Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hepar merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia dibungkus oleh
jaringan ikat dan merupakan pusat metabolisme tubuh dengan fungsi sangat
kompleks diantaranya memegang peranan penting dalam fungsi metabolisme,
pengambilan nutrisi dan lain-lain.1 Setiap obat yang masuk kedalam tubuh akan
mengalami proses farmakokinetik. Proses ini mencakupi absorbsi, distribusi,
metabolisme, dan sekresi. Proses metabolisme obat khususnya terjadi di
hepar(John Gibson, 2018)..
Hepar akan mengubah struktur obat menjadi hidrofilik yang awalnya adalah
lipofilik sehingga mudah dikeluarkan dari dalam tubuh melalui urin atau empedu
memungkinkan terjadinya penumpukan xenobiotik di hepar sehingga
menimbulkan efek hepatotoksik. Kerusakaan hepar yang ditimbulkan karena efek
hepatotoksik dapat berdampak sangat fatal. Misalnya cedera hepatoseluler akut
dan kronik, kolestatis, hepatitis granulomatosa, hepatitis autoimun, steatosis, lesi
neoplastik, dan masih banyak lagi yang lain.
Hati adalah pabrik kimia terbesar dalam tubuh. Hati memiliki suplai darah
yang besar 1-1 liter/menit yang diterima. Selain itu, hati memiliki fungsi
menyimpan bahan makanan, detoksifikasi toksin, pembentukan dan
dekstruksi,eritrosit dan sebagainya ( Fajar,2019).
Evaluasi laboratorium meliputi beberapa pemeriksaan penapisan fungsi hati.
pemeriksaan biokimia meliputi enzim serum produk eksretori dan produk
sintetik. Satu tes fungsi hepar mempunyai nilai diagnostik yang kecil bila
dilakukan secara terpisah. Pemilihan tes yang cocok harus selalu dilakukan dan
pemilihan tes fungsi hepar secara biokimia tergantung atas tujuan penyelidikan
(Baron, 2017).
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan sistem Hepar ?
2. Apa saja Anatomi Dari organ Hati ?
3. Apa yang dimaksud Ikterus,Heoatitis,Sirosi?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Sistem Hepar
2. Mengetahui apa saja Anatomi dari organ Hati
3. mengetahui Apa yang dimaksud dengan Ikterus,Heoatitis,Sirosi
1.4 Manfaat
Pembuatan dari makalah ini baik bagi penulis maupun bagi pembaca sebagai
sarana menambah wawasan dan pengetahuan mengenai beberapa hal mengenai
sistem Hepar atau Hati
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Hepar

Hati atau dalam istilah disebut dengan hepar adalah kelenjarterbesar dalam
tubuh, dengan berat sekitar 1300-1500 gram. Hepar berwarnamerah ciklat, sangat
vaskular dan lunak. Hepar berbentuk baji dengandasarnya pada sisi kanan dan
apeks pada sisi kiri organ ini terletak padakuadran kanan atas abdomen.
Permukaan atasnya yang licin membulatterletak dibawah diafragma (John
Gibson, 207:2002). Struktur hepar terdiri dari bagian yang penting yaitu, sebagai
berikut :
1. Lobus Ligamentum falciform peritonei bagian atas dan sistem fossa berbentuk
H sebagian memisahkan hepar menjadi:
a. Permukaan anterior : lobus kanan yang besar, lobus kiri yangkecil
b. Permukaan posterior menunjukkan lobus quadratus, dan lobuskaudatus
2. Lobulus Hepar terdiri dari dari sangat banyak lobulus kecil, setiap
lobulusterdiri dari sel-sel hepar yang tersusun sebagian besar dalam kolom.c.
3. Penutup Peritoneum menutupi seluruh hepar kecuali daerah kecil pada bagian
belakang lobus kanan dan refleksi ligamentum. Ligamentum teres adalah pita
fibrosa yang menghubungkan facies viseralis hepardengan umbilicus.
Ligamentum ini adalah sisa vena umbilicalissinistra yang dilewati darah pada
masa janin dari plasenta menuju janin.d.
4. Sinusoid Terdapat saluran diantara kolom sel-sel dan dilalui oleh darah
darivena porta dan arteri hepatica. Sinusoid adalah lapisan sel endoteloleh sel
sistem retikuloendotelial.
5. Sinusoid Terdapat saluran diantara kolom sel-sel dan dilalui oleh darah
darivena porta dan arteri hepatica. Sinusoid adalah lapisan sel endoteloleh sel
sistem retikuloendotelial.e.
2.2 Sistem Peredaran Darah
a. Vena porta
Sekitar 80% darah untuk hepar melewati vena ini. Vena ini
membawadarah dari lambung, usus, limpa, dan pankreas secara langsung
untukheapr. Vena porta berjalan ke atas di belakang ductus choledochusdan
arteri hepatica pada tepi omentum minus, lipatan ganda peritoneum yang
terbentang dari fissura porta ke curvatura minorlambung. Vena porta terbagi
menjadi cabang kanan dan kiri yangmemasuki hepar pada fissura porta
(John, 209:2002).
b. Arteri hepatica
Sekitar 20% darah menuju hepar melalui arteria ini. Arteri inimerupakan
cabang arteria coeliaca, yang merupakan cabang aortaabdominalis bagian atas.
Berjalan didalam imentum minus, menujusisi kiri ductus choledochus dan
pada bagian depan vena porta.Percabangan: arteria cystica menuju kandung
empedu, arteriahepatica dextra dan sinistra yang memasuki hepar pada fissura
porta(John, 209:2002).3.
Drainase VenaDrainase vena masuk ke dalam dua vena hepatica besar, yang
memasukivena cava inferior pada bagian belakang hepar (John, 209:2002)
2.3. Fungsi Organ Hati
Fungsi utama hati dapat dirincikan sebagai berikut
1. Hati adalah pabrik kimia terbesar dalam tubuh. Hati memiliki suplai darah
yang besar 1-1½ liter per menit yang diterima melalui
a. Vena porta, yang membawa produk pencernaan dari saluran cerna
b. Arteri hepatica, yang membawa oksigen yang dibutuhkan oleh hati.
Darah dari kedua sumber ini lewat dalam sinusoid di antara kolom
selhepar di dalam lobulus. Pertukaran kimia terjadi dalam dua arah
antaradarah dalam sel sinusoid dan sel hati. Darah meninggalkan
sinusoidmasuk ke dalam vena centralis dan kemudian ke dalam vena hepatica
danvena cava inferior. Zat-zat kimia yang akan di ekskresikan sel hepar yang
berdekatan yang kemudian akan menjadi isi dari empedu yang di
ekskresimelalui sistem biliaris ke dalam usus (John, 2002).
2. Sel parenkim hepar (hepatosit) yang terdiri dari 60% massa heapr,
bertanggung jawab untuk konjugasi bilirubin dan untuk ekskresinya kedalam
saluran empedu (Baron, 1990).
3. Hepar merupakan pusat aktivitas metabolik bagi karbohidrat, protein, danlipid
a. Karbohidrat; gula dan residu karbon dari protein dan lemak
dikonversimenjadi glikogen. Glikogen disimpan sebagai cadangan
karbohidrat,yang dapat dikonversi lagi menjadi glukosa.
b. Protein; asam amino dideaminasi, residu nitrogen dan amonia dariusus
dikonversi menjadi urea. Immunoglobulin disintesa di dalam selsistim
retikulo-endotelial. Albumin dan globulin lain, termasuk
faktorkoagulasi, disintesa di dalam sel-sel parenkim. Sintesa
albuminnormal sekitar 10gr/24jam dan ini dapat meningkat sampai 15-
20gr/24jam.
c. Lipid; hepar mengandung trigliserida simpanan, beberapa berasal
darisintesa endogen. Kolesterol, dan garam empedu yang berasal
darinya,disintesa. Kolesterol dan lipid lain diesterifikasi serta vitamin
Ddihidroksilasi. garam empedu disekresi ke dalam saluran
empedu(Baron,1990).
2.3 Jenis jenis dan penyebab kerusakan organ hati
Sel-sel hati dapat rusak atau hancur dan seluruh fungsi hati dapatterganggu
akibat berbagai penyakit, antara lain: infeksi, alkohol, obat-obatan,dan
pertumbuhan baru (John, 2002). Berikut adalah jabaran dari berbagai jenis-jenis
kerusakan organhati dan penyebabnya, yaitu antara lain:
1. Ikterus
tampak bila terdapat peningkatan jumlah pigmenempedu dalam tubuh dan
mulai terlihat pada konjungtiva mata bila bilirubin plasma melebihi
35µmol/L. Penyebab yang sering adalah:
a. Destruksi eritrosit berlebihan dengan produksi bilirubin berlebihan
b. Kegagaln fungsi hati oleh semua sebab
c. Obstruksi aliran empedu melalui ductus biliaris (John,2002).
2. ikterus neonatorum
Dua penyebab utama ikterus pada neonatus adalah produksi bilirubin
yang berlebihan sebagai akibat penyakit hemolitika (biasanyakarena
ketidakcocokan golongan darah) dan lambatnya pembentukankapasitas hepar
untuk mengkonjugasi secara enzimatik, terutama bilirubin-UDP
glukoronosiltranferase. Karena, bayi prematur mungkin mempunyai bilirubin
takdikonjugasi pada plasma sampai 250µmol/L pada hari kelima,
yangkembali normal karena glukoronosiltranferase telah disintesa. Bila
adahemolisa, bilirubin tak dikonjugasi bila melebihi 300µmol/L. Karena pada
atau diatas konsentrasi ini, pengendapan bilirubin yang larut lipid didalam
ganglia basalis mungkin menyebabkan kernikterus yang berbahaya, maka
kadar 300µmol/L diambil sebagai indikasi bagi tranfusi penukar atau
fototerapi.Atresia bilier menimbulkan ikterus kolestatik disertai peningkatan
bilirubin dikonjugasi, tetapi biasanya fosfatase alkali plasmanormal pada
stadium dini, karena sel hepar yang tak matur tak dapatmensintesa enzim
secara berlebihan (Baron, 1990).
3. Sirosis

Perubahan fungsi secara biokimia adalah sama apapun jenis patologik


kelainan ini. Terdapat kerusakan yang terpisah dan bervariasi bagi fungsi
hepar. Kadar bilirubin total plasma mungkin normal atausedikit meningkat
dan sering terdapat kelebihan urobilinogen di dalamurin tetapi tifak bilirubin
adar albumin plasma menurun secara progresif, dan terdapat peningkatan
globulin. Biasanya ditemukan pola elektroforesa yangkhas, karena kelebihan
immunoglobulin yang terdapat mempunyaimobilitas yang tinggi dan terdapat
fusi (Baron,1990).
Hampir selalu terdapat hiponatremia yang sebagian besar karena
pengenceran dan defisiensi kalium karena banyak faktor. Hepar yangrusak
gagal metabolisme hormon, termasuk ADH. Penyebab asites padasirosis
adalah faktor lokal, terutama hipertensi portal dan faktor sistemik.Terutama
adalah rendahnya konsentrasi albumin yang bersirkulasi danretensi natrium
disertai dengan kelebihan retensi air (yang menyebabkanrendahnya
konsentrasi natrium plasma) yang menyertai aldosteronismesekunder (Baron,
1990).
4. irosis Biliaris Primer
Terdapat ikterus kolestatik ringan dan lambat disertai peningkatan
bilirubin dikonjugasi dan total plasma serta bilirubin didalam urin. Kadar
albumin plasma sedikit menurun dan lambat turunnya,dan terdapat
peningkatan-globulin, terutama karena IgM (Baron,1990).
2.4 Senyawa yang disentesis atau dihasilkan oleh organ hati
1. Metabolisme Karbohidrat
Glukosa dan monosakarida lain (fruktosa dan galaktosa) diubahmenjadi
glikogen. Glikogen adalah karbohidrat yang terbentuk dariratusan unit
glukosa yang terikat bersama. Metabolisme ini jalan yanglebih baik dalam
menyimpan karbohidrat karena
a. Cepat dipecah untuk menghasilkan energi dari glukosa
b. Produksi energinya tinggi
c. Tidak bocor dari dalam sel dan tidak mengganggu kandungan
cairanintrasel.
Insulin, satu dari dua hormon pankreas, bekerja pada glukosa
untukmengubahnya menjadi glikogen; glukagon, hormon pankreas
lain,mengubah glikogen menjadi glukosa (John, 2002).
2. Metabolisme Protein
Beberapa asam amino diubah menjadi glukosa. Asam aminoyang tidak
dibutuhkan diubah menjadi urea dan asam urat, yangdikeluarkan dari dalam
sel hati ke dalam darah untuk diekskresi olehginjal (John,2002).
3. Metabolisme Lemak
Ketika produk lemak dibutuhkan, lemak diambil keluar darideposit lemak
dalam tubuh, diangkut dalam darah menuju hati, dan disanadipecah menjadi
lemak dan gliserol. Selain itu, asam lemak dibawamenuju hati dalam darah
porta dari usus dan diubah menjadi jenis-jenisyang dapat digunakan dalam
proses metabolik (John, 2002).
4. Empedu
Empedu adalah cairan kental berwarna kuning emas atau kuningkehijauan
yang dihasilkan secara terus-menerus oleh sel hati sebanyak500-1000mL per
hari. Empedu sangat penting untuk pencernaan dan penyerapan lemak dan
merupakan media ekskresi zat-zat tertentu yangtidak dapat diekskresikan
dengan mudah melalui ginjal (John,2002).
5. EnzimBeberapa enzim disintesa di dalam hati misalnya kolinesterase,yang
memperlihatkan penurunan aktivitas plasmanya bila ada
kerusakanhepatoseluler. Beberapa enzim yang terikat membran disintesa di
dalamhepar dan juga ditemukan di dalam empedu misalnya fosfat alkali,
yangmempunyai peningkatan aktivitas dalam plasmanya bila ada
kolestasis.Transaminase (aminotransferase),glutamil transferase, (Baron,
1990).

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Hati adalah organ vital pada manusia yang terletak disebelah kananatas
rongga perut bawah diafragma. Hati kelenjar terbesar dalam tubuhmanusia dengan
berat± 1,5 kg (Junqueira dkk.,2007) . Berfungsi sebagai penawar racun, sintesis
protein, perombakan sel darah merah, metabolismelemak, karbohidrat, dan lain
sebagainya. Sel-sel hati dapat rusak atau hancurdan seluruh fungsi hati dapat
terganggu akibat berbagai penyakit, antara lain:infeksi, alkohol, obat-obatan, dan
pertumbuhan baru (John, 216:2002).
Satu tes fungsi hepar mempunyai nilai diagnostik kecil biladilakukan secara
terpisah. Pemilihan tes yang coock harus selalu dilakukandan pemilihan tes fungsi
hepar secara biokimia tergantung atas tujuan penyelidikan. Mungkin tes hepar
paling sering digunakan dalam diagnosa banding ikterus yang secara klinis tak
jelas asalnya dan dalam menilai sisafungsi pada penyakit kronis. Pemakaian tes
fungsi hepar lain yang seringadalah untuk deteksi dan pengukuran kelemahan
fungsi pada penyakit heparkronis yang telah diketahui atau dicurigai, juga
walaupun tak ada iktrus(Baron, 230:1990).
3.2 SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun agar
dalam pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi,atas perhatiannya
penulis ucapkan terima kasih

DAFTAR PUSTAKA
Fajar. 2014. Kimia Klinik Praktikum Analis Kesehatan Jakarta: EGC.2.
John. 2002.Fisiologi dan Anatomi Modern Untuk Perawat Volume2 Jakarta:
EGC.3.
Baron, 1990. Kapita Selekta Patologi Klinik Volume 4.Jakarta: EGC.4.
Gandasoebrata, R. 2011. Penuntun Laboratorium Klinik Cetakan keempat.
Jakarta: Dian Rakyat.5.

Anda mungkin juga menyukai