Cutaneous larva migrans (CLM) adalah kelainan kulit yang merupakan peradangan berbentuk linear atau berkelok kelok, menimbul dan progresif, disebabkan oleh invansi larva cacing tambang yang berasal dari anjing dan kucing.
Cutaneous larva migrans disebut juga creeping eruption, dermatosis linearis migrans, sandworn disease.
sering terjadi pada anak-anak Lebih sering pada pria. Daerah beriklim panas yaitu di daerah tropis dan subtropis yang hangat dan lembab
diakibatkan cacing tambang dengan hospes non manusia. penyebab utama adalah larva yang berasal dari cacing tambang binatang anjing dan kucing, yaitu Ancylostoma brazilienze dan Ancylostoma caninum
Creeping eruption disebabkan oleh berbagai spesies cacing tambang binatang yang didapat dari kontak kulit langsung dengan tanah yang terkontaminasi feses anjing atau kucing. Hospes normal cacing tambang ini adalah kucing dan anjing. Telur cacing diekskresikan ke dalam feses, kemudian menetas pada tanah berpasir yang hangat dan lembab.
Kemudian terjadi pergantian bulu dua kali sehingga menjadi bentuk infektif (larva stadium tiga). Manusia yang berjalan tanpa alas kaki terinfeksi secara tidak sengaja oleh larva dimana larva menggunakan enzim protease untuk menembus melalui folikel, fisura atau kulit intak. Setelah penetrasi stratum korneum, larva melepas kutikelnya. Biasanya migrasi dimulai dalam waktu beberapa hari.
Larva stadium tiga menembus kulit manusia dan bermigrasi beberapa cm per hari, biasanya antara stratum germinativum dan stratum korneum. Larva ini tinggal di kulit berjalan-jalan tanpa tujuan sepanjang dermoepidermal. Hal ini menginduksi reaksi inflamasi eosinofilik setempat. Setelah beberapa jam atau hari akan timbul gejala di kulit.
Larva bermigrasi pada epidermis tepat di atas membran basalis dan jarang menembus ke dermis. Manusia merupakan hospes aksidental dan larva tidak mempunyai enzim kolagenase yang cukup untuk penetrasi membran basalis sampai ke dermis. Sehingga penyakit ini menetap di kulit saja. Enzim proteolitik yang disekresi larva menyebabkan inflamasi sehingga terjadi rasa gatal dan progresi lesi.
Masuknya larva ke kulit disertai rasa gatal dan panas. Penetrasi sering terjadi pada tungkai, plantar, tangan, anus, bokong dan paha, juga bagian mana saja yang kontak dengan tempat larva berada. Mula mula akan timbul papul, kemudian diikuti bentuk yang khas, yakni lesi berbentuk linear atau berkelok kelok, menimbul dengan diameter 2 3 mm, dan berwarna kemerahan. Adanya lesi papul yang eritematosa ini menunjukkan bahwa larva tersebut telah berada di kulit selama beberapa jam atau hari.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan atas gambaran klinis dengan ditemukannya lesi yang khas, yakni terdapatnya kelainan seperti benang yang lurus atau berkelokkelok, menimbul dan terdapat papul atau vesikel diatasnya.
Penyakit
Pengobatan sistemik ( oral ) Obat oral tiabendazol digunakan dengan dosis 25-50 mg/kgBB dua kali sehari selama 2 hari dengan dosis maksimal 3 gram sehari. Pengobatan topikal Tiobendazol topikal 10%, dapat juga digunakan solutio tiobendazol 2% dalam DMSO (dimetil sulfoksida)
Cryotheraphy
menggunakan CO2, snow (dry ice) dengan penekanan selama 45 detik hingga 1 menit, dua hari berturut turut. . Cara beku dengan menyemprotkan kloretil sepanjang lesi. Cara tersebut di atas agak sulit karena kita tidak mengetahui secara pasti di mana larva berada, dan bila terlalu lama dapat merusak jaringan disekitarnya.
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Ruddin Manurung Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 47 Tahun Pekerjaan : Supir Alamat : Handil Jaya Status Pernikahan : Menikah Suku Bangsa : Batak Hobi : Memancing
ANAMNESA
Keluhan Utama Timbul bintil kemerahan disertai gatal di perut sejak 4 bulan yang lalu Keluhan Tambahan -
6 bulan yang lalu, timbul bintil-bintil kemerahan di perut kanan disertai rasa gatal. Bintil-bintil di perut seperti gigitan nyamuk, kemudian os garuk dan timbul bintil semakin banyak. Diobati dengan kalpanax, rasa gatalnya hilang tetapi bintil-bintilnya tetap ada. 4 bulan yang lalu bintil-pintil di perut kanan hilang dan timbul bintil yang sama di perut kiri. Terasa gatal pada siang dan malam hari. Os merasa gatal dan bintilnya semakin lama terus berpindah seperti menjalar. Tidak anggota keluarga yang tinggal serumah yang mengalami penyakit yang sama dengan os.
Riwayat Penyakit Dahulu Tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada keluarga yang mengalami penyakit yang sama dengan os
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis Kesadaran Umum : Kesadaran : kompomentis Vital sign : TD : 110/80 mmHg Nadi:80x/mnt RR: 18x/mnt suhu: 36,5o C Kepala normocephal mata : konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-, refleks cahaya +/+ hidung : dbn telinga : dbn mulut : dbn
Leher : Pembesaran KGB (-) Kulit dbn Thoraks : simetris kanan-kiri jantung : BJ I/II murni, regular, murmur (-), gallop (-) pulmo : vesikuler normal, ronkhi (-), wheezing (-)
Abdomen : datar, supel, bising usus (+) normal, hepar lien tidak teraba Ekstremitas Superior: akral hangat, edema -/-, kulit dbn Ekstremitas Inferior: akral hangat, edema -/-, kulit dbn Genitalia : tidak diperiksa
Status Dermatologis
Terdapat papul erimatous yang berkelok, memanjang (burrow) dan vesikel di ujungnya
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang pada kasus ini Cutaneous larva migrans (CLM) Skabies Dermatofitosis
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KERJA
TERAPI
PROGNOSA
PEMERIKSAAN ANJURAN
PEMBAHASAN
Pada laporan ini, pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan timbul bintil kemerahan disertai gatal di perut sejak 4 bulan yang lalu. Timbul bintilbintil kemerahan pada awalnya di perut kanan disertai rasa gatal dan timbul bintil semakin banyak. sudah diobati dengan kalpanax tidak sembuh. Terasa gatal pada siang dan malam hari. Gatal dan bintilnya semakin lama terus berpindah seperti menjalar. Tidak anggota keluarga yang tinggal serumah yang mengalami penyakit yang sama dengan os.
Manifestasi klinis dan ruam pada kulit yang diderita pasien ini sama dengan manifestasi klinis dan ruam pada pasien Cutaneous larva migrans. Cutaneous larva migrans (CLM) adalah kelainan kulit yang merupakan peradangan berbentuk linear atau berkelok kelok, menimbul dan progresif, disebabkan oleh invansi larva cacing tambang yang berasal dari anjing dan kucing
Pada kasus ini, pemeriksaan penunjang tidak dilakukan. Diagnosis banding tinea kapitis adalah scabies dan dermatofitosis. Pasien pada kasus ini mendapatkan terapi medikamentosa dan non medikamentosa. Terapi medikamentosa berupa anti helmintes (tiabendazol) 50 mg/ kgbb/hari dan antihistamin (Cetirizine) 2x1 tab/hari. Prognosis pada pasien ini bonam, karena penyakit ini merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri.
TERIMA KASIH