Anda di halaman 1dari 50

SURVEILANS PENYAKIT

ANGKA KEJADIAN PSORIASIS DI POLI KULIT DAN KELAMIN


RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNG
PADA BULAN JULI SAMPAI SEPTEMBER TAHUN 2019

Disusun oleh :
Istiqomah
Muhammad Hafizul Hairul
Muhammad Izzatulhaq H. A.
Novaldo Yudha Shena
Shopia Mabella
Siti Aminah Multazamiyah
Syifa Nabilla

Pembimbing :
dr. Sri Maria Puji Lestari, M.Pd.Ked

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN
BANDAR LAMPUNG 2019
LEMBAR PENGESAHAN

SURVEILANS PENYAKIT
“ANGKA KEJADIAN
EJADIAN PSORIASIS DI POLI KULIT DAN KELAMIN
RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNG
PADA BULAN
ULAN JULI SAMPAI BULAN SEPTEMBER 2019”
2019

Yang diajukan oleh:

1. Istiqomah, S.Ked
2. Muhammad Hafizul Hairul, S.Ked
3. Muhammad Izzatulhaq H. A., S.Ked
4. Novaldo Yudha Shena, S.Ked
5. Shopia Mabella, S.Ked
6. Siti Aminah Multazamiyah, S.Ked
7. Syifa Nabilla, S.Ked

Telah disetujui dan disahkan oleh bagian Program Studi


Pendidikan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas
Malahayati
ayati Bandar Lampung.

Mengetahui:

dr. Sri Maria Puji Lestari, M.Pd.Ked

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN
BANDAR LAMPUNG 2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Kami panjatkan puji syukur Kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan
pembuatan laporan surveilans yang berjudul “Angka Kejadian Psoriasis di Poli
Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung pada
Bulan Juli sampai Bulan September 2019” ini.
Evaluasi program ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kepaniteraan
klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati di
Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung.
Laporan ini sudah kami susun dengan semaksimal mungkin dan mendapat
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu
kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini terutama kepada para pembimbing, khususnya dr.
Sri Maria Puji Lestari, M.Pd.Ked atas bimbingannya selama berlangsungnya
pendidikan di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Terlepas dari segala hal tersebut, kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karenanya kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki laporan ini.
Akhir kata kami berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi untuk pembaca.

Bandar Lampung, September 2019

Penyusun

iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vii

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan Surveilans 4
1.3.1 Tujuan Umum 4
1.3.2 Tujuan Khusus 4
1.4 Manfaat Surveilans 4
1.4.1 Manfaat Bagi Mahasiswa 4
1.4.2 Manfaat Bagi Rumah Sakit 5
1.4.3 Manfaat Bagi Universitas 5
1.5 Ruang Lingkup 5
1.5.1 Judul Surveilans 5
1.5.2 Subjek Surveilans 5
1.5.3 Tempat Surveilans 5
1.5.4 Waktu Surveilans 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6


2.1 Surveilans 6
2.2 Surveilans Penyakit 6
2.3 Alur Surveilans 7
2.4 Psoriasis 8
2.4.1 Definisi Psoriasis 8
2.4.2 Epidemiologi Psoriasis 8
2.4.3 Etiologi Psoriasis 10
2.4.4 Klasifikasi Psoriasis 10
2.4.5 Upaya Preventif 14
2.5 Kerangka Konsep 15

BAB III PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA 16


3.1 Pengumpulan Data 16
3.1.1 Surveilans Pasif 16
3.1.2 SurveilansAktif 16
3.2 Analisis Data 17
3.2.1 Angka Kejadian Kasus Psoriasis bulan Juli-
September 2019 17
3.2.2 Karakteristis Kasus Psoriasis Bulan Juli 2019 17
3.2.3 Karakteristis Kasus Psoriasis Bulan Agustus
2019 18

iv
Halaman
3.2.4 Karakteristis Kasus Psoriasis Bulan September
2019 19

BAB IV PEMBAHASAN DAN TINDAK LANJUT 20


4.1 Pembahasan 20
4.1.1 Distribusi Kasus Psoriasis di Poli Kulit dan
Kelamin Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin 20
4.1.2 Distribusi Kasus Psoriasis Berdasarkan Usia 20
4.1.3 Distribusi Kasus Psoriasis Berdasarkan Jenis
Kelamin 20
4.2 Tindak Lanjut 21

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 22


5.1 Kesimpulan 22
5.2 Saran 23

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1 Distribusi Frekuensi dan Presentase Kasus Psoriasis
Bulan Juli 2019 18

Tabel 3.2 Distribusi Frekuensi dan Presentase Kasus Psoriasis


Bulan Agustus 2019 18

Tabel 3.3 Distribusi Frekuensi dan Presentase Kasus Psoriasis


Bulan September 2019 19

vi
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Alur surveilans 7

Gambar 2.2 Psoriasis Gutata 11

Gambar 2.3 Psoriasis Pustula 12

Gambar 2.4 Psoriasis Inversa 13

Gambar 2.5 Eritroderma Psoriatika 13

Gambar 2.6 Psoriasis Kuku 14

Gambar 2.7 Psoriasis Atritis 14

Gambar 2.8 Kerangka Konsep 15

Gambar 3.1 Data Frekuensi dan Presentase Psoriasis bulan Juli-


September 2019 17

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Surveilans kesehatan masyarakat adalah pengumpulan, analisis, dan

analisis data secara terus-menerus dan sistematis yang kemudian

didiseminasikan (disebarluaskan) kepada pihak-pihak yang bertanggung

jawab dalam pencegahan penyakit dan masalah kesehatan lainnya.

Surveilans memantau terus-menerus kejadian dan kecenderungan

penyakit, mendeteksi dan memprediksi outbreak pada populasi,

mengamati faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit, seperti

perubahan-perubahan biologis pada agen, vektor, dan reservoir.

Selanjutnya surveilans menghubungkan informasi tersebut kepada

pembuat keputusan agar dapat dilakukan langkah-langkah pencegahan dan

pengendalian penyakit.

Psoriasis merupakan penyakit kulit yang menimbulkan masalah

besar dalam bidang kesehatan karena penyakit ini bersifat kronik dan

residif, dapat mengganggu aktivitas kehidupan sehari-hari yang

mengakibatkan angka kesakitan yang tinggi.

Psoriasis adalah suatu penyakit kulit autoimun, inflamatori kronik,

yang dimediasi oleh sel T. Sampai saat ini etiologi penyakit tidak

diketahui dengan pasti. Penyakit ini menghasilkan plak eritem yang

ditutupi skuama tebal berwarna keperakan. Secara kosmetik penyakit ini

1
2

sangat mengganggu pasien. sehingga terjadi penurunan kualitas hidup dan

mempengaruhi sistem kesehatan dan sosial. 1

Penyakit psoriasis predominan mengenai kulit dan prevalensi di

dunia bervariasi, sesuai dengan faktor etnik, lokasi geografikal dan

lingkungan. Penyakit ini mengenai 2-3% dari populasi dunia dan lebih

banyak dijumpai pada orang Amerika, Canada, dan Eropa. Prevalensi

psoriasis pada Kaukasian 2-5% pada Asian 0,1-0,3% dari populasinya

menderita psoriasis, sedangkan pada orang Turki prevalensinya 1,3%.

Di 2 Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP DR. M. Djamil Padang,

tahun 2014 ditemukan pasien baru psoriasis 21 orang dan pasien lama 48

orang dengan total kunjungan pasien di Poliklinik 2442 (prevalensi 2,8%).

Tahun 2015 ditemukan pasien baru psoriasis 29 orang dan pasien lama 57

orang dengan total kunjungan pasien di Poliklinik 2932 (prevalensi 2,9%).

Tahun 2016 ditemukan pasien baru psoriasis 24 orang dan pasien lama 72

orang dengan total kunjungan pasien di Poliklinik 2667 orang (prevalensi

3,6%), sehingga terdapat peningkatan prevalensi psoriasis dari tahun

ketahun. Prevalensi ini lebih tinggi dari prevalensi Asian. 2

Pemahaman etiopatogenesis berdasarkan konsep imunologik

diharapkan dapat memberi kontribusi dalam pemecahan sebagian masalah.

Dengan membuktikan keterlibatan berbagai komponen imunologi pada

patogenesis diharapkan dapat digunakan untuk memantau respons terapi

pada pasien psoriasis vulgaris. Sampai saat ini aspek imunologik dan

molekuler penyakit psoriasis masih menjadi fokus penelitian.


3

Sistem imun berperan sebagai faktor predisposisi, sedangkan faktor

lingkungan berperan sebagai faktor presipitasi yaitu trauma, infeksi,

hormonal, obat-obatan, paparan sinar matahari, alkohol, asap rokok, stres

psikologis, dan lain-lain. Sulit dijelaskan faktor apa yang paling dominan

berperan pada etiopatogenesis penyakit ini.2

Psoriasis merupakan penyakit autoimun yang dimediasi oleh sel T,

ditandai dengan hiperproliferasi keratinosit, dan dikaitkan dengan adanya

gen HLA (human leukocyte antigen) tertentu (alel HLA-Cw6). Psoriasis

disebabkan oleh interaksi antara hiperproliferatif keratinosit, disertai

infiltasi dan 3 aktivasi sel imun.

Sampai sekarang pengobatan penyakit ini masih menjadi masalah

karena belum ada obat yang betul-betul efektif menyembuhkan penyakit

tersebut. Hal ini disebabkan karena belum terungkap secara tuntas semua

faktor yang terlibat dan berperan pada etiopatogenesis penyakit ini.2

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang

hendak dipaparkan dalam surveilans ini adalah “Bagaimana angka

kejadian kasus psoriasis di Poli Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Pertamina

Bintang Amin Bandar Lampung pada bulan Juli sampai bulan September

2019?”.
4

1.3 Tujuan Surveilans

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui frekuensi dan persentase kasus psoriasis di Poli

Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar

Lampung.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui distribusi, frekuensi dan persentase kasus psoriasis

di Poli Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin

Bandar Lampung pada bulan Juli 2019.

2. Untuk mengetahui distribusi, frekuensi dan persentase kasus psoriasis

di Poli Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin

Bandar Lampung pada bulan Agustus 2019.

3. Untuk mengetahui distribusi, frekuensi dan persentase kasus psoriasis

di Poli Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin

Bandar Lampung pada bulan September 2019.

1.4 Manfaat Surveilans

1.4.1. Manfaat Bagi Mahasiswa

Bagi mahasiswa sebagai sarana pembelajaran dan pengalaman

mengenai cara melakukan surveilans. Melatih kemampuan dalam

melakukan pendataan, mengolah, dan menganalisis suatu penyakit sebagai

bahan pertimbangan dalam mengevaluasi dan menentukan suatu

kebijakan.
5

1.4.2. Manfaat Bagi Rumah Sakit

Sebagai suatu bahan yang dapat diambil manfaatnya dalam

menentukan kebijakan dalam pelaksanaan program di Rumah Sakit

Pertamina Bintang Amin yang tengah berlangsung, sehingga dapat

mengefektifkan dan memberi alternatif penyelesaian masalah pelaksanaan

program dan dapat memandu dalam meningkatkan pencapaian program.

1.4.3. Manfaat Bagi Universitas

Merealisasikan tridharma perguruan tinggi dalam melaksanakan

fungsi dan tugasnya sebagai lembaga yang menyelenggarakan pendidikan,

penelitian, dan pengabdian masyarakat.

1.5 Ruang Lingkup

1.5.1 Judul Surveilans

Angka Kejadian Psoriasis di Poli Kulit dan Kelamin Rumah Sakit

Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung pada Bulan Juli sampai Bulan

September 2019.

1.5.2 Subjek Surveilans

Pasien dengan kasus psoriasis di Poli Kulit dan Kelamin Rumah

Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar lampung.

1.5.3 Tempat Surveilans

Tempat surveilans yaitu di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin

Bandar Lampung.

1.5.4 Waktu Surveilans

Waktu surveilans yaitu dibulan Juni sampai bulan September 2019.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Surveilans

Surveilans kesehatan masyarakat adalah pengumpulan, analisis,

dan analisis data secara terus-menerus dan sistematis yang kemudian

didiseminasikan (disebarluaskan) kepada pihak-pihak yang bertanggung

jawab dalam pencegahan penyakit dan masalah kesehatan lainnya.

Surveilans memantau terus-menerus kejadian dan kecenderungan

penyakit, mendeteksi dan memprediksi outbreak pada populasi,

mengamati faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit, seperti

perubahan-perubahan biologis pada agen, vektor, dan reservoir.

Selanjutnya surveilans menghubungkan informasi tersebut kepada

pembuat keputusan agar dapat dilakukan langkah-langkah pencegahan dan

pengendalian penyakit. Kadang digunakan istilah surveilans epidemiologi.

Baik surveilans kesehatan masyarakat maupun surveilans

epidemiologi hakikatnya sama saja, sebab menggunakan metode yang

sama, dan tujuan epidemiologi adalah untuk mengendalikan masalah

kesehatan masyarakat, sehingga epidemiologi dikenal sebagai sains inti

kesehatan masyarakat (core science of public health).1

2.2 Surveilans Penyakit

Surveilans penyakit (disease surveillance) melakukan pengawasan

terus-menerus terhadap distribusi dan kecenderungan insidensi penyakit,

6
7

melalui pengumpulan sistematis, konsolidasi, evaluasi terhadap laporan-

laporan penyakit dan kematian, serta data relevan lainnya. Jadi fokus

perhatian surveilans penyakit adalah penyakit, bukan individu.1

Di banyak negara, pendekatan surveilans penyakit biasanya didukung

melalui program vertical (pusat-daerah). Contoh, program surveilans

tuberculosis, program survailans malaria. Beberapa dari system surveilans

vertical dapat berfungsi efektif, tetapi tidak sedikit yang tidak terpelihara

dengan baik dan akhirnya kolaps, karena pemerintah kekurangan biaya.

Banyak program surveilans penyakit vertical yang berlangsung parallel

antara satu penyakit dengan penyakit lainnya, menggunakan fungsi

penunjang masing-masing, mengeluarkan biaya untuk sumber daya

masing-masing, dan memberikan informasi duplikatif, sehingga

mengakibatkan inefisiensi.1

2.3 Alur Surveilans

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Analisis Data

Interpretasi Data

Gambar 2.1 Alur Surveilans


8

2.4 Psoriasis

2.4.1 Definisi Psoriasis

Psoriasis adalah penyakit yang penyebabnya aoutoimun, bersifat

kronik dan residif. Ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas

tegas dengan skuama yang kasar, berlapis-lapis dan transparan, disertai

fenomena tetesan lilin, Auspitz, dan kobner.

Biasanya psoriasis menempati daerah ekstensor, skalp, siku, lutut,

dan bokong. Dapat juga mengenai lipatan (psoriasis inversa) atau palmo-

plantar (psoriasis plamoplantar). Luas lesi dapat terlokalisir atau meluas ke

hampir seluruh tubuh.

Psoriasis dapat timbul pada semua usia, terutama 15-30 tahun.

Sampai saat ini pengobatan hanya menghilangkan gejala sementara

(remisi), sehingga psoriasis sering disebut sebagai penyakit seumur hidup.3

2.4.2 Epidemiologi Psoriasis

Psoriasis dapat terjadi secara universal. Prevalensi psoriasis

bervariasi disetiap negara. Terdapatnya variasi prevalensi psoriasis

berdasarkan wilayah geografis dan etnis menunjukkan adanya peranan

lingkungan fisik (dikatakan psoriasis lebih sering ditemukan pada daerah

beriklim dingin), faktor genetik dan pola tingkah laku atau paparan lainnya

terhadap perkembangan psoriasis. Laki-laki dan perempuan memiliki

kemungkinan terkena yang sama besar.3

Beberapa pengamatan terakhir menunjukkan bahwa psoriasis

sedikit lebih sering terjadi pada laki-laki dibanding perempuan. Psoriasis

dapat mengenai semua usia dan telah dilaporkan terjadi saat lahir dan pada
9

orang yang berusia lanjut. Penelitian mengenai onset usia psoriasis

mengalami banyak kesulitan dalam hal keakuratan data karena biasanya

ditentukan berdasarkan ingatan pasien tentang onset terjadinya dan rekam

medis yang dibuat dokter saat kunjungan awal. Beberapa penelitian

berskala besar telah menunjukkan bahwa usia rata-rata Universitas

Sumatera Utara penderita psoriasis periode pertama yaitu berkisar 15-20

tahun dan usia tertinggi kedua pada 55-56 tahun.4

Pada sebuah penelitian yang meneliti pengaruh jenis kelamin dan

usia pada prevalensi psoriasis, ditemukan bahwa pasien yang berusia lebih

muda (<20 tahun) prevalensi psoriasis ditemukan lebih tinggi pada

perempuan dibandingkan laki-laki. Penelitian lainnya tentang prevalensi

psoriasis di Spanyol, Inggris dan Norwegia menunjukkan bahwa terdapat

penurunan prevalensi psoriasis dengan meningkatnya usia. Penyakit

psoriasis dapat mengganggu kualitas hidup penderitanya. Penelitian yang

dilakukan oleh Gerald Krueger dkk menyebutkan penderita psoriasis yang

bekerja akan merasa lebih terganggu karena gejala penyakit yang

ditimbulkan. 4

Prevalensi psoriasis pada berbagai populasi bervariasi. Penelitian

epidemiologi dari seluruh dunia memperkirakan prevalensi psoriasis

berkisar antara 0.1% sampai 11.8%. Prevalensi psoriasis pada populasi di

Amerika Serikat dan Inggris adalah sekitar 2%. Faktor-faktor etnis

mempengaruhi prevalensi psoriasis, dimana hal ini jelas terlihat bila dibuat

perbandingan dengan tingkat prevalensi di Amerika Serikat.5


10

2.4.3 Etiologi Psoriasis

Faktor- faktor yang memengaruhi timbulnya penyakit belum jelas,

tetapi yang pasti adalah pembentukan epidermis dipercepat. Faktor-

faktornya, antara lain; Umur (biasanya dewasa muda), Jenis kelamin (laki-

laki lebih tinggi daripada perempuan), bangsa (kulit putih lebih banyak

daripada kulit berwarna), daerah (lebih banyak pada daerah dingin), iklim

(lebih sering di musim hujan), faktor genetik (biasanya diturunkan secara

autosomal dominan. Infeksi lokal dan gangguan metabolik dapat menjadi

faktor pencetus penyakit ini), Lain-lain (Stres dan emosi, serta kehamilan

dapat memperberat penyakit).4

2.4.4 Klasifikasi Psoriasis

1. Psoriasis tipe plak (Vulgaris)3

 Bentuk psoriasis yang paling banyak

 Lesi dimulai dari makula eritematosa berukuran < 1 cm atau papul

yang melebar kearah pinggiran dan bergabung dengan beberapa lesi

menjadi satu ( diameter satu hingga beberapa cm ).

 Plak eritematosa berbatas tegas dengan skuama berwarna keperakan

adalah karakteristik tetapi tidak harus ada

 Terdapat Woronoff’s ring yaitu lingkaran hipopigmentasi yang

mengelilingi lesi psoriasis plakat. Jika lesinya melebar akan

membentuk lesi yang beragam : berbentuk kurva linier ( psoriasis

girata), mirip cincin ( psoriasis anular). 70 % pasien mengeluh gatal,

rasa terbakar, atau nyeri ( terutama bila mengenai kulit kepala).

 Daerah yang terkena biasanya: siku, lutut, kepala, celah intergluteal,


11

palmar dan plantar, kadang-kadang genitalia juga terkena.

2. Psoriasis gutata3

 Khas pada dewasa muda

 Onset mendadak dan biasanya terjadi setelah infeksi streptokokal pada

saluran pernafasan atas

 Lesi papul eruptif berukuran 1-10 berwarna merah salmon, bentuk

seperti tetesan air, plak merah muda dengan skuama

 Biasanya ditemukan pada badan dan ekstremitas

Gambar 2.2 Psoriasis Gutata

3. Psoriasis pustulosa 3

Psoriasis pustulosa Generalisata (von Zumbusch )

 Secara khas ditandai oleh pustul steril yang mengenai sebagian besar

area tubuh dan ekstremitas

 kulit merah, nyeri, meradang dengan pustul milier tersebar diatasnya.

Pustul terletak non folikuler, putih kekuninga, terasa nyeri dengan

dasar eritematosa.

 Pada kasus yang berat pustul dapat bergabung dan membentuk

kumpulan pus (lake of pustules), bila mengering dan krusta lepas akan
12

meninggalkan lapisan merah terang.

 Sering disertai dengan gejala sistemik misalnya demam dan malaise

 Dapat membahayakan kehidupan

Psoriasis pustulosa lokalisata

 Lesi dimulai dari vesikel bening, vesikopustul dan pustule yang parah

dan mukulopapular kering coklat.

 Pustul dapat terletak di atas plak

 Lokalisata dapat terjadi di palmo plantar, akral dan kuku.

 Sering kali resisten terhadap pengobatan

Gambar 2.3 Psoriasis Pustula

4. Psoriasis inversa3

 Letak lesi pada daerah intertriginosa, tampak lembab dan eritematosa

 Lesi hampir tidak berskuma dan merah merona, mengkilap, berbatas

tegas.

 Lesi terdapat di daerah aksila, fossa antecubital, poplitea, lipatan

inguinal, infra mamme, perineum.


13

Gambar 2.4 Psoriasis Inversa

5. Eritroderma psoriatika3

 Eritema yang luas dengan skuama yang dapat mengenai sampai 100%

luas permukaan tubuh

 Sering disertai dengan gejala sistemik yaitu demam dan malaise

Gambar 2.5 Eritroderma Psoriatika

6. Psoriasis kuku

Lesi pada kuku beragam. Terbanyak 65% kasus berupa pits (sumur-sumur

dangkal). Bentuk lainnya adalah kuku berwarna kekuning- kuningan

(yellowish dish colarotion atau oil spot), kuku yang terlepas dari dasarnya
14

(onikolisis), hyperkeratosis subungual (penebalan kuku dengan

hiperkeratotik, abnormalitas lempeng kuku.3

Gambar 2.6 Psoriasis Kuku

7. Psoriasis artritis3

 Biasanya menyerang banyak sendi terutama di distal interphalangeus,

proksimal phalanges, metacarpal

Gambar 2.7 Psoriasis Artitis

2.4.5 Upaya Preventif

Dalam pencegahan psoriasis , beberapa upaya yang dapat dilakukan yaitu:2

1) Menjaga kebersihan penderita

2) Menghindari faktor pencetus (Infeksi, obat-obatan, stres, dan

merokok)

3) Kontrol secara teratur dan patuh terhadap pengobatan


15

4) Menghindari garukan pada daerah lesi karena akan memperberat

keadaan infeksi.

2.5 Kerangka Konsep

Jenis Kelamin
Psoriasis

Usia

Gambar 2.8 Kerangka Konsep


BAB III

PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

3.1 Pengumpulan Data

3.1.1 Surveilans Pasif

Surveilans pasif yaitu memantau penyakit secara pasif, dengan

menggunakan data penyakit yang harus dilaporkan (reportable diseases) yang

tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan.

Surveilans jenis ini kami lakukan dengan melihat laporan data kunjungan

pasien poli Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin selama 3

bulan terakhir, terhitung bulan Juli, Agustus dan September 2019.

3.1.2 Surveilans Aktif

Surveilans aktif yaitu menggunakan petugas khusus surveilans untuk

kunjungan berkala ke lapangan, desa-desa, tempat praktik pribadi dokter dan tenaga

medis lainnya, puskesmas, klinik, dan rumah sakit, dengan tujuan mengidentifikasi

kasus baru penyakit atau kematian, disebut penemuan kasus (case finding), dan

konfirmasi laporan kasus indeks.

Surveilans jenis ini kami lakukan dengan mengobservasi pasien secara

langsung di poli Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin pada

bulan September 2019.

16
17

3.2 Analisis Data

3.2.1 Angka Kejadian Kasus Psoriasis bulan Juli-September 2019

Dari data surveilans pasif, kami mendapatkan laporan bahwa data

kunjungan pasien ke poli Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin

selama 3 bulan terakhir yaitu:

Gambar 3.1 Data Frekuensi dan Presentase Psoriasis bulan Juli-September 2019

Berdasarkan gambar 3.1 diatas menunjukan bahwa frekuensi dan presentase

kasus psoriasis yaitu, pada bulan Juli 2019 sebanyak 5 pasien (26%), bulan Agustus

sebanyak 6 pasien (32%) dan bulan September 8 pasien (42%).

3.2.2 Karakteristik Kasus Psoriasis Bulan Juli 2019

Dari data surveilans pasif, kami mendapatkan laporan bahwa data

karakteristik pasien psoriasis ke poli Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Pertamina

Bintang Amin pada bulan Juli 2019 yaitu ditampilkan dalam tabel berikut ini:
18

Tabel 3.1 Distribusi Frekuensi dan Presentase Kasus Psoriasis Bulan Juli 2019
Kasus Psoriasis Usia Frekuensi Presentase
20-30th 1 20%
Laki-Laki
>30th 2 40%
20-30th 0 0%
Perempuan
>30th 2 40%
Total 5 100%

Berdasarkan tabel 3.1 diatas menunjukan bahwa distribusi frekuensi

dan presentase kasus psoriasis bulan Juli 2019 yaitu, pasien laki-laki dengan

usia 20-30 tahun sebanyak 1 pasien (20%), pasien laki-laki dengan usia >30

tahun sebanyak 2 pasien (40%) dan pasien perempuan dengan usia >30 tahun

sebanyak 2 pasien (40%).

3.2.3 Karakteristik Kasus Psoriasis Bulan Agustus 2019

Dari data surveilans pasif, kami mendapatkan laporan bahwa data

karakteristik pasien psoriasis ke poli Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Pertamina

Bintang Amin pada bulan Agustus 2019 yaitu ditampilkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.2 Distribusi Frekuensi dan Presentase Kasus Psoriasis Bulan Agustus 2019
Kasus Psoriasis Usia Frekuensi Presentase
20-30th 2 34%
Laki-Laki
>30th 2 33%
20-30th 0 0%
Perempuan
>30th 2 33%
Total 6 100%

Berdasarkan tabel 3.2 diatas menunjukan bahwa distribusi frekuensi

dan presentase kasus psoriasis bulan Agustus 2019 yaitu, pasien laki-laki

dengan usia 20-30 tahun sebanyak 2 pasien (34%), pasien laki-laki dengan usia

>30 tahun sebanyak 2 pasien (34%) dan pasien perempuan dengan usia >30

tahun sebanyak 2 pasien (34%).


19

3.2.4 Karakteristik Kasus Psoriasis Bulan September 2019

Dari data surveilans pasif, kami mendapatkan laporan bahwa data

karakteristik pasien psoriasis ke poli Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Pertamina

Bintang Amin pada bulan September 2019 yaitu ditampilkan dalam tabel berikut

ini:

Tabel 3.3 Distribusi Frekuensi dan Presentase Kasus Psoriasis Bulan September 2019
Kasus Psoriasis Usia Frekuensi Presentase
20-30th 2 25%
Laki-Laki
>30th 2 25%
20-30th 1 12%
Perempuan
>30th 3 38%
Total 8 100%

Berdasarkan tabel 3.3 diatas menunjukan bahwa distribusi frekuensi

dan presentase kasus psoriasis bulan September 2019 yaitu, pasien laki-laki

dengan usia 20-30 tahun sebanyak 2 pasien (25%), pasien laki-laki dengan usia

>30 tahun sebanyak 2 pasien (25%), pasien perempuan dengan usia 20-30

tahun sebanyak 1 pasien (12%) dan pasien perempuan dengan usia >30 tahun

sebanyak 3 pasien (38%).


BAB IV

PEMBAHASAN DAN TINDAK LANJUT

4.1 Pembahasan

4.1.1 Distribusi Kasus Psoriasis di Poli Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Pertamina
Bintang Amin

Berdasarkan data surveilans pasif yang didapat yaitu, angka kejadian kasus

psoriasis di poli Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin pada

bulan Juli 2019 sebanyak 5 pasien, bulan Agustus sebanyak 6 pasien dan bulan

September 8 pasien. Hal ini menunjukan adanya kenaikan angka kejadian kasus

psoriasis selama 3 bulan tersebut.

4.1.2 Distribusi Kasus Psoriasis Berdasarkan Usia

Berdasarkan usia didapatkan kelompok yang paling banyak terkena yaitu

kelompok usia >30 tahun sebanyak 13 pasien, sedangkan kelompok usia 20-30

tahun sebanyak 6 pasien. Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa

insidens psoriasis terdapat pada semua usia, tetapi umum ya pada orang dewasa.

4.1.3 Distribusi Kasus Psoriasis Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin didapatkan kelompok yang paling banyak

terkena yaitu kelompok dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 11 pasien,

sedangkan kelompok dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 8 pasien. Hal ini

sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa insidens psoriasis pada pria lebih

banyak daripada wanita.

20
21

4.2 Tindak Lanjut

Berdasarkan angka kejadian kasus psoriasis yang sedikit meningkat pada 3

bulan terakhir ini, maka upaya yang dilakukan peneliti yaitu memberikan edukasi

dalam bentuk penyuluhan secara langsung maupun dengan membagikan leaflet

mengenai kasus psoriasis (terlampir). Hal ini diharapkan bisa mengurangi angka

kejadian kasus psoriasis di poli Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Pertamina Bintang

Amin.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil surveilans yang dilakukan di poli Kulit dan Kelamin

Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin, maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Diketahui frekuensi dan presentase kasus psoriasis di poli Kulit dan Kelamin

Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin pada bulan Juli 2019 sebanyak 5 pasien,

bulan Agustus sebanyak 6 pasien dan bulan September 8 pasien.

2. Diketahui distribusi dan frekuensi kasus psoriasis pada bulan Juli 2019 di poli

Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin yaitu, pasien laki-

laki dengan usia 20-30 tahun sebanyak 1 pasien, pasien laki-laki dengan usia

>30 tahun sebanyak 2 pasien dan pasien perempuan dengan usia >30 tahun

sebanyak 2 pasien.

3. Diketahui distribusi dan frekuensi kasus psoriasis pada bulan Agustus 2019 di

poli Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin yaitu, pasien

laki-laki dengan usia 20-30 tahun sebanyak 2 pasien, pasien laki-laki dengan

usia >30 tahun sebanyak 2 pasien dan pasien perempuan dengan usia >30

tahun sebanyak 2 pasien.

4. Diketahui distribusi dan frekuensi kasus psoriasis pada bulan September 2019

di poli Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin yaitu, pasien

laki-laki dengan usia 20-30 tahun sebanyak 2 pasien (25%), pasien laki-laki

22
23

dengan usia >30 tahun sebanyak 2 pasien, pasien perempuan dengan usia 20-

30 tahun sebanyak 1 pasien dan pasien perempuan dengan usia >30 tahun

sebanyak 3 pasien.

5. Diketahui distribusi dan frekuensi kasus psoriasis berdasarkan usia di poli Kulit

dan Kelamin Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin yaitu, paling banyak

terkena yaitu kelompok usia >30 tahun sebanyak 13 pasien, sedangkan

kelompok usia 20-30 tahun sebanyak 6 pasien.

6. Diketahui distribusi dan frekuensi kasus psoriasis berdasarkan jenis kelamin di

poli Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin yaitu, paling

banyak terkena yaitu kelompok dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 11

pasien, sedangkan kelompok dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 8

pasien.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan peningkatan upaya preventif dan promotif serta intervensi

untuk mengurangi angka kejadian kasus psoriasis.

2. Disarankan kepada Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin untuk dapat

melakukan evaluasi setiap tahunnya, data tersebut dapat dijadikan dasar

keberhasilan upaya tindak lanjut dari kegiatan surveilans ini.

3. Memberi kesempatan kepada mahasiswa yang sedang menjalani kepaniteraan

untuk berinteraksi dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat.

4. Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk

penyuluhan (misalnya poster, flipchart, leaflet) mengenai psoriasis.


DAFTAR PUSTAKA

1. DCP2 (2008). Public health surveillance. The best weapon to avert epidemics.
Disease Control Priority Project. www.dcp2.org/file/153/dcpp-
surveillance.pdf

2. Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi W. Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Edisi 7, Cetakan Pertama. Jakarta : Balai Penerbit FK UI. 2015.

3. PERDOSKI. Panduan Praktis Klinis Bagi Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin
di Indonesia. Jakarta: Centra Communication. 2017

4. Siregar RS. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi 3. Jakarta : EGC.
2014.

5. Sugito TL. Psoriasis pada bayi dan anak. In: Penyakit papuloeritroskuamosa
dan dermatomikosis superfisialis pada bayi dan anak. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro Semarang; 2008. p. 27-39.

6. DCP2 (2008). Public health surveillance. The best weapon to avert epidemics.
Disease Control Priority Project. ( www.dcp2.org/file/153/dcpp-surveillance.
diakses tanggal 14 oktober 2019).
Lampiran 1: Dokumentasi kasus psoriasis pasien poli kulit dan kelamin Rumah
Sakit Pertamina Bintang Amin

Nama : Tn. H, Jenis Kelamin: Laki-laki, Umur: 58 Tahun, Diagnosis: Psoriasis Vulgaris

Nama : Nn. A, Jenis Kelamin: Perempuan, Umur : 18 tahun , Diagnosis: Psoriasis Skalp

Nama : Ny. S, Jenis Kelamin : Perempuan, Umur : 71 Tahun, Diagnosis: Psoriasis Vulgaris
Lampiran 2: Leaflet Psoriasis
SURVEILANS PENYAKIT
ANGKA KEJADIAN PSORIASIS DI POLI KULIT
RS PERTAMINA BINTANG AMIN BULAN
JULI SAMPAI SEPTEMBER
TAHUN 2019

Oleh:
KELOMPOK 7

Pembimbing:
dr. Sri Maria Puji Lestari, M.pd.Ked
BAB 1

PENDAHULUAN

• Penyakit ini mengenai 2-3%


dari populasi dunia dan lebih
banyak dijumpai pada orang
• Surveilans kesehatan masyarakat:
pengumpulan, analisis & analisis data Amerika, Canada, dan
secara terus-menerus & disebarluaskan Eropa. Prevalensi psoriasis
kepada pihak-pihak yang pada Kaukasia 2-5%, Asian
bertanggung jawab dalam 0,1-0,3% , Turki 1,3%.
pencegahan penyakit dan masalah RSUP DR. M. Djamil
kesehatan lainnya. Padang, tahun 2014 (2,8%),
• Psoriasis menimbulkan
masalah besar dalam Tahun 2015 (2,9%). Tahun
bidang kesehatan 2016 (3,6%).
bersifat kronik dan
residif.

2

Rumusan Masalah
“Bagaimana angka kejadian kasus psoriasis di Poli
Kulit dan Kelamin RSPBA Bandar Lampung bulan Juli
- September 2019?”.

Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui distribusi, frekuensi
& persentase kasus psoriasis di Poli Kulit
Tujuan Umum dan Kelamin RSPBA Bandar Lampung
Untuk mengetahui frekuensi dan pada bulan Juli 2019.
persentase kasus psoriasis di Poli Kulit 2. Untuk mengetahui distribusi, frekuensi
dan Kelamin Rumah Sakit Pertamina & persentase kasus psoriasis di Poli Kulit
Bintang Amin Bandar Lampung. dan Kelamin RSPBA Bandar Lampung
pada bulan Agustus 2019.
3. Untuk mengetahui distribusi, frekuensi
& persentase kasus psoriasis di Poli Kulit
dan Kelamin RSPBA Bandar Lampung
pada bulan September 2019.

3

Bagi
Mahasiswa

Manfaat
Surveilans

Bagi
Bagi
Rumah
Universitas
Sakit

Subjek Surveilans Tempat Surveilans

Judul Surveilans Waktu Surveilans

Ruang Lingkup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DefinisiS
urveilans
Penyakit

Alur
Surveilans

6

Definisi Psoriasis

Epidemiologi
Psoriasis

Etiologi Psoriasis

7
KLASIFIKASI

PSORIASIS

VULGARIS

PSORIASIS
GUTATA

PSORIASIS
GUTATA

PSORIASIS
GUTATA

8

Eritroderma
psoriatika

Psoriasis
Kuku

Psoriasis
artritis

9

Upaya Preventif

Menghindari
Kontrol secara garukan pada
Menjaga
Menghindari teratur & patuh daerah lesi
kebersihan
faktor pencetus terhadap karena akan
penderita
pengobatan memperberat
keadaan infeksi
BAB III


PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

Pengumpulan Data

Surveilans Pasif

Surveilans Aktif

11
ANALISIS DATA


Data surveilans pasif kunjungan pasien ke poli Kulit & Kelamin Rumah Sakit Pertamina
Bintang Amin selama 3 bulan terakhir

Berdasarkan gambar diatas menunjukan bahwa frekuensi dan presentase kasus psoriasis yaitu,
pada bulan Juli 2019 sebanyak 5 pasien (26%), bulan Agustus sebanyak 6 pasien (32%)
dan bulan September 8 pasien (42%).

Berdasarkan tabel 3.1 diatas menunjukan bahwa distribusi frekuensi dan presentase kasus
psoriasis bulan Juli 2019 yaitu, pasien laki-laki dengan usia 20-30 tahun sebanyak 1 pasien
(20%), pasien laki-laki dengan usia >30 tahun sebanyak 2 pasien (40%) dan pasien perempuan
dengan usia >30 tahun sebanyak 2 pasien (40%).

Berdasarkan tabel 3.2 diatas menunjukan bahwa distribusi frekuensi dan presentase kasus psoriasis
bulan Agustus 2019 yaitu, pasien laki-laki dengan usia 20-30 tahun sebanyak 2 pasien (34%), pasien
laki-laki dengan usia >30 tahun sebanyak 2 pasien (34%) dan pasien perempuan dengan usia >30
tahun sebanyak 2 pasien (34%).

Berdasarkan tabel 3.3 diatas menunjukan bahwa distribusi frekuensi dan presentase kasus
psoriasis bulan September 2019 yaitu, pasien laki-laki dengan usia 20-30 tahun sebanyak
2 pasien (25%), pasien laki-laki dengan usia >30 tahun sebanyak 2 pasien (25%), pasien
perempuan dengan usia 20-30 tahun sebanyak 1 pasien (12%) dan pasien perempuan
dengan usia >30 tahun sebanyak 3 pasien (38%).

BAB IV
PEMBAHASAN DAN TINDAK LANJUT

Distribusi Kasus Psoriasis


Berdasarkan Jenis Kelamin

Distribusi Kasus Psoriasis


Berdasarkan Usia

Distribusi Kasus Psoriasis di


Poli Kulit dan Kelamin RSPBA

Tindak Lanjut
memberikan edukasi dalam bentuk penyuluhan secara langsung maupun dengan membagikan
leaflet mengenai kasus psoriasis (terlampir). Hal ini diharapkan bisa mengurangi angka
kejadian kasus psoriasis di poli Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin.

BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan

Saran

16

Anda mungkin juga menyukai