KARSINOMA NASOFARING
OLEH:
FILDA DAMAYANTI, S.KED K1A1 11 062
ERA UTARI, S.KED K1A1 15 065
PEMBIMBING:
dr. NANCY SENDRA, M.Kes, Sp. THT-KL
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU PENYAKIT THT-KL
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
ANATOMI
DEFINISI
Kematian akibat KNF (36.000 pada laki-laki, dan 15.000 pada perempuan).
KNF terutama ditemukan pada pria usia produktif (perbandingan pasien pria dan wanita adalah
2,18:1) dan 60% pasien berusia antara 25 hingga 60 tahun.
Virus Epstein-
E T I O PATO Barr
GENESIS
Lingkungan
GEJALA & TANDA
NASOFARING
Berupa epistaksis ringan atau sumbatan hidung
TELINGA
Gejala dini yang timbul karena tempat asal tumor dekat muara tuba Eustachius (fosa
Rosen-muller). Gangguan dapat berupa tinnitus, rasa tidak nyaman di telinga (otalgia)
Anamnesis
Anamnesis yang cermat tentang keluhan yang dirasakan oleh pasien seperti gejala hidung,
gejala telinga, gejala mata dan saraf, serta gejala metastasis / leher. A
Pemeriksaan Fisik
Pada waktu memeriksa, perhatikan wajah pasien apakah simetris atau distorsi. Jika ada
proptosis, perhatikan arah pendorongan bola mata. Pasien karsinoma nasofaring harus
B
dilakukan pemeriksaan menyeluruh kepala dan leher termasuk nasofaringoskopi. Evaluasi
rongga mulut dan faring, inspeksi rongga hidung menggunakan spekulum. Selain itu perlu
pemeeriksaan saraf kranialis dan saraf simpatis yang dilakukan secara sistematis untuk
mengetahui adanya defisit neurologis. Untuk pemeriksaan palpasi pada leher bertujuan
mendeteksi adanya keterlibatan kelenjar servikal
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Fisik
Perencanaan terapi radiasi Stadium IVA, IVB (T4 Kemoterapi induksi, II, B
problematik (tumor yang atau N3) diikuti dengan
berbatasan dengan organ kemoradiasi konkuren
at risk, mis: kiasma
optikum)
PENATALAKSANAAN
Radioterapi, Kemoterapi dan Pembedahan
Radioterapi
• Komplikasi saraf kranial: pada sinus kavernosus, dapat terjadi lesi nervus kranialis III, IV, V
atau VI. Sementara itu, penyebaran pada area posterior diselubung karotid dapat menyebabkan
lesi
• pada nervus IX.X dan XI.
• Komplikasi neurologis terjadi akibat massa tumor keluar lewat celah tempat keluar saraf kranial
perifer (neural foramina) atau lewat celah lain di basis kranii.
• Penekanan massa karsinoma nasofaring dan kelenjar getah bening kesekitarnya dapat
menimbulkan nyeri radikuler.
• KNF memicu hiperkoagulasi yang dapat menyebabkan stroke-like syndrome berupa defisit
neurologis mendadak.
KOMPLIKASI
Tindakan Pengobatan
Radioterapi Kemoterapi
• Bisa mengalami otitis media Dapat mempengaruhi pembelahana
(radang telinga tengah) yang sel-sel normal. Pasien bisa muntah,
menyebabkan kehilangan mengalami rambut rontok, diare,
pendengaran parsial kehilangan nafsu makan, anemia,
• Bisa merasakan kaku pada sendi kekurangan sel darah putih yang
temporomandibular (rahang berakibat pada turunnya sistem
sendi) sehingga menyebabkan kekebalan tubuh. Selain itu, fungsi
sensasi ‘kejang mulut’ ginjal bisa juga terpengaruh secara
• Sebagian kecil pasien bisa negatif.
merasakan gangguan pada fungsi
endokrin atau fungsi saraf.
PROGNOSIS
Prognosis buruk bila dijumpai limfadenopati, stadium lanjut, tipe histologik dari
keratinizing squamous carcinoma.
Penderita Karsinoma nasofaring dengan usia diatas 40 tahun, berjenis kelamin laki-
laki dan ras Cina memiliki prognosis yang lebih buruk.
Thank you