Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM

INTEGRASI SISTEM RAGAWI


ACARA 3 : ANATOMI II
(Sistem Digesti dan Sistem Sirkulasi)

NAMA : KHILMI FUADAH


NIM LENGKAP : 20/464456/SV/18775

PRODI DIPLOMA IV TEKNOLOGI VETERINER


DEPARTEMEN TEKNOLOGI HAYATI DAN
VETERINER
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2020
ACARA 3 : ANATOMI II

Lengkapi gambar, keterangan, dan tunjukkan nama tractus digestoria dan Sistema
cardiovaskuler dengan tepat dan benar.

No. Gambar Keterangan


1. (Gambarkan tractus digestoria Gallus gallus 1. Paruh
bankiva cranial-caudal, diberikan keterangan dan Ayam mematuk pakan
fungsi serta setiap organnya) dengan menggunakan
paruhnya. Pakan masuk
ke dalam rongga mulut,
kemudian didorong
dengan lidah, masuk ke
kerongkongan. Dari
kerongkonagn ini pakan
masuk ke dalam
tembolok (Rahayu, Iman.
2002. Hal: 14-15).
2. Esofagus
Esofagus adalah pipa otot
sepanjang 4 hingga 5 feet
merentang antara mulut,
turun pada sisi kiri leher,
melalui diafragma, menuju
lambung (Bradley, 1981).
3. Tembolok
Berbentuk kantong tipis
yang berfungsi sebagai
tempat
penampungan pakan
sebelum terjadi proses
pencernaan ayam
selanjutnya. Untuk
mengetahui nafsu makan
ayam, tembolok ayam di
raba dari luar tubuh ayam.
Pada dinding tembolok
terdapat kelenjar
yang mengeluarkan getah
yang berkhasiat
melunakkan pakan selama
berada di dalam tembolok
(Rahayu, Iman. 2002. Hal:
14-15).
4. Proventrikulus
Di dalam proventrikulus
terjadi fungsi yang mirip
dengan gigi yaitu
penghancuran
makanan (Tilman, 1991).
Proventrikulus memiliki
enzim pepsin
yang memulai terjadinya
pencernaan protein.
Proventrikulus bentuknya
kecil, dan pakan tidak
dapat tersimpan lama di
tempat tersebut. Di
dalam proventrikulus
terdapat enzim-enzim
yang membantu proses
pencernaan sederhana.
Selain pepsin, ada juga
lipase (pencernaan lemk)
dan amilase (pencernaan
karbohidrat (Rahayu,
Iman. 2002. Hal: 14-15).
5. Kantong empedu
(gallblader)
Ayam memiliki kantong
empedu tetapi beberapa
jenis burung tidak. Dua
saluran empedu
mentransfer empedu dari
hati ke usus (Rahayu,
Iman. 2002. Hal: 14-15).
6.Ampela (gizzard)
Dari proventrikulus, pakan
masuk ke dalam gizzard
(ampela). Disini pakan
digiling dan dihancurkan.
Ampela berwarna merah,
bentuknya bulat dengan
dinding berotot sangat
tebal dan kuat. Pada
bagian
dalamnya terdapat lapisan
kulit yang keras dan kuat
berwarna
kuningyang dapat
dilepasdari ampela bila
ayam disembelih. Lapisan
kulit yang keras dan kuat
tersebut berfungsi sebagai
alat penggiling
pakan dengan bantuan
kontraksi otot ampela
yang dibantu oleh grit
(butir-butiran kerikil) yang
dimakan ayam. Pakan
yang telah lumat
halus disalurkan keluar
dari ampela menuju usus
halus (Rahayu, Iman.
2002. Hal: 14-15).
7. Hati
Di dalam hati,
monosakarida
mengalami proses sintesis
menghasilkan glikogen,
oksidasi menjadi CO2
danH2O, atau dilepaskan
untuk dibawa dengan
aliran darah ke bagian
tubuh yang
memerlukan (Widodo,
2002).
8. Usus halus
Menurut Suprijatna, dkk.
(2008), usus halus
merupakan organ
utama tempat
berlangsungnya
pencernaan dan absorbsi
produk pencernaan.
Berbagai enzim yang
masuk ke dalam saluran
ini berfungsi
mempercepat dan
mengefisiensikan
pemecahan karbohidrat,
protein, dan
lemak untuk
mempermudah proses
absorbsi.
9. Usus besar
Di usus besar yang
panjangnya kurang lebih
10cm terjadi penyerapan
air yang berasal dari
proses pencernaan di usus
halus. Dari usus besar,
sisa pakan disalurkan di
kloaka (Rahayu, Iman.
2002. Hal: 14-15).
10. Kloaka
Kotoran bersama air
kencing ayam yang
berasal dari ginjal
dikeluarkan
dari kloaka menuju anus,
selanjutnya dikeluarkan
dari tubuh ayam
(Rahayu, Iman. 2002. Hal:
14-15).
11. Ceca (usus buntu)
Diantara usus halus dan
usus besar, terdapat dua
kantong yang disebut
sebagai ceca(usus buntu).
Dalam keadaan normal,
panjang setiap ceca cekitar
6 inci atau 15 cm. Pada
unggas dewasa yang sehat,
ceca berisi pakan lembut
yang keluar-masuk. Akan
tetapi, tidak ada bukti
mengenai peran serta
dalam pencernaan. Hanya
sedikit air terserap, sedikit
karbohidrat dan protein
dicerna berkat bantuan
beberapa bakteri (Rahayu,
Iman. 2002. Hal: 14-15).
2. (Cari contoh gambar di literatur tractus digestoria 1. Mulut dan Esofagus
ruminansia cranial-caudal, diberikan keterangan Di dalam rongga mulut
dan fungsi serta setiap organnya). ternak ruminansia terdapat
tiga alat pelengkap
pencernaan, yaitu gigi,
lidah, dan saliva. Gigi
berguna untuk memecah
atau memotong bahan
pakan secara mekanis
menjadi bagian-bagian
yang lebih kecil, sehingga
dengan mudah dapat
ditelan oleh ternak
bersangkutan. Lidah
membantu dalam
mengambil makanan dan
memindahkan makanan
dalam rongga mulut untuk
dicampur dengan saliva
dan atau untuk dikunyah,
kemudian ditelan.
Di dalam mulut juga
terdapat beberapa kelenjar
air liur (saliva). Kelenjar
saliva utama pada
berbagai jenis ternak
umumnya adalah kelenjar
parotid yang terletak di
depan telinga, kelenjar
mandibularis
(submaksilaris) terdapat
pada rahang bawah,
dan kelenjar sublingualis
terdapat di bawah lidah.
Pati dan glikogen
mengalami proses
pencernaan secara
enzimatis oleh enzim
ptialin dari saliva, dan
menghasilkan maltosa.
Organ esofagus ini
menghubungkan faring
dengan retikulum.
(Parakkasi, 1983).
2. Retikulum
Ternak ruminansia
mempunyai lambung
majemuk yang
terdiri atas retikulum,
rumen, omasum, dan
abomasum. Proses
fermentasi yang intensif
dan dalam kapasitas besar
terjadi di retikulum
dengan bantuan mikroba
rumen (Satter dan Roffler,
1981). Retikulum yang
menyerupai bentuk sarang
tawon, berfungsi
mendorong pakan padat
dan digesta ke dalam
rumen atau mengalirkan
digesta ke dalam omasum
dan regurgitasi digesta
selama ruminasi (Arora,
1995).
3. Rumen
Rumen adalah tempat
untuk proses fermentasi
makanan yang masuk serta
menyediakan energi dan
protein mikroba untuk
kebutuhan proses
metabolisme. Peran
mikroba rumen dalam
membantu pemecahan
pakan serat dan
mengubahnya menjadi
senyawa lain yang dapat
dimanfaatkan ternak
merupakan keunggulan
yang dimiliki ternak
ruminansia. Rumen
merupakan ekosistem
kompleks yang dihuni
oleh beberapa mikroba
yang sebagian besar
berupa bakteri, protozoa,
dan fungi yang berperan
penting dalam pencernaan
makanan (Preston dan
Leng, 1987).
4. Omasum
Omasum merupakan
lambung ketiga dari ternak
ruminansia yang
permukaannya terdiri atas
lipatan-lipatan (fold),
sehingga nampak berlapis-
lapis, tersusun seperti
halaman buku, sehingga
sering dinamakan
juga ”perut buku” atau
manyplies (Sutardi,
1980). Lipatan-lipatan
(fold) pada permukaan
omasum tersebut dapat
menambah luas
permukaan omasum
(Arora, 1995).
Dalam proses pencernaan,
omasum berfungsi dalam
membantu memperkecil
ukuran partikel pakan dan
berpengaruh pada
pengendalian aliran
ingesta ke dalam perut
bagian belakang,
serta beberapa absorpsi
nutrien terjadi dalam
omasum (Churh
dan Ponds, 1988).
5. Abomasum merupakan
tempat pertama terjadinya
pencernaan pakan secara
kimiawi, karena adanya
sekresi getah lambung
(Arora,1995). Jadi,
abomasum dipercaya
mempunyai fungsi sebagai
tempat pencernaan pakan
oleh enzim dan
penyerapan nutrien
(Church dan Ponds, 1988).
Abomasum, usus halus
(duodenum, jejenum dan
ileum), usus besar
(caecum dan colon) dan
rektum adalah saluran
pencernaan bagian
belakang
(Frandson, 1992)
6.Usus halus (Caecum)
Usus halus berfungsi
mengatur laju aliran
ingesta ke dalam usus
besar dengan gerakan
peristaltik. Dengan
bantuan getah pankreas,
getah usus, dan getah
empedu, nutrien hasil
akhir fermentasi mikroba
diubah menjadi monomer
yang cocok diabsorpsi
(Arora ,1995). Saluran
pencernaan yang berfungsi
sebagai tempat penyerapan
sebagian besar nutrien
adalah usus halus.
7. Usus besar (colon) Usus
besar adalah organ
terakhir dari saluran
pencernaan ternak
ruminansia. Colon
berfungsi sebagai tempat
penyerapan air, elektrolit,
dan VFA yang berasal dari
ileum dan caecum.
Di dalam usus besar,
terjadi sedikit proses
fermentasi yang
menghasilkan VFA dan
amonia, di mana hanya
10% dari total VFA yang
ada digunakan oleh ternak
(Egan, 1980), sedangkan
protein mikroba yang
dihasilkan tidak dapat
dimanfaatkan oleh ternak
(Leng et al., 1977).
3. (Cari contoh gambar di literatur tractus digestoria 1. Mulut
kuda cranial-caudal, diberikan keterangan) Prehensi adalah
menyenggut dan
membawa pakan ke dalam
mulut dengan bibir atas
yang sensitif dan dapat
bergerak (Bradley, 1981).
Selanjutnya, dengan aksi
itu kuda dapat
menyenggut rumput
hingga hampir pada tanah
dan dapat memilih hay
Equine Digestive System dari palung dengan
(Bradley, 1981).
tangkas.
Mastikasi (pengunyahan)
adalah mengurangi ukuran
partikel pakan dan
menambah area
permukaannya sehingga
terpapar secara maksimum
pada getah-getah
pencernaan (Bradley,
1981). Selanjutnya, kuda
jantan mempunyai 40 gigi
dan kuda betina
mempunyai 36 gigi untuk
mengunyah biji-bijian dan
pakan kasar. Penghalusan
pakan biji-bijian tidak
dapat menambah
kecernaan lebih dari 5%
bagi kuda bergigi baik,
tetapi penting untuk kuda
tua dengan gigi jelek.
2. Pharynx
Pharynx terletak di bagian
bawah mulut kuda tempat
saluran pencernaan dan
pernafasan berseberangan
(Bradley, 1981).
Selanjutnya, fungsinya
untuk mengarahkan pakan
ke dalam esofagus.
3. Esofagus
Esofagus adalah pipa otot
sepanjang 4 hingga 5 feet
merentang antara mulut,
turun pada sisi kiri leher,
melalui diafragma, menuju
lambung (Bradley, 1981).
4. Lambung adalah
kantung berbentuk huruf
U dekat diafragma pada
bagian depan rongga perut
(Bradley, 1981). Lambung
berperan sebagai reservoir
(waduk atau tandon) bagi
pakan yang ditelan untuk
menjadi sasaran
pencernaan lambung
(Bradley, 1981).
5. Usus kecil
Usus kecil adalah pipa 2
inch (5,08 cm) sepanjang
70 foot (21,34 m) dengan
kapasitas 12 gallon
(45,42 l) dan
menghubungkan lambung
dengan usus besar
(Bradley, 1981).
6. Usus kecil
Usus kecil adalah pipa 2
inch (5,08 cm) sepanjang
70 foot (21,34 m) dengan
kapasitas 12 gallon (45,42
l) dan menghubungkan
lambung dengan usus
besar (Bradley, 1981).
Usus kecil dengan organ
pelengkapnya, pankreas
dan hati, menyediakan
sebagian besar enzim
pencernaan (Bradley,
1981).
7. Usus besar (sekum,
colon besar, colon kecil,
rektum dan anus)
Usus besar terdiri dari
sekum, colon besar, colon
kecil, rektum, dan anus,
membawa material yang
tidak tercerna dari usus
kecil menuju anus untuk
eliminasi dan mengadakan
fungsi-fungsi penting
(Bradley, 1981).
4. Jelaskan mekanisme defekasi Propulsi feses ke rektum
mengakibatkan distensi
dinding rektum dan
merangsang refleks
defekasi.
Proses defekasi
merupakan pengeluaran
feses involunter intermiten
per anus yang sebelumnya
tersimpan dalam rektum.
Defekasi dikendalikan
oleh sfingter ani eksterna
dan interna. Sfingter
interna dikendalikan oleh
saraf otonom, dan sfingter
eksterna berada di bawah
kontrol volunter. Refleks
defekasi terintegrasi pada
segmen sakralis kedua dan
Defecation mechanism (Osain Welcome, 2018)
keempat dari medula
spinalis. Serabut-serabut
parasimpatis mencapai
rektum melalui saraf
splangnikus panggul dan
bertanggung jawab atas
kontraksi rektum
dan relaksasi sfingter
interna. Sudut dan anulus
anorektal akan menghilang
pada waktu rektum yang
mengalami distensi
berkontraksi dan otot
levator ani berelaksasi.
Otot-otot sfingter interna
dan eksterna berelaksasi
pada waktu anus tertarik
atas melebihi tinggi
massa feses (Ganong,
2001).
Defekasi dipercepat
dengan adanya
peningkatan tekanan
intraabdomen yang terjadi
akibat kontraksi volunter
otot-otot dada dengan
glotis ditutup, dan
kontraksi secara terus
menerus dari otot
abdomen (Valsalva’s
maneuver). Defekasi dapat
dihambat oleh kontraksi
volunter otot-otot sfingter
eksterna dan levator ani.
Dinding rektum secara
bertahap akan relaks, dan
keinginan untuk defekasi
menghilang. Rata-rata
frekuensi defekasi pada
manusia adalah sekali
sehari, tetapi frekuensi
bervariasi di antara
individu
(Smeltzer & Bare, 2008).
5. (Gambarkan anatomi cor mamalia, diberikan Otot Jantung
keterangan ) Dinding jantung terdiri
dari tiga lapisan mulai dari
luar ke dalam yaitu :
 Epikardium
Epikardium berfungsi
sebagai pelindung jantung
atau merupakan
kantong pembungkus
jantung yang terletak pada
mediastinum minus dan
dibelakang korpus stemi
dan rawan iga II-IV yang
terdiri dari 2 lapisan
fibrosa dan serosa yaitu
lapisan parietal dan
viseral. Diantara dua
lapisan
jantung ini terdapat lender
yang digunakan sebagai
pelicin untuk menjaga
agar gesekan perikardium
tidak mengganggu jantung
(Syaifuddin, 2009).
 Miokardium
Miokardium tersusun atas
miosit-miosit jantung (sel
otot) yang
memperlihatkan struktur
subseluler lurik. Sel miosit
berukuran relatif kecil
(100 x 20 𝜇m ) dan
bercabang, dengan
nukleus tunggal, sel miosit
kaya
akan mitokondria
(Aaronson & Jeremy,
2010).
 Endokardium
Dinding dalam atrium
yang meliputi membran
yang mengkilat
yang terdiri dari jaringan
endotel atau selaput lender
endokardium kecuali
aurikula dan bagian depan
sinus vena kava
(Syaifuddin, 2009).
Ruang-ruang Jantung
Jantung mempunyai empat
rongga, yang terdiri dari
dua atrium dan
dua ventrikel. Dimana
kedua ventrikel jantung
dipisahkan oleh septum
interventriculare
(Wibowo,2015).
 Atrium cordis
dextrum
Atrium cordis dextrum
akan menerima darah dari
v.cava inferior
dari tubuh bagian inferior
dan dari v.cava superior
dari tubuh bagian
superior (Wibowo,2015).
 Ventriculus cordis
dexter
Berhubungan dengan
atrium kanan melalui
osteum atrioventrikel.
Dinding ventrikel kanan
jauh lebih tebal
dibandingkan atrium
kanan yang
terdiri dari :
1. Valvula trikuspidal
2. Valvula pulmonalis
(Syaifuddin, 2009)
 Atrium Cordis
sinistrum
Darah yang kaya oksigen
dari paru masuk ke atrium
cordis
sinistrum melalui vv.
Pulmonalis (Wibowo,
2015).
 Ventrikulus cordis
sinister
Dari atrium cordis
sinistrum, darah akan
mengalir melalui ostium
atrioventriculare sinistrum
dan kemudian mengisi
ventrikuls cordis
sinistrer (Wibowo, 2015)
6. (Jelaskan perbedaan sistem kardiovaskuler pada (a) Ikan memiliki sistem
spesies dibawah ini) peredaran darah vertebrata
yang paling sederhana:
darah mengalir searah dari
dua bilik jantung melalui
insang dan kemudian ke
seluruh tubuh.
Ikan memiliki sirkuit
tunggal untuk aliran darah
dan jantung dua bilik yang
hanya memiliki satu
atrium dan satu bilik.
Atrium mengumpulkan
darah yang telah kembali
dari tubuh dan ventrikel
memompa darah ke insang
tempat terjadi pertukaran
gas dan darah kembali
teroksigenasi; ini disebut
sirkulasi insang. Darah
kemudian berlanjut ke
seluruh tubuh sebelum
kembali ke atrium; ini
disebut sirkulasi sistemik.
Aliran darah searah ini
menghasilkan gradien
darah yang mengandung
oksigen ke darah
terdeoksigenasi di sekitar
sirkuit sistemik ikan.
Hasilnya adalah batas
jumlah oksigen yang dapat
mencapai beberapa organ
dan jaringan tubuh,
sehingga mengurangi
kapasitas metabolisme
ikan secara keseluruhan.
(b) Amfibi memiliki dua
jalur peredaran darah: satu
untuk oksigenasi darah
melalui paru-paru dan
kulit, dan yang lainnya
untuk membawa oksigen
ke seluruh tubuh. Darah
dipompa dari jantung tiga
bilik dengan dua atrium
dan satu ventrikel.
amfibi memiliki jantung
tiga bilik yang memiliki
dua atrium dan satu
ventrikel daripada jantung
ikan dua bilik. Kedua
atrium (ruang jantung
superior) menerima darah
dari dua sirkuit yang
berbeda (paru-paru dan
sistem), dan kemudian
terjadi pencampuran darah
di ventrikel jantung (ruang
jantung inferior), yang
mengurangi efisiensi
oksigenasi. Keuntungan
dari pengaturan ini adalah
bahwa tekanan tinggi di
pembuluh darah
mendorong darah ke paru-
paru dan tubuh.
Pencampuran ini
dimitigasi oleh tonjolan di
dalam ventrikel yang
mengalihkan darah kaya
oksigen melalui sistem
peredaran darah sistemik
dan darah terdeoksigenasi
ke sirkuit pulmokutan.
Untuk alasan ini, amfibi
sering digambarkan
memiliki sirkulasi ganda.
(c) Reptil juga memiliki
dua jalur peredaran darah;
Namun, darah hanya
teroksigenasi melalui
paru-paru. Jantung terdiri
dari tiga bilik, tetapi
ventrikelnya sebagian
terpisah sehingga beberapa
pencampuran darah yang
mengandung oksigen dan
terdeoksigenasi terjadi
kecuali pada buaya dan
burung.
Sebagian besar reptilia
juga memiliki jantung
dengan tiga bilik yang
mirip dengan jantung
amfibi yang mengarahkan
darah ke sirkuit paru dan
sistemik. Ventrikel lebih
efektif dibagi oleh septum
parsial, yang
mengakibatkan lebih
sedikit pencampuran darah
yang mengandung oksigen
dan terdeoksigenasi.
Beberapa reptil (aligator
dan buaya) adalah hewan
paling primitif yang
memiliki jantung empat
bilik. Buaya memiliki
mekanisme peredaran
darah yang unik di mana
jantung mengalirkan darah
dari paru-paru ke perut
dan organ lain selama
periode lama perendaman,
misalnya, saat hewan
menunggu mangsa atau
tetap di dalam air
menunggu mangsa
membusuk. Satu adaptasi
mencakup dua arteri
utama yang meninggalkan
bagian jantung yang sama:
satu membawa darah ke
paru-paru dan yang
lainnya menyediakan rute
alternatif ke perut dan
bagian tubuh lainnya.
(d) Mamalia dan burung
memiliki jantung yang
paling efisien dengan
empat ruang yang benar-
benar memisahkan darah
yang mengandung oksigen
dan yang terdeoksigenasi;
ia hanya memompa darah
beroksigen ke seluruh
tubuh dan darah
terdeoksigenasi ke paru-
paru. Darah beroksigen
dipisahkan dari darah
terdeoksigenasi, yang
meningkatkan efisiensi
sirkulasi ganda dan
mungkin diperlukan untuk
gaya hidup mamalia dan
burung berdarah panas.
Jantung empat bilik
burung dan mamalia
berevolusi secara
independen dari jantung
tiga bilik. Evolusi
independen dari sifat
biologis yang sama atau
serupa disebut sebagai
evolusi konvergen.
(Hartman, 1964)
7. Jelaskan perbedaan pembuluh arteri, vena dan - Arteri membawa darah
kapiler menjauh dari jantung;
arteri utama adalah aorta.
Arteri yang lebih kecil
disebut arteriol
menyimpang menjadi
tempat tidur kapiler, yang
berisi 10-100 kapiler yang
bercabang di antara sel
dan jaringan tubuh.
- Kapiler membawa darah
keluar dari tubuh dan
bertukar nutrisi, limbah,
dan oksigen dengan
jaringan di tingkat sel.
- Vena adalah pembuluh
darah yang membawa
darah kembali ke jantung
dan mengalirkan darah
dari organ dan anggota
tubuh.
- Kapiler memiliki satu
lapisan sel (tunik endotel
atau tunika intima) di
mana difusi dan
pertukaran bahan terjadi.
- Vena dan arteri memiliki
dua tunik lagi yang
mengelilingi endotel:
tunika media tengah terdiri
dari otot polos yang
mengatur aliran darah,
sedangkan tunika eksterna
luar adalah jaringan ikat
yang menopang pembuluh
darah. (Matthew
Douglas,2018.)
DAFTAR PUSTAKA
1. Bradley, Robert M. 1981. Basic Oral Physiology. p.1-2; 9-10; 15-18. Year Book
Medical Publisher, inc.
2. Clavijo V, Fl'orez M. J 2017 Gastrointestinal microbiome and its association
with the control of pathogens in broiler chicken production Poultry Science Vol
1 0:1–16
3. Benson, U.J., Gunstream, S.E., Talaro, A., and Talaro, K.P. (1999). Anatomy
& Physiology Laboratory Textbook. 7th ed. New York: The McGraw-Hill
Companie
4. De Fombelle et al.,1999 Effect of the Hay: Grain Ratio on Digestive Physiology
and Microbial Ecosystems in Ponies, Equine Nutrition and Physiology
Symposium Edition number 1
5. Ganong, W., 2001. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 20. Jakarta : EGC ,
280-281.
6. Hartman, F.A. & M.A. Lessler. 1964. “Erythrocyte Measurements in Fishes,
Amphibia, and Reptiles”. Biological Bulletin, 126(1): 83-88.
7. Price, S.A. & Wilson, L.M. 2002. Pathophysiology: Clinical Concept of Disease
Processes. 3th Edition. Alih bahasa : Anugerah, P. Jakarta: EGC
8. Smeltzer & Bare . (2008). Textbook of Medical Surgical Nursing
Vol.2.Philadelphia: Linppincott William & Wilkins.
9. Welcome, M.O. 2018.Devlopment, Pricipal and Machanisms Of Regulation.
Gastrointestinal Physiology. Edition number 1, Spinger International
Publishing.Cham.
10. Wibowo, D.S. 2015. Anatomi Tubuh Manusia.vol2 Jakarta: Grasindo.

Anda mungkin juga menyukai