Oleh:
KELOMPOK 14
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Hati merupakan organ tubuh yang paling besar dan paling kompleks. Hati manusia tersusun
atas sel-sel hati. Sel-sel tersebut membentuk jaringan-jaringan yang kemudian dalam satu kesatuan
menjadi organ hati. Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam rongga perut
sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma.
Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat ekskresi. Hati berbentuk seperti
baji dan merupakan pabrik kimia pada tubuh manusia. Sebagai kelenjar, hati menghasilkan
empedu yang mencapai ½ liter setiap hari. Empedu berasal dari hemoglobin sel darah merah yang
telah tua. Empedu merupakan cairan kehijauan dan terasa pahit.
Hati merupakan suatu organ kompleks yang melaksanakan berbagai fungsi vital, mulai dari
mengatur kadar bahan kimia dalam tubuh. Selain itu sebenarnya masih banyak lagi fungsi-fungsi
hati yang sangat berpengaruh besar dalam sistem pencernaan, system ekskresi maupun system
organ lainnya di dalam tubuh. Oleh karena itu penulis ingin membahas lebih jauh tentang bagian-
bagian organ hati, fungsi hati, dan penyakit-penyakit yang menyerang organ hati.
1.2 TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui definisi struktur organ hati.
Untuk mengetahui fungsi-fungsi dari organ hati pada manusia.
Untuk mengetahui sel-sel dasar pada organ hati.
BAB II
PEMBAHASAN
Membentuk dinding pembuluh darah (sinusoid) yang membawa darah ke seluruh hati
Membentuk lapisan tunggal dengan ruang antara masing-masing sel yang dikenal
sebagai fenestra, yang memungkinkan aliran efisien bahan penting untuk lulus dari
darah ke hepatosit dan sebaliknya
Kaya enzim lisosom yang dibutuhkan untuk menurunkan bahan endositosis
Selain hepatosit dan sel non-parenkimal, pada hati masih terdapat jenis sel lain
yaitu sel intra-hepatik yang sering disebut sel oval, dan hepatosit duktular.Regenerasi hati
setelah hepatektomi parsial, umumnya tidak melibatkan sel progenitor intra-hepatik
dan sel punca ekstra-hepatik (hemopoietik), dan bergantung hanya kepada proliferasi
hepatosit. Namun dalam kondisi saat proliferasi hepatosit terhambat atau tertunda, sel
oval yang berada di area periportal akan mengalami proliferasi dan diferensiasi menjadi
hepatosit dewasa. Sel oval merupakan bentuk diferensiasi dari sel progenitor yang berada
pada area portal dan periportal, atau kanal Hering, dan hanya ditemukan saat hati
mengalami cedera. Proliferasi yang terjadi pada sel oval akan membentuk saluran
ekskresi yang menghubungkan area parenkima tempat terjadinya kerusakan hati dengan
saluran empedu. Epimorfin, sebuah morfogen yang banyak ditemukan berperan pada
banyak organ epitelial, nampaknya juga berperan pada pembentukan saluran empedu
oleh sel punca hepatik. Setelah itu sel oval akan terdiferensiasi menjadi hepatosit
duktular. Hepatosit duktular dianggap merupakan sel transisi yang terkait antara lain
dengan:
metaplasia duktular dari hepatosit parenkimal menjadi epitelium biliari intra-hepatik
konversi metaplasia dari epitelium duktular menjadi hepatosit parenkimal
diferensiasi dari sel punca dari silsilah hepatosit
Pengaliran cairan empedu diatur oleh 3 faktor , yaitu sekresi empedu oleh hati ,
kontraksi kandung empedu dan tahanan sfingter koledokus. Dalam keadaan puasa produksi
akan dialih-alirkan ke dalam kandung empedu. Setelah makan, kandung empedu
berkontraksi , sfingter relaksasi dan empedu mengalir ke dalam duodenum. Aliran tersebut
sewaktu-waktu seperti disemprotkan karena secara intermiten tekanan saluran empedu
akan lebih tinggi daripada tahanan sfingter.
Hormon kolesistokinin (CCK) dari selaput lendir usus halus yang disekresi karena
rangsang makanan berlemak atau produk lipolitik di dalam lumen usus, merangsang nervus
vagus , sehingga terjadi kontraksi kandung empedu. Demikian CCK berperan besar
terhadap terjadinya kontraksi kandung empedu setelah makan, Empedu yang dikeluarkan
dari kandung empedu akan dialirkan ke duktus koledokus yang merupakan lanjutan dari
duktus sistikus dan duktus hepatikus. Duktus koledokus kemudian membawa empedu ke
bagian atas dari duodenum, dimana empedu mulai membantu proses pemecahan lemak di
dalam makanan. Sebagian komponen empedu diserap ulang dalam usus kemudian
dieksresikan kembali oleh hati.
Adapun histologi dari kandung empedu terdiri dari :
Mukosa
a) Epitel selapis silindris, tanpa sel goblet – melapisi lipatan mukosa
b) Lamina propria – sinus Rokitansky-Aschoff
Muskularis
otot polos – susunan ireguler (long-, transversal, oblik)
Adventisia/serosa
a) Jaringan ikat yang cukup padat/jarang
b) Mesotel (serosa)
c) Duktus biliaris aberans (duktus Luschka)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam rongga perut
sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. Hati juga merupakan organ tubuh yang
paling besar dan paling kompleks. Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat
ekskresi. Hati berbentuk seperti baji dan merupakan pabrik kimia pada tubuh manusia.
Hati manusia terbagi menjadi 2 bagian yaitu lobus kanan dan lobus kiri.
Secara anatomi, hati dapat dibahagikan kepada empat lobus yaitu lobus kanan
(right lobe), lobus kiri (left lobe), caudate lobe, dan quadrate lobe.
Fungsi hati adalah hati menghasilkan empedu (bilus) yang mengandung zat sisa
dari perombakan eritosit di dalam limpa, menyimpan gula dalam bentuk glikogen,
mengatur kadar gula darah, tempat pembentukan urea dari ammonia, menawarkan racun,
membentuk vitamin A dari provitamin A dan tempat pembentukan fibrinogen
protrombin.
Fungsi utama dari system bilier adalah sebagai tempat penyimpanan dan saluran
cairan empedu.
Enzim pada hati yaitu Alanine aminotransferase ( ALT ), AST ( Enzim aspartate
aminotransferase ) , Fosfatase alkali, GGT.
DAFTAR PUSTAKA
Watson, Roger. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk perawat eds 10. Jakarta : EGC
Evelyn C. Pearce. 2005. Anatomi dan Fisiologi untuk paramedis. Jakarta : PT. Gramedia
http://www.scribd.com/doc/165375249/Enzim-Hati diunduh pukul 4.15 tanggal 16.10.13
Nurachman, Elly, dkk. 2011. Dasar – Dasar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: Salemba Medika
Nurhayati, Nunung. 2006. IPA BIOLOGI BILINGUAL untuk SMP/MTs. Kelas IX.Bandung:
PT. Yrama Widya
Saktiyono. 2006. IPA BIOLOGI SMP dan MTs. Kelas IX. Jakarta: Esis
Karnota, Bambang K. 2006. FOKUS BIOLOGI. Jakarta: PT. Erlangga
Saktiyono. 2006. IPA BIOLOGI SMP dan MTs. Kelas VIII. Jakarta: Esis
Guyton & Hall. 2000. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Nurachmah, Elly., Rida Angriani. 2011. Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: Salemba
Medika.
Watson, Roger. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat eds 10. Jakarta : EGC
Evelyn C. Pearce. 2005. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT. Gramedia