Anda di halaman 1dari 22

Mengenal Proteinuria, Protein di Dalam

Urine Anda
Apa itu proteinuria?
Proteinuria disebut juga albuminuria. Proteinuria menandakan Anda memiliki
protein dalam urin Anda. Proteinuria—juga disebut albuminuria atau urin
albumin—adalah suatu kondisi di mana urin mengandung jumlah protein yang
tidak normal. Albumin adalah protein utama dalam darah. Protein adalah blok
pembangun pada semua bagian tubuh, termasuk otot, tulang, rambut, dan kuku.
Protein dalam darah juga memiliki sejumlah fungsi penting. Mereka melindungi
tubuh dari infeksi, membantu pembekuan darah, dan menjaga jumlah cairan
yang tepat agar beredar di seluruh tubuh.

Saat darah melewati ginjal yang sehat, ginjal menyaring produk limbah dan
meninggalkan hal-hal yang dibutuhkan oleh tubuh, seperti albumin dan protein
lain. Kebanyakan protein terlalu besar untuk melewati filter ginjal ke dalam urin.
Namun, protein dari darah dapat bocor ke dalam urin ketika filter dari ginjal, yang
disebut glomeruli, rusak.

Proteinuria merupakan tanda penyakit ginjal kronis, yang dapat mengakibatkan


diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit yang menyebabkan peradangan
pada ginjal. Untuk alasan ini, pengujian albumin dalam urin merupakan bagian
dari penilaian medis rutin untuk semua orang. Jika CKD berlangsung, dapat
menyebabkan penyakit ginjal stadium akhir (ESRD), ketika ginjal gagal
sepenuhnya. Seseorang dengan ESRD harus menerima transplantasi ginjal atau
perawatan pembersihan darah rutin yang disebut dialisis.

Bagaimana menguji proteinuria?


Sampai saat ini, pengukuran protein yang akurat memerlukan pengumpulan urin
24 jam. Dalam pengumpulan 24-jam, pasien akan buang air kecil ke dalam
sebuah wadah, yang kemudian didinginkan. Pasien diinstruksikan untuk mulai
mengumpulkan urin saat buang air kecil pertama di pagi hari. Setiap tetes air
seni selama sisa hari itu harus dikumpulkan dalam wadah. Keesokan paginya,
pasien menambahkan urin pertama setelah bangun dan proses pengumpulan
urin pun lengkap.

Dalam beberapa tahun terakhir, para peneliti telah menemukan bahwa sampel
urin tunggal dapat memberikan informasi yang dibutuhkan. Dalam teknik terbaru,
jumlah albumin dalam sampel urin dibandingkan dengan jumlah kreatinin, produk
limbah dari kerusakan otot normal. Pengukuran ini disebut urin rasio albumin-
kreatinin (UACR). Sampel urin yang mengandung lebih dari 30 miligram albumin
untuk setiap gram kreatinin (30 mg/g) merupakan peringatan bahwa mungkin ada
masalah. Jika tes laboratorium melebihi 30 mg/g, tes UACR lain harus dilakukan
1 sampai 2 minggu kemudian. Jika tes kedua juga menunjukkan tingkat tinggi
protein, maka orang tersebut memiliki proteinuria persisten, tanda penurunan
fungsi ginjal, dan harus memiliki tes tambahan untuk mengevaluasi fungsi ginjal.

Apa saja gejala penyakit ginjal?


Proteinuria tidak memiliki tanda-tanda atau gejala pada tahap awal. Sejumlah
besar protein dalam urin dapat menyebabkan urin Anda terlihat seperti busa di
toilet. Karena protein telah meninggalkan tubuh, darah tidak bisa lagi menyerap
cukup cairan, maka pembengkakan di tangan, kaki, perut, atau wajah dapat
terjadi. Pembengkakan ini disebut edema. Ini adalah tanda-tanda hilangnya
protein dalam jumlah besar dan menunjukkan bahwa penyakit ginjal telah
berkembang. Pengujian laboratorium adalah satu-satunya cara untuk
mengetahui apakah protein ditemukan dalam urin seseorang sebelum kerusakan
ginjal yang luas terjadi.

Apakah proteinuria menandakan bahwa


saya memiliki penyakit ginjal?
Ini mungkin merupakan tanda awal penyakit ginjal, tetapi dokter akan memeriksa
Anda lebih lanjut untuk memastikan proteinuria tidak disebabkan oleh sesuatu
yang lain seperti tidak minum cukup air.

Jika dokter Anda mencurigai bahwa Anda memiliki penyakit ginjal, tes lain akan
dilakukan termasuk:

 Memeriksa tekanan darah Anda.


 Memeriksa fungsi ginjal dengan tes darah sederhana untuk memperkirakan laju
filtrasi glomerulus Anda (GFR).
 Pemeriksaan USG ginjal.

Seberapa sering saya harus melakukan


tes untuk proteinuria?
Mereka yang berada pada risiko tinggi terkena penyakit ginjal harus memiliki tes
ini sebagai bagian dari pemeriksaan rutin oleh dokter. Mereka yang berada pada
risiko tinggi di antaranya:

 penderita diabetes
 penderita tekanan darah tinggi
 mereka yang memiliki riwayat keluarga gagal ginjal
 orang lanjut usia
 kelompok etnis tertentu termasuk Afrika, Hispanik, Asia, dan penduduk asli
Amerika
Jika saya memiliki proteinuria, akankah
saya membutuhkan pengobatan?
Jika dikonfirmasi memiliki proteinuria, dokter akan melakukan tes dan
pemeriksaan lain untuk menentukan penyebabnya. Dokter mungkin merujuk
Anda ke dokter ginjal khusus yang akan membantu untuk mengembangkan
rencana perawatan Anda.

Pengobatan Anda mungkin termasuk:

 obat
 perubahan dalam diet Anda
 perubahan gaya hidup seperti kehilangan berat badan berlebih, berolahraga dan
berhenti merokok.

James PA, Oparil S, Carter BL, et al. 2014 evidence-based guideline for the management of high

blood pressure in adults—report from the panel members appointed to the Eighth Joint National

Committee (JNC 8). The Journal of the American Medical Association. Published online December

18, 2013.

United States Renal Data System. USRDS 2007 Annual Data Report. Bethesda, MD: National

Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, National Institutes of Health, U.S.

Department of Health and Human Services; 2007.

http://www.niddk.nih.gov/health-information/health-topics/kidney-disease/proteinuria/Pages/facts.aspx

Definisi
Apa itu proteinuria?
Proteinuria, juga dikenal sebagai protein di dalam urin, adalah kondisi di mana urin atau air
kencing Anda mengandung jumlah protein yang tidak normal. Kondisi ini sering kali
merupakan pertanda dari penyakit ginjal.

Ginjal yang sehat tidak membiarkan jumlah protein keluar terlalu banyak melalui filter ginjal.
Namun, filter yang rusak akibat penyakit ginjal dapat membuat protein seperti albumin bocor
dari darah ke dalam urin.
Seberapa umumkah proteinuria?
Kondisi ini dapat terjadi pada pasien dengan usia berapapun. Proteinuria dapat ditangani
dengan mengurangi faktor-faktor risiko. Diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih
lanjut.

Tanda-tanda & gejala


Apa saja tanda-tanda dan gejala proteinuria?
Biasanya tidak terdapat gejala apapun, namun protein terdeteksi dengan tes urin rutin. Tes
yang positif tidak selalu berarti ada masalah serius dengan ginjal.

Apabila jumlah protein di urin sangat tinggi, kondisi sindrom nefrotik dapat muncul. Sindrom
nefrotik menyebabkan air menimbun di dalam tubuh. Kelebihan air dapat menyebabkan
bengkak pada pergelangan kaki, atau pembengkakan di tangan atau di sekitar mata.
Pembengkakan yang parah dapat muncul hingga kaki dan sekitar punggung. Mungkin
pembengkakan dapat terjadi di perut atau sesak napas akibat adanya air di sekitar paru-paru.

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki
kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Kapan saya harus periksa ke dokter?


Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya,
konsultasikanlah dengan dokter Anda. Tubuh masing-masing orang berbeda. Selalu
konsultasikan ke dokter untuk menangani kondisi kesehatan Anda.

Penyebab
Apa penyebab proteinuria?
Ginjal Anda menyaring produk sisa dari darah dan menjaga komponen yang diperlukan tubuh
– termasuk protein. Namun beberapa kondisi dan penyakit dapat menyebabkan protein
melalui filter ginjal, menyebabkan adanya protein di dalam urin.

Kondisi yang menyebabkan peningkatan kadar protein dalam urin, namun tidak selalu
mengindikasikan kerusakan ginjal, meliputi:

 Paparan terhadap dingin


 Stress emosional
 Demam
 Paparan terhadap panas
 Aktivitas berat
Jika ditemukan sedikit protein dalam urin biasanya bukanlah masalah. Namun, kadar protein
yang lebih besar dalam urin bukanlah pertanda yang baik. Penyakit dan kondisi yang dapat
menyebabkan peningkatan kadar protein dalam urin, yang dapat mengindikasikan penyakit
ginjal, meliputi:

 Amyloidosis (penimbunan protein abnormal pada organ tubuh)


 Obat-obatan tertentu
 Penyakit ginjal kronis
 Diabetes
 Glomerulonefritis (peradangan pada sel ginjal yang menyaring zat sisa dari darah)
 Goodpasture’s syndrome (penyakit yang melibatkan ginjal dan paru-paru)
 Penyakit jantung
 Gagal jantung
 Tekanan darah tinggi (hipertensi)
 Hodgkin’s lymphoma (penyakit Hodgkin’s)
 IgA nephropathy (penyakit Berger’s) (inflamasi ginjal yang menyebabkan penimbunan antibodi
immunoglobulin A)
 Infeksi ginjal
 Leukemia
 Lupus
 Malaria
 Multiple myeloma
 Orthostatic proteinuria (meningkatnya kadar protein urin saat di posisi tegak)
 Perikarditis (inflamasi kantung yang mengelilingi jantung)
 Preeklampsia
 Kehamilan
 Rheumatoid arthritis
 Sarcoidosis (pertumbuhan gumpalan sel meradang pada organ)
 Anemia sel sabit

Faktor-faktor risiko
Apa yang meningkatkan risiko saya untuk proteinuria?
Ada banyak faktor risiko untuk proteinuria yaitu:

 Diabetes
 Tekanan darah tinggi (hipertensi)

Diabetes dan darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal, yang menyebabkan
proteinuria.

Jenis lain dari penyakit ginjal yang tidak terkait dengan diabetes atau tekanan darah tinggi
juga dapat menyebabkan protein bocor ke urin. Contoh penyebab lainnya meliputi:

 Obat-obatan
 Trauma
 Racun
 Infeksi
 Gangguan sistem imun
 Peningkatan produksi protein pada tubuh dapat menyebabkan proteinuria. Contohnya multiple
myeloma dan amyloidosis.

Faktor risiko lainnya meliputi:

 Obesitas
 Usia di atas 65
 Riwayat keluarga terhadap penyakit ginjal
 Preeclampsia (tekanan darah tinggi dan proteinuria pada kehamilan)
 Ras dan etnis: Afrika-Amerika, orang asli Amerika, Latin, dan Pacific Islander lebih cenderung
memiliki tekanan darah tinggi dan mengalami penyakit ginjal dan proteinuria dibanding dengan
orang berkulit putih.

Beberapa orang memiliki lebih banyak protein dalam urin saat berdiri daripada saat
berbaring. Kondisi ini disebut orthostatic proteinuria.

Obat & Pengobatan


Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan
pada dokter Anda.

Bagaimana proteinuria didiagnosis?


Protein dalam urin dapat dideteksi dengan tes urin rutin. Tes sederhana adalah dengan
menggunakan dipstick (strip plastik kecil dengan kertas indikator) dapat mendeteksi jumlah
protein yang sangat kecil, sehingga hasil tes yang positif tidak berarti ada masalah serius
dengan ginjal.

Tes selanjutnya dapat diperlukan setelah protein terdeteksi dengan tes “dipstick” pada sedikit
sampel urin. Tes dipstick ini sangat sensitif, namun tidak dapat mengukur dengan persis
seberapa banyak protein dalam urin. Untuk mendapatkan pengukuran yang tepat, beberapa
urin harus diperiksa di laboratorium. Hal ini dapat dilakukan dengan specimen urin tunggal
yang kecil dimana laboratorium mengukur kadar protein dan kreatinin (“protein-creatinine
ratio” atau PCR). Mengukur kadar protein dalam darah dengan menguji albumin lebih sering
digunakan, dan hasil berupa albumin-creatinine ratio (ACR). Albumin adalah bagian besar
dari protein pada tubuh, dan siapapun dengan PCR yang meningkat juga akan memiliki ACR
yang meningkat, walau kadar dapat lebih rendah sedikit.

 ACR kurang dari 3 mg/mmol tidak memerlukan tindakan lebih lanjut.


 ACR 3-30 biasanya tidak memerlukan tindakan, namun perlu diperiksa setiap tahun.
 ACR di atas 30 menunjukkan kebocoran signifikan terhadap protein melalui ginjal, dan semakin
tinggi level semakin berbahaya, terutama jika di atas 100.

Apabila ACR tinggi, dokter akan melihat riwayat lengkap dan melihat apakah ada anggota
keluarga dengan penyakit ginjal. Beberapa tes darah akan dilakukan, dan tekanan darah akan
diukur. Ukuran dan bentuk ginjal dapat diukur di departemen X-ray dengan scan ultrasonik.
Kadang, untuk membuat diagnosis pasti terhadap penyebab proteinuria, diperlukan biopsi
ginjal. Biopsi adalah pengangkatan bagian kecil dari ginjal menggunakan jarum, agar ginjal
dapat diperiksa dengan mikroskop.

Apa saja pengobatan untuk proteinuria?


Proteinuria bukanlah penyakit yang spesifik. Sehingga perawatan tergantung pada identifikasi
dan penanganan penyebab. Apabila penyebab adalah penyakit ginjal, perawatan medis yang
tepat sangat penting dilakukan. Penyakit ginjal kronis yang tidak diatasi dapat menyebabkan
gagal ginjal. Namun, pada proteinuria ringan atau sementara, tidak diperlukan perawatan.

Obat-obatan kadang diberikan, terutama pada orang dengan diabetes dan/atau tekanan darah
tinggi. Obat dapat berasal dari 2 kelas obat:

 ACE inhibitors (angiotensin-converting enzyme inhibitors)


 ARBs (angiotensin receptor blockers)

Perawatan yang tepat – terutama pada pasien dengan penyakit kronis seperti diabetes dan
tekanan darah tinggi – penting dilakukan untuk mencegah kerusakan ginjal progresif yang
menyebabkan proteinuria.

Pengobatan di rumah
Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan
rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi
proteinuria?
Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu
Anda mengatasi proteinuria:

 Jika Anda memiliki kondisi retensi air yang menyebabkan proteinuria, kurangi
jumlah asupan garam dan air pada pola makan harian.
 Jika Anda memiliki tekanan darah tinggi, juga kurangi garam dalam makanan,
dan atur pola makan dengan baik (kurangi lemak) dengan lebih banyak olahraga.

Protein in Urine (Proteinuria). http://www.webmd.com/a-to-z-guides/proteinuria-protein-in-urine.


Accessed October 19, 2016.
Protein in urine. http://www.mayoclinic.org/symptoms/protein-in-urine/basics/definition/sym-20050656.
Accessed October 19, 2016.
Protein Urine Test. http://www.healthline.com/health/protein-electrophoresis-serum#Follow-Up5.
Accessed October 19, 2016.
Proteinuria. http://www.kidney.org.uk/help-and-info/medical-information-from-the-nkf-/kidney-
diseases-index/medical-info-kidney-disease-proturia/. Accessed October 19, 2016.
Apa itu penyakit hati (Liver) ?
Apakah Anda tahu bahwa konsumsi alkohol menyebabkan 20% sampai 50% kerusakan hati?
Dokter mungkin baru saja mengatakan kepada Anda bahwa Anda mengalami gagal hati. Ini
berarti bahwa hati Anda tidak bisa menyaring darah dan membantu mendukung organ-organ
lain dengan benar. Hal ini dapat berpengaruh ke seluruh tubuh Anda. Mari kita lihat lebih
jelas tentang penyakit hati.

Definisi
Apa itu penyakit hati (penyakit liver)?
Penyakit hati atau penyakit liver adalah penyakit yang disebabkan oleh berbagai faktor yang
merusak hati, seperti virus dan penggunaan alkohol. Obesitas juga berhubungan dengan
kerusakan hati. Seiring waktu, kerusakan hati berdampak pada luka di jaringan (sirosis), yang
dapat menyebabkan gagal hati, suatu kondisi yang mengancam jiwa.

Hati adalah organ yang bekerja paling keras di dalam tubuh. Berukuran seperti bola yang
berada tepat di bawah tulang rusuk di sisi kanan perut Anda. Terdiri dari 2 bagian: lobus kiri
dan lobus kanan. Hati penting untuk mencerna makanan, menyingkirkan tubuh kita dari zat
beracun dan menyimpan energi bagi tubuh untuk digunakan bila diperlukan.

Penyebab
Apa penyebab penyakit hati?
Ada banyak penyebab dan beberapa yang utama menyebabkan penyakit hati adalah:

Infeksi

Parasit dan virus dapat menginfeksi hati, menyebabkan peradangan dan mengurangi fungsi
hati. Virus yang menyebabkan kerusakan hati dapat menyebar melalui darah atau urin,
makanan atau air yang terkontaminasi, atau bersentuhan dekat dengan orang yang terinfeksi.
Jenis yang paling umum dari infeksi hati adalah virus hepatitis, termasuk:

 Hepatitis A
 Hepatitis B
 Hepatitis C

Kelainan sistem kekebalan tubuh

Penyakit di mana sistem kekebalan tubuh menyerang bagian-bagian tertentu dari tubuh
(autoimun) dapat mempengaruhi hati Anda. Contoh penyakit hati autoimun meliputi:

 Autoimmune hepatitis
 Primary biliary cirrhosis
 Primary sclerosing cholangitis

Genetika

Ada gen abnormal yang diturunkan dari salah satu atau kedua orang tua Anda dapat
menyebabkan berbagai zat untuk menumpuk dalam hati Anda, yang mengakibatkan
kerusakan hati. Penyakit hati genetik meliputi:

 Hemochromatosis
 Hiperoksaluria dan oxalosis
 Penyakit Wilson

Lainnya

Tambahan, penyebab umum dari penyakit hati termasuk:

 Penyalahgunaan alkohol kronis


 Lemak terakumulasi dalam hati (penyakit hati berlemak nonalkohol).

Siapa yang berisiko terkena penyakit hati?


Orang dengan beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit hati termasuk:

 Penggunaan alkohol berat


 Penyuntikan obat menggunakan jarum bersama
 Tato atau tindikan
 Transfusi darah sebelum tahun 1992
 Terpapar darah dan cairan tubuh orang lain
 Hubungan seks tanpa kondom
 Paparan bahan kimia tertentu atau racun
 Diabetes
 Obesitas
 Tingginya kadar trigliserida dalam darah Anda.

Tanda dan Gejala


Apa saja gejala penyakit hati?
Tanda dan gejala penyakit liver termasuk:

 Kulit dan mata yang tampak kekuningan (jaundice)


 Nyeri perut dan bengkak
 Pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki
 Kulit yang gatal
 Warna urin gelap
 Warna feses pucat, atau berdarah
 Kelelahan kronis
 Mual atau muntah
 Kehilangan selera makan
 Kecenderungan untuk mudah memar.

Kapan saya harus ke dokter?


Buatlah janji dengan dokter Anda jika Anda memiliki tanda-tanda persisten atau gejala yang
membuat Anda khawatir. Cari perhatian medis segera jika Anda memiliki sakit perut yang
sangat parah sehingga Anda tidak bisa tinggal diam.

Diagnosis
Menemukan penyebab dan tingkat kerusakan
hati sangatlah penting dalam membantu
pengobatan.
Dokter Anda mungkin memulai dengan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik secara
menyeluruh.

Dokter mungkin merekomendasikan:

 Anda harus melakukan tes darah. Itu berarti sekelompok tes darah yang disebut tes fungsi
hati dapat digunakan untuk mendiagnosa penyakit hati. Tes darah lainnya bisa dilakukan
untuk mencari masalah hati tertentu atau kondisi genetik.
 Atau Anda akan melakukan tes pencitraan. Dalam tes ini, CT scan, MRI dan USG bisa
menunjukkan kerusakan hati.
 Jaringan Anda akan dianalisis dengan mengangkat sampel jaringan (biopsi) dari hati Anda
untuk mendiagnosa penyakit hati. Biopsi hati yang paling sering dilakukan dengan
menggunakan jarum panjang yang dimasukkan melalui kulit untuk mengambil sampel
jaringan. Kemudian dianalisis di laboratorium.

Pengobatan
Apa pengobatan untuk penyakit hati?
Pengobatan untuk penyakit hati tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan penyakit
hati Anda. Untuk overdosis parasetamol (juga dikenal sebagai acetaminophen overdosis),
pengobatan dengan membalikkan efek parasetamol. Jika penyebabnya adalah infeksi virus
seperti hepatitis, dokter akan meresepkan obat untuk mengobati infeksi dan memonitor hati
Anda secara teratur. Beberapa masalah hati dapat diobati dengan mudah dengan modifikasi
gaya hidup, seperti menghentikan penggunaan alkohol atau menurunkan berat badan yang
mungkin menjadi bagian dari program kesehatan Anda. Tapi masalah hati lain mungkin harus
diobati dengan obat atau mungkin memerlukan operasi. Selain itu, pengobatan untuk
penyakit hati yang menyebabkan gagal hati mungkin memerlukan transplantasi hati.
Apa saja komplikasi yang mungkin terjadi akibat
penyakit hati?
Ada banyak komplikasi penyakit hati. Ketika hati Anda mulai gagal, organ lain menjadi
terpengaruh. Berikut adalah beberapa komplikasi dari gagal hati akut:

 Edema serebral: Ini adalah cairan yang berlebihan dalam otak yang dapat menyebabkan
tekanan di otak dan mencegah otak dari mendapatkan oksigen.
 Gangguan perdarahan: Karena hati bertanggung jawab untuk memproduksi faktor
pembekuan darah, gagal hati akut akan menyebabkan perdarahan yang tidak terkontrol,
biasanya di saluran pencernaan.
 Infeksi: Anda menjadi lebih berisiko untuk infeksi, terutama infeksi saluran pernapasan dan
saluran kencing
 Gagal ginjal: Bila hati gagal, ginjal akan bekerja lebih keras dan sulit untuk mengelola
penyaringan racun dalam tubuh. Ini bisa menjadi organ berikutnya yang gagal.

Komplikasi dapat dicegah dengan mengelola risiko dan perkembangan kondisi Anda. Penting
untuk berbicara dengan dokter Anda untuk menemukan cara untuk mencegah komplikasi ini.

Hidup Dengan Penyakit Hati


Bagaimana cara mengelola penyakit hati saya?
Jika Anda memiliki penyakit hati, hati Anda akan melakukan tugasnya dengan lebih mudah
dan dapat memperbaiki beberapa kerusakan hati jika Anda memiliki pola makan yang sehat.
Diet yang tidak sehat dapat membuat kerja hati Anda lebih keras dan dapat menyebabkan
banyak kerusakan itu.

Bicarakan dengan dokter Anda tentang jenis diet yang terbaik untuk Anda sehingga Anda
mendapatkan jumlah nutrisi yang tepat.

Rekomendasi umum untuk pasien dengan penyakit hati yang berat meliputi:

 Makan karbohidrat dalam jumlah besar. Karbohidrat harus menjadi sumber utama kalori
dalam diet ini.
 Makan asupan lemak dalam jumlah sedang, seperti yang ditentukan oleh dokter. Peningkatan
karbohidrat dan lemak membantu mencegah pemecahan protein dalam hati.
 Memiliki sekitar 1 gram protein per kilogram berat badan. Ini berarti bahwa orang dengan
154-pound (70 kilogram) harus makan 70 gram protein per hari. Ini tidak termasuk protein
dari makanan dan sayuran bertepung. Seseorang dengan hati yang rusak parah mungkin perlu
makan lebih sedikit protein. Bicarakan dengan dokter Anda tentang kebutuhan protein Anda.
 Konsumsi suplemen vitamin, terutama vitamin B kompleks.
 Mengurangi jumlah garam yang Anda konsumsi (biasanya kurang dari 1500 miligram per
hari) jika Anda mempertahankan cairan.
 American Liver Foundation. Your Liver. Your Life

 http://www.liverfoundation.org/downloads/alf_download_729.pdf. Accessed 01/05/2016.


 Diet – Liver Disease: MedlinePlus Medical Encyclopedia. National Library of Medicine –

National Institutes of Health.

 http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/002441.htm. Accessed 01/05/2016.

 Liver Diseases: MedlinePlus. National Library of Medicine – National Institutes of

Health. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/liverdiseases.html#cat77. Accessed 01/05/2016.

 Liver Problems – Mayo Clinic. Mayo Clinic. http://www.mayoclinic.org/diseases-

conditions/liver-problems/basics/definition/con-20025300?p=1. Accessed 01/05/2016.

 Liver Disease – NHS Choices. NHS Choices – Your Health, Your

Choices. http://www.nhs.uk/conditions/liver-disease/Pages/Introduction.aspx. Accessed

01/05/2016.
Normalkah Jika Saya Tak Pernah
Berkeringat, Sekalipun Saat
Cuaca Sedang Terik ?
Ada orang-orang yang ogah menginjakkan kakinya ke luar ruangan ber-AC saat cuaca
sedang panas-panasnya, hanya karena malas berkeringat. Namun di sisi lain, ada
segelintir orang yang tubuhnya bisa tetap tidak berkeringat bahkan setelah berjam-jam
olahraga atau sedang berjemur di bawah terik matahari. Apakah ini normal?

Tubuh tidak berkeringat setetes pun,


tanda anhidrosis
Pada dasarnya, berkeringat adalah cara tubuh Anda mendinginkan diri untuk
menjaga suhu tubuh tetap stabil dan mengeluarkan racun sisa metabolisme.
Namun ketika tubuh Anda tidak berkeringat setelah dipicu oleh peningkatan
aktivitas atau perubahan suhu, hal ini disebut sebagai hipohidrosis atau
anhidrosis.

Tubuh manusia dilengkapi oleh sekitar dua sampai lima juta kelenjar keringat
yang tertanam dalam kulit Anda dan menyebar di sekujur tubuh. Anhidrosis
terjadi ketika kelenjar keringat ini tidak bekerja dengan baik sehingga Anda tidak
bisa berkeringat.

Anhidrosis biasanya dialami oleh seluruh anggota tubuh, atau hanya pada bagian
tubuh tertentu yang normalnya sering berkeringat seperti ketiak, telapak tangan,
kaki, wajah dan selangkangan.

Kondisi tidak bisa berkeringat ini lama kelamaan bisa meningkatkan suhu inti
tubuh dan menyebabkan heat stroke (kepanasan), yang dapat berujung pada
kegagalan fungsi organ vital hingga fatal akibatnya.

Apa tanda dan gejala anhidrosis?


Seperti yang telah dijelaskan di atas, anhidrosis membuat tubuh Anda tidak
berkeringat untuk mendinginkan diri meski telah dipicu oleh aktivitas fisik dengan
intensitas tinggi (misal olahraga) atau peningkatan suhu lingkungan
(misal, sauna atau berada di cuaca panas).

Berikut tanda-tanda anhidroses yang perlu Anda perhatikan:


 Berkeringat hanya sedikit dan di satu bagian tubuh saja, atau bahkan sulit
berkeringat sama sekali
 Suka merasa pusing dan lelah
 Sering mengalami kram otot
 Tubuh suka merasa panas karena tidak bisa berkeringat
 Detak jantung cepat

Apa penyebab seseorang sulit atau


tidak bisa berkeringat?
Anhidrosis umumnya disebabkan oleh bawaan lahir Hypohidrotic ectodermal
dysplasia yang menyebabkan tubuh hanya membentuk sedikit kelenjar keringat.
Anhidrosis juga bisa diakibatkan oleh suatu kondisi medis atau penyakit yang
mendasarinya, seperti diabetes, Parkinson, ketergantungan alkohol, hingga
kelainan pada saraf maupun kulit yang memengaruhi kerja kelenjar keringat.
Luka bakar parah dapat merusak kelenjar keringat secara permanen. Dehidrasi
juga bisa menyebabkan Anda mengalami anhidrosis.

Selain itu, banyak obat dapat mengurangi produksi keringat. Contohnya saja obat
penyakit jantung dan tekanan darah, kontrol kandung kemih, mual, dan
gangguan jiwa tertentu. Meski begitu, kondisi sulit berkeringat akibat minum obat
biasanya dapat kembali normal ketika dosis obat dihentikan.

Usia juga dapat menjadi faktor risiko seseorang tidak bisa mengeluarkan
keringat. Orang-orang usia 65 tahun ke atas, bayi, dan anak-anak lebih rentan
terhadap kondisi kulit yang mengalami stress panas, sehingga dapat
menyebabkan anhidrosis.

Selebihnya, penyebab anhidrosis tidak dapat atau belum diketahui pasti.

Bagaimana cara mengatasi anhidrosis?


Hipohidrosis yang hanya memengaruhi sebagian kecil Anda biasanya tidak akan
menimbulkan masalah dan mungkin tidak memerlukan perawatan. Jika
anhidrosis disebabkan oleh suatu kondisi medis atau penyakit yang
mendasarinya, langkah pengobatannya difokuskan pada kondisi itu sehingga
dapat membantu mengurangi gejala Anda. Jika obat yang menyebabkannya,
bicarakan pada dokter apakah mungkin untuk mengganti atau mengubah
dosisnya.

Namun jika Anda terlanjur mengalami peningkatan denyut jantung; kehilangan


keseimbangan atau pusing; merasa sakit atau mual; kelelahan dan perasaan
lemas; serta bulu kuduk merinding terus bahkan di cuaca panas, segera
dapatkan bantuan medis darurat. Ini mungkin pertanda heat stroke. Dalam situasi
darurat, tim medis akan mengambil tindakan cepat untuk mendinginkan tubuh
dan mengatur cairan untuk menstabilkan suhu.
Sweating Absent https://www.healthline.com/health/sweating-absent#diagnosis4 Diakses pada 4

November 2017.

Hypohidrosis- Anhidrosis

http://pharmacypedia.org/diseases-and-conditions/hypohidrosis-anhidrosis/ Diakses pada 4

November 2017.

Anhidrosis https://www.medicalnewstoday.com/articles/266427.php Diakses pada 4 November 2017.


Apa itu Nefritis Interstisial ?
Definisi
Apa itu nefritis interstisial?
Nefritis interstisial adalah infeksi yang menyebabkan peradangan dan pembengkakan di
ruang sekitar nefron.

Nefron adalah sekelompok jaringan dalam ginjal yang berbentuk tabung melingkar kecil
dengan bola di salah satu ujungnya. Fungsi nefron adalah sebagai penyaring limbah sekaligus
penyalur urin ke saluran uretra yang menghubungkan ginjal ke kandung kemih. Setiap ginjal
memiliki 1 juta nefron.

Penyakit ini dapat berupa akut atau kronis.

Seberapa umumkah nefritis interstisial?


Nefritis interstisial dapat mempengaruhi pasien pada semua usia, tetapi lebih sering
ditemukan pada orang tua. Sebanyak 10-15 persen kasus gagal ginjal disebabkan oleh
penyakit ini. Anda dapat mengurangi kemungkinan terkena kondisi ini apabila menghindari
faktor berisiko. Mohon diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.

Tanda-tanda & gejala


Apa saja ciri-ciri dan gejala dari nefritis interstisial ?
Nefritis interstisial adalah kondisi yang memiliki beberapa gejala tertentu. Gejala utamanya
meliputi demam dan ruam. Urin mungkin mengandung sel-sel eosinofil, sejenis sel darah
putih.

Sering kali, penderita mungkin tidak merasakan gejala apapun sampai fungsi ginjal sudah
sangat terganggu. Jika sudah mencapai tahap ini, gejala gagal ginjal (kelemahan, mual, gatal-
gatal, muntah, pembengkakan kaki, dan rasa logam di mulut) sudah dapat terjadi.

Ketika infeksi sudah menyebabkan nefritis, penderita akan mengalami demam, menggigil,
nyeri punggung, dan gangguan kencing (rasa terbakar, frekuensi terganggu, anyang-
anyangan, dan kencing berdarah).

Tekanan darah mungkin menjadi tinggi dan kadang-kadang sulit untuk dikendalikan. Selain
itu, masih terdapat juga beberapa ciri dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Apabila Anda
memiliki keluhan yang sama, tolong konsultasikan kepada dokter.

Kapan saya harus menghubungi dokter?

Anda harus menghubungi dokter jika Anda memiliki salah satu dari keluhan berikut:
 Terdapat darah dalam urin Anda atau Anda mengalami menggigil, demam, dan nyeri pinggang;
 Mengalami ruam setelah memulai pengobatan baru, Anda alergi terhadap penisilin atau antibiotik
lainnya, atau Anda memiliki efek samping obat.

Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala yang tercantum di atas atau memiliki pertanyaan
lain, silakan berkonsultasi dengan dokter Anda. Status dan kondisi dapat berbeda pada setiap
orang, maka selalu diskusikan dengan dokter tentang metode diagnosis, pengobatan, dan
perawatan terbaik bagi Anda.

Penyebab
Apa saja yang menyebabkan nefritis interstisial?

Nefritis interstisial adalah kondisi yang biasanya disebabkan oleh obat-obatan, termasuk
antibiotik, obat anti-inflamasi, dan diuretik. Obat-obatan lain, dibarengi dengan infeksi
bakteri dan virus, juga dapat menyebabkan penyakit ini menyerang.

Pada kasus yang jarang terjadi, penyakit ini berhubungan dengan gangguan sistem kekebalan
tubuh seperti lupus, sarkoidosis dan sindrom Sjogren. Kadang-kadang, penyebabnya tidak
diketahui.

Faktor-faktor risiko
Apa saja yang meningkatkan risiko terjangkit nefritis
interstisial?
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi nefritis interstisial adalah:

 Pada orang dewasa bisa disebabkan karena konsumsi obat tidak mengikuti petunjuk dokter
 Pada anak-anak bisa disebabkan karena infeksi.

Tidak adanya risiko tidak berarti Anda bebas dari kemungkinan terpapar gangguan. Ciri dan
gejala yang dituliskan hanya untuk referensi. Anda perlu berkonsultasi dengan dokter untuk
informasi lebih lanjut.

Obat & Pengobatan


Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan
pada dokter Anda.
Apa saja pilihan pengobatan saya untuk nefritis
interstisial?
Pengobatan bertujuan untuk memperbaiki gagal ginjal dan mengatasi masalah metabolisme
yang berhubungan dengan gagal ginjal (kalium yang tinggi, kalsium rendah, tingkat fosfor
tinggi; jumlah darah rendah).Seorang nephrologist (spesialis penyakit ginjal) dapat membantu
Anda. Pengobatan juga ditujukan untuk memperbaiki penyebab utama.

Jika penyebabnya adalah obat-obatan, maka penggunaannya akan dihentikan. Infeksi bakteri
diobati dengan antibiotik. Jika penderita tidak menanggapi pengobatan awal, kortikosteroid
seperti prednison dapat diberikan. Jika kortikosteroid tidak bekerja, obat yang lebih kuat
seperti siklofosfamid dapat dicoba.

Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk nefritis


interstisial?
Dokter membuat diagnosis dari riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan tes darah serta
urin. Dokter mungkin juga menggunakan tes ultrasonografi, yang menggunakan gelombang
suara untuk mendapatkan penggambaran kondisi ginjal.

Untuk diagnosis yang masih tidak jelas, dokter mungkin akan melakukan biopsi ginjal.
Dalam biopsi, jarum khusus dimasukkan dalam ginjal dan sepotong kecil jaringan ginjal
diambil untuk diperiksa dengan mikroskop.

Pengobatan di rumah
Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan
rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi nefritis
interstisial?
Berikut merupakan bentuk-bentuk dari gaya hidup sehat dan pengobatan rumahan yang dapat
membantu Anda menghadapi nefritis interstisial:

 Ketahuilah bahwa gangguan akan segera berhenti jika Anda berhenti mengonsumsi obat-obatan
bermasalah yang menjadi penyebabnya
 Konsumsi obat yang diresepkan
 Ketahui bahwa sekitar sepertiga dari penderita akut akan membutuhkan dialisis sementara
 Sadarilah bahwa penderita kronis biasanya memiliki gagal ginjal dan mungkin perlu dialisis
permanen
 Ferri, Fred. Ferri’s Netter Patient Advisor. Philadelphia, PA: Saunders / Elsevier, 2012.

Download Version.
 Interstitial Nephritis https://www.healthline.com/health/interstitial-nephritis Diakses pada 19

September 2018.
Kenali Glikosuria, Ketika Gula
Bercampur dengan Air Kencing
(Urine)
Hal terpenting yang perlu diperhatikan oleh penderita glikosuria ialah penyebab
dari glikosuria itu sendiri. Hal ini dikarenakan, penyebabnya akan berbeda pada
tiap penderita. Lalu mengapa hal ini menjadi sangat penting? Dengan
mengetahui penyebab pastinya, Anda tahu apa langkah yang harus Anda ambil
untuk mengatasinya. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kondisi ini, berikut
ulasannya.

Apa itu glikosuria?


Glikosuria terjadi ketika urine mengandung gula. Padahal, normalnya ginjal akan
menyerap gula kembali ke pembuluh darah, bukan dikeluarkan melalui urine.
Kondisi ini sering kali terjadi jika seseorang memiliki kadar glukosa dalam darah
yang tinggi atau disebut juga hiperglikemia.

Terkadang, hal ini bisa terjadi meski kadar gula darah sedang normal atau
bahkan rendah. Kondisi ini dikenal dengan sebutan glikosuria ginjal dan kondisi
ini sangat jarang terjadi.

Penyebab glikosuria
Berikut berbagai penyebab yang umum terjadi, di antaranya:

 Diabetes melitus. Kurangnya hormon insulin dalam darah meningkatkan kadar


glukosa. Bila ada terlalu banyak glukosa dalam darah, ginjal tidak dapat
menyerap kembali gula tersebut ke dalam aliran darah, sehingga sebagian akan
dikeluarkan melalui urin.
 Diabetes gestasional, yaitu kondisi gula darah tinggi di atas normal pada masa
kehamilan.
 Diet tinggi gula. Misalnya kalau terlalu sering mengonsumsi makanan dan
minuman manis.
 Sirosis hati. Sirosis hati memengaruhi metabolisme karbohidrat, sehingga
mengakibatkan kadar glukosa yang tinggi dalam darah. Kadar glukosa darah
yang tinggi akan membuat glukosa keluar melalui urine.

Apa saja gejala yang menyertainya?


Umumnya, gejala akan bergantung pada penyebabnya dan tidak selalu ditandai
dengan tingginya kadar gula dalam darah. Bahkan, glikosuria ginjal bisa
menunjukkan hasil negatif pada kadar gula darah tetapi justru positif pada urine.

Kebanyakan orang dengan kondisi ini tidak mengalami gejala apapun. Namun,
jika dibiarkan dapat menyebabkan:

 Merasa sangat haus atau mengalami dehidrasi


 Merasa sangat lapar
 Buang air kecil lebih sering
 Buang air kecil secara tidak sengaja (di celana)

Jika kondisi tersebut merupakan tanda dari diabetes tipe 2, Anda mungkin juga
mengalami:

 Penurunan berat badan secara drastis


 Kelelahan
 Penglihatan terganggu
 Luka yang tidak sembuh-sembuh
 Kulit menjadi gelap di lipatan leher, ketiak, dan lainnya

Tips hidup sehat bagi orang yang


mengalami glikosuria
Berikut ini beberapa cara yang dapat Anda terapkan demi tubuh yang lebih
sehat:

 Melakukan aktivitas fisik setiap hari minimal 30 menit, lima hari seminggu.
 Mengurangi asupan gula dan lemak dan memperbanyak konsumsi biji-bijian,
sayuran, dan buah. Mengurangi asupan gula baik secara langsung maupun tidak
dapat membantu mencegah kadar gula darah yang tinggi di dalam urine.
 Mengonsumsi fenugreek dan jus dari labu pahit terbukti membantu
mengendalikan gula darah. Dengan demikian juga turut mengurangi glikosuria.
 Rutin melakukan periksa kesehatan ke dokter, terutama saat hamil. Selama
kehamilan, urinalisis (tes urine) harus dilakukan secara berkala untuk memeriksa
apakah Anda mengalami diabetes gestasional atau glikosuria.
 Rutin melakukan pengecekan kadar gula darah.

What Causes Glycosuria and How Is It

Treated? https://www.healthline.com/health/glycosuria#symptoms diakses pada 19 Desember 2017

Glycosuria http://www.medindia.net/patients/patientinfo/glycosuria.htm diakses pada 19 Desember

2017
World Journal of Gastroenterology. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2653324/ diakses

pada 19 Desember 2017

Anda mungkin juga menyukai