Anda di halaman 1dari 3

Nama: Kasih Ananda Restiani

Kelas: XI MIA 1

KEBIASAAN POLA HIDUP YANG DAPAT MENRUSAK ORGAN ATAU SISTEM


EKSKRESI
Sistem ekskresi merupakan proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang sudah tidak digunakan
lagi oleh tubuh. Sisa-sisa metabolisme ini berupa senyawa-senyawa yang bersifat toksik (racun)
sehingga jika tidak dikeluarkan dapat menyebabkan terganggunya fungsi organorgan di dalam tubuh.
Organ-organ yang berperan dalam sistem ekskresi pada manusia meliputi kulit, ginjal, paru-paru, dan
hati. Ginjal merupakan salah satu dari sistem ekskresi yang berfungsi untuk mengeluarkan zat sisa
dari tubuh dalam bentuk urine. Pada dasarnya, proses ini diperlukan oleh tubuh untuk menjaga agar
zat kimia dalam tubuh tetap stabil. Akan tetapi, proses ini dapat terganggu, terutama ketika ginjal
mengalami kondisi medis tertentu.
Pola hidup yang dapat merusakkan organ atau sistem ekskresi
1. Penggunaan obat penghilang rasa sakit (painkiller) dalam jangka waktu
lama Penggunaan beberapa jenis obat penghilang rasa sakit dalam jangka waktu lama,
terlebih dalam dosis tinggi, berdampak buruk terhadap jaringan dan struktur ginjal. Baik obat
penghilang rasa sakit yang dijual bebas di pasaran maupun obat resep dokter dapat merusak
dan menurunkan aliran darah ke ginjal. Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) adalah
“tersangka” utamanya. Sebanyak 1-3 persen kasus baru gagal ginjal kronis kemungkinan
disebabkan oleh penggunaan obat penghilang rasa sakit secara berlebihan. Selain NSAID,
sejumlah obat diketahui dapat merusak ginjal, seperti aminoglikosid, zat kontras radiografi,
analgesik seperti parasetamol, dan beberapa jamu pegal linu dan rematik.
2. Merokok
Ada banyak studi mengenai dampak buruk merokok terhadap kesehatan paru-paru dan
jantung. Namun, ada juga beberapa studi yang menunjukkan bahwa orang-orang yang
merokok lebih cenderung memiliki protein dalam urine, yang merupakan tanda kerusakan
ginjal. Beberapa penyakit yang memengaruhi ginjal, seperti diabetes dan tekanan darah
tinggi, dapat semakin parah karena kebiasaan merokok. Tak hanya itu, para perokok
cenderung lebih memerlukan dialisis atau transplantasi ginjal. Merokok dapat merusak
pembuluh darah dan meningkatkan risiko tekanan darah tinggi. Dengan ini, merokok secara
tidak langsung dapat menjadi cikal bakal terjadinya gangguan ginjal. Sebuah studi tahun 2012
menyebutkan bahwa berhenti merokok dapat mengurangi risiko karsinoma ginjal sebesar 40
persen. Sementara itu, National Kidney and Urologic Diseases Information Clearinghouse,
AS, menyebut merokok bisa meningkatkan risiko kanker dan penyakit ginjal. Merokok bisa
mengurangi monoamine oxidase B (MAO-B), enzim yang mempromosikan kesehatan seluruh
tubuh. Dalam studi yang dilakukan oleh Brookhaven National Laboratory di New York, AS,
tingkat MAO-B pada ginjal rata-rata antara 33-46 persen lebih rendah dari perokok.
3. Terlalu banyak mengonsumsi makanan dan minuman tinggi gula
Donat sebagai sarapan, semangkuk cokelat dan permen untuk menemani kerja, atau apa pun
makanan dan minuman tinggi gula lainnya dapat meningkatkan risiko Anda mengalami
diabetes dan obesitas. Kedua kondisi tersebut merupakan faktor risiko terjadinya gangguan
ginjal. Bahkan, menurut data dari Indonesian Renal Reggistry pada tahun 2010, diabetes
menyumbang 25 persen penyebab penyakit ginjal. Mengurangi asupan gula dalam pola
makan Anda dapat menurunkan risiko diabetes, obesitas, dan penyakit ginjal. Selain itu, jika
Anda memangkas konsumsi gula olahan, Anda juga dapat mengurangi kalori, berbagai zat
kimia, dan sodium. Jika lingkar pinggang dan kedua ginjal Anda dapat berbicara, mereka
akan mengucapkan terima kasih.
4. Mengonsumsi makanan tinggi sodium
Makan makanan yang mengandung sodium tinggi dapat meningkatkan tekanan darah.
Tekanan darah yang tinggi dapat merusak ginjal dari waktu ke waktu dan dapat menyebabkan
gagal ginjal. Sodium dapat membuat ginjal kerja lebih keras. Bila ada kelebihan sodium
dalam aliran darah, tubuh perlu mengeluarkannya. Hal ini menyebabkan banyak tekanan pada
ginjal dan pada akhirnya dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan.
5. Sering menahan buang air kecil
Hampir setiap orang pernah menahan buang air kecil, entah karena sedang tidur, bekerja,
berkendara, atau karena malas ke kamar mandi. Jika kebiasaan ini sering dilakukan, ini dapat
berdampak buruk terhadap kesehatan. Menahan kencing dapat berpotensi terkena infeksi
saluran kemih. Semakin lama urine tertahan di kandung kemih, maka kandung kemih Anda
berpotensi untuk menjadi sarang bakteri yang baik. Lebih jauh lagi, infeksi saluran kemih
akibat bakteri dapat menimbulkan berbagai gejala, seperti keinginan kencing jadi lebih sering,
nyeri saat kencing, hingga bisa mengakibatkan demam. Selain itu, infeksi bakteri tersebut
juga dapat menyebar ke ginjal dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi.
6. Kurang minum air
Kurang minum memicu dehidrasi. Tubuh yang mengalami dehidrasi akan memiliki waktu
yang lebih lama untuk menjaga tekanan darah. Ginjal adalah salah satu organ yang sangat
sensitif terhadap aliran darah.

Macam macam penyakit akibat kerusakan ginjal


1. Gagal Ginjal Akut
Terjadi akibat ginjal tidak mampu menyaring zat sisa dalam darah. Penyebabnya adalah batu
saluran kemih, konsumsi obat, dehidrasi berat, dan trauma pada ginjal. Gejala gagal ginjal
berupa penurunan jumlah urine, kaki bengkak, sesak napas, nyeri dada, kecemasan, kejang,
hingga koma. Mioglobin juga dapat membahayakan ginjal dan memicu gagal ginjal.
2. Batu Ginjal
Ditandai dengan terbentuknya kristal di dalam ginjal, sehingga dikenal sebagai kencing batu.
Batu ginjal bisa berpindah ke saluran kemih lain seperti ureter, kandung kemih, dan uretra.
Bila ini terjadi, kristal dapat melukai dinding saluran kemih dan menyebabkan urine
bercampur darah. Salah satu gejalanya adalah rasa nyeri yang hilang dan timbul di daerah
pinggang.
3. Glomerulonefritis
Peradangan glomerulus atau pembuluh darah kecil yang berfungsi menyaring darah.
Akibatnya, ginjal tidak bisa menyaring darah dengan normal hingga berujung pada gagal
ginjal. Gejala glomerulonefritis adalah kencing berdarah, tekanan darah tinggi, jarang buang
air kecil, nyeri perut, kencing berbusa, serta pembengkakan di wajah, tangan, kaki, dan perut
karena penumpukan cairan dalam tubuh.
4. Nefritis
Akut Peradangan pada nefron ginjal. Pengidap nefritis akut mengalami demam, muntah,
tekanan darah tinggi, nyeri punggung, dan gangguan kencing.
5. Infeksi Saluran Kencing
Terjadi saat bakteri menginfeksi saluran kencing. Kondisi ini ditandai dengan demam, nyeri
saat berkemih, dan sering buang air kecil.
6. Asidosis
Disebabkan karena banyaknya kadar karbondioksida dalam tubuh, diare, penurunan jumlah
insulin, hingga ketidakmampuan ginjal dalam menyaring zat basa dalam tubuh. Gejalanya
berupa mudah lelah, sering mengantuk, linglung, sulit bernapas, sakit kepala, jantung
berdebar kencang, dan nafsu makan menurun.
7. Uremia
Penumpukan urea dalam darah, menyebabkan iritasi pada sistem saraf. Biasanya pengidap
uremia mengalami kram kaki, hilang nafsu makan, sakit kepala, kelelahan, muntah, dan sulit
berkonsentrasi.
8. Gagal Ginjal Kronis
Penurunan fungsi ginjal di bawah batas normal lebih dari tiga bulan. Gagal ginjal kronis
ditandai dengan ketidakmampuan ginjal dalam menyaring kotoran, mengontrol jumlah air
dalam tubuh, serta mengontrol kadar garam dan kalsium dalam darah. Gejalanya adalah sesak
napas, muntah, nyeri tulang, kaki kebas, berat badan menurun, kaki atau mata bengkak,
hingga pingsan.
Sumber : Ruang guru
blog Kelas pintar
Halodoc
klikdokter

Anda mungkin juga menyukai