Anda di halaman 1dari 25

perifer, sehingga menimbulkan konfigurasi anuler.

Penderita sering menggigil dan demam


tinggi, sakit kepala, atralgia, mialgia, nausea, muntah, dan lemah (Fitzpatrick, 2008).

(a) (b)
Gambar 2.1 Erisipelas pada ekstremitas bawah; kedua pipi dan hidung
Keterangan :

ERISIPELAS
(a) Nyeri, eritema, berbatas tegas, hangat
(b) Nyeri, edema, eritema dengan margin (batas) yang jelas. Gejala pada pasien yaitu tendernes,
Lela Fitrtotin Nazila
2131210002
demam dan merasa panas (Fitzpatrick, 2008).

Tempat lesi tergantung pada pintu gerbang Streptooknya, yang dapat berupa luka
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Erysipelas (Erisipelas) Erisipelas terjadi karena


Penyakit kulit karena infeksi adalah infeksi akut pada penyebaran infeksi yang Higine masyarakat Idonesia
bakteri yang sering kulit dan jaringan di bawah diawali dengan berbagai masih kurang, sehingga
diterjadi disebut pioderma kulit yang sebagian besar kondisi yang berpotensi angka infeksi kulit masih
(Djuanda, 2008). disebabkan oleh bakteri timbulnya kolonisasi bekteri tinggi.
Streptococcus pyogenes. (Loretta, 2010).

Diperlukan tinjauan pustaka


Erisipelas dapat terjadi Gejala dan lesi pada mengenai erisipelas agar
pada semua usia dan erisipelas mirip dengan lebih dapat memahami dan
semua bangsa (ras) penyakit pioderma lain. membedakan erisipelas
(Fitzpatrick, 2008). dengan penyakit kulit
lainnya.
TUJUAN
Untuk mengetahui etiologi erisipelas
Untuk mengetahui patofisiologi erisipelas
Untuk mengetahui manifestasi klinis pada pasien erisipelas
Untuk mengetahui penegakan diagnosa erisipelas
RUMUSAN MASALAH Untuk mengetahui diagnosa banding kasus erisipelas
Untuk mngetahui komplikasi pasa erisipelas
1. Apa saja etiologi erisipelas?
Untuk mengetahui pentalaksanan erisipelas
2. Bagaimana patofisiologi erisipelas? Untuk mengetahui prognosis erisipelas
3. Bagaimana manifestasi klinis pada pasien erisipelas? Untuk mengetahui KIE dan pencegahan kasus erisipelas

4. Bagaimana penegakan diagnosa pada kasus


erisipelas?
MANFAAT
5. Apa saja diagnosa banding kasus erisipelas? menambah pengetahuan dan wawasan mengenai penyakit
erisipelas.
6. Apa saja komplikasi erisipelas?
7. Bagaimana penatalaksanaan pada pasien erisipelas? sebagai acuan dalam memberikan penanganan pasien secara
komprehensif, mulai dari anamnensis, pemeriksaan fisik,
8. Bagaimana prognosis erisipelas? pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan yang sesuai
9. Bagaimana KIE dan pencegahan kasus erisipelas?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

ETIOLOGI
2.1 Etiologi

Erisipelas adalah infeksi pada dermis dan jaringan subkutis bagian atas yang
sebagian besar disebabkan oleh Streptococcus pygogenes atau Streptococcus beta
hemolyticus grup A (Arnold, 2009). Erisipelas diawali dengan berbagai kondisi yang
Streptococcus pygogenes atau
berpotensi timbulnya kolonisasi bekteri, misalnya: luka, koreng, infeksi penyakit kulit lain,
luka operasiStreptococcus beta hemolyticus grup A
dan sejenisnya, serta kurangnya hygiene (Eaglestein,!2008).
Faktor Predisposisi
Higine kurang baik
Trauma lokal
Ruam pada kulit
Gangguan vena & sistem limfe

(a) (b)
Usia
Gambar 2.1 Streptococcus Malnutrisi
Keterangan:

(a) Gambar Streptococcus dilihat dari lapang pandang mikroskop klasik Melemahnya sistem imun
(b) Gambar Streptococcus dilihat dari mikroskop elektron (CDC, 2017)

Erisipelas sangat sering terjadi pada bayi, anak dan golongan umur tua, terutama Penyakit tertentu
mereka yang terlantar dan kurang gizi. Erisipelas sering sebagai komplikasi dari luka bedah
dan luka kecelakaan (Moschella, 2011).
faringitis streptokokus baru-baru ini telah dilaporkan dalam sampai sepertiga dari kasus.
Faktor predisposisi lainnya termasuk diabetes, penyalahgunaaan alkohol, infeksi HIV,
sindrom nefrotik, kondisi penurunan sistem imun lain, dan tidak optimalnya higienis
meningkatkan risiko erisipelas (Bleehen, 2004).

PATOFISIOLOGI
Disfungsi limfatik subklinis adalah faktor resiko untuk erisipelas. Dalam erisipelas,
infeksi dengan cepat menyerang dan menyebar melalui pembuluh limfatik. Kondisi ini akan
memberikan manifestasi kerusakan kulit diatasnya dan pembengkakan kelenjar getah
bening regional. Respon imunitas menjadi menurun dan memberikan optimalisasi bagi
organisme untuk berkembang (Erasmus Wilson, 2007).

Invasi!bakteri!ke!dermis,!
erisipelas!
jar.subkutis,!dan!
jar.limfatik!

Respon!inflamasi!pada!
dermis!dan!subkutis!

Respon!lokal! Respon!inflamasi! Respon!psikologis!


sistemik!

Ketidaktahuan!tentang!proses!
Kerusakan!saraf! Kerusakan! Peningkatan! penyakit,!perawat,!dan!
perifer! integritas! suhu!tubuh! pencengahan!berulangnya!
jaringan!kulit! penyakit!

hipertermi!
nyeri! cemas!
Makrodistribusi erisipelas
MANIFESTASI KLINIS

Gejala prodormal : malaise dan mialgia


menggigil dan demam tinggi
nyeri kepala
atralgia
nausea, muntah
lemah
PENEGAKAN DIAGNOSA
Anamnesa
Identitas Umum
Nama, usia, status, jenis kelamin, agama, pendidikan Pemeriksaan Fisik
terakhir, pekerjaan dan alamat
Keluhan Utama Keadaan Umum

Riwayat Penyakit Sekarang Vital sign


Onset
Durasi
Inspeksi
Evolusi/perjalanan penyakit
Palpasi
Evolusi/perjalanan lesi kulit
Faktor yang memprovokasi

Keluhan Penyerta
Riwayat Kontak
Riwayat Atopi
Riwayat Pengobatan
Riwayat Penyakit Dahulu
PHOTO 25 PHOTO 26
Acute bullous fixed drug reaction to sulfa. Persisting hyperpigmentation after resolution of the
fixed acute drug reaction in photo 25. perifer, sehingga menimbulkan konfigurasi anuler. Penderita sering menggigil dan dema

STATUS DERMATOLOGIS tinggi, sakit kepala, atralgia, mialgia, nausea, muntah, dan lemah (Fitzpatrick, 2008).

Lokasi :
Distribusi :
Ruam :
Plak eritematous, berbatas
PHOTO 27 tegas PHOTO 28
Plaque of sharply marginated, tender erysipelas in a Cellulitis of the shin. Ill-defined patches of tender
classic location. warm erythema.

(a) (b)
Gambar 2.1 Erisipelas pada ekstremitas bawah; kedua pipi dan hidung
PHOTO 29 PHOTO 30 Keterangan :
Erysipelas which has become vesicular. Erythema multiforme showing early papular and
developing plaque lesions with dusky centers.
(a) Nyeri, eritema, berbatas tegas, hangat
PEMERIKSAAN PENUNJANG

CBC : leukositosis
Sedimentation rate : meningkat
Pewarnaan dan Kultur
Kultur swab permukaan kulit, aspirasi dengan
jarum, biopsi dengan jarum
Kultur darah

Histopatologi
Imaging
(Trozak et al., 2006; Goldsmith et al., 2012)
DIAGNOSA BANDING
perifer, sehingga menimbulkan konfigurasi anuler. Penderita sering me

Erisipelas
tinggi, sakit kepala, atralgia, mialgia, nausea, muntah, dan lemah (Fitzpatr

Gambar 2.6 Selulitis


Keterangan:
Selulitis dengan swelling (edem), eritema, dan tenderness.

SELULITIS
(a) Blistering dan crusting pada ekstremitas bawah
(b) Selulitis pada ekstremitas atas dengan abses (Goldsmith et al., 2012)

Perbedaan antara selulitis dan erisipelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Gejala dan Tanda Erisipelas Selulitis


Gejala Prodormal Demam, malaise, nyeri sendi Demam, malaise, nyeri sendi
dan menggigil dan menggigil (a) (b)

Daerah Predileksi Ekstrimitas atas dan bawah, Ekstrimitas atas dan bawah,
Selulitis
Gambar 2.1 Erisipelas pada ekstremitas bawah; kedua pipi d
Keterangan :

wajah, badan dan genitalia wajah, badan dan genitalia (a) Nyeri, eritema, berbatas tegas, hangat
(b) Nyeri, edema, eritema dengan margin (batas) yang jelas. Gejala pada pa
Makula eritematous Eritema terang, seperti buah Eritema cerah demam dan merasa panas (Fitzpatrick, 2008).

ceri red cerry Tempat lesi tergantung pada pintu gerbang Streptooknya, yang
bedah, umbilikus pada neonatus, atau setiap kerusakan kulit lainnya. Mu
Tepi Batas tegas Batas tidak tegas
inferior merupakan tempat umum erisipelas non-bedah. Faktor pred

Penonjolan Ada penonjolan Tidak terlalu menonjol obstruksi limfatik kronik dan daya tahan penderita yang berkurang akiba
dan menahun, juga dapat di temui pada penderita diabetes melitus dan in
Vesikel atau Bula Biasanya disertai dengan Biasanya disertai dengan atas (Trozak, Tennenhouse dan Russell, 2006).

vesikel atau bula vesikel atau bula


Gambar 2.6 Selulitis
Edema Edema Edema
Keterangan:
Selulitis dengan swelling (edem), eritema, dan tenderness.
Hangat Hangat Tidak terlalu hangat
(a) Blistering dan crusting pada ekstremitas bawah
Fluktuasi - Fluktuasi
(b) Selulitis pada ekstremitas atas dengan abses (Goldsmith et al., 2012)

Tabel 2.3. Perbedaan selulitis dan erisipelas (Goldsmith etPerbedaan


al., 2012)antara selulitis dan erisipelas dapat! dilihat pada tabel di bawah ini :

Gejala dan Tanda Erisipelas Selulitis


2.5.2 Lupus Erythematosus
LUPUS ERYTHEMATOSUS

Penyakit autoimun heterogeneous


Faktor genetik, lingkungan, dan humoral
Diagnosa : biopsi kulit
ERYTHEMA
NODOSUM
Karena infeksi bakteri; Streptococcal
pharyngitis, mycobacterium tuberculosis, yersinia
Gejala menyerupai erisipelas, yaitu malais,
demam, edem pada kaki, dan arthralgia.
ERYSIPELOID
Penyebab: Erysipelothrix rhusiopathiae
menyerang manusia dan hewan.
Riwayat kontak kulit yang terluka dengan agen
penyebab

Gambar 2.9 Erysipeloid


Keterangan :
Erisipeloid pada jari menunjukkan lesi eritematous (Courtesy of DermNet New Zealand

2.6 Komplikasi
KOMPLIKASI
ERISIPELAS
Nefritis
Abses subkutan
Septisemia
Kematian (50% pada bayi, penderita usia tua
dan yang lemah)
TERAPI
3. Eritromisin
FARMAKOLOGI 4 dd 250 500 mg pc
anak-anak : 4 dd 12,5 mg 25 mg/kg pc
bila alergi penisilin
4. Linkomisin
1. Pada penderita bayi, usia tua dan yang keadaan 3 4 dd 250 500 mg
umumnya lemah sebaiknya dirawat di RS. anak-anak lebih 1 bulan 3 dd 10 20 mg/kg
bila alergi penisilin dan yang menderita gangguan
2. Pemberian antibiotika sistemik diberikan 7 10 hari. saluran cerna
Penisilin dan semisintetiknya (pilih salah satu) Bila kambuh-kambuh diberikan antibiotika sistemik dosis
Penisilina G Prokain tinggi dulu sampai sembuh, baru dilanjutkan dosis rendah
jangka lama selama 1 3 bulan.
Dosis : 1 2 dd 0,6 1,2 juta U
5. Pengobatan topical
Anak-anak : 1 2 dd 25.000 50.000 I.U./kg
Kompres dengan solusio Sodium Chloride 0,9 % atau
Ampisilin Solusio Burowi :
4 dd 250 500 mg a.c. bila ada vesikule/bule
dapat sebagai pendingin
anak-anak : 4 dd 25 75 mg/kg a.c.
Neocitrin ointment (Basitrasina dan Polimiksina B)
Amoksilin (penulisan resep harus diparaf staf bila lesi kulit telah kering
medik UPF)
3dd 250 500 mg.a.
anak-anak : 3 dd. 7,5 25 mg/kg a.c.
KIE

istirahat (bed rest)


mengelevasikan daerah yang terkena lesi
untuk menurangi edema lokal
Kompres dingin dapat diberikan pada lesi
dengan adanya bulla dan untuk mengurangi
nyeri lokal
(Goldsmith et al., 2012)
PREVENTIF

Menjaga higine
Mengatasi faktor predisposisi
Mencegah kerusakan kulit
Merawat / mengobati luka
PROGNOSIS

Secara umum prognosis baik


PENUTUP
Diagnosis penyakit ini dapat ditegakkan berdasarkan
KESIMPULAN anamnesis, gambaran klinis. Penanganan perlu
memperhatikan faktor predisposisi dan komplikasi yang
ada.
Daerah predilesi yang sering terkena yaitu wajah, badan,
Erysipelas (Erisipelas) adalah infeksi akut genitalia dan ekstremitas atas dan bawah. Pada
pada kulit dan jaringan di bawah kulit pemeriksaan klinis erisipelas, didapatkan adanya makula
eritematous yang agak meninggi, berbatas jelas, teraba
yang sebagian besar disebabkan oleh panas dan terasa nyeri. Di atas macula eritematous dapat
bakteri Streptococcus pyogenes. dijumpai vesikel dan demam.
Erisipelas dapat terjadi pada semua usia
dan semua bangsa (ras), namun paling
sering terjadi pada bayi, anak dan usia
lanjut. Erisipelas lebih sering terjadi pada
pria ketimbang wanita, dengan
perbandingan 4:1. Sekitar 85 % Erisipelas
terjadi di kaki dan wajah, sedangkan
sebagian kecil dapat terjadi di tangan,
perut dan leher serta tempat lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arnold HL, Odom RB, James WD. 2009. Andrew's Diseases of the Skin, Clinical Dermatology 8th. Philadelphia, London, Toronto: WB Saunders Co.

Barankin, B. dan Freiman, A. (2008) Derm Notes, Notes. Philadelphia: F.A. Davis Company. Tersedia pada: www. fdavis.com.

Bleehen, S.S. Anstey, A.V. Disorders of Skin colour. In; Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffith S. 2004. Rooks Textbook of Dermatology. Seventh Edition. Vol II. Massachussets: Blackwell Science. p: 39.53-39.57.

Burns, T., Breathnach, S., Cox, N. dan Griffiths, C. (2010) Tetbook of Dermatology. Eight edit. USA: Wiley-Blackwell.

Djuanda, Adhi. 2008. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Eaglestein WH, AndrophyE. 2008. Erisipelas. In Current Dermatology Therapy Stuard Maddin (ed). Philadelphia: WB Saunders Co.

Erasmus Wilson, W. (1840) on Diseases of the Skin., The Lancet, 34(865), hal. 1618. Tersedia pada:
http://www.sciencedirect.com/science?_ob=GatewayURL&_origin=ScienceSearch&_method=citationSearch&_piikey=S0140673602843598&_version=1&_returnURL=&md5=a524cba63649c625a9290a8160c61137.

Fitzpatrick, Thomas B. 2008. Dermatology in General Medicine, Seventh Edition. New York: McGrawHill.

Fitzpatrick. 2005. Clinical Dermatology hal 603-612.5th ed.

Goldsmith, L. A., Katz, S. I., Gilchrest, B. A., Paller, A. S., Leffell, D. J. dan Wolff, K. (2012) Fitzpatricks Dermatology in General Medicine. Eight Edit. New York.

Grade. 2015. Diakses melalui http://www.rightdiagnosis.com/e/erysipelas/prognosis.htm pada tanggal 2 April 2017.

Loretta, Davis. 2010. Erysipelas. Department of Internal Medicine, Division of Dermatology, Medical College of Georgia. Available at: http://emedicine.medscape.com /article/1052445-overview. Diakses pada tanggal 30 Maret 2017.

Moschella SL, Hurley HJ. 2011. Dermatology. Vol. 1, 2nd ed. Philadelphia: Saunders Co.

Price & Sylvia. 2010. Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta: EGC

Siregar. 2005. Saripati penyakit kulit hal. 59. 2nd ed.

Trozak, D. J., Tennenhouse, D. J. dan Russell, J. J. (2006) Dermatology Skills for Primary Care. Diedit oleh N. S. Skolnik. United States: Humana Press.

Weller, R., Hunter, J., Savin, J. dan Dahl, M. (2008) Clinical Dermatology. Fourth edi. UK: Blackwell Publishing.

Yasrizal, Meutia Arini. 2016. Erisipelas dan Selulitis. Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin: Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai