Anda di halaman 1dari 57

DIET DAN NUTRISI

Disusun Oleh:
Fajar Hani Priandhika
160721220002

Pembimbing:
Drg. Riani Setiadhi sp.PM (K)
Definisi

DIET NUTRISI
 Nutrisi adalah elemen yang dibutuhkan oleh tubuh
Pengaturan pola konsumsi makanan dan untuk menjalankan proses dan fungsinya. Kebutuhan
minuman yang dibatasi jumlahnya, energi didapatkan dari berbagai nutrisi, seperti:
karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin, dan mineral
dimodifikasi, bahkan yang diperbolehkan
(A.P. Potter and Perry, 2010)
dengan tujuan untuk terapi penyakit –
 Proses untuk menggunakan makanan yang dikonsumsi
penyakit tertentu, meningkatkan kesehatan secara normal melalui proses digesti, absorpsi,
dan menurunkan berat badan transportasi, penyimpanan, matabolisme, dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk
(Sandjaja A., 2009) mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi
normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
(Supriasa, 2012)

2
MAKRONUTRISI

KARBOHIDRAT
Sederhana || Kompleks
Sumber Energi Utama

PROTEIN
Hewani || Nabati
Enzim, Antibodi, Pengendali Pertumbuhan

LEMAK
Jenuh || Tak Jenuh
Energi Cadangan, Pelarut Vitamin

3
MIKRONUTRISI

 Diperlukan
hanya dalam
jumlah sedikit
 Membantu fungsi
metabolisme
tubuh Kalsium Tembaga
Vitamin Vitamin
& &
A B Kompleks
Klorida Fluoride

Vitamin Vitamin Magnesium Yodium


VITAMIN & MINERAL &
H&K C
Fosfor Zat Besi

Vitamin Vitamin Kalium Sodium


H2O &
E D &
Selenium Zinc

4
Gula : 4 Sendok Makan
Garam : 1 Sendok Teh
Minyak : 5 Sendok Makan

Source :
Kementerian Kesehatan. Pedoman Gizi Seimbang. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia. Nomor 41 tentang Pedoman Gizi Seimbang
1–96 (2014) doi:10.1007/s13398-014-0173-7.2.
Source : Kementerian Kesehatan. PMK No. 78 tentang Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. 1–11 (2013).
Source : Pedoman Gizi Rumah
Sakit RSUD dr. Soetomo
Surabaya, 2018
RAWAT JALAN RAWAT INAP

Source : Pedoman Gizi Rumah Sakit RSUD dr. Soetomo Surabaya, 2018
TIPE TIPE MAKANAN

Makanan Biasa Makanan Lunak


Makanan dengan bentuk, Memliki tekstur yang mudah
dikunyah, ditelan dan dicerna ||
tekstur, dan aroma yang
Indikasi untuk pasien sesudah
normal || tidak untuk operai tertentu, pasien dengan
pasien dengan diet khusus kesulitan mengunyah

Makanan yang memiliki


konsistensi cair hingga kental ||
Makanan semipadat, lebih halus Indikasi pada pasien dengan
dari makanan lunak || indikasi penurunan kesadaran, mual
untuk post operasi, infeksi muntah, pasca perdarahan
digestive tract akut, perpindahan digestive tract, pra dan pasca
dari makanan cair ke lunak bedah operasi tertentu

Makanan Saring Makanan Cair

10
Contoh Jenis Makanan
MAKANAN BIASA
MAKAN PAGI SELINGAN PKL. 10.00 MAKAN SIANG SELINGAN PKL. 15.00 MAKAN MALAM

Nasi Goreng Puding Centik Manis -Nasi Carrot Cake -Nasi


Telur Ceplok -Ayam Goreng Tepung Berbumbu -Ikan Balado
Ketimun -Tempe Bacem -Tahu Goreng
Tomat iris - Bening Bayam -Gulai Daun Singkong
Pisang - Pepaya -Jeruk

MAKANAN LUNAK
MAKAN PAGI SELINGAN PKL. 10.00 MAKAN SIANG SELINGAN PKL. 15.00 MAKAN MALAM

-Bubur Bubur Kacang Ijo -Nasi Lunak Puding -Nasi Lunak


-Telur Semur -Ayam Bumbu Sapit -Ikan Bumbu Kuning
- Pisang -Tempe Bacem -Tahu Bacem
- Bening Labu -Sop Sayuran
- Pepaya -Jeruk

MAKANAN SARING
MAKAN PAGI SELINGAN PKL. 10.00 MAKAN SIANG SELINGAN PKL. 15.00 MAKAN MALAM

-Bubur Sumsum Bubur Kacang Ijo -Bubur Havermouth Puding Bubur Tepung Beras, Gadon
-Saus Gula Merah -Saus Santan Daging, Semur Tahu Halus, Sari
-Telur Rebus -Telur Rebus Jeruk
-Pisang -Jus Pepaya

11
TERAPI CAIRAN

DISUSUN OLEH :
Fajar Hani Priandhika
160721220002

PEMBIMBING :
drg. Riani Setiadhi sp.PM (K)

12
FUNGSI CAIRAN BAGI
TUBUH
1. Mempertahankan panas tubuh
dan
pengaturan temperatur tubuh
2. Transportasi : nutrien,
partikel kimiawi, partikel darah,
energi, hormon, hasil sisa
metabolisme.
3. Pembentuk struktur tubuh
4. Mempertahankan tekanan
hidrostatik dalam sistim
kardiovaskuler.
4
DISTRIBUSI CAIRAN TUBUH

Cairan Tubuh
60 %

Cairan Cairan
Ekstraseluler Intraseluler
20 % 40 %

Cairan
Plasma Interstitial
darah 5 % Membran Sel
15 %

Source : Salam HS. 2016. Dasar-dasar Terapi Cairan


CAIRAN TUBUH MANUSIA
 TBF

L aki-laki dewasa

55%-60%

Total Body Fluid


P e rempuan Dewasa
50%-55%

Source : . Cockerill G., Reed S. Essential Fluid, Electrolyte and pH Homeostasis, First Edition. 2012.

15
CAIRAN TUBUH MANUSIA

Source : . Cockerill G., Reed S. Essential Fluid, Electrolyte and pH Homeostasis, First Edition. 2012.

16
PERPINDAHAN CAIRAN
 Perpindahan cairan tubuh di
pengaruhi oleh:
1. Tekanan hidrostatik
2.Tekanan onkotik
mencapai keseimbangan
3.Tekanan osmotik: mencegah
difusi cairan melalui
membran semi permiable
dengan konsentrasi lebih
8

tinggi.
 Tekanan Osmotik plasma=
285
± 5 mOsm/L.
TABEL KOMPONEN CAIRAN TUBUH MANUSIA

Source : Colbert D. Fundamental of clinical physiology. UK: Prentice Hall Internasional. 1993:47-562

18
PENILAIAN KLINIS KEBUTUHAN CAIRAN
Nadi ada dan penuh berarti volume sirkulasi adekuat

E kstremitas (telapak tangan/kaki) kemerahan/pink dan


Capillary
Refill Time kembali cepat < 2 detik berati sirkulasi adekuat

Edema perifer dan ronki paru mungkin terjadi hipervolumia

Takikardi saat istirahat, tekanan darah menurun bisa


jadi sirkulasi abnormal
17

Turgor kulit menurun, mukosa mulut kering dan kulit


tampak keriput : defisit cairan berat

Produksi urin yang rendah bisa jadi karena hipovolumia


Rumus Menghitung Kebutuhan Cairan Manusia

Sesuai rumus Holliday & Segard


a. Pada orang dewasa

BB 10 kg pertama = 1 liter
cairan BB 10 kg kedua = 0,5
liter cairan BB >> 10 kg = 20
mLx sisa BB

Formula Holliday-Segar
Source : Holliday MA, Segar WE. The Maintenance Need for Water in Parenteral Fluid Therapy.
Pediatrics. 1957
Rumus Menghitung Kebutuhan Cairan Manusia

Sesuai rumus Holliday & Segard


a. Pada Bayi dan Anak-anak

 4 ml/kgBB/jam : berat badan 10 kg pertama


 2 ml/kgBB/jam : berat badan 10 kg kedua
 1 ml/kgBB/jam : sisa berat badan selanjutnya

Contoh kasus
Pasien dengan berat badan 23 kg, maka kebutuhan cairan
basalnya:
(4 x 10) + (2 x 10) + (1 x 3) = 63 mL/jam
Formula Holliday-Segar
Source : Holliday MA, Segar WE. The Maintenance Need for Water in Parenteral Fluid Therapy.
Pediatrics. 1957
Rumus Menghitung Kebutuhan Cairan Manusia

Sesuai rumus Holliday & Segard


a. Berdasarkan umur, tapi BB unknown

 > 1 tahun : 2n + 8 (n dalam tahun)


 3 - 12 bulan : n + 9 (n dalam bulan)

Contoh :
Anak bayi yang berumur 9 bulan masuk dengan diagnosa demam.
Maka kebutuhan cairan yang dibutuhkan adalah :
( n + 9 ) = 9 bulan + 9 = 18 mL/ jam

Formula Holliday-Segar
Source : Holliday MA, Segar WE. The Maintenance Need for Water in Parenteral Fluid Therapy.
Pediatrics. 1957
HOMEOSTASIS

Kemampuan Tubuh untuk menyeimbangkan


cairan dan elektrolit, sesuai dengan fungsi
fisiologis normal, untuk mencapai fungsi seluler
dan organ dapat berjalan secara efektif

23
KESEIMBANGAN CAIRAN
Keseimbangan cairan ditentukan intake
dan out put cairan.

 Intake cairan (minuman dan


makanan) : 1200 ml (minuman) dan
1000 ml (makanan), oksidasi 200-
300 ml.
 Output cairan berasal dari urine 1200
-1500 ml/ hari, feses 100 ml,
paru-
paru 300 – 500 ml dan keringat 600 -
9

800 ml.
 Kebutuhan cairan setiap hari
antara 1800– 2500 ml/hari.
Homeostasis Cairan Tubuh
Urine 1500 ml
Kulit (insensible perspiration) 450 ml
Paru-paru 350 ml
Feses 100 ml

INTAKE Total 2400 ml

Air 1300 ml
Makanan
Air dan oksidasi
800 ml
300 ml
OUTPUT
Total 2400 ml Plumer AL, Cosentino F. Principles and practice of intravenous therapy. Boston: Little, Brown,
and Co. 2007: 69-80,83-97,103-27,130-33
FAKTO R – FAKTO R
K E SEIM BANGAN
CAIRAN

Usia Temperatur Die Stress


Lingkungan t

Sakit
18
S akit
TERAPI CAIRAN

Terapi cairan bertujuan untuk mempertahankan sirkulasi atau


mengembalikan keseimbangan cairan dan elektrolit yang
adekuat pada pasien yang tidak mampu mengendalikan
keseimbangan cairan dalam tubuhnya,
TERAPI CAIRAN

Source : A.Latief S. Petunjuk Praktis Anestesiologi. 2nd ed. Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI; 2009
Resusitasi Cairan

Tindakan resusitasi cairan ditujukan untuk 0


menggantikan kehilangan cairan
tubuh akut dan seringkali dapat
menyebabkan syok.
Terapi ini ditujukan pula untuk ekspansi
cepat dari cairan intravaskuler dan
memperbaiki perfusi jaringan

Salam, HS. 2016. Dasar-dasar Terapi Cairan. https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2016/10/DASAR-DASAR-TERAPI-CAIRAN-DAN-ELEKTROLIT.pdf, diakses tanggal 19 September
2021.
TERAPI
RUMATAN
Terapi yang bertujuan untuk
memelihara
keseimbangan cairan tubuh
dan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh

Salam, HS. 2016. Dasar-dasar Terapi Cairan. https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2016/10/DASAR-DASAR-TERAPI-CAIRAN-DAN-ELEKTROLIT.pdf, diakses tanggal 19 September
2021.
Terapi Rumatan
Pemberian diberikan bila kebutuhan
0 optimal penderita melalui oral tidak
40% 80% 60% 50%
1 tercapai

0 Untuk memenuhi kebutuhan normal harian


air/elektrolit
2

0 Memenuhi kebutuhan potasium

0 Mempertahankan glukosa dalam darah

4
Salam, HS. 2016. Dasar-dasar Terapi Cairan. https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2016/10/DASAR-DASAR-TERAPI-CAIRAN-DAN-ELEKTROLIT.pdf, diakses tanggal 19 September 2021.
J E N I S CAIRAN

Koloid Kristaloid Cairan lain


Natura Albumin NaCl 0.9% Glucose 5%
l

Dextran Ringer Solution Mannitol


Syntetis
Ringer Lactate Electrolyte
Gelatin
Ringer Acetate concentrate
HES s
(Hydroxyethyl starch) Ringerfundin® etc.

Kristaloid: jenis cairan


Koloid: merupakan sejati yang
merupakan larutan yang terdiri dari
cairan yang terdiri dari elektrolit
terdiri dari
elektrolit. konsentrasi
elektrolit &
tinggi.
makromolekul
MEKANIS ME CAIRAN KRISTALOID
 Cairan kristaloid berpindah dari intravaskuler 
interstisial, kemudian didistribusikan ke
komparteman ekstravaskular

 Hanya 25 % cairan dari pemberian awal yang tetap


berada di intravaskuler, sehingga membutuhkan
volume 3-4x dari volume plasma yang hilang.

 Pemberian cairan kristaloid untuk meningkatkan


volume ekstrasel

 Pemberian cairan kristaloid berlebihan dapat


menyebabkan edema otak dan tekanan intrakranial.
KRISTALOID
Cairan Kristaloid di klasifikasi ke dalam :
□ Cairan Hipotonis : Infus dengan tekanan osmotik lebih rendah
dari
cairan tubuh (osmolaritas dibawah 250 mOsm/L)
Contoh : Aquadest, larutan 2,5% dextrose in water

□ Cairan Isotonik : Infus dengan tekanan yang sama seperti


cairan tubuh. Cairan ini menetap dalam Cairan Ekstraselluler
(osmolaritas 290-310 mOsm/L)
Contoh : Normal Saline (NaCL 0,9 %), Ringer Laktat
(RL), Ringer Asetat, Ringerfundin, Glucose 5%

□ Cairan Hipertonik : Infus dengan tekanan osmotik lebih tinggi


dari plasma darah dimana air keluar dari Intraselluler dan masuk
ke dalam plasma (osmolaritas diatas 375 mOsm/L).
Contoh : NaCl 3 %, Glucose 10%, Dextrose 50 %
HIPOTONIS

 O smolaritas cairan < 240 mO sm/L


 Cairan akan berpindah dari intravaskuler ke
interstitial & intrasel
▸  Resiko Hemolisis
 Contoh : NaCl 0,45%, Ringer Asetat

35
ISOTONIS

 Osmolaritasnya hampir sama dengan plasma (290-310


mOsm/L).

 Bertahan di dalam intravaskuler dan kemudian berpindah ke


interstitial/intrasel secara seimbang

 C ontoh : NS ,R L,G 5,Ringerfundin

36
HIPERTONIS

 Memiliki osmolaritas lebih tinggi daripada plasma (>340


mOsm/L).
 Cairan-elektrolit dari intrasel & interstitial tertarik ke dalam
kompartemen intravaskuler
 Resiko terjadinya krenasi pada sel jika diberikan infus
hipertonis secara cepat
 Contoh : G5RL,G5NS,G5½NS,G10%,G40%,NaCl 3%,Manitol
10%

37
TERAPI CAIRAN KRISTALOID
A. Cairan Resusitasi pada Dehidrasi.
 Cairan resusitasi pada pasien dehidrasi tergantung derajat
dehidrasi.
Rumus cairan resusitasi = Derajat dehidrasi x kg BB

Derajat Dehidrasi Dewasa Anak


Dehidrasi ringan 4% 4% - 5%
Dehidrasi Sedang 6% 5% -10 %
Dehidrasi Berat 45
8% 10% - 15%
Syok 15% - 20 % 15% - 20%
TERAPI CAIRAN KRISTALOID
Teknik pemberian cairan:
1. 50 % dari total cairan ( 3750 cc ) diberikan
dalam 8 jam pertama. Sisanya 50% dari
total cairan (3750 cc) diberikan dalam 16
jam berikutnya.

2. Agar ganguan hemodinamik cepat teratasi


maka 1 jam pertama diberikan 20 mL/kgBB,
maka dalam 1 jam pertama diberikan 20 mL
x 50 kg =
47
1000 mL.
LANJUTAN …………
Cairan resusitasi dikatakan berhasil bila:
a.MAP = Mean Arterial Pressure : ≥ 65 mmHg
b.C V P = Central Venous Pressure : 8-12 mmHg
c.Urine Output : ≥ 0,5 mL/ kgBB/jam
d.Central Venous (vena cava superior) atau Mixed
Venous
e. Oxygen Saturation ≥ 70%.
f.Status mental normal 48

PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist |


Page
TERAPI CAIRAN KRISTALOID
B. Cairan Pre-operatif
Cairan yang diberikan kepada pasien yang akan mengalami
tindakan operasi dan cairan penganti puasa.
Rumus : Kebutuhan cairan x kg BB/ 24 Jam

Contoh soal :
Pasien dengan BB 60 kg, dan pasien tersebut puasa selama 8 jam,
Maka cairan pengganti puasa adalah sebagai berikut:
Kebutuhan cairan x kg BB/ 24 jam
(50 cc x 60 kg BB) = 3000 cc/2449jam
Kebutuhan cairan/Jam = 125 cc/
jam.
TERAPI CAIRAN KRISTALOID
C. Cairan Durante Operasi ada 3 yaitu:

1. Cairan pengganti puasa : 2 mL/kgBB/jam


2. Menganti cairan akibat perdarahan

EBV = kgBB x EBV x Jumlah perdarahan (%)

 Volume cairan kristaloid dibutuhkan 3x


dari
volume cairan
koloid dan darah.
51

EB V = Estimasi Blood Volume


LANJUTAN ………..
C. Cairan Durante Operasi ada 3 yaitu :

3. Cairan maintenance selama


operasi
Jenis operasi Dewasa Anak

Besar 8 mL/kgBB/jam 6 mL/kgBB/jam


Sedang 6 mL/kgBB/jam 4 mL/kgBB/jam
Kecil 4 mL/kgBB/jam 2 mL/kgBB/jam
52

Rumus : : KgBB x Jenis Operasi /


Jam
TERAPI CAIRAN KRISTALOID
D. Cairan pada luka bakar menurut Formula Baxter.

 Total C airan : 4 cc x kgBB x LLB


1. derajat ringan : LLB < 15 %
2. derajat sedang : LLB 10 – 15%
3. derajat berat : LLB
> 20 %

 Berikan 50% dari total cairan dalam 8


54

jam pertama dan sisanya dalam 16


jam berikutnya.
CAIRAN KOLOID
CAIRAN KOLOID
 Koloid adalah:
a. cairan yang mengandung albumin dalam plasma,
b. tinggal dalam intravaskuler cukup lama (waktu tinggal 3-6
jam )
c. volume yang diberikan sama dengan volume darah.
d.memiliki sifat protein plasma sehingga cenderung tidak keluar
dari membran

 Koloid dalam pemberian harus dipantau sebab dapat berakibat


overload cairan karena koloid akan memperluas kedalam intravascular
lebih besar daripada jumlah cairan infus sehingga dapat
menyebabkan Decompesatio Cordis (payah jantung).

 Contoh cairan koloid : Gelofusine, HES (Hydroxyetyl Starches),


Dextran, dan Gelatin,
JENIS CAIRAN KOLOID

KOLOID

Non
Protein Protein

Human Serum Cairan Gelatin Starches : Dextran :


gelofusine ( Gelafundin , Hemohes 6 % Dextran 40 in NS ,
Lipofundin ) Hemohes 10% , dextran 70 % in D5 %
Pentastarch 10 %
J E N I S CAIRAN KOLOID
● Berdasarkan hasil Penelitian SAFE Study bahwa :
1. Non Protein Colloids :
 Sebaiknya digunakan sebagai pilihan kedua pada pasien yang tidak
respon terhadap Crystalloid.
 Boleh digunakan dalam kasus kebocoran katub jantung atau edema
peripheral.
 Cairan Non Protein yang digunakan : Hemohes 6 %, Pentastarch

2. Protein Colloids :
 Seharusnya digunakan sebagai pilihan ketiga setelah Non protein colloids.
 Bagi pasien lanjut usia yang tidak dapat toleransi menerima cairan
dalam jumlah besar.
 Beberapa untuk kasus diare yang albumin < 2 gr/dl.
 Pasien Nephrotic Syndrom
 Transplantasi hati dengan albumin < 2,5 gr/dl
 Pasien DSS dengan trombosit < 5 000 .
 Cairan Protein yang digunakan : Gelofudine 4 %, Lipofundin.
PENGGUNAAN CAIRAN KOLOID
 Berdasarkan hasil penelitian
cairan
koloid digunakan:
1.Resusitasi cairan pada penderita
dengan syok hemorragic
sebelum transfusi tersedia.
2.Resusitasi cairan pada
hipoalbuminemia berat, mis:
luka bakar.
60

3.Pasien post op yang mengalami


gangguan plasma darah
KOMPOSISI CAIRAN KOLOID
Cairan Produksi Tipe Wakt Indikasi
u
Koloid paruh
Plasma Human Serum consered 4-15 hari a. Penganti volume
protein plasma Human albumin b. Hipoproteinemia
c. Hemodilusi

Dextran Leconostoc D 60/70 6 jam a. Hemodilusi


mesenteroid b. Gangguan Mikrosirkulasi
B512 (stroke)

Gelatin Hidrolisis dari Modifien gelatin 2-3 jam Subsitusi volume


kolagen Urea linked
binatang Oxylopi gelatin 61

Starch Hidrolisis Hydroxyethyl 6 jam a. Subsitusi volume


asam dan b. Hemodilusi
EO
PERBANDINGAN CAIRAN KRISTALOID DAN KOLOID
Kristaloid Koloid
Komposisi menyerupai plasma Ekspansi volume plasma tanpa
(acetated ringer, lactated ringer) disertai ekspansi volume interstisial
Mengantikan volume dan Ekspansi volume lebih besar di
meningkatakan CO dan bandingkan volume sama
tekanan darah kristaloid
Bebas reaksi anafilaksis Masa kerja lebih panjang
Bebas disimpan di suhu kamar Oksigenasi jaringan lebih baik
Komplikasi minimal Gradien alveolar – arterial O 2 lebih
68
sedikit
Insiden edema paru dan /atau
edema sistemik lebih rendah.
RUMUS PENGHITUNGAN CAIRAN
1. TETESAN MAKRO (INTRAFIX® SAFESET)
a. Dalam tetes/menit

Jumlah cairan yg diberikan x faktor tetesan (20gtt)


Lama pemberian

x 60 “

b. Dalam mL/jam

Vol total cairan yg diberi : Jam pemberian =


mL/jam
RUMUS PENGHITUNGAN CAIRAN
2. TETESAN MIKRO (INTRAFIX® PEDIATRIC)

Jumlah cairan yg diberikan x faktor tetesan (60


gtt) Lama pemberian x 60 “

Contoh soal:
Seorang pasien neonatus memerlukan rehidrasi
dengan 250 ml infus dalam waktu 2 jam.
Berapa tetesan /menit ?
Jumlah cairan x faktor tetesan (60
tts) Lama pemberian
71
x 60„
250 mL x 60
2 x 60“
= 125 cc / menit.
Rekomendasi CAIRAN PENGGANTI

Source : Salam HS. 2016. Dasar-dasar Terapi Cairan


THANKS FOR YOUR ATTENTION
Any questions?
Fell Free to Ask!

Anda mungkin juga menyukai