Scribd Logo
Unggah

Selamat datang di Scribd!

  • Karsinoma Nasofaring

    Diunggah oleh

    kiko
    24 tayangan12 halaman
    Karsinoma nasofaring adalah kanker yang terjadi pada rongga hidung belakang. Penyebabnya antara lain virus Epstein-Barr dan faktor lingkungan. Gejalanya berupa sumbat hidung, gangguan pendengaran, dan benjolan leher. Diagnosanya didasarkan pada pemeriksaan fisik, CT-Scan, dan biopsi. Pengobatannya meliputi radioterapi, kemoterapi, dan operasi sesuai dengan stadiumnya. Prognosanya bergantung pada stadium, jen

    Deskripsi Asli:

    Judul Asli

    KARSINOMA-NASOFARING-ppt.ppt

    Hak Cipta

    © © All Rights Reserved

    Format Tersedia

    PPT, PDF, TXT atau baca online dari Scribd

    Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

    Apakah konten ini tidak pantas?

    Laporkan Dokumen Ini
    Karsinoma nasofaring adalah kanker yang terjadi pada rongga hidung belakang. Penyebabnya antara lain virus Epstein-Barr dan faktor lingkungan. Gejalanya berupa sumbat hidung, gangguan pendengaran, dan benjolan leher. Diagnosanya didasarkan pada pemeriksaan fisik, CT-Scan, dan biopsi. Pengobatannya meliputi radioterapi, kemoterapi, dan operasi sesuai dengan stadiumnya. Prognosanya bergantung pada stadium, jen

    Hak Cipta:

    © All Rights Reserved
    Unduh sebagai PPT, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
    Tandai sebagai konten tidak pantas
    24 tayangan12 halaman

    Karsinoma Nasofaring

    Diunggah oleh

    kiko
    Karsinoma nasofaring adalah kanker yang terjadi pada rongga hidung belakang. Penyebabnya antara lain virus Epstein-Barr dan faktor lingkungan. Gejalanya berupa sumbat hidung, gangguan pendengaran, dan benjolan leher. Diagnosanya didasarkan pada pemeriksaan fisik, CT-Scan, dan biopsi. Pengobatannya meliputi radioterapi, kemoterapi, dan operasi sesuai dengan stadiumnya. Prognosanya bergantung pada stadium, jen

    Hak Cipta:

    © All Rights Reserved
    Unduh sebagai PPT, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
    Tandai sebagai konten tidak pantas
    dari 12

    KARSINOMA NASOFARING

    Kiki Dwi Kusuma Wardhany


    71160891722
    ANATOMI NASOFARING
    EPIDEMIOLOGI ETIOLOGI
    Virus
    Epstein-
     Banyak di Asia, jarang di Sosial Barr Letak
    Eropa dan Amerika. ekonomi geografis
     Insiden tertinggi :
    provinsi Guang Dong
    (RRC)  40 – 50 /100 Kebiasaa
    Rasial
    ribu penduduk /tahun. n hidup Karsinoma
     Indonesia  4,7/100 Nasofaring
    ribu penduduk/tahun.
    Lingkung Jenis
     Laki-laki : Perempuan = an kelamin
    2–3:1
    Pekerjaa
    Genetik
    n
    GEJALA KLINIS
    Gejala • Epistaksis
    • Sumbat hidung
    Nasofaring
    • Tinitus
    Gejala Telinga • Gangguan pendengaran
    • Rasa tidak nyaman di telinga sampai otalgia

    • Diplopia
    Gejala Mata • Neuralgia trigeminal
    dan Saraf • Sindrom Jackson

    Metastasis atau • Benjolan di leher


    gejala di leher
    DIAGNOSIS

    Pemeriksaan Pemeriksaan
    Anamnese
    fisik penunjang

     CT-Scan
    Rinoskopi  Tes Serologi
    Gejala klinis
    posterior Biopsi
    STADIUM
    (SISTEM TNM MENURUT UICC 2002)
    • T = Tumor Primer.
    • To= Tidak tampak tumor.
    • T1= Tumor terbatas di nasofaring.
    • T2= Tumor meluas ke jaringan lunak.
    T2a : Perluasan tumor ke orofaring dan atau rongga hidung tanpa
    perluasan ke parafaring*.
    T2b : Disertai perluasan ke parafaring.
    • T3= Tumor menginvasi struktur tulang dan/ atau sinus paranasal.
    • T4= Tumor dengan perluasan intrakranial dan/ atau terdapat keterlibatan
    saraf cranial, fossa infratemporal, hipofaring,orbita atau ruang masticator.

    • Catatan : *Perluasan parafaring menunjukkan infiltrasi tumor ke arah


    postero-lateral melebihi fasia faringo-basilar.
    N = Pembesaran kelenjar getah bening regional .
    Nx = Pembesaran Kelenjar Getah Bening tidak dapat dinilai.
    No = Tidak ada pembesaran.
    N1 = Metastase kelenjar getah bening unilateral, dengan ukuran terbesar
    kurang atau sama dengan 6 cm, di atas fossa supraklavikula.
    N2 = Metastase kelenjar getah bening bilateral, dengan ukuran terbesar
    kurang atau sama dengan 6 cm, di atas fossa supraklavikula.
    N3 = Metastase kelenjar getah bening bilateral dengan ukuran lebih besar
    dari 6 cm, atau terletak di dalam fossa supraklavikula.
    N3a = ukuran lebih dari 6 cm.
    N3b = di dalam fossa supraklavikula.

    M = Metastasis jauh
    Mx = Metastasis jauh tidak dapat dinilai
    Mo =Tidak ada metastasis jauh
    M1 =Terdapat metastasis jauh
    STADIUM
    Stadium 0 T1s N0 M0
    Stadium I T1 N0 M0
    Stadium IIA T2a N0 M0
    Stadium IIB T1 N1 M0
    T2a N1 M0
    T2b N0,N1 M0
    Stadium III T1 N2 M0
    T2a,T2b N2 M0
    T3 N2 M0
    Stadium IVa T4 N0,N1,N2 M0
    Stadium IVb semua T N3 M0
    Stadium IVc semua T semua N M1
    DIAGNOSA BANDING
    • Angiofibroma nasofaring
    • Kelainan hiperplastik nasofaring
    • TB kelenjar limfe leher
    PENATALAKSANAAN

     Radioterapi • Stadium I  Radioterapi


     Kemoterapi • Stadium II  Kemoradiasi
     Operasi • Stadium IV N< 6 cm 
    Kemoradiasi
    • Stadium IV N> 6 cm 
    Kemoterapi dosis penuh
    dilanjutkan kemoradiasi
    Operasi
    Reseksi leher

    Nasofaringektomi
    PROGNOSIS
    • Sangat mencolok perbedaan • Laki-laki dari pada
    prognosis ( angka bertahan perempuan
    hidup 5 tahun) dari stadium • Ras Cina dari pada ras kulit
    awal dengan stadium lanjut, putih
    yaitu 76,9% untuk stadium I, • Adanya pembesaran kelenjar
    56,0% untuk stadium II, leher
    38,4% untuk stadium III, dan
    hanya 16,4% untuk stadium • Adanya kelumpuhan saraf
    IV. otak adanya kerusakan tulang
    tengkorak
    Prognosis diperburuk oleh
    beberapa faktor, seperti : • Adanya metastasis jauh
    • Stadium yang lebih lanjut.
    • Usia lebih dari 40 tahun
    PENCEGAHAN
    1. Vaksinasi
    2. Mengubah kebiasaan hidup yang salah
    3. Melakukan tes serologic IgA anti VCA
    dan IgA anti EA secara massal

    TERIMA KASIH

    Anda mungkin juga menyukai