menghidrolisis pati,
glikogen, dan sebagian besar karbohidrat lain kecuali selulosa untuk membentuk karbohidrat,
sedangkan enzim-enzim untuk pencernaan lemak adalah lipase pankreas, yang menghidrolisis
lemak netral menjadi gliserol, asam lemak dan kolesterol esterase, yang menyebabkan
hidrolisis ester-ester kolesterol.

Enzim-enzim proteolitik waktu disintesis dalam sel-sel pankreas berada dalam bentuk tidak
aktif ; tripsinogen, kimotripsinogen, dan prokarboksipeptidase, yang semuanya secara
enzimtik tidak aktif. Zat-zat ini hanya menjadi aktif setelah mereka disekresi ke dalam
saluran cerna. Tripsinogen diaktifkan oleh suatu enzim yang dinamakan enterokinase, yang
disekresi oleh mukosa usus ketike kimus mengadakan kontak dengan mukosa. Tripsinogen
juga dapat diaktifkan oleh tripsin yang telah dibentuk. Kimotripsinogen diaktifkan oleh
tripsin menjadi kimotripsin, dan prokarboksipeptidase diaktifkan dengan beberapa cara yang
sama.

Penting bagi enzim-enzim proteolitik getah pankreas tidak diaktifkan sampai mereka
disekresi ke dalam usus halus, karena tripsin dan enzim-enzim lain akan mencernakan
pankreas sendiri. Sel-sel yang sama, yang mensekresi enzim-enzim proteolitik ke dalam
asinus pankreas serentak juga mensekresikan tripsin inhibitor. Zat ini disimpan dalam
sitoplasma sl-sel kelenjar sekitar granula-granula enzim, dan mencegah pengaktifan tripsin di
dalam sel sekretoris dan dalam asinus dan duktus pankreas.

Bila pankreas rusak berat atau bila saluran terhambat, sejumlah besar sekret pankreas
tertimbun dalam daerah yang rusak dari pankreas. Dalam keadaan ini, efek tripsin inhibitor
kadang-kadang kewalahan, dan dalam keadaan ini sekret pankreas dengan cepat diaktifkan
dan secara harfiah mencernakan seluruh pankreas dalam beberapa jam, menimbulkan
keadaan yang dinamakan pankreatitis akuta. Hal ini sering menimbulkan kematian karena
sering diikuti syok, dan bila tidak mematikan dapat mengakibatkan insufisiensi pankreas
selama hidup.

Enzim-enzim getah pankreas seluruhnya disekresi oleh asinus kelenjar pankreas. Namun dua
unsur getah pankreas lainnya, air dan ion bikarbonat, terutama disekresi oleh sel-sel epitel

12
duktulus-duktulus kecil yang terletak di depan asinus khusus yang berasal dari duktulus. Bila
pankreas dirangsang untuk mengsekresi getah pankreas dalam jumlah besar – yaitu air dan
ion bikarbonat dalam jumlah besar – konsentrasi ion bikarbonat dapat meningkat sampai 145
mEq/liter (Ari, 2009).

Struktur Hati

Pada hati terdapat bagian-bagian, diantaranya.

1. Vena hepatica
2. Lobus kiri
3. Jaringan ikat
4. Saluran hepatica
5. Kantung empedu
6. Saluran sairan empedu

 Pembagian hati

Lobus sinistra: di sebelah kiri bidang median


Lobus dekstra: di sebelah kanan bidang median
Lobus kaudatus: di belakang berbatasan dengan pars pilorika, ventrikula,
dan duodenum superior

13
Permukaan hati

Fasies superior: permukaan yang mengahadap ke atas dan ke depan berbentuk


cembung dan terletak di bawah diafragma.

- Fasies inferior: permukaan yang menghadap ke bawah dan ke belakang,


mempunyai permukaan tidak rata karena terdapat lekukan fisura transversus.
-Fasies posterior: permukaan bagian belakangnya terlihat beberapa alur
berbentuk garis melintang yang disebut porta hepatis.
-Fasies lobus sinistra: berhubungan dengan esofagus dekat lobus kaudatus dan
berhubungan dengan permukaan depan gaster.

Pembuluh darah hati

Arteri hepatika propia: berjalan ke dalam ligamentum hepato duodelae bersama


dengan vena porta dan duktus koledokus menjadi arteri gastrika.
Arteri gastrika: menuju ke kurvatura minor gaster beranastomosis dengan arteri
gastrika sinistra.

Pembuluh limfe hati

Hati menghasilkan cairan limfe sekitar 1⁄3-1⁄2 cairan limfe. Pembuluh limfe
meninggalkan hati masuk ke dalam kelenjar limfe.

Persarafan hati

Persarafan hati berasal dari saraf simpatis dan parasimpatis yang melewati koliakus.

Fungsi Hati

1. Membantu dalam metabolisme karbohidrat

Fungsi hati menjadi penting, karena hati mampu mengontrol kadar gula dalam darah.
Misalnya, pada saat kadar gula dalam darah tinggi, maka hati dapat mengubah glukosa
dalam darah menjadi glikogen yang kemudian disimpan dalam hati (Glikogenesis), lalu pada
saat kadar gula darah menurun, maka cadangan glikogen di hati atau asam amino dapat
diubah menjadi glukosa dan dilepakan ke dalam darah (glukoneogenesis) hingga pada
akhirnya kadar gula darah dipertahankan untuk tetap normal. Hati juga dapat membantu
pemecahan fruktosa dan galaktosa menjadi glukosa dan serta glukosa menjadi lemak.

2. Membantu metabolisme lemak

Membantu proses Beta oksidasi, dimana hati mampu menghasilkan asam lemak dari Asetil
Koenzim A. Mengubah kelebihan Asetil Koenzim A menjadi badan keton (Ketogenesis).
Mensintesa lipoprotein-lipoprotein saat transport asam-asam lemak dan kolesterol dari dan
ke dalam sel, mensintesa kolesterol dan fosfolipid juga menghancurkan kolesterol menjadi
garam empedu, serta menyimpan lemak.

14
3. Membantu metabolisme Protein

Fungsi hati dalam metabolisme protein adalah dalam deaminasi (mengubah gugus amino,
NH2) asam-asam amino agar dapat digunakan sebagai energi atau diubah menjadi
karbohidrat dan lemak. Mengubah amoniak (NH3) yang merupakan substansi beracun
menjadi urea dan dikeluarkan melalui urin (ammonia dihasilkan saat deaminase dan oleh
bakteri-bakteri dalam usus), sintesis dari hampir seluruh protein plasma, seperti alfa dan
beta globulin, albumin, fibrinogen, dan protombin (bersama-sama dengan sel tiang, hati juga
membentuk heparin) dan transaminasi transfer kelompok amino dari asam amino ke
substansi (alfa-keto acid) dan senyawa lain.

4. Menetralisir obat-obatan dan hormon

Hati dapat berfungsi sebagai penetralisir racun, yakni pada obat-obatan seperti penisilin,
ampisilin, erythromisin, dan sulfonamide juga dapat mengubah sifat-sifat kimia atau
mengeluarkan hormon steroid, seperti aldosteron dan estrogen serta tiroksin.

5. Mensekresikan cairan empedu

Bilirubin, yang berasal dari heme pada saat perombakan sel darah merah, diserap oleh
hati dari darah dan dikeluarkan ke empedu. Sebagian besar dari bilirubin di cairan
empedu di metabolisme di usus oleh bakteri-bakteri dan dikeluarkan di feses. Dalam
proses konjugasi yang berlangsung di dalam retikulum endoplasma sel hati tersebut,
mekanisme yang terjadi adalah melekatnya asam glukuronat (secara enzimatik)
kepada salah satu atau kedua gugus asam propionat dari bilirubin. Hasil konjugasi
(yang kita sebut sebagai bilirubin terkonjugasi) ini, sebagian besar berada dalam
bentuk diglukuronida (80%), dan sebagian kecil dalam bentuk monoglukuronida.

Penempelan gugus glukuronida pada gugus propionat terjadi melalui suatu ikatan
ester, sehingga proses yang terjadi disebut proses esterifikasi. Proses esterifikasi
tersebut dikatalisasi oleh suatu enzim yang disebut bilirubin uridin-difosfat glukuronil
transferase (lazimnya disebut enzim glukuronil transferase saja), yang berlokasi di
retikulum endoplasmik sel hati.

Akibat konjugasi tersebut, terjadi perubahan sifat bilirubin. Perbedaan yang paling
mencolok antara bilirubin terkonjugasi dan tidak terkonjugasi adalah sifat
kelarutannya dalam air dan lemak. Bilirubin tidak terkonjugasi bersifat tidak larut
dalam air, tapi mempunyai afinitas tinggi terhadap lemak. Karena sifat inilah,
bilirubin tak terkonjugasi tidak akan diekskresikan ke urin. Sifat yang sebaliknya
terdapat pada bilirubin terkonjugasi.

Karena kelarutannya yang tinggi pada lemak, bilirubin tidak terkonjugasi dapat larut
di dalam lapisan lemak dari membran sel. Peningkatan dari bilirubin tidak
terkonjugasi dapat menimbulkan efek yang sangat tidak kita inginkan, berupa
kerusakan jaringan otak. Hal ini terjadi karena otak merupakan jaringan yang banyak
mengandung lemak.

6. Mensintesis garam-garam empedu


7. Garam-garam empedu digunakan oleh usus kecil untuk mengemulsi dan menyerap lemak,
fosfolipid, kolesterol, dan lipoprotein.

15
8. Sebagai tempat penyimpanan

Selain glikogen, hati juga digunakan sebagai tempat menyimpan vitamin (A, B12, D, E, K)
serta mineral (Fe dan Co). Sel-sel hati terdiri dari sebuah protein yang disebut apoferritin
yang bergabung dengan Fe membentuk Ferritin sehingga Fe dapat disimpan di hati. Fe juga
dapat dilepaskan jika kadarnya didarah turun.

9. Sebagai fagosit

Sel-sel Kupffer’s dari hati mampu memakan sel darah merah dan sel darah putih yang
rusak serta bakteri.

10. Mengaktifkan vitamin D

Hati dan ginjal dapat berpartisipasi dalam mengaktifkan vitamin D.

11. Menghasilkan kolesterol tubuh

Hati menghasilkan sekitar separuh kolesterol tubuh, sisanya berasal dari makanan.
Sekitar 80% kolesterol yang dibuat di hati digunakan untuk membuat empedu.
Kolesterol

Gangguan atau penyakit Fungsi Hati

Penyakit yang menyerang hati pada anak-anak

1. Kanker hati, yaitu penyakit yang dapat berasal dari kanker pada bagian tubuh lainnya yang
telah menyebar kehati
2. Alagille’s syndrome, yaitu suatu kondisi dimana saluran empedu menyempit dan memburuk,
terutama pada tahun pertama kehidupan
3. Hepatitis aktif kronis, yaitu suatu peradangan hati yang menyebabkan luka yang
meninggalkan parut dan gangguan fungsi hati
4. Galactosemia, yaitu suatu penyakit keturunan dimana tubuh tidak dapat mentoleransi gula-
gula tertentu didalan susu
5. Tyrosinemia, yaitu suatu kelainan yang menyebabkan persoalan serius pada metabolisme
tubuh

Penyakit yang menyerang hati pada orang dewasa

a. Hepatitis

Hepatitis adalah penyakit peradangan hati yang disebabkan oleh virus hepatitis. Virus
hepatitis ada 7 jenis, yaitu A,B,C,D,E,F,G

1. Hepatitis A disebabkan oleh infeksi hepatitis A Virus (HAV). Dapat menular melalui makanan,
air, dan peralatan yang terkontaminasi HAV. Pencegahan hepatitis a yaitu dengan pemberian
vaksin ISG (Immune Serum Globin)

16
2. Hepatitis B disebabkan oleh infeksi Hepatitis B Virus (HBV). Hepatitis B dapat menular
melalui darah, misalnya melalui transfuse darah, penggunaan jarum suntikyang
terkontaminasi virus hepatitis B atau saling berganti sikat gigi dengan penderita hepatitis B.
Pencegahan hepatitis B dapat di cegah dengan pemberian vaksin HBIG (Hepatitis B Immune
Globin)
3. Hepatitis C disebabkan oleh virus yang belumdiketahui secara pasti,namun bukan virus
hepatitis A maupun hepatitis B. Pencegahan dapat dilakukan dengan memeriksakan darah
yang di donorkan pada seseorang yang mendapat transfuse darah.

Gejala-gejala umum hepatitis A,B dan C sama, yaitu:

 Seperti gejala terserang flu. Misalnya, demam, mual, muntah, rasa sakit dibagian perut, dan
urin berwarna gelap
 Kulit tampak pucat kekuningan, bagian putih mata berwarna kekuningan, dan kuku-kuku jari
tangan \nya juga berwarna kuning.

b. Diabetes Mellitus

Diabetes mellitus merupakan penyakit karena adanya peningkatan glukosa didalam


darah, adanya glukosa dalam urin, dan meningkatnya produksi urin. Penyakit ini
mentebabkan sipenderita sering merasa haus, sering merasa ingin buang air kecil, dan
makan yang berlebihan. Biabetes mellitus dibagi menjadi 2 tipe, yaitu:

1. Diabetes tipe I

Diabetes tipe I umumnya menyerang orang berusia 20 tahun. Penyakit ini akan diderita
sepanjang hidupnya dan diatasi dengan menyuntikan insulin secara teratur.

2. Diabetes Tipe II

Diabetes tipe II didetita oleh orang yang berusia 40 tahun, khususnya yang memiliki
kelebihan berat badan. Penyakit ini disebabkan kurangnya insulin yang diekskresikan
atau sel tubuh tidak dapat bereaksi pada kadar insulin yang normal.

c. Batu empedu, yaitu penyakit yang menyumbat saluran empedu.

Faktor mempengaruhi kerusakan hati

Penyebab kita terkena kelainan pada hati adalah:

1. Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang


2. Tidak buang air di pagi hari
3. Pola makan yang terlalu berlebihan
4. Tidak makan pagi
5. Terlalu banyak mengkonsumsi obat
6. Terlalu banyak mengkonsumsi bahan pengawet, zat tambahan, zat pewarna, dan pemanis
buatan
7. Mengkonsumsi minyak goring yang tidak sehat

17
8. Mengkonsumsi masakan mentah juga menambah beban hati
9. Infeksi-infeksi virus dan bakteri
10. Kekurangan gizi
11. Keracunan oleh racun

Pengobatan dan Pencegahan Hati

Pengobatan dapat dilakukan sesuai penyebabnya. Pencegahan dapat dilakukan mulai dari:

 Menjaga kebersihan diri dan sanitasi lingkungan.


 Pola hidup yang sehat
 Hindari obat terlarang, alcohol, bahan beracun
 Hindari menggunakan alat-alat milik orang lain yang berpotensi menularkan seperti alat
suntik
 Jangan menggunakan obat secara berlebihan.
 Cukup nutrisi / gizi
 Suntik immuno globulin pada gejala hepatitis A

Interpretasi Pemeriksaan Laboratorium pada Gangguan Hati

Hati sebagai organ kelenjar terbesar memiliki peran penting dalam metabolisme
glukosa dan lipid, membantu proses pencernaan, absorbsi lemak dan vitamin yang larut
dalam lemak, serta detoksifikasi tubuh terhadap zat toksik. Pemeriksaan laboratorium
penyakit hati sering diminta klinisi untuk penapisan dan deteksi adanya kelainan atau
penyakit hati, membantu menengakkan diagnosis, memperkirakan beratnya penyakit,
membantu mencari etiologi suatu penyakit, menilai hasil pengobatan, membantu
mengarahkan upaya diagnostik selanjutnya serta menilai prognosis penyakit dan disfungsi
organ hati. Interpretasi hasil pemeriksaan uji fungsi hati tidak dapat menggunakan hanya satu
parameter tetapi menggunakan gabungan beberapa hasil pemeriksaan, karena keutuhan sel
hati juga dipengaruhi faktor ekstrahepatik. Pada naskah ini dibahas beberapa uji fungsi hati
yang dibagi menjadi 3 besar yaitu uji fungsi hati, pengukuran aktivitas enzim, dan uji untuk
mencari etiologi penyakit hati. Kata-kata kunci :laboratorium, penyakit hati, uji fungsi hati

Uji Fungsi Hati

Uji fungsi hati adalah jenis tes yang bertujuan untuk menilai kondisi kesehatan organ
hati, baik secara rutin maupun ketika terjadi penyakit pada hati. Uji fungsi hati dilakukan
dengan mengukur kadar senyawa kimia tertentu dalam darah, kemudian membandingkannya
dengan nilai normal senyawa kimia tersebut. Jika hasil pengukuran zat kimia menunjukkan
kadar yang tidak normal, dapat dicurigai adanya penyakit atau kerusakan hati.

Untuk mengukur kondisi kesehatan hati atau liver secara umum dan akurat, uji fungsi hati
yang dijalankan tidak hanya satu jenis. Banyak sekali metode tes yang dapat dilakukan pada
seorang pasien untuk mengetahui aspek tertentu dari kondisi kesehatan hatinya. Akan tetapi
dari berbagai metode yang ada, jenis tes yang umumnya dilakukan adalah:

18
 Tes serum glutamat piruvat transaminase (SGPT) atau alanin transaminase
(ALT). Tes ini mengukur kadar enzim SGPT di dalam darah. Pada kondisi normal,
enzim SGPT terkandung di dalam sel-sel hati dan hanya sedikit terdapat di dalam
darah. Jika sel-sel hati mengalami kerusakan, enzim SGPT akan terlepas dari sel-sel
hati ke dalam darah, sehingga kandungan enzim tersebut di dalam darah akan
mengalami kenaikan.
 Tes serum glutamat oksaloasetat transaminase (SGOT) atau aspartat
aminotransferase (AST). Tes ini mengukur kadar enzim SGOT di dalam darah.
Hampir sama dengan enzim SGPT, pada kondisi normal, enzim SGOT dapat
ditemukan pada kadar rendah di dalam darah. Akan tetapi jika terjadi kerusakan liver,
maka kadar enzim SGOT di dalam darah akan mengalami peningkatan.
 Tes albumin. Albumin merupakan protein yang diproduksi khusus oleh hati.
Albumin dalam darah berfungsi untuk memberikan nutrisi bagi jaringan, mencegah
kebocoran cairan dari pembuluh darah, dan membantu transportasi hormon, vitamin
dan senyawa lain di dalam darah. Hati yang tidak bekerja dengan baik, dapat ditandai
dengan konsentrasi albumin yang lebih rendah dari normal.
 Tes bilirubin. Bilirubin merupakan produk sisa penghancuran sel darah merah, yang
dihasilkan oleh hati. Bilirubin akan dibentuk oleh hati dan dibuang melalui saluran
pencernaan bersama feses. Jika hati atau liver mengalami kerusakan, maka
pembuangan bilirubin akan terhambat sehingga menyebabkan kenaikan kadar
bilirubin dalam darah.
 Tes alkali fosfatase. Alkali fosfatase (ALP) merupakan enzim yang biasanya
ditemukan di empedu, kantung empedu, dan hati. Jika hati atau kantung empedu
mengalami gangguan atau kerusakan, konsentrasi enzim ALP akan mengalami
kenaikan.
 Tes gamma-glutamyl transferase. Gamma-glutamyl transferase (GGT) merupakan
enzim yang ditemukan di berbagai organ tubuh, namun konsentrasinya paling tinggi
terdapat di hati. GGT akan meningkat bila terjadi kerusakan di hati atau saluran
empedu.

Indikasi Uji Fungsi Hati

Seseorang akan dianjurkan oleh dokter untuk menjalani uji fungsi hati jika menderita
penyakit liver atau hati, seperti hepatitis atau sirosis, serta masalah pada kantung empedu dan
salurannya, seperti batu empedu. Gejala-gejala yang biasanya muncul pada penderita
penyakit hati, antara lain adalah:

 Urine berwarna gelap seperti teh


 Feses berwarna pucat seperti dempul
 Mual dan muntah
 Lemas
 Sakit kuning (jaundice)
 Nyeri perut
 Gatal-gatal
 Diare

Selain itu, uji fungsi hati dapat dilakukan kepada:

 Ibu yang sedang merencanakan

19
 Pasien yang sedang menjalani pengobatan, agar diketahui efek samping obat tersebut
kepada hati.
 Pasien yang sedang menjalani pengobatan untuk penyakit liver, untuk mengetahui
keberhasilan dari terapi.

Peringatan Uji Fungsi Hati

Uji fungsi hati secara umum merupakan tes yang dilakukan dengan mengambil sampel darah
dari pembuluh darah vena. Pengambilan sampel darah ini biasanya aman dan jarang
menimbulkan risiko atau efek samping. Beberapa efek samping yang mungkin muncul dari
pengambilan sampel darah, antara lain:

 Perdarahan
 Pingsan
 Infeksi
 Hematoma atau perdarahan di bawah kulit

Persiapan Uji Fungsi Hati

Secara umum tidak ada persiapan khusus yang harus dilakukan pasien sebelum menjalani uji
fungsi hati. Pasien harus memberitahukan obat-obatan dan makanan yang baru saja
dikonsumsi kepada dokter. Beberapa makanan dan obat-obatan dapat memengaruhi hasil
pembacaan uji fungsi hati di laboratorium. Pasien juga dianjurkan memakai baju lengan
pendek atau baju yang bagian lengannya mudah untuk digulung.

Prosedur Pelaksanaan Uji Fungsi Hati

Langkah pertama uji fungsi hati adalah membersihkan kulit di atas pembuluh darah yang
akan ditusuk untuk mencegah darah terkontaminasi kuman yang ada di kulit dan mencegah
infeksi. Petugas medis kemudian akan mengikat lengan, sehingga darah mengumpul di
pembuluh vena sebelum ikatan, dan pembuluh vena menjadi lebih mudah dilihat. Setelah itu,
petugas medis akan menusuk vena dengan jarum, lalu memasangkan tabung sampel darah
dari sisi jarum yang berlawanan. Kemudian darah akan mengalir ke dalam tabung. Setelah
sampel darah dirasa cukup, petugas medis akan menarik tabung sampel dan menutup lokasi
tusukan jarum dengan plester.

Sampel darah kemudian dibawa ke laboratorium untuk dianalisis menggunakan metode


khusus. Hasil analisis uji fungsi hati biasanya digunakan dokter untuk mengevaluasi kondisi
organ hati pasien dengan mempertimbangkan juga gejala yang muncul dan faktor risiko yang
dimiliki. Jika pasien tidak memiliki faktor risiko yang jelas atau tidak ada gejala spesifik,
biasanya hasil uji fungsi hati yang abnormal menunjukkan adanya cedera pada liver atau
pasien sedang menderita penyakit liver stadium awal.

Dokter biasanya tidak hanya melakukan satu jenis tes saja dalam mendagnosis kerusakan hati
yang terjadi. Beberapa jenis tes dilakukan dalam satu sampel darah dan jika perlu,
pengambilan sampel darah dilakukan beberapa kali agar diagnosis kerusakan hati lebih
akurat.

Jika hasil uji fungsi hati belum memberikan diagnosis yang akurat, dokter dapat melakukan
tes tambahan, seperti USG, CT scan, MRI, hingga biopsi hati.
20
Setelah Uji Fungsi Hati

Pasien umumnya diperbolehkan untuk pulang dan melakukan aktivitas seperti biasanya
setelah menjalani pengambilan sampel darah untuk uji fungsi hati. Akan tetapi, jika terasa
pusing atau berkunang-kunang setelah menjalani pengambilan darah, pasien dianjurkan untuk
langsung beristirahat.

Meskipun hasil uji fungsi hati tidak memberikan diagnosis spesifik tentang penyakit hati
yang sedang diderita, hasil tersebut dapat digunakan oleh dokter untuk mempertimbangkan
metode pemeriksaan atau pengobatan berikutnya. Selain itu, dokter juga akan mengevaluasi
gejala dan riwayat medis pasien jika hasil uji fungsi hati menunjukkan adanya kerusakan
organ hati. Jika sering mengonsumsi minuman beralkohol, pasien akan dianjurkan untuk
menghentikan kebiasaan tersebut. Jika kerusakan hati terjadi akibat konsumsi obat-obatan,
maka dokter dapat menyarankan obat pengganti atau menghentikan penggunaan obat-obatan
yang menyebabkan kerusakan hati tersebut.
-----------------------------------------------------------
Terakhir diperbarui: 19 April 2018
Ditinjau oleh: dr. Tjin Willy

TES FUNGSI HATI


06 Maret 2014 Tes Laboratorium

Apa Tes Fungsi Hati Itu?

Dalam pekerjaannya, hati kita membuat beberapa produk, termasuk jenis protein yang disebut sebagai enzim.
Produk ini dapat keluar dari hati dan masuk ke aliran darah. Tingkat produk tersebut dapat diukur dalam darah.

Kerusakan pada hati yang disebabkan oleh penyakit dapat memungkinkan produk tersebut masuk ke aliran darah
dalam tingkat yang lebih tinggi. Jadi, tes yang mengukur tingkat produk ini, yang disebut sebagai tes fungsi hati
(liver function test/LFT), dapat menunjukkan tingkat kerusakan pada hati.

Bila dokter mencurigai kita mempunyai masalah atau penyakit hati, dia akan meminta kita melakukan tes fungsi hati
untuk membantu diagnosis. Kemudian, tes fungsi hati dapat dilakukan untuk memantau hati kita, untuk melihat
apakah kerusakan dapat menjadi lebih berat atau pun pulih.

Apa yang Diukur dalam Tes Fungsi Hati?

Produk berikut biasanya diukur sebagai bagian dari tes fungsi hati:

 ALT (alanin aminotransferase), dahulu dikenal sebagai SGPT (serum glutamik piruvik transaminase)
 AST (aspartat aminotransferase), dahulu dikenal sebagai SGOT (serum glutamik oksaloasetik transaminase)
 Fosfatase alkali
 GGT (gamma-glutamil transpeptidase, atau gamma GT)
 Bilirubin
 Albumin

21
Lembaran Informasi (LI) 120 menun- jukkan nilai normal atau nilai rujukan untuk semua tes tersebut. Harus dite-
kankan bahwa nilai ini berbeda tergantung pada alat yang dipakai di laboratorium yang melakukan tes serta cara
peng- gunaannya. Laporan laboratorium yang kita terima setelah melakukan tes menun- jukkan nilai normal yang
berlaku. Sebagai contoh, batas atas nilai normal (BANN) untuk AST dapat berkisar dari 35 hingga 50 (tergantung
pada laboratorium), dan berbeda untuk laki-laki dan perempuan. Jadi bila kita ingin dapat komentar mengenai hasil
tes, sebaiknya kita menye- but baik hasil tes maupun nilai normal.

Selain itu, hasil tes juga dapat berubah

tergantung pada pukul berapa darah diambil. Sebaiknya contoh darah kita diambil pada jam yang sama setiap kali
kita dites fungsi hati, dan juga selalu pada laboratorium yang sama.

Apa Arti Hasil Tes?

Penyakit hati yang berbeda akan menye- babkan kerusakan yang berbeda, dan tes fungsi hati dapat menunjukkan
perbedaan ini. Hasil tes fungsi hati dapat memberi gambaran mengenai penyakit apa yang mungkin menyebabkan
kerusakan, tetapi tes ini tidak mampu mendiagnosis akibat penyakit hati.

Hasil tes ini juga bermanfaat untuk memantau perjalanan penyakit hati, tetapi sekali lagi, mungkin tidak memberi
gambaran yang tepat. Namun biasanya hasil tes fungsi hati memberi gambaran mengenai tingkat peradangan.

Enzim Hati

ALT adalah lebih spesifik untuk keru- sakan hati. ALT adalah enzim yang dibuat dalam sel hati (hepatosit), jadi
lebih spesifik untuk penyakit hati dibandingkan dengan enzim lain. Biasanya peningkatan ALT terjadi bila ada
kerusakan pada selaput sel hati. Setiap jenis peradangan hati dapat menyebabkan peningkatan pada ALT.
Peradangan pada hati dapat dise- babkan oleh hepatitis virus, beberapa obat, penggunaan alkohol, dan penyakit pada
saluran cairan empedu.

AST adalah enzim mitokondria yang juga ditemukan dalam jantung, ginjal dan otak. Jadi tes ini kurang spesifik
untuk penyakit hati. Dalam beberapa kasus peradangan hati, peningkatan ALT dan AST akan serupa.

Fosfatase alkali meningkat pada berbagai jenis penyakit hati, tetapi peningkatan ini juga dapat terjadi berhu-
bungan dengan penyakit tidak terkait dengan hati. Fosfatase alkali sebetulnya adalah suatu kumpulan enzim yang
serupa, yang dibuat dalam saluran cairan empedu dan selaput dalam hati, tetapi juga ditemukan dalam banyak
jaringan lain. Peningkatan fosfatase alkali dapat terjadi bila saluran cairan empedu dihambat karena alasan apa pun.
Di antara yang lain, peningkatan pada fosfatase alkali dapat terjadi terkait dengan sirosis dan kanker hati.

GGT sering meningkat pada orang yang memakai alkohol atau zat lain yang beracun pada hati secara berlebihan.
Enzim ini dibuat dalam banyak jaringan selain hati. Serupa dengan fosfatase alkali, GGT dapat meningkat dalam
darah pasien dengan penyakit saluran cairan empedu. Namun tes GGT sangat peka, dan tingkat GGT dapat tinggi
berhubungan dengan hampir semua penyakit hati, bahkan juga pada orang yang sehat. GGT juga dibuat sebagai
reaksi pada beberapa obat dan zat, termasuk alkohol, jadi peningkatan GGT kadang kala (tetapi tidak selalu) dapat
menunjukkan penggunaan alkohol. Peng- gunaan pemanis sintetis sebagai pengganti gula, seumpamanya dalam diet
soda, dapat meningkatkan GGT.

Produk Hati Lain

Bilirubin adalah produk utama dari penguraian sel darah merah yang tua. Bilirubin disaring dari darah oleh hati, dan
dikeluarkan pada cairan empedu. Seba- gaimana hati menjadi semakin rusak, bilirubin total akan meningkat.
Sebagian dari bilirubin total termetabolisme, dan bagian ini disebut sebagai bilirubin langsung. Bila bagian ini
meningkat, penyebab biasanya di luar hati. Bila bilirubin langsung adalah rendah semen- tara bilirubin total tinggi,
hal ini menun- jukkan kerusakan pada hati atau pada saluran cairan empedu dalam hati.

Bilirubin mengandung bahan pewarna, yang memberi warna pada kotoran. Bila tingkatnya sangat tinggi, kulit dan
mata dapat menjadi kuning, yang meng- akibatkan gejala ikterus.

22
Penggunaan atazanavir (sejenis obat antiretroviral golongan PI – lihat LI 447) dapat menyebabkan peningkatan pada
tingkat bilirubin. Walaupun efek samping ini tidak berbahaya, perubahan pada warna kulit dan mata dapat
menimbulkan ketidaknyamanan.

Albumin adalah protein yang mengalir dalam darah. Karena dibuat oleh hati dan dikeluarkan pada darah, albumin
adalah tanda yang peka dan petunjuk yang baik terhadap beratnya penyakit hati.

Tingkat albumin dalam darah menun- jukkan bahwa hati tidak membuat albumin dan tidak berfungsi sebagaimana
mesti- nya. Tingkat ini biasanya normal pada penyakit hati yang kronis, sementara meningkat bila ada sirosis atau
kerusakan berat pada hati. Ada banyak protein lain yang dibuat oleh hati, namun albumin mudah diukur.

Tes Lanjutan

Bila ada kelainan pada tes fungsi hati, dokter mungkin akan minta tes tambahan, misalnya ultrasound atau biopsi
hati. Bila belum dilakukan tes untuk hepatitis virus, kemungkinan kita akan diminta mela- kukan tes tersebut.

----------------------------------------------------------

Ditinjau 6 Maret 2014 berdasarkan beberapa sumber


Diterbitkan oleh Yayasan Spiritia, Jl. Johar Baru Utara V No. 17, Jakarta 10560. Tel: (021) 422-5163/8 E-mail: info@spiritia.or.id Situs
web: http://spiritia.or.id/
Semua informasi ini sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan
dokter.
Seri Lembaran Informasi ini berdasarkan terbitan The AIDS InfoNet. Lihat http:// www.aidsinfonet.org

Daftar Pustaka

Setiawan Samhis, 2019. Pengertian, Struktur dan Fungsi Hati Manusia (sumber Utama)
https://www.gurupendidikan.co.id/hati/#ftoc-heading-2, diakses 17 Mei 2020. Pukul 9.10 WIT

Willy Tjin, 2018. Uji Fungsi Hati , Ini yang Harus Anda Ketahui (Sumber kedua)
https://www.alodokter.com/uji-fungsi-hati-ini-yang-harus-anda-ketahui, diakses 17 Mei
2020. Pukul 9.30 WIT

1. Newman, W.A. Dorland. 2002. Kamus Kedoteran Dorland Edisi 29. Jakarta: EG
2. Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Edisi 4. Jakarta : EGC
3. Chandrasoma, Parakrama. 2006. Ringkasan Patologi Anatomi, Ed 2. Jakarta : EGC.
4. M. saccharin, Rosa. 1996. Prinsio Keperawatan Pediatrik, Ed. 2. Jakarta: EGC.
5. Merestein, Gerald B. 1993. Buku Pengantar Pediatri. Jakarta: Widya Medika.
6. Rendla, Short, John. 1994. Ikhtisar Penyakit Anak, Edisi 6, Jilid 2. Jakarta: Binar Putraaksara.
7. Watson, Roger. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk perawat eds 10. Jakarta : EGC
8. Evelyn C. Pearce. 2005. Anatomi dan Fisiologi untuk paramedis. Jakarta : PT. Gramedia
9. Nurachman, Elly, dkk. 2011. Dasar – Dasar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: Salemba Medika

23
24

Anda mungkin juga menyukai