Disusun oleh:
Nama :
NIM :
Kelompok :
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui dan memahami uji fungsi hati
2. Mengetahui dan memahami uji fungsi ginjal
3. Mengetahui dan memahami perhitungan hasil pemeriksaan SGPT
4. Mengetahui dan memahami perhitungan hasil pemeriksaan BUN
5. Mengetahui dan memahami pemeriksaan fisik urin
6. Mengetahui dan memahami pemeriksaan kimia urin
7. Mengetahui dan memahami uji sedimentasi dan interpretasinya
4. Copper Toxicosis
(Siswanto, 2020).
a. Pra-Hepatik
b. Hepatoseluler
c. Pasca Hepatik
Ikterus post-hepatik mengacu pada obstruksi drainase bilier .
Bilirubin yang tidak dikeluarkan akan terkonjugasi oleh hati, sehingga
terjadi hiperbilirubinemia terkonjugasi (Indrianita, 2018)..
6.Tanda Ikhterus
- Demam .
- Panas dingin.
- Sakit perut .
(Indrianita, 2018).
Ada dua jenis bilirubin yang ditemukan di dalam tubuh: bilirubin tak
terkonjugasi dan terkonjugasi.
(Collvile, 2016)
Gambar 8. Pielonefritis
b. Batu ginjal
C. Analisis Urin
1. Pengertian Urin
Pembentukan urin:
b. Protein
Tujuan : Untuk mengetahui protein urine secara kualitatif.
Prinsip : Berdasarkan sifat protein jika dipanaskan pada titik
iso elektrik akan terjadi denaturasi yang diikuti koagulasi.
c. Glukosa
b. Biilirubin
Bilirubin dapat mereduksi feri klorida menjadi senyawa yang
berwarna hijau.
c. Darah
Metode dalam uji ini yaitu dipstick dipengaruhi asam askorbat. Jika
hemaglobin positif sedang pemeriksaan mikroskopik negatif maka
dianjurkan pemeriksaan eritrosit pada urin segar
d. Sedimentasi
METODE
1. Uji Fungsi Hati (Pemeriksaan SGPT)
Skala mikropipet diatur sampai dengan 100 μl
Reagen R1 diambil dan dimasukkan kedalam kuvet sampel dan kuvet standar
masing - masing 1000 μl
Reagen R2 diambil
Kuvet standar diletakkan di bagian B dan sisi yang memastikan sisi yang
buram menghadap ke tengah
Setelah nilai absorbmen pertama muncul dan dibiarkan selama satu menit,
Kemudian diukur kembali dengan menekan tombol measure test dan enter
Perubahan warna pada kertas dicocokkan dengan tabel warna yang terdapat
pada tabung
5. Uji Sedimentasi
7-8 ml urin dimasukkan kedalam tabung sentrifuse
Waktu pada sentrifuse diatur menjadi 5 menit dengan kecepatan 2000 rpm
Sentrifuse ditutup
Dihomogenkan
2. Tips berwarna
kuning diambil
3. Serum diambil
sebanyak 100 μl
4. Serum
dimasukkan
kedalam kuvet
sampel
5. Mikropipet
skala 100-1000
μl diambil dan
diatur skalanya
menjadi 1000 μl
6. Tips berwarna
biru diambil
7. Reagen R1
diambil dan
dimasukkan
kedalam kuvet
sampel dan
kuvet standar
masing -
masing 1000 μl
8. Setelah
ditambahkan
R1 dibiarkan
selama 5 menit
9. Tips berwarna
kuning diambil
menggunakan
mikropipet 200
μl
10. Reagen R2
diambil
11. Reagen R2
masing masing
ditambahkan di
kuvet sebanyak
200 μl
12. Tutup
spektrofotomete
r dibuka
20. Pengukuran
diulangi hingga
menit ke empat
setelah itu
dilakukan
perhitungan
nilai kadar
SGPT
2. Tips
berwarna
kuning
diambil
3. Serum
diambil
sebanyak
10μl
4. Dimasukkan
kedalam
kuvet
sampel
5. Tip yang
lama
dibuang
kemudian
diganti
dengan yang
baru
6. Reagen urea
standar
diambil
sebanyak 10
μl
7. Dimasukkan
kedalam
kuvet
standar
8. Mikropipet
1000 μl
diambil
kemudian
tip berwarna
biru diambil
9. Reagen R1
diambil
10 Reagen R1
. dimasukkan
kedalam
kuvet
sampel,
standar, dan
blanko
masing -
masing 1000
μl
11 Dibiarkan
. selama 2-5
menit
12 Mikropipet
. diatur ke
skala 250 μl
13 Tip
. berwarna
biru diambil
14 Reagen R2
. diambil
15 Dimasukkan
. kedalam
kuvet
standar,
sampel, dan
blanko
masing -
masing 250
μl
16 Dibiarkan
. selama 1-5
menit
17 Tutup
. spektrofoto
meter
dibuka
18 Kuvet
. blanko
diletakkan
dibagian B
dan sisi
yang buram
menghadap
ke tengah
19 Kuvet
. standar
diletakkan
di bagian 1
20 Kuvet
. sampel
diletakkan
di bagian 2
21 Spektrofoto
. meter
ditutup
22 Pilihan
. menu urea
dicari
kemudian
tombol enter
ditekan
23 Tombol run
. test ditekan
24 Tombol
. enter
ditekan
kembali
25 .Ditunggu
. hingga nilai
absorbmen
sampel dan
standar
muncul
c. Analisa Urin
Pemeriksaan Fisik Urin
No Gambar Keterangan
.
1. Pengamatan
fisika urin
dilakukan
dengan cara
mengamati
kuantitas
urin yang
dihasilkan,
warna,
kejernihan,
bau, dan
berat jenis.
2. Untuk
pemeriksaan
berat jenis
urin
dilakukan
menggunaka
n alat TS
meter,
dengan cara
urin
diteteskan
pada TS
meter lalu
hasilnya
diamati.
Kertas
strap test
disiapkan
2. Kertas
dicelupkan
dalam urin
3. Kertas
didiamkan
Beberapa
saat
hingga
terlihat
perubahan
warna
4. Perubahan
warna
pada
kertas
dicocokka
n dengan
tabel
warna
yang
terdapat
pada
tabung
Uji Sedimentasi
No Gambar Keterangan
.
1. 7-8 ml urin
dimasukkan
kedalam
tabung
sentrifuse
2. Waktu pada
sentrifuse
diatur
menjadi 5
menit dengan
kecepatan
2000 rpm
3. Tabung
sentrifuse
yang berisi
urin
dimasukkan
kedalam
sentrifuse
4. Sentrifuse
ditutup
5. Tombol start
ditekan
6. Setelah
sentrifuse
berhenti
dengan
sempurna
tombol
pembuka
tutup ditekan
7. Tabung
cairan urine
diambil
8. Cairan
bagian atas
dibuang
hingga
tersisa 0.5ml
9. Dihomogenk
an
10. Cairan
diambil
menggunaka
n pipet halus
11. Diteteskan
sebanyak 2
tetes diatas
object glass
13. Preparat
diamati di
bawah
mikroskop
dengan
perbesaran
10X dan 40X
2. Perhitungan
A. Uji Fungsi Ginjal (BUN)
Diketahui :
1,519−1,439
= 1,529−1,439 𝑋 50 𝑚𝑔/𝑑𝑙
0,08
= 0,09 X 50
= 44,44 mg/dl
b. BUN = Nilai urea X 0,467
= 20,75 mg/dl
B. Uji Fungsi Hati (SGPT)
Diketahui :
Berat jenis dari urin yang terbaca pada TS meter adalah 1.009 IU
3. Pembahasan Hasil
8. Mengetahui dan memahami uji fungsi hati
9. Mengetahui dan memahami uji fungsi ginjal
10. Mengetahui dan memahami perhitungan hasil pemeriksaan SGPT
11. Mengetahui dan memahami perhitungan hasil pemeriksaan BUN
12. Mengetahui dan memahami pemeriksaan fisik urin
13. Mengetahui dan memahami pemeriksaan kimia urin
14. Mengetahui dan memahami uji sedimentasi dan interpretasinya
V. KESIMPULAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami
mengenai uji fungsi hati yaitu fungsi utama hati
adalah detoksifikasi, sintesis protein, dan sintensi
produk produk biokimia yang diperlukan untuk
pencernaan. Tujuan dari pemeriksaan uji fungsi hati
adalah mengetahui kerusakan pada hati.
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami
mengenai uji fungsi ginjal yaitu Fungsi uji fungsi
ginjal adalah untuk melihat seberapa baik kerja ginjal
dan mendeteksi jenis gangguan yang terjadi pada
organ tersebut. Tujuan uji fungsi ginjal yaitu
mengetahui kerusakan pada ginjal. Prinsip dari uji ini
adalah mengukur absorbsi dengan cara melewatkan
cahaya pada dengan panjang gelombang tertentu
pada suatu objek kaca (kuvet).
3. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami
mengenai perhitungan hasil pemeriksaan SGPT
Bibliography
Cochran, P., 2011. A clinical Laboratory manual. 1st New York: Delmar Chenggage.
Collvile, T., 2016. Clinical Anatomy and Physiology for Veterinary Technicians. 3rd ST.
Louis Missouri: Elsevier.
Corbridge, 2013. PHOSPORUS Biochemistry. 1st Boca Raton: CRC Press.