ACARA 3 : ANATOMI II (Sistem Digesti dan Sistem Sirkulasi)
NAMA : KHILMI FUADAH
NIM LENGKAP : 20/464456/SV/18775
PRODI DIPLOMA IV TEKNOLOGI VETERINER
DEPARTEMEN TEKNOLOGI HAYATI DAN VETERINER SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2020 ACARA 3 : ANATOMI II
Lengkapi gambar, keterangan, dan tunjukkan nama tractus digestoria dan Sistema cardiovaskuler dengan tepat dan benar.
No. Gambar Keterangan
1. (Gambarkan tractus digestoria Gallus gallus 1. Paruh bankiva cranial-caudal, diberikan keterangan dan Ayam mematuk pakan fungsi serta setiap organnya) dengan menggunakan paruhnya. Pakan masuk ke dalam rongga mulut, kemudian didorong dengan lidah, masuk ke kerongkongan. Dari kerongkonagn ini pakan masuk ke dalam tembolok (Rahayu, Iman. 2002. Hal: 14-15). 2. Esofagus Esofagus adalah pipa otot sepanjang 4 hingga 5 feet merentang antara mulut, turun pada sisi kiri leher, melalui diafragma, menuju lambung (Bradley, 1981). 3. Tembolok Berbentuk kantong tipis yang berfungsi sebagai tempat penampungan pakan sebelum terjadi proses pencernaan ayam selanjutnya. Untuk mengetahui nafsu makan ayam, tembolok ayam di raba dari luar tubuh ayam. Pada dinding tembolok terdapat kelenjar yang mengeluarkan getah yang berkhasiat melunakkan pakan selama berada di dalam tembolok (Rahayu, Iman. 2002. Hal: 14-15). 4. Proventrikulus Di dalam proventrikulus terjadi fungsi yang mirip dengan gigi yaitu penghancuran makanan (Tilman, 1991). Proventrikulus memiliki enzim pepsin yang memulai terjadinya pencernaan protein. Proventrikulus bentuknya kecil, dan pakan tidak dapat tersimpan lama di tempat tersebut. Di dalam proventrikulus terdapat enzim-enzim yang membantu proses pencernaan sederhana. Selain pepsin, ada juga lipase (pencernaan lemk) dan amilase (pencernaan karbohidrat (Rahayu, Iman. 2002. Hal: 14-15). 5. Kantong empedu (gallblader) Ayam memiliki kantong empedu tetapi beberapa jenis burung tidak. Dua saluran empedu mentransfer empedu dari hati ke usus (Rahayu, Iman. 2002. Hal: 14-15). 6.Ampela (gizzard) Dari proventrikulus, pakan masuk ke dalam gizzard (ampela). Disini pakan digiling dan dihancurkan. Ampela berwarna merah, bentuknya bulat dengan dinding berotot sangat tebal dan kuat. Pada bagian dalamnya terdapat lapisan kulit yang keras dan kuat berwarna kuningyang dapat dilepasdari ampela bila ayam disembelih. Lapisan kulit yang keras dan kuat tersebut berfungsi sebagai alat penggiling pakan dengan bantuan kontraksi otot ampela yang dibantu oleh grit (butir-butiran kerikil) yang dimakan ayam. Pakan yang telah lumat halus disalurkan keluar dari ampela menuju usus halus (Rahayu, Iman. 2002. Hal: 14-15). 7. Hati Di dalam hati, monosakarida mengalami proses sintesis menghasilkan glikogen, oksidasi menjadi CO2 danH2O, atau dilepaskan untuk dibawa dengan aliran darah ke bagian tubuh yang memerlukan (Widodo, 2002). 8. Usus halus Menurut Suprijatna, dkk. (2008), usus halus merupakan organ utama tempat berlangsungnya pencernaan dan absorbsi produk pencernaan. Berbagai enzim yang masuk ke dalam saluran ini berfungsi mempercepat dan mengefisiensikan pemecahan karbohidrat, protein, dan lemak untuk mempermudah proses absorbsi. 9. Usus besar Di usus besar yang panjangnya kurang lebih 10cm terjadi penyerapan air yang berasal dari proses pencernaan di usus halus. Dari usus besar, sisa pakan disalurkan di kloaka (Rahayu, Iman. 2002. Hal: 14-15). 10. Kloaka Kotoran bersama air kencing ayam yang berasal dari ginjal dikeluarkan dari kloaka menuju anus, selanjutnya dikeluarkan dari tubuh ayam (Rahayu, Iman. 2002. Hal: 14-15). 11. Ceca (usus buntu) Diantara usus halus dan usus besar, terdapat dua kantong yang disebut sebagai ceca(usus buntu). Dalam keadaan normal, panjang setiap ceca cekitar 6 inci atau 15 cm. Pada unggas dewasa yang sehat, ceca berisi pakan lembut yang keluar-masuk. Akan tetapi, tidak ada bukti mengenai peran serta dalam pencernaan. Hanya sedikit air terserap, sedikit karbohidrat dan protein dicerna berkat bantuan beberapa bakteri (Rahayu, Iman. 2002. Hal: 14-15). 2. (Cari contoh gambar di literatur tractus digestoria 1. Mulut dan Esofagus ruminansia cranial-caudal, diberikan keterangan Di dalam rongga mulut dan fungsi serta setiap organnya). ternak ruminansia terdapat tiga alat pelengkap pencernaan, yaitu gigi, lidah, dan saliva. Gigi berguna untuk memecah atau memotong bahan pakan secara mekanis menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, sehingga dengan mudah dapat ditelan oleh ternak bersangkutan. Lidah membantu dalam mengambil makanan dan memindahkan makanan dalam rongga mulut untuk dicampur dengan saliva dan atau untuk dikunyah, kemudian ditelan. Di dalam mulut juga terdapat beberapa kelenjar air liur (saliva). Kelenjar saliva utama pada berbagai jenis ternak umumnya adalah kelenjar parotid yang terletak di depan telinga, kelenjar mandibularis (submaksilaris) terdapat pada rahang bawah, dan kelenjar sublingualis terdapat di bawah lidah. Pati dan glikogen mengalami proses pencernaan secara enzimatis oleh enzim ptialin dari saliva, dan menghasilkan maltosa. Organ esofagus ini menghubungkan faring dengan retikulum. (Parakkasi, 1983). 2. Retikulum Ternak ruminansia mempunyai lambung majemuk yang terdiri atas retikulum, rumen, omasum, dan abomasum. Proses fermentasi yang intensif dan dalam kapasitas besar terjadi di retikulum dengan bantuan mikroba rumen (Satter dan Roffler, 1981). Retikulum yang menyerupai bentuk sarang tawon, berfungsi mendorong pakan padat dan digesta ke dalam rumen atau mengalirkan digesta ke dalam omasum dan regurgitasi digesta selama ruminasi (Arora, 1995). 3. Rumen Rumen adalah tempat untuk proses fermentasi makanan yang masuk serta menyediakan energi dan protein mikroba untuk kebutuhan proses metabolisme. Peran mikroba rumen dalam membantu pemecahan pakan serat dan mengubahnya menjadi senyawa lain yang dapat dimanfaatkan ternak merupakan keunggulan yang dimiliki ternak ruminansia. Rumen merupakan ekosistem kompleks yang dihuni oleh beberapa mikroba yang sebagian besar berupa bakteri, protozoa, dan fungi yang berperan penting dalam pencernaan makanan (Preston dan Leng, 1987). 4. Omasum Omasum merupakan lambung ketiga dari ternak ruminansia yang permukaannya terdiri atas lipatan-lipatan (fold), sehingga nampak berlapis- lapis, tersusun seperti halaman buku, sehingga sering dinamakan juga ”perut buku” atau manyplies (Sutardi, 1980). Lipatan-lipatan (fold) pada permukaan omasum tersebut dapat menambah luas permukaan omasum (Arora, 1995). Dalam proses pencernaan, omasum berfungsi dalam membantu memperkecil ukuran partikel pakan dan berpengaruh pada pengendalian aliran ingesta ke dalam perut bagian belakang, serta beberapa absorpsi nutrien terjadi dalam omasum (Churh dan Ponds, 1988). 5. Abomasum merupakan tempat pertama terjadinya pencernaan pakan secara kimiawi, karena adanya sekresi getah lambung (Arora,1995). Jadi, abomasum dipercaya mempunyai fungsi sebagai tempat pencernaan pakan oleh enzim dan penyerapan nutrien (Church dan Ponds, 1988). Abomasum, usus halus (duodenum, jejenum dan ileum), usus besar (caecum dan colon) dan rektum adalah saluran pencernaan bagian belakang (Frandson, 1992) 6.Usus halus (Caecum) Usus halus berfungsi mengatur laju aliran ingesta ke dalam usus besar dengan gerakan peristaltik. Dengan bantuan getah pankreas, getah usus, dan getah empedu, nutrien hasil akhir fermentasi mikroba diubah menjadi monomer yang cocok diabsorpsi (Arora ,1995). Saluran pencernaan yang berfungsi sebagai tempat penyerapan sebagian besar nutrien adalah usus halus. 7. Usus besar (colon) Usus besar adalah organ terakhir dari saluran pencernaan ternak ruminansia. Colon berfungsi sebagai tempat penyerapan air, elektrolit, dan VFA yang berasal dari ileum dan caecum. Di dalam usus besar, terjadi sedikit proses fermentasi yang menghasilkan VFA dan amonia, di mana hanya 10% dari total VFA yang ada digunakan oleh ternak (Egan, 1980), sedangkan protein mikroba yang dihasilkan tidak dapat dimanfaatkan oleh ternak (Leng et al., 1977). 3. (Cari contoh gambar di literatur tractus digestoria 1. Mulut kuda cranial-caudal, diberikan keterangan) Prehensi adalah menyenggut dan membawa pakan ke dalam mulut dengan bibir atas yang sensitif dan dapat bergerak (Bradley, 1981). Selanjutnya, dengan aksi itu kuda dapat menyenggut rumput hingga hampir pada tanah dan dapat memilih hay Equine Digestive System dari palung dengan (Bradley, 1981). tangkas. Mastikasi (pengunyahan) adalah mengurangi ukuran partikel pakan dan menambah area permukaannya sehingga terpapar secara maksimum pada getah-getah pencernaan (Bradley, 1981). Selanjutnya, kuda jantan mempunyai 40 gigi dan kuda betina mempunyai 36 gigi untuk mengunyah biji-bijian dan pakan kasar. Penghalusan pakan biji-bijian tidak dapat menambah kecernaan lebih dari 5% bagi kuda bergigi baik, tetapi penting untuk kuda tua dengan gigi jelek. 2. Pharynx Pharynx terletak di bagian bawah mulut kuda tempat saluran pencernaan dan pernafasan berseberangan (Bradley, 1981). Selanjutnya, fungsinya untuk mengarahkan pakan ke dalam esofagus. 3. Esofagus Esofagus adalah pipa otot sepanjang 4 hingga 5 feet merentang antara mulut, turun pada sisi kiri leher, melalui diafragma, menuju lambung (Bradley, 1981). 4. Lambung adalah kantung berbentuk huruf U dekat diafragma pada bagian depan rongga perut (Bradley, 1981). Lambung berperan sebagai reservoir (waduk atau tandon) bagi pakan yang ditelan untuk menjadi sasaran pencernaan lambung (Bradley, 1981). 5. Usus kecil Usus kecil adalah pipa 2 inch (5,08 cm) sepanjang 70 foot (21,34 m) dengan kapasitas 12 gallon (45,42 l) dan menghubungkan lambung dengan usus besar (Bradley, 1981). 6. Usus kecil Usus kecil adalah pipa 2 inch (5,08 cm) sepanjang 70 foot (21,34 m) dengan kapasitas 12 gallon (45,42 l) dan menghubungkan lambung dengan usus besar (Bradley, 1981). Usus kecil dengan organ pelengkapnya, pankreas dan hati, menyediakan sebagian besar enzim pencernaan (Bradley, 1981). 7. Usus besar (sekum, colon besar, colon kecil, rektum dan anus) Usus besar terdiri dari sekum, colon besar, colon kecil, rektum, dan anus, membawa material yang tidak tercerna dari usus kecil menuju anus untuk eliminasi dan mengadakan fungsi-fungsi penting (Bradley, 1981). 4. Jelaskan mekanisme defekasi Propulsi feses ke rektum mengakibatkan distensi dinding rektum dan merangsang refleks defekasi. Proses defekasi merupakan pengeluaran feses involunter intermiten per anus yang sebelumnya tersimpan dalam rektum. Defekasi dikendalikan oleh sfingter ani eksterna dan interna. Sfingter interna dikendalikan oleh saraf otonom, dan sfingter eksterna berada di bawah kontrol volunter. Refleks defekasi terintegrasi pada segmen sakralis kedua dan Defecation mechanism (Osain Welcome, 2018) keempat dari medula spinalis. Serabut-serabut parasimpatis mencapai rektum melalui saraf splangnikus panggul dan bertanggung jawab atas kontraksi rektum dan relaksasi sfingter interna. Sudut dan anulus anorektal akan menghilang pada waktu rektum yang mengalami distensi berkontraksi dan otot levator ani berelaksasi. Otot-otot sfingter interna dan eksterna berelaksasi pada waktu anus tertarik atas melebihi tinggi massa feses (Ganong, 2001). Defekasi dipercepat dengan adanya peningkatan tekanan intraabdomen yang terjadi akibat kontraksi volunter otot-otot dada dengan glotis ditutup, dan kontraksi secara terus menerus dari otot abdomen (Valsalva’s maneuver). Defekasi dapat dihambat oleh kontraksi volunter otot-otot sfingter eksterna dan levator ani. Dinding rektum secara bertahap akan relaks, dan keinginan untuk defekasi menghilang. Rata-rata frekuensi defekasi pada manusia adalah sekali sehari, tetapi frekuensi bervariasi di antara individu (Smeltzer & Bare, 2008). 5. (Gambarkan anatomi cor mamalia, diberikan Otot Jantung keterangan ) Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan mulai dari luar ke dalam yaitu : Epikardium Epikardium berfungsi sebagai pelindung jantung atau merupakan kantong pembungkus jantung yang terletak pada mediastinum minus dan dibelakang korpus stemi dan rawan iga II-IV yang terdiri dari 2 lapisan fibrosa dan serosa yaitu lapisan parietal dan viseral. Diantara dua lapisan jantung ini terdapat lender yang digunakan sebagai pelicin untuk menjaga agar gesekan perikardium tidak mengganggu jantung (Syaifuddin, 2009). Miokardium Miokardium tersusun atas miosit-miosit jantung (sel otot) yang memperlihatkan struktur subseluler lurik. Sel miosit berukuran relatif kecil (100 x 20 𝜇m ) dan bercabang, dengan nukleus tunggal, sel miosit kaya akan mitokondria (Aaronson & Jeremy, 2010). Endokardium Dinding dalam atrium yang meliputi membran yang mengkilat yang terdiri dari jaringan endotel atau selaput lender endokardium kecuali aurikula dan bagian depan sinus vena kava (Syaifuddin, 2009). Ruang-ruang Jantung Jantung mempunyai empat rongga, yang terdiri dari dua atrium dan dua ventrikel. Dimana kedua ventrikel jantung dipisahkan oleh septum interventriculare (Wibowo,2015). Atrium cordis dextrum Atrium cordis dextrum akan menerima darah dari v.cava inferior dari tubuh bagian inferior dan dari v.cava superior dari tubuh bagian superior (Wibowo,2015). Ventriculus cordis dexter Berhubungan dengan atrium kanan melalui osteum atrioventrikel. Dinding ventrikel kanan jauh lebih tebal dibandingkan atrium kanan yang terdiri dari : 1. Valvula trikuspidal 2. Valvula pulmonalis (Syaifuddin, 2009) Atrium Cordis sinistrum Darah yang kaya oksigen dari paru masuk ke atrium cordis sinistrum melalui vv. Pulmonalis (Wibowo, 2015). Ventrikulus cordis sinister Dari atrium cordis sinistrum, darah akan mengalir melalui ostium atrioventriculare sinistrum dan kemudian mengisi ventrikuls cordis sinistrer (Wibowo, 2015) 6. (Jelaskan perbedaan sistem kardiovaskuler pada (a) Ikan memiliki sistem spesies dibawah ini) peredaran darah vertebrata yang paling sederhana: darah mengalir searah dari dua bilik jantung melalui insang dan kemudian ke seluruh tubuh. Ikan memiliki sirkuit tunggal untuk aliran darah dan jantung dua bilik yang hanya memiliki satu atrium dan satu bilik. Atrium mengumpulkan darah yang telah kembali dari tubuh dan ventrikel memompa darah ke insang tempat terjadi pertukaran gas dan darah kembali teroksigenasi; ini disebut sirkulasi insang. Darah kemudian berlanjut ke seluruh tubuh sebelum kembali ke atrium; ini disebut sirkulasi sistemik. Aliran darah searah ini menghasilkan gradien darah yang mengandung oksigen ke darah terdeoksigenasi di sekitar sirkuit sistemik ikan. Hasilnya adalah batas jumlah oksigen yang dapat mencapai beberapa organ dan jaringan tubuh, sehingga mengurangi kapasitas metabolisme ikan secara keseluruhan. (b) Amfibi memiliki dua jalur peredaran darah: satu untuk oksigenasi darah melalui paru-paru dan kulit, dan yang lainnya untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh. Darah dipompa dari jantung tiga bilik dengan dua atrium dan satu ventrikel. amfibi memiliki jantung tiga bilik yang memiliki dua atrium dan satu ventrikel daripada jantung ikan dua bilik. Kedua atrium (ruang jantung superior) menerima darah dari dua sirkuit yang berbeda (paru-paru dan sistem), dan kemudian terjadi pencampuran darah di ventrikel jantung (ruang jantung inferior), yang mengurangi efisiensi oksigenasi. Keuntungan dari pengaturan ini adalah bahwa tekanan tinggi di pembuluh darah mendorong darah ke paru- paru dan tubuh. Pencampuran ini dimitigasi oleh tonjolan di dalam ventrikel yang mengalihkan darah kaya oksigen melalui sistem peredaran darah sistemik dan darah terdeoksigenasi ke sirkuit pulmokutan. Untuk alasan ini, amfibi sering digambarkan memiliki sirkulasi ganda. (c) Reptil juga memiliki dua jalur peredaran darah; Namun, darah hanya teroksigenasi melalui paru-paru. Jantung terdiri dari tiga bilik, tetapi ventrikelnya sebagian terpisah sehingga beberapa pencampuran darah yang mengandung oksigen dan terdeoksigenasi terjadi kecuali pada buaya dan burung. Sebagian besar reptilia juga memiliki jantung dengan tiga bilik yang mirip dengan jantung amfibi yang mengarahkan darah ke sirkuit paru dan sistemik. Ventrikel lebih efektif dibagi oleh septum parsial, yang mengakibatkan lebih sedikit pencampuran darah yang mengandung oksigen dan terdeoksigenasi. Beberapa reptil (aligator dan buaya) adalah hewan paling primitif yang memiliki jantung empat bilik. Buaya memiliki mekanisme peredaran darah yang unik di mana jantung mengalirkan darah dari paru-paru ke perut dan organ lain selama periode lama perendaman, misalnya, saat hewan menunggu mangsa atau tetap di dalam air menunggu mangsa membusuk. Satu adaptasi mencakup dua arteri utama yang meninggalkan bagian jantung yang sama: satu membawa darah ke paru-paru dan yang lainnya menyediakan rute alternatif ke perut dan bagian tubuh lainnya. (d) Mamalia dan burung memiliki jantung yang paling efisien dengan empat ruang yang benar- benar memisahkan darah yang mengandung oksigen dan yang terdeoksigenasi; ia hanya memompa darah beroksigen ke seluruh tubuh dan darah terdeoksigenasi ke paru- paru. Darah beroksigen dipisahkan dari darah terdeoksigenasi, yang meningkatkan efisiensi sirkulasi ganda dan mungkin diperlukan untuk gaya hidup mamalia dan burung berdarah panas. Jantung empat bilik burung dan mamalia berevolusi secara independen dari jantung tiga bilik. Evolusi independen dari sifat biologis yang sama atau serupa disebut sebagai evolusi konvergen. (Hartman, 1964) 7. Jelaskan perbedaan pembuluh arteri, vena dan - Arteri membawa darah kapiler menjauh dari jantung; arteri utama adalah aorta. Arteri yang lebih kecil disebut arteriol menyimpang menjadi tempat tidur kapiler, yang berisi 10-100 kapiler yang bercabang di antara sel dan jaringan tubuh. - Kapiler membawa darah keluar dari tubuh dan bertukar nutrisi, limbah, dan oksigen dengan jaringan di tingkat sel. - Vena adalah pembuluh darah yang membawa darah kembali ke jantung dan mengalirkan darah dari organ dan anggota tubuh. - Kapiler memiliki satu lapisan sel (tunik endotel atau tunika intima) di mana difusi dan pertukaran bahan terjadi. - Vena dan arteri memiliki dua tunik lagi yang mengelilingi endotel: tunika media tengah terdiri dari otot polos yang mengatur aliran darah, sedangkan tunika eksterna luar adalah jaringan ikat yang menopang pembuluh darah. (Matthew Douglas,2018.) DAFTAR PUSTAKA 1. Bradley, Robert M. 1981. Basic Oral Physiology. p.1-2; 9-10; 15-18. Year Book Medical Publisher, inc. 2. Clavijo V, Fl'orez M. J 2017 Gastrointestinal microbiome and its association with the control of pathogens in broiler chicken production Poultry Science Vol 1 0:1–16 3. Benson, U.J., Gunstream, S.E., Talaro, A., and Talaro, K.P. (1999). Anatomy & Physiology Laboratory Textbook. 7th ed. New York: The McGraw-Hill Companie 4. De Fombelle et al.,1999 Effect of the Hay: Grain Ratio on Digestive Physiology and Microbial Ecosystems in Ponies, Equine Nutrition and Physiology Symposium Edition number 1 5. Ganong, W., 2001. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 20. Jakarta : EGC , 280-281. 6. Hartman, F.A. & M.A. Lessler. 1964. “Erythrocyte Measurements in Fishes, Amphibia, and Reptiles”. Biological Bulletin, 126(1): 83-88. 7. Price, S.A. & Wilson, L.M. 2002. Pathophysiology: Clinical Concept of Disease Processes. 3th Edition. Alih bahasa : Anugerah, P. Jakarta: EGC 8. Smeltzer & Bare . (2008). Textbook of Medical Surgical Nursing Vol.2.Philadelphia: Linppincott William & Wilkins. 9. Welcome, M.O. 2018.Devlopment, Pricipal and Machanisms Of Regulation. Gastrointestinal Physiology. Edition number 1, Spinger International Publishing.Cham. 10. Wibowo, D.S. 2015. Anatomi Tubuh Manusia.vol2 Jakarta: Grasindo.