Anda di halaman 1dari 18

1.

Klasifikasi Bibir sumbing

Klasifikasi celah bibir dan langit-langit menurut Kernahan dan Stark yaitu18

a. Grup I : Celah langit-langit primer, meliputi celah bibir dan kombinasi celah
bibir dengan celah pada tulang alveolar. Celah biasanya terdapat pada
foramen insisivum (gambar 1a). :
b. Grup II : Celah langit-langit sekunder atau celah yang terdapat di belakang
foramen insisivum, meliputi celah langit-langit lunak dan keras dengan
variasinya (gambar 1b dan c)
c. Grup III: Kombinasi celah langit-langit primer dan sekunder (gambar 1 d).

Gambar 1. Klasifikasi menurut Kernahan dan Stark

Klasifikasi celah langit-langit menurut Veau:

a. Tipe 1 : Celah hanya terdapat pada langit-langit saja (gambar 2a) 18


b. Tipe 2 : Celah terdapat pada langit-langit lunak dan keras di belakang foramen
insisivum (gambar 2b)
c. Tipe 3 : Celah pada langit-langit lunak dan keras mengenai tulang alveolar pada
satu sisi (gambar 2c).
d. Tipe 4 : Celah pada langit-langit lunak dan keras mengenai tulang alveolar pada
dua sisi (gambar 2d).

Gambar 2. Klasifikasi menurut Veau


2. Tahap tahap embriogenesis
a. Germinal Stage
Sewaktu pembuahan, spermatozoa harus menembus (1) korona radiate, (2)
zona pelusida, dan (3) membran sel oosit. Kemudian, setelah spermatozoa memasuki
oosit, maka:
1) Oosit menuntaskan pembelahan meiotik keduanya dan membentuk pronukleus
wanita
2) Zona pelusida menjadi tidak dapat ditembus oleh spermatozoa lain
3) Kepala sperma terpisah dari ekornya, membengkak, dan membentuk pronukleus
pria
Setelah kedua pronukleus mereplikasi DNA mereka, kromosom ayah dan ibu
saling bercampur, memisah secara longitudinal dan menjalani pembelahan mitotic,
menghasilkan stadium dua-sel. Stadium dua-sel tercapai sekitar 30 jam setelah
pembuahan. Sekitar 3 hari setelah pembuahan, sel-sel mudigah kembali membelah
untuk membentuk morula 16-sel.

Gambar 1.1 Pembentukan Morula2


Sewaktu morula masuk ke uterus, mulailah terbentuk suatu rongga, dan
terbentuk blastokista. Sel-sel di massa sel dalam disebut embrioblas dan sel-sel di
massa sel luar disebut trofoblas. Blastokista terbentuk sekitar 4,5 hari setelah
pembuahan. Pada hari keenam, blastokista mulai menembus mukosa uterus.
Gambar 1.2 Perjalanan zigot2
Pada hari kedelapan perkembangan, balstokista sudah setengah terbenam di
dalam stroma endometrium. Trofoblas berdiferensiasi menjadi dua lapisan: (1) lapisan
dalam berupa sel mononukleus, sitotrofoblas, dan (2) zona luar berinti banyak tanpa
batas sel yang jelas, sinsitiotrofoblas. Sel-sel di massa sel dalam atau embrioblas juga
berdiferensiasi menjadi dua lapisan; (1) lapisan sel kuboid kecil di samping rongga
blastokista yang dikenal sebagai lapisan hipoblas; dan (b) lapisan sel silidnris tinggi di
samping rongga amnion, lapisan epiblas.

Gambar 1.3 Blastokista hari ke-82


Pada hari ke-9, terbentuk lakuna di sinsitiotrofoblas. Fase perkembangan ini
disebut sebagai stadium lakunar. Sementara itu, di kutub abembrional, sel-sel gepeng
yang berasal dari hipoblas membentuk suatu membran tipis yang disebut membran
eksoselom (Heuser). Membran ini, bersama dengan hipoblas, membentuk lapisan
rongga eksoselom atau yolk sac primitif.
Gambar 1.4 Blastokista hari ke-92
Pada hari ke-11 dan 12 perkembangan, blastokista telah terbenam seluruhnya
di dalam stroma endometrium. Secara bersamaan, sinusoid-sinusoid ibu terkikis oleh
sinsitiotrofoblas, darah ibu masuk ke jaringan lakuna dan membentuk sirkulasi
uteroplasenta. Sementara itu, sel-sel yang berasal dari sel-sel yolk sac akan
membentuk suatu jaringan ikat longgar halus, mesoderm ekstraembrional yang
mengisi semua ruang antara tropoblas di bagian eksternal dan amnion dan membran
eksoselom di bagian internal.

Gambar 1.5 Blastokista hari ke 112


Pada hari ke-13, lakuna trofoblas sudah terdapat, baik di kutub embrional
maupun di kutub abembrional, dan sirkulasi uteroplasenta telah dimulai. Sementara
itu, hipoblas menghasilkan sel-sel lain yang bermigrasi di sepanajang bagian dalam
membran eksoselom. Sel-sel ini berproliferasi dan secara bertahap membentuk suatu
rongga baru di dalam rongga eksoselom yang disebut yolk sac sekunder. Selama
pembentukannya, sebagian besar rongga eksoselom terlepas dan diwakili oleh kista
eksoselom. Kemudian, selom ekstraembrional meluas dan membentuk suatu rongga
besar, rongga korion. Satu-satunya tempat mesoderm ekstraembrional melintasi
rongga korion adalah di tangkai penghubung.2

Gambar 1.6 Blastokista hari ke 132

b. Embryonic Stage
Kejadian yang paling berkarakteristik yang terjadi di minggu ketiga adalah
gastrulasi, yang mana dimulai dengan kemunculan dari primitive streak, yang mana di
bagian ujung dari cephalic mempunyai primitive node. Di bagian dari streak dan
node, sel-sel epiblast mengarah ke dalam (invaginasi) untuk membentuk lapisan-
lapisan sel baru, endoderm dan mesoderm. Sel-sel yang tidak bermigrasi melalui
streak tetapi tetap tinggal di epiblast akan membentuk ektoderm. Jadi, epiblast lah
yang membentuk 3 lapisan germinal di dalam embrio, ektoderm, mesoderm, dan
endoderm, dan ketiga lapisan inilah yang nantinya akan membentuk jaringan dan
organ-organ (Gambar 1.7).
Gambar 1.7 3 Lapisan Germinal2
Sel-sel prenotochordal terlipat ke dalam primitive pit lalu berpindah ke depan
sampai akhirnya mencapai prechordal plate. Kemudian mereka masuk ke endoderm
sebagai notochordal plate. Dengan perkembangan yang lebih lanjut, piringan tersebut
kemudia lepas dari endoderm,dan sebuah cord yang padat, notochord terbentuk.
Notochord membentuk garis tengah, yang mana akan digunakan sebagai dasar dari
skeleton axial. Akhir cephalic dan caudal dari embrio sudah dibuat sebelum primitive
streak dibentuk.
Sel-sel epiblast yang bergerak menuju node dan streak akan ditetapkan
tergantung dengan posisinya untuk menjadi tipe-tipe mesoderm dan endoderm
tertentu.
Di akhir dari minggu ke-tiga, tiga dasar lapisan germinal, yang mana terdiri
dari ektoderm, mesoderm, dan endoderm, ditempatkan di daerah kepala, dan
prosesnya akan berlanjut untuk memproduksi lapisan-lapisan germinal untuk bagian
caudal dari embrio sampai akhir dari minggu ke-empat. Diferensiasi jaringan dan
organ dimulai, dan ini terjadi di arah cephalocaudal sebagaimana gastrulasi berlanjut.
Periode embrionik, yang mana berlangsung dari minggu ke-tiga sampai
minggu ke-delapan dari perkembangan, adalah periode dimana masing-masing dari
tiga lapisan germinal, ektoderm, mesoderm, dan endoderm,akan membentuk jaringan
dan sistem organ tersendiri. Sebagai hasil dari pembentukan organ, fitur utama dari
tubuh sudah dapat dilihat. (Tabel 1.1)
Lapisan ektoderm akan membentuk organ dan struktur yang memelihara
hubungan dengan dunia luar:
 Sistem saraf pusat;
 Sistem saraf perifer;
 Epithelium sensorik dari telinga, hidung, dan mata;
 Kulit, termasuk rambut dan kuku; dan
 Kelenjar pituitary, mammary, dan keringat dan enamel gigi.

Tabel 1.1 Fase Embrio2

Komponen penting dari lapisan germinal mesoderm adalah paraxial plate,


intermediate plate, dan lateral plate mesoderm. Paraxial mesoderm membentuk
somitomeres, yang mana membentuk mesenkim kepala dan diatur menjadi somite di
occipital dan caudal. Somite membentuk myotome (jaringan otot), sclerotome
(kartilago dan tulang), dan dermatome (dermis dari kulit), yang mana semuanya
adalah jaringan pendukung dari tubuh. Sinyal-sinyal untuk diferensiasi berasal dari
struktur di sekitar, termasuk notochord, neural tube, dan epidermis.
Mesoderm juga membentuk sistem vascular (contoh., jantung, arteri, vena,
lymph vessels, dan semua darah dan sel-sel getah bening). Mesoderm juga membentuk
sistem urogenital: ginjal, gonad, dan duktus-duktusnya (kecuali kandung kemih).
Terakhir, limpa dan korteks dari suprarenal glands merupakan derivatif dari
mesoderm.
Lapisan germinal endoderm mempersiapkan lapisan epitel dari gastrointestinal
tract, respiratory tract, dan urinary bladder. Mesoderm juga membentuk parenkim
dari tiroid, paratiroid, liver dan pankreas. Terkahir, lapisan epitel dari tympanic cavity
dan auditory tube berasal dari lapisan germinal endoderm.
Sebagai hasil dari pembentukan sistem organ dan pertumbuhan cepat dari
sistem saraf pusat, embrio yang awal berbentuk datar mulai untuk memanjang dan
membentuk kepala dan bagian ekor (berlipat) yang mana menyebabkan embrio
melengkung menjadi posisi fetal. Embrio juga membentuk dua lateral body wall folds
yang bertumbuh secara ventral dan dekat dengan ventral body wall. Sebagai hasil dari
pertumbuhan dan lipatan, amnion ditarik ke arah ventral dan embrio akan berada di
dalam amniotic cavity. Hubungan dengan yolk sac dan plasenta adalah untuk

mempertahanakn melalui duktus vitelline dan umbilical cord, secara berurutan.2

Gambar 1.8 Perkembangan Embrio Minggu 0-72

c. Fetal Stage
Periode fetal dimulai minggu ke-sembilan setelah fertilisasi (minggu ke-
sebelas setelah LNMP (periode mentsruasi normal terakhir)) dan berakhir pada saat
melahirkan. Periode ini dikarakteristikan dengan pertumbuhan tubuh yang cepat dan
diferensiasi dari jaringan dan sistem organ. Perubahan yang jelas di periode fetal
adalah periode pertumbuhan kepala yang relatif menurun dibandingkan dengan bagian
tubuh yang lainnya. Pada minggu ke-dua puluh pertama, lanugo dan rambut kepala
mulai tampak, dan kulit dilapisi dengan vernix caseosa. Kelopak mata tertutup selama
kebanyakan dari periode fetal tetapi mulai untuk terbuka kurang lebih pada minggu
ke-26. Pada saat ini, fetus biasanya dapat mengalami extrauterine existence,
disebabkan kebanyakan dari maturitas sistem respirasi. Sampai kurang lebih minggu
ke-30, fetus terlihat kemerahan dan keriput karena menipisnya kulit dan relatif tidak
adanya lemak subkutan. Lemak biasanya berkembang dengan cepat selama minggu
ke-enam sampai delapan terkahir, yang dapat menyebabkan fetus terlihat lembut dan
chubby. Fetus pada masa ini tidak mudah terkena pengaruh dari efek teratogen dari
obat-obatan, virus, dan radiasi, tapi agen-agen ini dapat mengganggu pertumbuhan
dan fungsi perkembangan normal, terutama otak dan mata. Pada masa ini, dokter
dapat menentukan apakah fetus mempunyai penyakit tertentu atau kelainan kongenital
dengan menggunakan berbagai cara seperti, amniocentesis, CVS (Chorionic Villus
Sampling), ultrasonography, dan MRI (Magnetic Resonance Imaging). Diagnosis
prenatal dapat dibuat sejak permulaan sehingga terminasi kehamilan dapat dilakukan
jika memang harus dilakukan, contoh, ketika anomali parah terjadi yang tidak
memungkinkan hidup postnatal, seperti tidak adanya hampir seluruh bagian dari otak.
Pada beberapa kasus, tatalaksana dapat diberikan kepada fetus, contoh pemberian obat
untuk membenarkan cardiac arrhythmia atau thyroid disorder. Operasi juga dapat
mungkin dilakukan di beberapa anomali kongenital di utero (contoh jika fetus yang
mempunyai ureter yang tidak terbuka di kandung kemih). 2

Gambar 1.9 Perkembangan Janin2

3. Asupan Gizi pada masa kehamilan


Untuk memperoleh anak yang sehat, ibu hamil perlu memperhatikan makanan yang
dikonsumsi selama kehamilannya. Makanan yang dikonsumsi disesuaikan dengan
kebutuhan tubuh dan janin yang dikandungnya. Dalam keadaan hamil, makanan yang
dikonsumsi bukan untuk dirinya sendiri tetapi ada individu lain yang ikut mengkonsumsi
makanan yang dimakan(3). Penambahan kebutuhan gizi selama hamil meliputi(4) :

a. Energi Tambahan

Energi selain untuk ibu, janin juga perlu untuk tumbuh kembang. Banyaknya
energi yang dibutuhkan hingga melahirkan sekitar 80.000 Kkal atau membutuhkan
tambahan 300 Kkal sehari. Menurut RISKESDAS 2007 Rerata nasional Konsumsi
Energi per Kapita per Hari adalah 1.735, 5 kkal. Kebutuhan kalori tiap trimester
antara lain:

1) Trimester I, kebutuhan kalori meningkat, minimal 2.000 kilo


kalori/hari.
2) Trimester II, kebutuhan kalori akan meningkat untuk kebutuhan ibu
yang meliputi penambahan volume darah, pertumbuhan uterus,
payudara dan lemak.
3) Trimester III, kebutuhan kalori akan meningkat untuk pertumbuhan
janin dan plasenta.
b. Protein

Penambahan protein selama kehamilan tergantung kecepatan pertumbuhan


janinnya. Kebutuhan protein pada trimester I hingga trimester II kurang dari 6 gram
tiap harinya, sedangkan pada trimester III sekitar 10 gram tiap harinya. Menurut
Widyakarya Pangan dan Gizi VI 2004 menganjurkan penambahan 17 gram tiap hari.
Kebutuhan protein bisa didapat dari nabati maupun hewani. Sumber hewani seperti
daging tak berlemak, ikan, telur, susu. Sedangkan sumber nabati seperti tahu, tempe
dan kacang-kacangan Protein digunakan untuk: pembentukan jaringan baru baik
plasenta dan janin, pertumbuhan dan diferensiasi sel, pembentukan cadangan darah
dan Persiapan masa menyusui.

c. Lemak

Lemak dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan janin selama dalam


kandungan sebagai kalori utama. Lemak merupakan sumber tenaga dan untuk
pertumbuhan jaringan plasenta. Selain itu, lemak disimpan untuk persiapan ibu
sewaktu menyusui. Kadar lemak akan meningkat pada kehamilan tirmester III.

d. Karbohidrat

Sumber utama untuk tambahan kalori yang dibutuhkan selama kehamilan


untuk pertumbuhan dan perkembangan janin adalah karbohidrat. Jenis karbohidrat
yang dianjurkan adalah karbohidrat kompleks seperti roti, serelia, nasi dan pasta.
Karbohidrat kompleks mengandung vitamin dan mineral serta meningkatkan asupan
serat untuk mencegah terjadinya konstipasi.
e. Vitamin

Wanita hamil membutuhkan lebih banyak vitamin dibandingkan wanita tidak


hamil. Kebutuhan vitamin diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan janin serta proses diferensiasi sel. Kebutuhan vitamin meliputi:

1) Asam Folat

Asam folat merupakan vitamin B yang memegang peranan penting


dalam perkembangan embrio. Asam folat juga membantu mencegah neural
tube defect, yaitu cacat pada otak dan tulang belakang. Kekurangan asam folat
dapat menyebabkan kehamilan prematur, anemia, cacat bawaan, bayi dengan
berat bayi lahir rendah (BBLR), dan pertumbuhan janin terganggu. Kebutuhan
asam folat sekitar 600-800 miligram. Menurut Widyakarya Pangan dan Gizi
VI 2004 menganjurkan mengkonsumsi asam folat sebesar 5 mg/kg/hr (200
mg). Asam folat dapat didapatkan dari suplemen asam folat, sayuran berwarna
hijau, jeruk, buncis, kacang-kacangan dan roti gandum.

2) Vitamin A

Vitamin A mempunyai fungsi untuk penglihatan, imunitas,


pertumbuhan dan perkembangan embrio. Kekurangan vitamin A
menyebabkan kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah. Sumber
vitamin A antara lain: buah-buahan, sayuran warna hijau atau kuning,
mentega, susu, kuning telur dan lainnya

3) Vitamin B

Vitamin B1, vitamin B2, niasin dan asam pantotenat yang dibutuhkan
untuk membantu proses metabolisme. Vitamin B6 dan B12 diperlukan untuk
membentuk DNA dan sel-sel darah merah. Vitamin B6 berperan dalam
metabolisme asam amino.

4) Vitamin C

Vitamin C merupakan antioksidan yang melindungi jaringan dari


kerusakan dan dibutuhkan untuk membentuk kolagen serta menghantarkan
sinyal ke otak. Vitamin C juga membantu penyerapan zat besi di dalam tubuh.
Ibu hamil disarankan mengkonsumsi 85 miligram per hari. Sumber vitamin C
didapat dari tomat, jeruk, strawberry, jambu biji dan brokoli.

5) Vitamin D

Vitamin D berfungsi mencegah hipokalsemia, membantu penyerapan


kalsium dan fosfor, mineralisasi tulang dan gigi serta mencegah osteomalacia
pada ibu. Sumber vitamin D terdapat pada ssusu, kuning telur dan dibuat
sendiri oleh tubuh dengan bantuan sinar matahari.
6) Vitamin E

Vitamin E berfungsi untuk pertumbuhan sel dan jaringan serta


integrasi sel darah merah. Selama kehamilan wanita hamil dianjurkan
mengkonsumsi 2 miligram per hari.

7) Vitamin K

Kekurangan vitamin K dapat mengakibatkan gangguan perdarahan


pada bayi. Pada umumnya kekurangan vitamin K jarang terjadi, karena
vitamin K terdapat pada banyak jenis makanan dan juga disintesis oleh bakteri
usus.

f. Mineral
Wanita hamil juga membutuhkan lebih banyak mineral dibandingkan sebelum
hamil. Kebutuhan mineral diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan janin serta proses diferensiasi sel. Kebutuhan mineral antara lain:
1) Zat Besi

Kebutuhan zat besi akan meningkat 200-300 miligram dan selama


kehamilan yang dibutuhkan sekitar 1040 miligram. Zat besi dibutuhkan untuk
memproduksi hemoglobin, yaitu protein di sel darah merah yang berperan
membawa oksigen ke jaringan tubuh. Selain itu, zat besi penting untuk
pertumbuhan dan metabolisme energi dan mengurangi kejadian anemia.
Defisiensi zat besi akan berakibat ibu hamil mudah lelah dan rentan infeksi,
resiko persalinan prematur dan berat badan bayi lahir rendah. Untuk
mencukupi kebutuhan zat besi, ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi 30
miligram tiap hari. Efek samping dari zat besi adalah konstipasi dan nausea
(mual muntah). Zat besi baik dikonsumsi dengan vitamin C, dan tidak
dianjurkan mengkonsumsi bersama kopi, the, dan susu. Sumber alami zat besi
dapat ditemukan pada daging merah, ikan, kerang, unggas, sereal, dan kacang-
kacangan.

2) Zat Seng

Zat seng digunakan untuk pembentukan tulang selubung syaraf tulang


belakang. Resiko kekurangan seng menyebabkan kelahiran prematur dan berat
bayi lahir rendah. Kebutuhan seng pada ibu hamil sekitar 20 miligram per hari.
Sumber makanan yang mengandung seng antara lain: kerang, daging, kacang-
kacangan, sereal.

3) Kalsium
Ibu hamil membutuhkan kalsium untuk pembentukan tulang dan gigi,
membantu pembuluh darah berkontraksi dan berdilatasi, serta mengantarkan
sinyal syaraf, kontraksi otot dan sekresi hormon. Kebutuhan kalsium ibu hamil
sekitar 1000 miligram per hari. Sumber kalsium didapat dari ikan teri, susu,
keju, udang, sarden, sayuran hijau dan yoghurt.
4) Yodium

Ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi yodium sekitar 200 miligram


dalam bentuk garam beryodium. Kekurangan yodium dapat menyebabkan
hipotirodisme yang berkelanjutan menjadi kretinisme.

5) Fosfor

Fosfor berperan dalam pembentukan tulang dan gigi janin serta


kenaikan metabolisme kalsium ibu. Kekurangan fosfor akan menyebabkan
kram pada tungkai.

6) Fluor

Fluor diperlukan tubuh untuk pertumbuhan tulang dan gigi.


Kekurangan fluor menyebabkan pembentukan gigi tidak sempurna. Fluor
terdapat dalam air minum.

7) Natrium

Natrium berperan dalam metabolisme air dan bersifat mengikat cairan


dalam jaringan sehingga mempengaruhi keseimbnagan cairan tubuh pada ibu
hamil. Kebutuhan natrium meningkat seiring dengan meningkatnya kerja
ginjal. Kebutuhan natrium ibu hamil sekitar 3,3 gram per minggu. Bagi ibu
hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan, namun yang
sering kali menjadi kekurangan adalah energi protein dan beberapa mineral
seperti zat besi dan kalsium. Kebutuhan energi untuk kehamilan yang normal
perlu tambahan kira-kira 84.000 kalori selama masa kurang lebih 280 hari. Hal
ini perlu tambahan ekstra sebanyak kurang lebih 300 kalori setiap hari selama
hamil. Ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi makanan yang beraneka ragam,
kekurangan zat gizi pada jenis makanan yang satu akan dilengkapi oleh zat
gizi dari makanan lainnya. Dibawah ini tabel Angka Kecukupan Gizi (AKG)
perorang/hari yang dianjurkan bagi ibu hamil.

4. Bagaimana proses adaptasi neonatus

Adaptasi neonatal atau bayi baru lahir adalah proses penyesuaian fungsional
neonatus dari kehidupan didalam uterus kekehidupan diluar uterus. Kemampuan
adaptasi fisiologis ini disebut juga homeostatis, bila terdapat gangguan adaptasi maka
bayi akan sakit (5)

1. Periode Transisi

Periode transisi merupakan fase tidak stabil selama 6 sampai 8 jam pertama
kehidupan, yang akan dilalui oleh seluruh bayi. Periode transisi dibagi mejadi tiga
periode yaitu periode pertama reaktivitas atau segera setelah lahir, karakeristik pada
periode ini frekuensi pernapasan cepat dan dapat mencapai 80 kali per menit, adanya
retraksi, dan suara seperti mendengkur. Denyut jantung dapat mencapai 180 kali
permenit selama beberapa menit pertama kehidupan (6)

Pada periode ini terjadi fluktuasi warna dari merah jambu pucat ke sianosis,
tidak ada bising usus dan bayi tidak berkemih. Bayi memiliki sejumlah mukus,
menangis kuat refleks mengisap kuat, mata bayi terbuka lebih lama dari hari-hari
sesudahnya karena bayi dapat mempertahankan kontak mata dalam waktu lama. Pada
periode ini bayi membutuhkan perawatan khusus, yaitu mengkaji dan memantau
frekuensi jantung dan pernafasan setiap 30 menit pada 4 jam pertama setelah
kelahiran, menjaga bayi agar tetap hangat dengan suhu aksila 36,50C – 37,50C (5)

Periode kedua yaitu fase tidur atau tidur pertama, setelah respon awal bayi
baru lahir menjadi tenang, relaks dan jatuh tertidur, hal ini terjadi dalam dua jam
setelah kelahiran dan berlangsung beberapa menit sampai beberapa jam (6)

Menurut Muslihatun(5) fase ini dimulai dari 30 menit setelah periode pertama
reaktivitas dan berakhir pada 2-4 jam. Pada fase ini frekuensi pernafasan dan denyut
jantug menurun kembali kenilai dasar, warana kulit cenderung stabil dan bisa
terdengar bising usus. Pada fase ini bayi tidak banyak membutuhkan asuhan, karena
bayi tidak memberikan respon terhadap stimulus eksternal.

Periode ketiga transisi yaitu periode kedua reaktivitas, ini berakhir sekitar 4-6
jam setelah kelahiran, periode ini bayi memiliki tingkat sensivitas yang tinggi
terhadap stimulus internal dan lingkungan. Frekuensi nadi sekitar 120-160 kali
permenit, frekuensi pernafasan sekitar 30-60 kali per menit. Terjadi fluktuasi warna
merah jambu atau kebiruan ke sianotik ringan disertai bercak-bercak. Bayi sering
berkemih dan mengeluarkan mekonium, terjadi peningkatan sekresi mukus dan bayi
bisa tersedak pada saat sekresi. Refleks mengisap bayi sangat kuat dan bayi sangat
aktif. Kebutuhan asuhan bayi pada periode ini memantau secara ketat kemungkinan
bayi tersedak saat mengeluarkan mukus yang berlebihan, memantau setiap kejadian
apnea dan mulai melakukan rangsangan taktil, seperti mengusap punggung,
memiringkan bayi serta mengkaji keinginan dan kemampuan bayi untuk mengisap
dan menelan (5)

2. Periode Pasca Transisional

Setelah bayi melewati periode transisi, bayi dipindahkan ke ruang rawat gabung
bersama ibunya. Asuhan bayi baru lahir normal umumnya mencakup pengkajian
tanda-tanda vital setiap 4 jam, pemeriksaan fisik setiap 8 jam, pemberian ASI on
demand, menggganti popok serta menimbang berat badan, selain asuhan transisional
dan pasca transisional asuhan bayi baru lahir juga diberikan pada bayi berusia 2-6
hari, serta bayi berusia 6 minggu pertama (5)

3. Sistem Pernapasan

Pernapasan pertama pada bayi baru lahir terjadi dengan normal dalam waktu 30
detik setelah kelahiran. Tekanan pada rongga dada bayi melalui jalan lahir per
vaginam mengakibatkan cairan paru yang jumlahnya 80-100 ml, berkurang
sepertiganya sehingga volume yang hilang ini digantikan dengan udara. Paru
mengembang sehingga rongga dada kembali kebentuk semula, pernapasan pada
neonatus terutama pernapasan diapragmatik dan abdominal biasanya frekuensi dan
kedalaman pernapasan masih belum teratur. Upaya pernapasan pertama berfugsi
untuk mengeluarkan cairan dalam paru dan mengembangkan jaringan alveolus paru
utuk pertama kali, agar alveolus dapat berfungsi harus terdapat surfaktan dalam
jumlah yang cukup dan aliran darah ke paru (7)

4. Suhu Tubuh

Mekanisme kemungkinan hilangnya panas tubuh dari bayi baru lahir


kelingkungannya melalui cara pertama evaporasi yaitu kehilangan panas melalui
proses penguapan atau perpindahan panas dengan cara merubah cairan menjadi uap.
Pencegahannya, setelah bayi lahir segera mengeringkan bayi secara seksama dan
menyelimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan kering serta menutup bagian
kepala bayi. Cara kedua konduksi yaitu kehilangan panas dari tubuh bayi kebenda
sekitarnya yang kontak langsung dengan tubuh bayi, misalnya menimbang bayi tanpa
mengalasi timbangan bayi dan menggunakan stetoskop untuk pemeriksaan bayi baru
lahir (5)

Cara ketiga konveksi yaitu kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi
terpapar udara sekitar yang lebih dingin, misalnya aliran udara dingin dari kipas
angin, dan hembusan udara dingin melalului ventilasi. Cara keempat radiasi yaitu
kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda-benda yang
mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi, misalnya bayi terlalu dekat ke
dinding tanpa memakai penutup kepala atau topi (8).

5. Sistem Kardiovaskular

Setelah lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru untuk mengambil
oksigen dan bersirkulasi keseluruh tubuh guna menghantarkan oksigen ke jaringan.
Agar terbentuk sirkulasi yang baik guna mendukung kehidupan diluar rahim, terjadi
dua perubahan beasar yaitu penutupan foramen ovale pada atrium paru dan aorta,
kemudian penutupan duktus arteriosus antara arteri paru dan aorta. Perubahan
sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem pembuluh darah
tubuh. Jadi, perubahan tekanan tersebut langsung berpengaruh pada aliran darah.
Oksigen menyebabkan sistem pembuluh darah mengubah tekanan dengan cara
mengurangi atau meningkatkan resistensinya sehingga mengubah aliran darah. Vena
umbilikus, duktus venosus, dan arteri hipogastrika pada tali pusat menutup secara
fungsional dalam beberapa menit setelah bayi lahir dan setelah talipusat di klem.
Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung dalam 2-3 bulan (6)

Maryanti, dkk (9) mengatakan perubahan sistem kardiovaskuler yaitu oksigen


menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan dengan cara mengurangi atau
meningkatkan resistensinya sehingga mengubah aliran darah. Perubahan sistem
kardiovaskuler yang terjadi tiga tahap yaitu pertama penutupan foramen ovale,
dengan proses pemotongan tali pusat yang menyebabkan terjadinya penurunan
sirkulasi darah. Hal ini merangsan timbulnya pernapasan pertama kali dan
menyebabkan paru berkembang.

Kedua penutupan duktus arteriosus botali, ini merupakan pembuluh darah


yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta, pulmonalis menghubungkan
ventrikel kanan ke paru untuk memberikan nutrisi dan pemeliharaan organ paru (pada
masa janin), bukan untuk proses pernapasan. Pada proses pernapasan terjadi
perubahan tekanan pada atriun kanan karena foramen ovale telah menutup, darah akan
dialirkan melalui arteri pulmonalis menuju paru proses ini berfungsi setelah janin
lahir. Dan yang ketiga yaitu vena dan arteri umbilikalis, duktus venosus dan arteri
hipogastrika dari talipusat menutup secara fungsional dalam beberpa menit setelah
lahir dan setelah tali pusat di klem.

6. Metabolisme Glukosa

Otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Pada saat kelahiran, setelah
talipusat diklem, seorang bayi harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya
sendiri. Pada setiap bayi baru lahir kadar glukosa darah akan turun dalam waktu 1-2
jam. Bayi baru lahir yang tidak dapat mencerna makanan dalam jumlah yang cukup
akan membuat glukosa dari glikogen. Hal ini hanya terjadi jika bayi mempunyai
persediaan glikogen yang cukup. Seorang bayi yang sehat akan menyimpan glukosa
sebagai glikogen, terutama dalam hati, selama bulan-bulan terakhir kehidupan dalam
rahim. Bayi yang mengalami hipotermi saat lahir, kemudian mengakibatkan hipoksia
akan menggunakan persediaan glikogen dalam satu jam pertama kelahiran.
Keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai hingga 3-4 jam pertama pada bayi
cukup bulan yang sehat. Jika semua persediaan digunakan dalam satu jam pertama,
otak bayi akan mengalami risiko. Bayi baru lahir kurang bulan, IUGR, dan gawat
janin merupakan kelompok yang paling berisiko, karena simpanan energi mereka
berkuang atau digunakan sebelum lahir (7)

7. Adaptasi Ginjal

Sebagian besar bayi baru lahir berkemih dalam 24 jam pertama setelah lahir,
dan dua sampai enam kali sehari pada 1-2 hari pertama, setelah itu mereka berkemih 5
sampai 20 kali dalam 24 jam. Urine dapat keruh karena lendir dan garam asam urat,
noda kemerahan dapat diamati pada popok karena kristal asam urat (6)

Menurut Muslihatun(5) fungsi ginjal belum sempurna karena jumlah nefron


masih belum sebanyak orang dewasa, ketidak seimbangan luas permukaan glomerulus
dan volume tubulus froksimal, serta renal blood flow relatif kurang bila dibandingkan
orang dewasa.

8. Adaptasi Gastrointestinal
Secara fungsional, saluran gastrointestinal bayi belum matur dibandingkan
orang dewasa, membran mukosa pada mulut berwarna merah jambu dan basah. Gigi
tertanam didalam gusi dan sekresi ptialin sedikit. Sebelum lahir janin cukup bulan
akan mulai mengisap dan menelan. Kapasitas lambung sangat terbatas, kurang dari 30
ml untuk bayi baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara
perlahan, seiring dengan pertumbuhan bayi. Pengaturan makan yang sering oleh bayi
sendiri sangat penting, contohnya memberikan makan sesuai keinginan bayi (ASI on
demand) (6)

Refleks gumoh dan batuk yang matang sudah terbentuk dengan baik pada saat
lahir. Kemampuan neonatus cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan
selain susu masih terbatas, hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih
belum sempurna sehingga mengakibatkan gumoh pada neonatus (9)

9. Adaptasi Hati

Selama kehidupan janin sampai tingkat tertentu setelah lahir, hati terus
membantu pembentukan darah, dan selama periode neonatus hati memproduksi zat
yang esensial untuk pembekuan darah. Penyimpanan zat besi ibu cukup memadai bagi
bayi sampai lima bulan kehidupan ekstra uterin, pada saat ini bayi baru lahir menjadi
rentan terhadap defesiensi terhadap zat besi (6)

Menurut Maryanti, dkk (9) setelah lahir hati menunjukkan perubahan biokimia
dan morfolofis berupa kenaikan kadar protein dan penurunan kadar lemak dan
glikogen. Enzim hepar belum aktif benar, seperti enzim dehidrogenas dan transferase
glukoronil sering kurang sehingga neonatus memperlihatkan gejala ikterus
neonatorum fisiologis.
Daftar Pustaka
1. R., Mary Septarika. Distribusi Kasus Celah Bibir, Celah langit-langit, serta
kombinasi celah bibir dan Langi-langit Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin dan
Daerah Tempat Tinggal Pasien di RSUP H. Adam Malik Periode 2012-2015.
Universitas Sumatera Utara Fakultas Kedokteran Gigi. 2016.
2. Sadler TW. Langman’s Medical Embriology. 12th ed. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins; 2012.
3. Huliana. Panduan Menjalani Kehamilan Sehat. Puspa Swara. Jakarta. 2001.
4. Anggraini, Emiliana Ayu, dkk. Hubungan Status Gizi Ibu Hamil Usia Kandungan
4-5 Bulan Berdasarkan Lingkar Lengan Atas (LILA) dengan Berat Badan Bayi
Lahir. Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Ngawen Kabupaten Blora. 2012.
5. Muslihatun, W.N., (2010). Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita. Yogyakarta: Fitra
Maya
6. Stright, Barbara. (2005). Keperawatan Ibu - Bayi Baru Lahir. Jakarta: EGC
7. Rochmah, K.M., Elita, V., Dahliana, & Heni, S. (2012). Asuhan Neonatus Bayi
Dan Balita. Jakarta: EGC
8. JNPK-KR. (2012). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
9. Maryanti, Dwi., Sujianti., Tri, B. (2011). Neonatus, Bayi & Balita. Jakarta: TIM

Anda mungkin juga menyukai