Anda di halaman 1dari 16

PENGERTIAN ILMU FAAL OLAHRAGA

NAMA : Yosua

PRODI : TEKNIK PERMINYAKAN

NIM : 2201093

KELAS :C

Pengertian Ilmu Faal - Ilmu Faal merupakan Ilmu yang mempelajari Faal atau fungsi bagian dari alat atau jaringan tubuh.

Psikologi faal adalah suatu ilmu yang mempelajari mekanisme tubuh manusia dan kaitannya dengan perilaku manusia. Dalam
psikologi faal akan dipelajari bagaimana suatu perilaku dapat mempengaruhi mekanisme tubuh manusia dan juga sebaliknya.

Ilmu Faal Olah Raga

Ilmu faal olahraga adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia dan bagian-bagiannya pada waktu olahraga. Faal olahraga
sebagai ilmu amalan (Applied Science) merupakan dasar dari ilmu kedokteran olahraga.

Definisi ilmu kedokteran olahraga menurut A. Venerando (1975) adalah “Aplikasi ilmu kedokteran pada olahraga dan aktivitas
fisik umumnya, agar didapat keuntungan segi preventif dan kemungkinan terapoetis dari berolahraga untuk mempertahankan
keadaan sehat dan menghindari setiap keadaan yang berhubungan dengan kelebihan atau kekurangan latihan fisik” (Karhiwikarta,
1978).

Fisiologi olahraga sebagai salah satu disiplin kedokteran berusaha untuk mempelajari efek latihan terhadap tubuh, mempelajari
bagaimana efisiensi tubuh manusia dapat diperbaiki dengan latihan, mempelajari metoda yang paling sesuai untuk menilai 13
perbedaan parameter fisik dan fisiologis dan mempelajari bermacam-macam tes yang cocok untuk mengukur keadaan kesegaran
jasmani (Giam, 1993). Berdasarkan tipe dan intensitas performance latihan, olahraga dapat dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu:

1. Olahraga dinamik, yaitu olahraga yang menyebabkan perubahan pada panjang otot dan pergerakan sendi dengan
kontraksi ritmis, tetapi hanya terjadi sedikit perubahan pada kekuatan intramuskular.
2. Olahraga statik, yaitu olah raga yang menyebabkan perubahan kekuatan intramuskular, tetapi tidak terjadi atau
hanya terjadi sedikit perubahan panjang otot dan pergerakan sendi (Mitchell dkk, 1994). Olahraga dinamik dengan
melibatkan banyak otot menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen. Sedangkan olahraga statik hanya
menyebabkan sedikit peningkatan dalam kebutuhan oksigen.

Gangguan Faal (Fungsi) Hati Yang Sering Ditanyakan Oleh Penderita

Penderita sering memperlihatkan kepada dokter hasil laboratorium yang mencatat adanya gangguan faal hati, kemudian meminta
penjelasan dari hasil laboratorium bahkan memohon pengobatan atas gangguan faal hati tersebut.

Sebagai seorang dokter klinis kita tidak boleh lupa bahwa pertanyaan penderita itu sebenarnya mengacu pada diagnosis penyakit
saya itu apa sebenarnya! Untuk bisa menjawab pertanyaan tadi dengan jitu, kita harus mengetahui bagaimana riwayat
penyakitnya, simptomatologi serta riwayat yang relevan dengan kondisi klinisnya. Riwayat mengkonsumsi obat-obatan, termasuk
obat tradisionil, eksposisi dengan zat kimia/makanan juga perlu diperhatikan. Permeriksaan fisik untuk mencari tanda penyakit
hati kronis seperti palmar erithema, jaundice, spider nevi dansebagainya sangat membantu dalam menganalisis hasil laboratorium
tadi. Harus diingat bahwa kelainan faal hati, dapat juga dijumpai pada penyakit-penyakit lain diluar penyakit hati, misalnya
penyakit kelenjar thyroid, payah jantung dan payah ginjal. Karena itu, kita memerlukan pemeriksaan penunjang lainnya sehingga
dapat memberikan kesimpulan dari hasil laboratorium tadi.
Faal Hati yang sesungguhnya.

Hati merupakan organ padat yang terbesar yang letaknya di rongga perut bagian kanan atas. Organ ini mempunyai peran yang
penting karena merupakan regulator dari semua metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Tempat sintesa dari berbagai
komponen protein, pembekuan darah, kolesterol, ureum dan zat-zat lain yang sangat vital. Selain itu, juga merupakan tempat
pembentukan dan penyaluran asam empedu serta pusat pendetoksifikasi racun dan penghancuran (degradasi) hormon-hormon
steroid seperti estrogen.

Pada jaringan hati, terdapat sel-sel Kupfer, yang sangat penting dalam eliminasi organisme asing baik bakteri maupun virus.
Karena itu untuk memperlihatkan adanya gangguan faal hati, terdapat satu deretan tes yang biasanya dibuat untuk menilai faal
hati tersebut. Perlu diingat bahwa semua tes kesehatan mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang berlainan, maka interpretasi
dari hasil tes sangat dipengaruhi oleh hal-hal tersebut.

Tes Faal Hati

Karena faal hati dalam tubuh mempunyai multifungsi maka tes faal hatipun beraneka ragam sesuai dengan apa yang hendak kita
nilai.

Untuk fungsi sintesis seperti protein, zat pembekuan darah dan lemak biasanya diperiksa albumin, masa protrombin dan
cholesterol. Fungsi ekskresi/transportasi, diperiksa bilirubin, alkali fosfatase. ∂-GT. Kerusakan sel hati atau jaringan hati,
diperiksa SGOT(AST), SGPT(ALT). Adanya pertumbuhan sel hati yang muda (karsinoma sel hati), alfa feto protein. Kontak
dengan virus hepatitis B yaitu; HBsAg, AntiHBs, HBeAg, anti HBe, Anti HBc, HBVDNA, dan virus hepatitis C yaitu; anti HCV,
HCV RNA, genotype HCV.

Secara umum ada 2 macam gangguan faal hati

1. Peradangan umum atau peradangan khusus di hati yang menimbulkan kerusakan jaringan atau sel hati.

2. Adanya sumbatan saluran empedu.

Aneka macam hasil tes faal hati yang terganggu.

Tes faal hati yang terjadi pada infeksi bakterial maupun virus yang sistemik yang bukan virus hepatitis. Penderita semacam ini,
biasanya ditandai dengan demam tinggi, myalgia, nausea, asthenia dan sebagainya. Disini faal hati terlihat akan terjadinya
peningkatan SGOT, SGPT serta ∂-GT antara 3-5X nilai normal. Albumin dapat sedikit menurun bila infeksi sudah terjadi lama
dan bilirubin dapat meningkat sedikit terutama bila infeksi cukup berat.

Tes faal hati pada hepatitis virus akut maupun drug induce hepatitis. Faal hati seperti Bilirubin direct/indirect dapat meningkat
biasanya kurang dari 10 mg%, kecuali pada hepatitis kolestatik, bilirubin dapat lebih dari 10 mg%. SGOT, SGPT meningkat
lebih dari 5 sampai 20 kali nilai normal. ∂-GT dan alkalifosfatase meningkat 2 sampai 4 kali nilai normal, kecuali pada hepatitis
kolestatik dapat lebih tinggi. Albumin/globulin biasanya masih normal kecuali bila terjadi hepatitis fulminan maka rasio albumin
globulin dapat terbalik dan masa protrombin dapat memanjang

Tes faal hati pada sumbatan saluran empedu. Bilirubin direct/indirect dapat tinggi sekali (>20 mg%), terutama bila sumbatan
sudah cukup lama. Peningkatan SGOT dan SGPT biasanya tidak terlalu tinggi, sekitar kurang dari 4 kali nilai normal. ∂-GT dan
alkalifosfatase meningkat sekali dapat lebih dari 5 kali nilai normal. Kolesterol juga meningkat

Tes faal hati pada perlemakan hati (fatty liver). Albumin/globulin dan Bilirubin biasanya masih normal. SGOT dan SGPT
meningkat sekitar 2 sampai 3 kali nilai normal demikian juga ∂-GT dan alkalifosfatase meningkat sekitar ½ sampai 1 kali dari
nilai normal . Kadar triglyserida dan kolesterol juga terlihat meninggi. Kelainan ini sering pada wanita dengan usia
muda/pertengahan, gemuk dan biasanya tidak ada keluhan atau mengeluh adanya perasaan tak nyaman pada perut bagian kanan
atas. Pada kasus perlemakan hati yang primer maka semua pertanda hepatitis C harus negatif.
Adanya pertanda hepatitis virus dalam darah penderita.

Penderita hepatitis A akut atau baru sembuh dari hepatitis A, ditandai dengan IgM anti HAV yang positif. Sedang IgG anti HAV
positif sering ditemukan pada anak atau orang dewasa dari negara berkembang dengan sanitasi lingkungan yang jelek. Ini
menandakan penderita pernah terinfeksi virus hepatitis A dimasa lalu. Karena itu prevalensi IgG HAV dapat dipakai sebagai
indeks sanitasi lingkungan suatu negara.

Sembuh dari infeksi Hepatitis B, ditandai dengan menghilangnya HBsAg dan timbulnya anti HBs. Sedang IgM Anti HBc pos,
berarti baru (recent) terinfeksi dengan hepatitis B.

Faal Hepatitis B yang menahun

1. Hepatitis kronis fase replikatip/toleran. Ditandai dengan HBsAg+, HbeAg+, HBVDNA+ ( kuantitatif dapat >105
copy/ml). Tapi Faal hatinya normal
2. Hepatitis kronis reaktif aktif (necro-inflamatory stage). Ditandai dengan HBsAg+, HBeAg+, HBVDNA+
(kuantitatif dapat >105 copy/ml). Tapi Faal hati nya Abnormal, terutama SGOT/PT tinggi (>3X nilai normal),
albumin/globulin biasanya masih normal, bilirubin dapat menigkat sedikit (< dari 3 mg%)
3. Hepatitis khronis B mutant. Disini HBsAg+, HBeAg negatif, tetapi anti HBe+, dan HBV DNA+. Liver fungsinya
terganggu. Biasanya penderita ini, mempunyai penyakit hati yang lebih berat
4. Hepatitis inaktif/integratif. HBsAg+, Anti HBe+, HBV DNA negatif atau dibawah < 103 copy/ml dan faal hatinya
normal
5. Sirosis hati B, rasio albumin/globulin terbalik, Bilirubin meningkat (< dari 5 mg%), SGOT> SGPT, biasanya
meningkat sekitar 2 s/d 4 kali normal, tapi pada yang sirosis berat SGOT/SGPT dapat normal. HBsAg+,
HBeAg/anti HBe dapat positif. HBV-DNA seringnya sudah negatif.

Faal Hepatitis C

1. Sembuh dari hepatitis C, ditandai dengan anti HCV+, HCV-RNA – (negatif), faal hati yang normal.

2. Hepatitis C kronik, ditandai dengan Anti HCV+, HCV-RNA +, faal hati sebagian terbesar terganggu, tapi bisa normal pada
sebagian kecil penderita.

3. Sirosis hati C, rasio albumin/globulin terbalik, Bilirubin meningkat( < dari 5mg%), SGOT > SGPT, biasanya meningkat
sekitar 2 s/d 4 kali normal, tapi pada yang sirosis berat SGOT/SGPT dapat normal. Anti HCV dan HCV-RNA positif.

Faal Genotype hepatitis.

Pada hepatitis B ada 8 genotipe dan diberi nama abjad A sampai dengan H. Di Indonesia terutama genotipe B dan C. Hepatitis C
ada 6 genotipe dan diberi nama angka 1 sampai 6. Dalam satu genotipe ada dibagi lagi menjadi sub-genotipe dan tambahan huruf
kecil dari a sampai c. Di Indonesia yang terbanyak adalah genotipe 1b. (> 65%)

Kelainan faal hati yang tidak specific

Hal ini biasanya terjadi pada penderita penyakit hati yang telah mempengaruhi fungsi dari organ lain seperti ginjal, paru jantung
dsb. Dalam hal seperti ini, gambaran klinis serta pemeriksaan penunjang seperti USG, CT scan dan ERCP (Endoscopy
Retrograde Cholangio Pancreatography) atau bahkan biopsi hati biasanya diperlukan untuk menegakan diagnosisnya.

Hasil laboratorium faal hati yang normal pada penderita penyakit hati yang menahun.

Penderita kronik hepatitis B pada yang fase replikatif, inaktif/integratif sering menunjukan hasil laboratorium yang normal. Juga
pada penderita hepatitis C (dengan HCV-RNA+), juga dapat menunjukan tes faal hati yang normal. Pada penderita sirosis hati
yang kompensata juga sering mempunyai tes faal hati yang normal. Pada sirosis hati yang sudah lanjut sering kita mendapatkan
kadar SGPT/SGOT normal, hal ini terjadi karena jumlah sel hati pada sirosis berat sudah sangat kurang sehingga kerusakan sel
hati relatif sedikit. Tapi kadar bilirubin akan terlihat meninggi dan perbandingan albumin/globulin akan terbalik. Bila kita cermati
lebih teliti maka kadar SGOT akan lebih tinggi SGPT.

Pelaporan hasil petanda hepatitis virus secara kuantitatif dan kualitatif.

1. Faal Hepatitis B.

Pemeriksaan kualitatif selalu lebih sensitif dari pada pemeriksaan kuantitatif. Cara pemeriksaan kuantitiatif hepatitis B dikerjakan
dengan bermacam cara dan tiap cara mempunyai sensitivitas tertentu dan juga pelaporannya dapat memakai satuan tertentu. Lihat
tabel 5. Hasil kuantitiatif hepatitis B diatas 105 copy/ml dianggap batas untuk diobati.

2. Faal Hepatitis C.

Juga pemeriksaan kualitatif lebih sensitif dari kuantitatif. Ada bermacam cara pemeriksaan kuantiatif HCV dan mempunyai
rentang sensitivitas yang berbeda. Hasil kuantitatif dari 1 cara pemeriksaan kuantitatif HCV, tidak dapat disamakan hasilnya
dengan pemeriksaan HCV dengan cara yang lain. Tabel 6

Penyakit yang jarang tapi menunjukan gangguan faal hati


A. STRUKTUR SISTEM NERVORUM

Serabut saraf merupakan benang-benang panjang yang terbentang mulai dari susunan saraf pusat (SSP) yaitu otak,

sum-sum tulang belakang (medulla spinalis) dan ganglion-ganglion ke susunan saraf perifer.

Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf ini berisi plasma sel. Pada

bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin yang merupakan kumpulan sel Schwann yang menempel pada akson. Sel

Schwann adalah sel glia yang membentuk selubung lemak di seluruh serabut saraf mielin. Membran plasmasel Schwann

disebut neurilemma.

1. Bagian sel saraf

- Dendrit

- Axon

- Membran Axon

- Axoplasma

- Myelin Sheath

- Node of Renvier

2. Warna saraf

- Warna abu-abu yaitu warna asli serabut saraf

- Warna putih yaitu warna serabut saraf yang dilapisi oleh myelin sheath

3. Pengelompokan saraf

Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu sel saraf sensori, sel saraf motor,

dan sel saraf intermediet (asosiasi).

4. Sistem saraf

- Saraf Pusat yaitu, otak, sumsum tulang belakang (medulla spinalis), dan ganglion-ganglion

- Saraf tepi atau saraf perifer yaitu susunan yang terletak di luar susunan saraf pusat

B. FUNGSI SISTEM NERVORUM

1. Serabut saraf
Fungsi serabut saraf adalah menghantarkan impuls akibat rangsangan yang diterima reseptor ke SSP melalui saraf

aferen dan SSP menghantarkan impuls ke efektor melalui saraf eferen.

2. Sel saraf

Sel saraf atau neuron berfungsi mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan. Jutaan sel saraf ini

membentuk suatu sistem saraf. Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel. Dari

badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitudendrit dan akson (neurit).

3. Dendrit dan Axon

Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson berfungsi mengirimkan impuls dari badan

sel ke jaringan lain. Akson biasanya sangat panjang. Sebaliknya, dendrit pendek.

4. Membran axon dan Axoplasma

Membran axon befungsi sama dengan membrane sel pada umumnya yaitu sebagai pemisah, pelindung, dan

penghubung antara bagian dalam dan luar axon dan memiliki fungsi khusus yaitu mampu menghantarkan impuls elektro kimia.

Sedangkan Axoplasma (caian dalam axon) berisi cairan kental dan merupakan bagian dari cairan interstisial.

5. Myelin sheath

Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson yang tidak terbungkus mielin

disebut nodus Ranvier, yang berfungsi mempercepat penghantaran impuls.

6. Sel saraf sensorik

Fungsi sel saraf sensorik adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan

sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).

7. Sel saraf motorik


Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa

tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek

berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.

8. Sel saraf intermediet

Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi

menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem

saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya. Kelompok-kelompok

serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul

membentuk ganglion atau simpul saraf

C. MEKANISME SISTEM NERVORUM

Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, di antaranya melalui sel saraf dan sinapsis. Berikut ini akan dibahas

secara rinci kedua cara tersebut. .

1. Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf

Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi

karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif

terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada

indra menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan potensial ini (depolarisasi) terjadi

berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengart 120

m per detik, tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung mielin.

Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh impuls, karena terjadi perubahan

potensial kembali seperti semula (potensial istirahat). Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000

detik.

Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh mitokondria dalam sel saraf.
Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold) tidak akan menghasilkan impuls yang dapat merubah

potensial listrik. Tetapi bila kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasi yang

kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.

2. Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis

Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson

membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil

berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-

sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada

ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan

melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat menyeberangkan impuls

dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis. Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh

tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian

berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin

pada reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan

oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-sinapsis.

Bagaimanakah penghantaran impuls dari saraf motor ke otot? Antara saraf motor dan otot terdapat sinapsis berbentuk

cawan dengan membran pra-sinapsis dan membran post-sinapsis yang terbentuk dari sarkolema yang mengelilingi sel otot.

Prinsip kerjanya sama dengan sinapsis saraf-saraf lainnya.

Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis). Keduanya merupakan

organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang

belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang

disebut meningitis.

Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut.

1. Durameter; merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak.

2. Araknoid; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di dalamnya terdapat

cairan serebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi selaput araknoid adalah sebagai

bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.


3. Piameter. Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat dengan permukaan otak. Agaknya lapisan ini berfungsi

untuk memberi oksigen dan nutrisi serta mengangkut bahan sisa metabolisme.

Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:

1. Badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)

2. serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)

3. sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf pusat

Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya berbeda. Pada otak, materi

kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian

tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.

D. OTAK

Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah (mesensefalon), otak kecil (serebelum),

sumsum sambung (medulla oblongata), dan jembatan varol.

1. Otak besar (serebrum)

Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental, yaitu yang berkaitan dengan kepandaian

(intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan.

Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga

beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area

sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain

itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan

ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan

psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara,

kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang.

2. Otak tengah (mesensefalon)

Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar

hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang

mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.
3. Otak kecil (serebelum)

Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi

tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.

4. Jembatan varol (pons varoli)

Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak

besar dan sumsum tulang belakang.

5. Sumsum sambung (medulla oblongata)

Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung

juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat

pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin,

batuk, dan berkedip.

6. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)

Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih, sedangkan bagian dalam

berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu.

Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas

disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang

belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor.

Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan

akan menghantarkannya ke saraf motor.

Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi. Kumpulan serabut saraf

membentuk saraf (urat saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak merupakan saluran

asenden dan yang membawa impuls yang berupa perintah dari otak merupakan saluran

desenden.

Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf otonom). Sistem saraf sadar

mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak

antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat.
E. SISTEM SARAF

1. Sistem Saraf Sadar

Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum

tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang.

Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:

1. Tiga pasang saraf sensori

2. lima pasang saraf motor

3. empat pasang saraf gabungan sensori dan motor.

Otak dilihat dari bawah menunjukkan saraf kranial

Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang melewati leher ke bawah sampai

daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas

maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling penting.

Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan. Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang

belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan

satu pasang saraf ekor.

Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut pleksus. Ada 3 buah pleksus yaitu sebagai

berikut.

a. Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher (leher, bahu, dandiafragma)

b. Pleksusbrachialismempengaruhibagiantangan.

c. Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.

2. Saraf Otonom

Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan

menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang
kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan

yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.

Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara

saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang

tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf

parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu.

Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf parasimpatik terdiri dari

keseluruhan "nervus vagus" bersama cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.

Tabel Fungsi Saraf Otonom

Parasimpatik Simpatik

mengecilkan pupil memperbesar pupil

menstimulasi aliran ludah menghambat aliran ludah

memperlambat denyut jantung mempercepat denyut jantung

membesarkan bronkus mengecilkan bronkus

menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan menghambat sekresi kelenjar pencernaan

mengerutkan kantung kemih menghambat kontraksi kandung kemih

3. Gerak Refleks

Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf.

Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls

pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak,
kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh

efektor.

Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol

dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak

refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk.

Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang,

kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak

langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini

disebut lengkung refleks.Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam otak,

misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf penghubung

berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks pada lutut.

Ada dua macam reflex yaitu:

a. Reflex sederhana meiputi, interoceptor dan exteroceptor

-rasa haus dan lapar

-mengantuk

-batuk dan bersin

-berkedip

b. Reflex complex

-naik sepeda

-melempar bola basket

-memasukan bola ke gawang dsb,

Lingkaran reflex

RANGSANGAN è RECEPTOR è SARAF AFEREN èSARAF PUSAT è SARAF EFEREN è EFEKTOR

KELAINAN SARAF DAN GEJALANYA


Kelainan Saraf

Cerebral Palsy (CP) bila didefinisikan adalah kelainan motorik dini oleh karena

cacat di otak. CP bukan penyakit dan tidak bersifat progresif. Gerakan tubuh di luar kemauan

dan terdapat gangguan koordinasi. CP terjadi pada 1-2 dari 1.000 bayi, tapi 10 kali lebih

sering ditemukan pada bayi prematur dan lebih sering ditemukan pada bayi yang sangat

kecil.

Ada beberapa faktor resiko anak menderita CP di antaranya, anak yang lahir

dengan barat badan rendah (prematur atau gizi buruk), anak yang lahir kembar, infeksi pada

waktu dalam kandungan (resiko naik 9X), gangguan pembekuan darah atau kekentalan

darah, kekurangan O2, kelainan placenta (gumpalan darah yang menuju sirkulasi darah

bayi), ibu yang cacat mental, dan pengaruh obat-obatan/zat selama kehamilan.

Sedangkan gejala saraf yang ditemukan seperti dikatakan Dr. Melani Yustina, Sp.S

dalam sebuah seminar bertajuk “Penyakit Kelainan Saraf Pada Bayi” di RS Pantai Indah

Kapuk (19/4), adalah kejang-kejang/kelumpuhan, gangguan penglihatan, gangguan

pendengaran, gangguan bicara, dan gangguan sifat serta tingkah laku/intelejensia.

Anak yang menderita CP biasanya akan mengalami gangguan-gangguan motorik

seperti, gerakan-gerakan di luar kendali, jalan seperti robot, tungkai dan lengan lemas, atau

kombinasi di antaranya.

Cara pengobatannya bisa digolongkan melalui obat-obatan atau non obat-obatan.

Penyembuhan melalui obat bisa dengan obat anti kejang, vitamin otak, atau obat untuk

mengurangi kekakuan otot. Sedangkan melalui non-obat bisa dengan cara dioperasi (bedah

saraf-Meningocele, Hydrocephalus, Spina Bifida), fisioterapi, pelatihan okupasi, speech


therapy, sekolah luar biasa, kacamata untuk gangguan refraksi, operasi mata untuk

Strabismus, alat bantu dengar, Orthopedi, dan terapi keluarga dibantu psikolog.

Anak-anak dengan CP memerlukan pengobatan jangka panjang. Perlu kesabaran

dari orang tua dan keluarga untuk melayaninya. Oleh karena itu, pengobatannya pun

memerlukan biaya yang tinggi dengan hasil yang belum tentu maksimal.

Untuk mencegah mendapat bayi dengan CP, ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan.

Jangan menikah pada umur yang terlalu muda

Jangan menikah dengan pasangan yang masih ada hubungan keluarga

Jagalah kesehatan fisik dan mental pada waktu kehamilan

Hindari rokok, minuman beralkohol, obat-obatan yang tidak dianjurkan dokter

Lakukan aktifitas fisik sehari-hari yang sehat dan menyenangkan

Usahakan agar selalu dapat istirahat dan tidur nyenyak

Memeriksakan secara teratur pada dokter sejak mulai kehamila

Peran Nutrisi

Anak sehat dan cerdas dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan (nutrisi dan

stimulasi). Orang tua diharapkan memberikan nutrisi dan stimulasi yang berguna bagi

pertumbuhan anak.
Komponen nutrisi yang dibutuhkan oleh anak adalah karbohidrat sebagai sumber

energi, protein sebagai sumber pengganti sel tubuh yang rusak, lemak sebagai sumber energi

dan insulator jaringan saraf, serta vitamin dan mineral sebagai zat pelengkap agar proses

pembentukan energi dan sel baru lancar.

Tapi, penambahan salah satu dari komponen gizi tanpa memperhitungkan

keseimbangan dapat mengakibatkan efek kekurangan di satu sisi dan kelebihan di sisi lain.

Contoh suplementasi DHA yang tidak terkendali dapat menekan produksi AA yang

mengakibatkan efek samping perdarahan.

Kaitannya dengan peran nutrisi dalam mencegah kelainan syaraf pada bayi atau

penderita CP adalah karena hampir seluruh jaringan otak terdiri atas jaringan lemak.

Berbagai asam lemak, mineral, dan vitamin berperan untuk pembentukan sel saraf & mielin

seperti, asam amino, vitamin B & asam folat, dan vitamin C-E-beta caroten-selenium.

Semua zat-zat tersebut terdapat di makanan yang setiap hari dikonsumsi oleh anak.

Maka dari itu, selain pemberian ASI dan makanan pendamping ASI, orang tua harus bisa

memberikan makanan yang terbaik untuk anaknya.

Proses makan berfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan nutrisi anak dan stimulator

perkembangan (fisik, kecerdasan, emosional). Cara praktis dan murah yang dapat dilakukan

oleh setiap keluarga

Anda mungkin juga menyukai