Anda di halaman 1dari 18

REFERAT

Karsinoma Nasofaring

Pembimbing :
Dr. Abdul Muis Basyuni, Sp.THT

Disusun oleh :
I Gusti Agus Riska Saputra
16710076

SMF ILMU PENYAKIT THT


RSUD DR. MOH. SALEH PROBOLINGGO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2017
ANATOMI NASOFARING
EPIDEMIOLOGI

 Banyak di Asia, jarang di Eropa dan


Amerika.
 Insiden tertinggi : provinsi Guang Dong
(RRC)  40 – 50 /100 ribu penduduk
/tahun.
 Indonesia  4,7/100 ribu
penduduk/tahun.
 Laki-laki : Perempuan = 2 – 3 : 1
ETIOLOGI
Virus
Epstein-
Sosial Barr Letak
ekonomi geografis

Kebiasaan
Rasial
hidup Karsinoma
Nasofaring

Jenis
Lingkungan
kelamin

Pekerjaan Genetik
GEJALA KLINIS
Gejala • Epistaksis
• Sumbat hidung
Nasofaring
• Tinitus
Gejala Telinga • Gangguan pendengaran
• Rasa tidak nyaman di telinga sampai otalgia

Gejala Mata • Diplopia


• Neuralgia trigeminal
dan Saraf

Metastasis atau • Benjolan di leher


gejala di leher
DIAGNOSIS

Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
fisik penunjang

 CT-Scan
Rinoskopi  Tes Serologi
Gejala klinis
posterior Biopsi
HISTOPATOLOGI
• Karsinoma sel skuamosa berkeratinisasi
• Karsinoma non-keratinisasi
• Karsinoma tidak berdiferensiasi
STADIUM
(SISTEM TNM MENURUT UICC 2002)
• T = Tumor Primer.
• To= Tidak tampak tumor.
• T1= Tumor terbatas di nasofaring.
• T2= Tumor meluas ke jaringan lunak.
T2a : Perluasan tumor ke orofaring dan atau rongga hidung tanpa
perluasan ke parafaring*.
T2b : Disertai perluasan ke parafaring.
• T3= Tumor menginvasi struktur tulang dan/ atau sinus paranasal.
• T4= Tumor dengan perluasan intrakranial dan/ atau terdapat keterlibatan
saraf cranial, fossa infratemporal, hipofaring,orbita atau ruang masticator.

• Catatan : *Perluasan parafaring menunjukkan infiltrasi tumor ke arah


postero-lateral melebihi fasia faringo-basilar.
N = Pembesaran kelenjar getah bening regional .
Nx = Pembesaran Kelenjar Getah Bening tidak dapat dinilai.
No = Tidak ada pembesaran.
N1 = Metastase kelenjar getah bening unilateral, dengan ukuran terbesar
kurang atau sama dengan 6 cm, di atas fossa supraklavikula.
N2 = Metastase kelenjar getah bening bilateral, dengan ukuran terbesar
kurang atau sama dengan 6 cm, di atas fossa supraklavikula.
N3 = Metastase kelenjar getah bening bilateral dengan ukuran lebih besar
dari 6 cm, atau terletak di dalam fossa supraklavikula.
N3a = ukuran lebih dari 6 cm.
N3b = di dalam fossa supraklavikula.

M = Metastasis jauh
Mx = Metastasis jauh tidak dapat dinilai
Mo =Tidak ada metastasis jauh
M1 =Terdapat metastasis jauh
STADIUM
Stadium 0 T1s N0 M0
Stadium I T1 N0 M0
Stadium IIA T2a N0 M0
Stadium IIB T1 N1 M0
T2a N1 M0
T2b N0,N1 M0
Stadium III T1 N2 M0
T2a,T2b N2 M0
T3 N2 M0
Stadium IVa T4 N0,N1,N2 M0
Stadium IVb semua T N3 M0
Stadium IVc semua T semua N M1
DIAGNOSA BANDING
• Angiofibroma nasofaring
• Kelainan hiperplastik nasofaring
• TB kelenjar limfe leher
PENATALAKSANAAN

1. Radioterapi
2. Kemoterapi
3. Operasi
• Stadium I  Radioterapi
• Stadium II & III  Kemoradiasi
• Stadium IV N< 6 cm  Kemoradiasi
• Stadium IV N> 6 cm  Kemoterapi
dosis penuh dilanjutkan kemoradiasi
Operasi
Reseksi leher

Nasofaringektomi
PROGNOSIS
• Sangat mencolok perbedaan prognosis ( angka
bertahan hidup 5 tahun) dari stadium awal
dengan stadium lanjut, yaitu :

76,9% untuk stadium I,


56,0% untuk stadium II,
38,4% untuk stadium III,
16,4% untuk stadium IV.
Prognosis diperburuk oleh beberapa faktor,
seperti :
• Stadium yang lebih lanjut.
• Usia lebih dari 40 tahun
• Laki-laki dari pada perempuan
• Adanya pembesaran kelenjar leher
• Adanya kelumpuhan saraf otak adanya
kerusakan tulang tengkorak
• Adanya metastasis jauh
PENCEGAHAN

1. Mengubah kebiasaan hidup yang salah


2. Melakukan tes serologic IgA anti VCA dan
IgA anti EA secara massal

Anda mungkin juga menyukai