Anda di halaman 1dari 15

TUGAS ILMIAH KEPANITERAAN KLINIK FK UMS

CASE REPORT

REGIONAL ANESTESI DALAM TINDAKAN SECTION CAESARIAN


PADA PEREMPUAN 32 TAHUN G2P1A0 UK 39-40 MINGGU DENGAN
KALA I MEMANJANG DAN RIWAYAT BSC DISERTAI KETUBAN
PECAH DINI

PENYUSUN:

Fajar Bagus Priawan, S.Ked J510215088

PEMBIMBING:
dr. Mochamad Fauzi Hanafia, Sp. An

PRODI PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2022
HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Ilmiah Kepaniteraan Klinik FK UMS


Prodi Profesi Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Judul : Regional Anestesi Dalam Tindakan Section Caesarian Pada Perempuan 32 Tahun
G2P1A0 Uk 39-40 Minggu Dengan Kala I Memanjang Dan Riwayat BSC Disertai
Ketuban Pecah Dini
Penyusun : Fajar Bagus Priawan, S.Ked.(J510215088)
Pembimbing : dr. Mochamad Fauzi Hanafia, Sp.An

Magetan, 3 Maret 2022

Menyetujui,
Pembimbing Penyusun

dr. Mochamad Fauzi Hanafia, Sp. An Fajar Bagus Priawan, S.Ked

Mengetahui
Kepala Program Studi Profesi Dokter
Fakultas Kedokteran UMS

Dr. Iin Novita N.M., M.Sc., Sp.PD

ii
REGIONAL ANESTESI DALAM TINDAKAN SECTION CAESARIAN PADA PEREMPUAN
32 TAHUN G2P1A0 UK 39-40 MINGGU DENGAN KALA I FASE LATEN DAN RIWAYAT
BSC DISERTAI KETUBAN PECAH DINI
Fajar Bagus Priawan*, Mochamad Fauzi Hanafia**
* Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta
** Bagian Ilmu Anestesiologi dan Reanimasi, RSUD dr. Sayidiman Magetan

Abstrak
Anestesi merupakan tindakan menghilangkan rasa sakit dengan jalan pemberian obat-obat anestesi
untuk menjaga keselamatan penderita ketika pembedahan, pengobatan intensif pasien gawat, terapi
inhalasi, dan penanggulangan nyeri menahun. Dalam kehamilan melibatkan berbagai perubahan
fisiologis antara lain perubahan fisik, perubahan sistem pencernaan, sistem respirasi, traktus urinarius,
dan sirkulasi darah. Wanita hamil harus memdapatkan penatalaksanaa yang benar, karena sangat
berpengaruh dengan mortalitas dan mordibitas ibu. Penyebab kematian ibu tersering adalah
perdarahan 27%, eklamsia 23%, infeksi 11%, komplikasi 8%, partus lama 5% dan lain – lain 26%.
Anestesi regional memberi keuntungan yaitu berkurangnya risiko aspirasi pulmonal cairan
lambung, dapat menghindari penggunaan obat-obat depresan, dan ibu dalam kondisi sadar
saat bayinya lahir. Anestesi spinal (subarakhnoid) adalah anestesi regional dengan tindakan
penyuntikan obat anestetik lokal ke dalam ruang subaraknoid pada region lumbal antara
vertebrata L2-3, L3-4, L4-5 untuk menghasilkan onset anestesi yang cepat dengan derajat
keberhasilan yang tinggi. Kasus ini menjelaskan mengenai seorang perempuan usia 30 tahun
G2P1A0 uk 39-40 minggu dengan Kala I fase laten dan riwayat BSC. Oleh sebab itu pada kasus ini
perlu dilakukan tindakan operasi sectio caesarea. Prosedur anestesi yang digunakan pada sectio
caesarea yaitu anestesi regional dengan SAB (sub arachnoid block) menggunakan Fentanyl 25 mcg,
Bupivacaine 12,5 mg, dan Morphin 0,1 mg.
Kata Kunci: Fisiologi Kehamilan, Anestesi regional, Anestesi spinal, Sub Arachnoid Block, Sectio
Caesarian

PENDAHULUAN Anestesi regional terbagi atas anestesi


Anestesiologi adalah cabang ilmu spinal (anestesi blok subaraknoid), anestesi
kedokteran yang mendasari berbagai epidural dan blok perifer. Anestesi spinal
tindakan meliputi pemberian anestesi, dan epidural telah digunakan secara luas di
penjagaan keselamatan penderita yang bidang ortopedi, obstetri dan ginekologi,
mengalami pembedahan, pemberian operasi ekstremitas bawah serta operasi
bantuan hidup dasar, pengobatan intensif abdomen bagian bawah (Latief et al.,
pasien gawat, terapi inhalasi dan 2009).
penanggulangan nyeri menahun. Tujuan
lain untuk menghilangkan rasa sakit Kehamilan merupakan suatu proses
dengan memblokir ilmpuls saraf bagian fisiologis yang hampir selalu terjadi pada
belakang segmen tulang belakang yang setiap wanita. Kehamilan akan terjadi
mengakibatkan penurunan sensasi apabila terdapat spermatozoa, ovum,
dibagian bawah tubuh. Anestesi yang konsepsi (pembuahan ovum), dan nidasi
menyebabkan hilangnya kesadaran tanpa hasil konsepsi. Pada masa kehamilan ada
nyeri seluruh tubuh secara sentral yang beberapa perubahan pada hampir semua
reversible disebut anestesi umum (Latief sistem organ pada maternal diawali
et al., 2009). Sedangkan jenis anestesi dengan adanya sekresi hormon dari
yang hanya menghilangkan nyeri dari korpus luteum dan plasenta. Setelah nidasi,
bagian tubuh tertentu namun pemakainya pada endometrium akan terjadi reaksi
tetap sadar disebut anestesi regional. desidua, dimana reaksi ini berfungsi
3
sebagai tempat pasokan makanan bagi anestesia.6 Blok simpatis menyebabkan
embrio. Beberapa perubahan yang terjadi penurunan tonus arterial vasomotor,
selama proses kehamilan diantaranya, penurunan Systemic Vascular Resistance
hormon ibu, serta pembentukan placenta (SVR) dan afterload. Arterial vasodilatasi
dan amnion. (Prawirohardjo, 2008). seperti venodilatasi karena spinal anestesi
merupakan efek blok simpatis otonom.
Sectio caesarea (SC) adalah operasi Residu tonus vascular dapat menghilang
darurat terbanyak di bidang obstetri. Data pada kondisi hipoksia dan asidosis yang
World Health Organization (WHO) dapat berefek kardiovaskuler kolaps
menunjukkan rata-rata persalinan sectio setelah high spinal anesthesia tanpa
caesaria sekitar 5-15 % per 1000 kelahiran dukungan kardiorespirasi. Meskipun
di dunia.1 Data kelahiran melalui sectio terjadi vasodilator di bawah dermatome
caesaria sebesar 9,8% dari total 49.603 level blok spinal, terdapat kompensasi
kelahiran di Indonesia. Data dihimpun vasokontriksi di atas dermatome yang
sepanjang 2010-2013.2 Pada SC, regional tidak terblok dan diperantarai oleh carotid
anestesi banyak dipilih seperti spinal dan arkus aortic baroreseptor. Pencegahan
anestesi ataupun epidural karena prosesnya utama hipotensi bergantung pada dua
cepat, nyaman ketika operatif, dan kualitas metode farmakologis, yaitu terapi
analgesia yang baik post operasi. Pada SC, vasopressor dan loading cairan
regional anestesia lebih dipilih daripada intravaskuler. Cara lain untuk pencegahan
general anestesia. General anestesia hipotensi adalah penggunaanan
mempunyai banyak resiko maternal dan bupivacaine dosis rendah. Untuk
janin. Beberapa obat pada general mengurangi resiko penurunan
anestesia dapat melewati placenta barier hemodinamik, banyak digunakan teknik
serta berdampak pada janin, resiko aspirasi dosis rendah spinal, epidural, maupun
pada ibu yang menyebabkan pneumonia. kombinasi spinal epidural. Teknik spinal
Walaupun demikian, anestesi spinal tetap dosis rendah (low dose) adalah teknik
memiliki risiko yaitu insiden hipotensi anestesi yang berkembang di obstetri
atau munculnya komplikasi pada sistem anestesi dalam beberapa tahun terakhir.
termoregulasi misalnya menggigil. Angka kejadian hipotensi pasca spinal
Menggigil berbahaya pada pasien dengan ditengarai bergantung pada dosis dan
kelainan kardiopulmonari.5 Insiden konsentrasi dari lokal anestesi yang
hipotensi pada sectio caesarea dengan digunakan. Oleh karena diharapkan
anestesi spinal sekitar 70- 80%. Blok memilik efek minimal terhadap
simpatis menyebabkan hipotensi karena hemodinamik ibu dan bayi. Teknik
efek preload, afterload, kontraktilitas dan anestesi tersering digunakan yaitu teknik
heart rate serta menurunkan tahanan spinal dosis biasa.
vascular sistemis (SVR). Preload menurun
karena blok simpatis memicu venodilatasi
sehingga terjadi pooling darah di perifer LAPORAN KASUS
dan menurunnya aliran darah balik. Ketika Seorang perempuan berusia 32
tahun dengan usia kehamilan 39-40
blok simpatis, sistem vena vasodilatasi dan
minggu datang ke Pelayanan Obstetri
menurunnya aliran darah balik ke jantung. Neonatal Emergensi Komprehensif
Selain itu, posisi pasien dan kompresi vena (PONEK). Datang pada 28 Februari 2022
cava pada kehamilan mempengaruhi dengan keluhan merasa kencang masih
jumlah aliran darah balik pada spinal jarang, keluar cairan dari jalan lahir pada
4
pukul 21.30, cairan tersebut tidak berbau 2) Riwayat diabetes mellitus:
dan berwarna sedikit keruh sejak dua jam disangkal
yang lalu sebelum masuk rumah sakit, dan 3) Riwayat penyakit paru kronis:
ada lendir darah yang keluar pada jalan disangkal
lahir. Pasien mengakui tidak memiliki 4) Riwayat penyakit jantung:
riwayat hipertensi sebelumnya. disangkal
5) Riwayat hipertensi: disangkal
A. PRE OPERATIF 6) Riwayat penyakit hati:
1. IDENTITAS PASIEN disangkal
Nama : Ny. F 7) Riwayat penyakit ginjal:
Jenis Kelamin : Perempuan disangkal
Usia : 32 tahun 8) Riwayat asma: disangkal
Diagnosis pre-operatif : G2P1A0 UK
39-40 minggu dengan kala I fase laten d. Riwayat penggunaan obat:
dan riwayat tindakan section cesarian 1) Riwayat alergi obat: disangkal
satu kali. 2) Riwayat pengobatan
Macam operasi : Sectio Caesarian sebelumnya: tablet penambah
Jenis Anestesi : Regional Anastesi darah dan tablet penguat
dengan Sub Arachnoid Block kandungan.
2. ANAMNESIS e. Riwayat anestesi/operasi :
Anamnesis dilakukan secara 1) Riwayat anestesi sebelumnya:
autoanamnesis. diakui Regional Sub Arachnoid
a. Keluhan utama Block (2018)
Hamil ke-2 usia kandungan 9 bulan, 2) Riwayat operasi sebelumnya:
sudah pernah SC 1x 4 tahun yang diakui Sectio Caesarian (2018)
lalu karena gagal induksi.
b. Riwayat penyakit sekarang f. Riwayat kebiasaan
Seorang perempuan G3P2A0 usia 1) Riwayat merokok: disangkal
kehamilan 39-40 minggu, rujukan 2) Riwayat minum alcohol:
dari BPM Sri Wahyuni datang ke disangkal
IGD PONEK RSDS Sayidiman 3) Riwayat konsumsi obat
Magetan pukul 22.10. Pasien penenang: disangkal
mengeluh ketuban pecah sejak 4) Riwayat konsumsi narkotika:
pukul 21.30. Anak pertama disangkal
sebelumnya lahir secara sesar 5) Riwayat aktivitas fisik: jarang
karena gagal induksi. Pasien rutin olahraga
melakukan cek kandungan ke 6) Riwayat makan/minum: nafsu
puskesmas setiap bulan sekali. makan meningkat, suka nyemil,
sering mengkonsumsi makanan
Alergi : tidak ada gurih, asin, manis,
Medikasi : penambah darah, mengkonsumsi susu kehamilan,
penguat kandungan mengkonsumsi buah dan sayur.
Past illness : BSC (2018)
Last meal : berhenti makan g. Riwayat Keluarga
dan minum sejak pukul 23.00 1) Riwayat asma: disangkal
Event : tinggal bersama 2) Riwayat hipertensi: disangkal
anak, suami, dan orang tua 3) Riwayat diabetes mellitus:
disangkal
c. Riwayat penyakit dahulu atau
penyulit tindakan anestesi : h. Riwayat kehamilan saat ini
1) Riwayat alergi: disangkal 1) HPHT : lupa

5
2) HPL : 3 Maret 2022 • Gigi goyah : tidak ada
3) Riwayat Imunisasi ketika hamil • Gigi ompong : tidak ada
: disangkal • Thorax (pulmo) :
inspeksi (tidak ada
i. Riwayat Kehamilan Sebelumnya retraksi, tidak ada jejas,
1) Kehamilan I: SC / tunggal / thorax kanan dan kiri
cukup bulan / RS / LK / 2,9 simetris), palpasi
kg / 2018 ( fremitus kanan dan kiri
simetris), perkusi ( sonor
j. Riwayat Menstruasi pada kedua lapang paru),
1) Menarche : kelas 1 SMP Auskultasi (vesikuler
2) Siklus : teratur (30 hari) (+/+), wheezing (-),
3) Keputihan : kadang-kadang rhonki (-))
b) B2 (Blood) :
3. PEMERIKSAAN FISIK • Akral: hangat, tidak
a. Status Generalis (Saat Masuk pucat
Rumah Sakit) • CRT : <2 detik
1) Keadaan Umum: Baik • Nadi : 80 kali/menit,
2) Kesadaran: Compos mentis regular, kuat angkat
(GCS: E4V5M6) • Tekanan darah : 120/80
3) Tekanan Darah : 120/80 mmHg mmHg
4) Nadi : 80 kali/menit • Mata cekung : tidak ada
5) Respirasi : 20 kali/menit • Konjungtiva anemis :
6) Suhu : 36,5 oC tidak ada
7) SpO2 : 99 % air room • JVP meningkat : tidak ada
8) VAS :6 • Thorax (cor) : inspeksi
(ictus cordis tidak
b. Pemeriksaan Fisik tampak), palpasi (ictus
1) Status Gizi cordis kuat angkat dan
a) BB : 75 kg teraba di ICS IV sinistra),
b) TB : 140 cm perkusi ( batas jantung
Status gizi IMT 38,27 dalam batas normal),
(obesitas) auskultasi ( S1 dan S2
2) Pemeriksaan General normal, gallop (-), murmur
a) B1 (Breath) : (-)).
• Airway : paten / c) B3 (Brain) :
clear • GCS : 15 (E4V5M6)
• RR :20 Compos Mentis
kali/menit • Pupil isokor kanan kiri
• Buka mulut : 3 jari • Reflex cahaya pupil
• Jarak mentum hyoid kanan dan kiri positif
(MH) : 3 jari • Tidak ada lateralisasi
• Jarak hyoid-thyroid (HT) d) B4 (Bladder) :
: 2 jari • terpasang kateter,
• Skor mallampati : skor 2 produksi urin (+), warna
kuning, volume urin
pukul 22.40-23:00
sekitar 400 cc
e) B5 (Bowel) :
• Abdomen : jejas (-),
distended (-), striae (-)
• Gigi palsu : tidak ada f) B6 (Bone) :

6
• Edem tungkai (-) 6. DIAGNOSIS DAN RENCANA
• Ulkus (-) LANJUTAN
Berdasarkan anamnesis dan
c. Pemeriksaan Obstetrik pemeriksaan fisik, maka :
1) UK: 39-40 minggu a. Diagnosis pre operatif : G2P1A0
2) Leopold 1: fundus bokong uk 39-40 minggu dengan kala I
3) Leopold 2: punggung janin fase laten, dan riwayat BSC 1x.
kanan b. Status Operatif: ASA III,
4) Leopold 3: bagian bawah janin Mallampati 2
kepala c. Jenis Operasi : Sectio caesarea
5) Leopold 4: bagian bawah janin d. Jenis Anastesi : regional dengan
sudah masuk panggul (Hodge SAB
III)
6) VT: dilatasi serviks 10 cm,
lunak, efficement 100 %, 7. PREMEDIKASI
ketuban tipis merembes Terapi dari ponek dan advis ahli
7) TFU : 35 cm anestesi :
8) DJJ : 148 x/menit 1. Terpasang infus three way
9) HIS : (-) 2. Infus RL 20 tpm 100 cc
3. Inj Cefazolin 2 gram drip
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG 4. Inj Ranitidin 50 mg
a. Laboratorium Darah Lengkap:
5. Inj Metokloperamid 10 mg
 Hb = 10.6 g/dL (L)
 Hct = 31,9 % (L) 6. Inj Ondansentron 4 mg
 Leukosit = 10,9 x 103μL (H) 7. Terpasang DC
 Trombosit = 369 (103μL)
 MCV = 77,4 fl (L) 8. PREANASTESI
 MCH = 25,7 pg (L) a. Persiapan peralatan anestesi
Laboratorium Hemostasis 1) Peralatan monitor anestesi
 BT = 1’15’’ menit (tekanan darah, denyut nadi ,
 CT = 13’00’’ menit
pulse oxymetri dan EKG).
Laboratorium Kimia Klinik:
Hs-CRP = 1,44 mg/L 2) Peralatan resusitasi
b. Pemeriksaan USG terakhir: 3) Peralatan intubasi : stetoscope,
Tampak janin hidup, tunggal, DJJ laryngoscope, Oropharingeal
(+), presentasi kepala, taksiran airway, endotracheal tube,
berat janin 2600 gram. plaster, introducer, connector,
dan suction.
5. STATUS FISIK ASA 4) Spuit 5cc dan 10 cc
Perempuan 29 tahun G2P1A0
5) Oksimeter/saturasi
UK 39-40 minggu dengan Kala I fase
laten, dan riwayat BSC 1x. Skor 6) Infuse set
Mallampati 2. Status fisik ASA III 7) Kanul oksigen
(Pasien obesitas dengan risiko 8) Face mask
perdarahan karena riwayat BSC 2x, b. Persiapan pasien
janin sudah masuk panggul Hodge III,
1) Pemeriksaan konfirmasi
tetapi ibu susah mengejan), dan
terdapat jumlah hemoglobin rendah. identitas pasien
2) Konfirmasi jenis operasi dan
pemeriksaan lokasi operasi
3) Pemantauan peralatan yang
menempel pada pasien
7
(sphygmomanometer digital, 7) Pemantauan Warna Kulit
oxymetri) 8) Pemantauan Suhu Tubuh
4) Pemeriksaan akses IV 9) Pemantauan Produksi Urin
c. Persiapan Obat 10)Pemantauan EKG
1) Analgetik: Ketorolac 30 mg IV, g. Pemantauan Perdarahan
fentanyl 100 mcg IV Perdarahan durante operasi: +/-
2) Anti emetik : ondansetron 4 mg 500 ml
IV
3) Hipnotik : propofol 80 mg + 30 10. PASCA OPERASI
mg 1. Posisi : Supine
4) Hipno-analgetik : sevoflurane 2. Pemantauan: Tekanan Darah, Nadi,
inhalasi Suhu, RR, Saturasi O2
5) Muscle relaxan : rocuronium 3. Keadaan pasca operasi
40 mg IV a.Mual/ muntah : Tidak ada
6) Kortikosteroid : dexamethason b. Sianosis : Tidak Ada
IV c.Skala nyeri : 5
7) Antibiotik : meropenem IV 4. Obat-Obatan pasca operasi
8) As. Traneksamat 1000 mg IV a.Inj. Antrain 1 gram
9) Anti piretik : paracetamol 1 b. Inj. Ondansetron 4 mg
gram IV c.Inj. Asam Traneksamat 500 mg
10) Reverse : sulfas atropin d. Inf. Paracetamol 1000 mg/
100 ml
9. DURANTE ANESTESI e.Drip Oxytocin 20 IU
a. IVFD RL 20 tpm f. Nasal canul 2 liter/menit sampai
b. Induksi anastesi regional dengan pasien bangun
SAB 5. Terapi Cairan : Infus RL 20 tpm
1. Lidocaine 5% Komplikasi pasca bedah:tidak ada
2. Fentanyl 25 mcg
3. Bupivacaine 12,5 mg PROYEKSI KASUS
Perempuan berusia 32 tahun
4. Morphin 0,1 mg rujukan BPM Sri Wahyuni Magetan
c. Antiinflamasi datang ke PONEK IGD RS Sayidiman
Inj dexamethasone 5 mg Magetan anak ke 2 dengan usia kandungan
d. Oksigen 9 bulan. Anak sebelumnya lahir secara
1. Nasal canul 2 lpm sesar karena gagal induksi. Saat ini pasein
e. Suhu ruangan belum merasakan kenceng-kenceng,
namun ketuban sudah pecah. Pasien
Menggunakan suhu udara ruangan
menngatakan gerak janin masih sangat
biasa 25 oC-30 oC. AC dimatikan. aktif. Keluhan lain seperti demam, mual,
f. Pemantauan muntah, batuk, pilek, lemes disangkal oleh
1) Pemantauan tekanan darah pasien.
2) Pemantauan nadi Pasien tidak memiliki riwayat
3) Pemantauan pernapasan alergi apapun. Obat- obatan yang
4) Pemantauan system saraf pusat dikonsumsi saat ini adalah tablet
penambah darah dan penguat kandungan.
5) Pemantauan refleks-refleks
Sebelumnya pasien memiliki riwayat
tubuh. pernah operasi sesar 1x (2018). Pasien
6) Pemantauan sistem sudah berhenti makan minum sejak pukul
kardiovaskular 23.00 sebelum tindakan operasi.
8
Pada status generalis pasien sekitar 25°C-30°C, dan AC dimatikan.
didapatkan kondisi umum baik, compos Selama operasi tanda vital pasien dalam
mentis, TD 120/80 mmHg, nadi 80 batas normal. Ada penyulit selama operasi
x/menit, respirasi 20 x/menit, suhu 36,6 berlangsung yaitu, janin sulit untuk
o
C, SpO2 99% (air room), skor VAS 6. dikeluarkan karena kepala sudah masuk ke
Pemeriksaan fisik obstetric pada dalam panggul ibu.
abdomen didapatkan inspeksi = bulat, Setelah operasi selesai, segera
varises (-), stria gravidarum (-), auskultasi pasien diberikan diberikan medikasi
= DJJ 148x/menit, Palpasi = His (-), TFU berupa inj. Antrain 1 gram, inj.
35 cm, Leopold I bokong, Leopold II Ondansetron 4 mg, inj asam traneksamat
punggung kanan, Leopold III kepala, 500 mg, dan Inf. Paracetamol 1000 mg/
Leopold IV belum masuk PAP. Pada 100 ml untuk mencegah efek samping
pemeriksaan VT didapatkan pembukaan pasca operasi. Serta diberikan Drip
10 cm, efficement 100%, konsistensi Oxytocin 20 IU.
serviks lunak, bagian bawah belum teraba, Pasien dievaluasi hingga pasien
posisi serviks posterior. sadar sebelum pasien di pindah ke ruang
Pasien memiliki BB 75 kg dan TB pasca bedah untuk perawatan dan
140 cm. Pemeriksaan fisik generalis pemantauan pasca bedah. Kondisi pasien
didapatkan konjungtiva sedikit anemis, setelah operasi dalam keadaan baik, tanda
skor mallampati 2, Auskultasi paru vital stabil, tidak ada keluhan mual
terdengar vesikuler (+/+), wheezing (-), muntah.
rhonki (-).
Pemeriksaan darah lengkap pada
tanggal 28 Februari 2022 didapatkan Hb PEMBAHASAN
10.6 d/dL (L), Hct 31,9 % (L), Leukosit
10,9x103μL, Trombosit 369x103μL, MCV Perubahan Fisiologis Pada Kehamilan
77,4 fl (L), MCH 25,7 pg (L). Terdapat Dengan terjadinya kehamilan maka
penurunan Hb pada pasien, tetapi tidak seluruh sistem genetalia wanita mengalami
terlalu bermakna. perubahan yang mendasar sehingga dapat
Berdasarkan anamnesis, menunjang perkembangan dan
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan pertumbuhan janin dalam rahim. Plasenta
penunjang dapat ditegakkan diagnosis
multigravida (29 tahun) G3P2A0 uk 39-40 dalam perkembangannya mengeluarkan
minggu dengan kala 2 fase laten dan hormon somatomamotropin, estrogen, dan
riwayat BSC 1x. Oleh karena hal tersebut progesteron yang menyebabkan perubahan
pasien direncanakan operasi section pada bagian-bagian tubuh dibawah ini :
cesaria. 1. Perubahan Traktus Genitalial
Sebelum tindakan operasi, pasien Uterus normal pada wanita tidak
perlu diterapi terlebih dahulu dengan
hamil memiliki struktur hampir padat
IVFD RL 20 tpm, Inj Cefazolin 2 gram,
Inj Ranitidin 50 mg, Inj Metokloperamid dengan berat kurang lebih 70 gram
10 mg, Inj Ondansentron 4 mg dan serta bervolume 10 ml. Selama hamil
pemasangan DC. uterus berubah menjadi organ
Operasi berlangsung kurang lebih muskular berdinding tipis. Volume
45 menit. Prosedur anestesi yang uterus mencapai 500 sampai 1000 kali
digunakan yaitu anestesi regional dengan lebih besar daripada saat tidak hamil.
SAB (sub arachnoid block) menggunakan
Uterus pada masa kehamilan
Fentanyl 25 mcg dan Bupivacaine 12,5 mg
dan Morphin 0,1 mg. Selama operasi mengalami penebalan otot (hipertrofi)
pasien diberikan medikasi berupa Inj karena pengaruh hormon estrogen dan
dexamethasone 5 mg. Suhu udara ruangan progesteron, terdapat jaringan serat
operasi menggunakan suhu ruang biasa, otot padat yang ditembus pembuluh

9
darah dari segala arah Meningkatnya beban kerja
(hipervaskularisasi), dilatasi pembuluh menyebabkan otot jantung mengalami
darah, adanya perkembangan desidua, hipertrrofi, terutama ventrikel kiri
dan pertumbuhan janin. Ovulasi akan sebagai pengatur pembesaran jantung.
berhenti selama kehamilan dan Kecepatan darah meningkat (jumlah
pematangan folikel baru juga tidak darah yang dialirkan oleh jantung
terjadi. Biasanya hanya satu korpus dalam setiap denyutnya) disebabkan
luteum gravidarum yang dapat karena peningkatan curah jantung. Ini
ditemukan di dalam ovarium wanita meningkatkan volume darah dan
hamil. oksigen ke seluruh organ dan jaringan
Serviks menjadi lunak disebabkan ibu untuk pertumbuhan janin.
karena pembuluh darah dalam serviks Curah jantung meningkat sejak
bertambah dan hiperplasia serviks. minggu kelima kehamilan.
Pada akhir kehamilan, serviks menjadi Peningkatan ini merupakan fungsi dari
sangat lunak dan portio menjadi penurunan resistensi vaskuler sistemik
pendek serta peningkatan frekuensi denyut
Vagina dan vulva akan mengalami jantung. Antara minggu ke 10 sampai
peningkatan vaskularisasi selama 20 terjadi peningkatan volume plasma
kehamilan. Ketebalan mukosa vagina sehingga meningkatkan preload.
bertambah cukup besar disertai Peningkatan ini terjadi akibat
pelonggaran jaringan ikat dan meningkatnya metabolisme ibu hamil
hipertrofi sel-sel otot polos. Perubahan tapi akan menurun lagi pada akhir
ini bertujuan untuk mempersiapkan kehamilan.
vagina mengalami distensi saat Tekanan darah wanita hamil saat
persalinan. berdiri dan berbaring akan berbeda,
2. Perubahan Payudara terutama pada ekstremitas bawah.
Konsentrasi tinggi estrogen dan Pembesaran uterus yang menekan
progesteron yang dihasilkan oleh vena
plasenta menimbulkan perubahan cava inferior dapat menyebabkan
pada payudara (tegang dan stagnasi aliran darah balik sehingga
membesar). Payudara wanita pada terjadi supine hypotensive syndrome.
kehamilan menjadi lebih lunak, Penurunan curah jantung dan
ukuran bertambah besar, dan vena hipotensi pada akhir kehamilan
dibawah kulit terlihat lebih jelas. disebabkan karena penekanan uterus
Puting juga mengalami pembesaran, pada vena cava tersebut
menjadi lebih erektil, dan berpigmen 4. Perubahan Hematologis
lebih gelap. Adanya chorionic Wanita hamil akan mengalami
somatotropin (Human Placental peningkatan volume darah rata-rata 40
Lactogen/HPL) dengan muatan sampai 45 persen saat aterm dari
laktogenik akan merangsang volume awal. Peningkatan ini
pertumbuhan kelenjar susu pada terutama terjadi pada pertengahan
payudara. Sistem duktus payudara akhir kehamilan karena aldosteron dan
mulai tumbuh dan bercabang. Setelah estrogen yang juga meningkat selama
beberapa bulan kolostrum dapat kehamilan. Peningkatan volume darah
ditekan keluar dari putting ini bertujuan untuk memenuhi
3. Perubahan Sistem Kardiovaskular kebutuhan perfusi darah pada uterus
10
yang membesar dengan sistem oleh perubahan metabolik yang
vaskularnya yang mengalami mengakibatkan pertambahan air
hipertrofi. Disamping itu juga untuk selular dan penumpukan lemak serta
melindungi ibu dan janin terhadap protein baru yang disebut cadangan
efek merusak dari terganggunya aliran ibu.
balik vena pada posisi terlentang dan Peningkatan retensi air juga
berdiri termasuk perubahan fisiologis saat
tegak. Peningkatan volume ini juga hamil. Peningkatan sekresi berbagai
dapat menjaga ibu dari efek hormon selama kehamilan
kehilangan darah yang merugikan saat menyebabkan kecepatan metabolisme
persalinan basal ibu hamil meningkat sekitar
5. Perubahan Sistem Respiratorius 15% selama pertengahan kehamilan
Frekuensi pernafasan selama sehingga wanita hamil sering merasa
kehamilan hanya mengalami sedikit panas. Beban ekstra yang dipikul
perubahan. Tapi volume tidal, volume wanita hamil juga menyebabkan
ventilasi permenit, dan pengambilan energi yang diperlukan untuk aktivitas
oksigen permenit meningkat drastis otot meningkat.
pada akhir kehamilan. Terjadi desakan Metabolisme basal naik sebesar
diafragma akibat dorongan rahim 15% sampai 20% dari semula,
yang membesar pada usia kehamilan terutama pada trimester ketiga.
32 minggu. Sebagai kompensasi Kesimbangan asam basa mengalami
terjadinya desakan rahim dan penurunan dari 155 mEq per liter
kebutuhan O2 yang meningkat, ibu menjadi 145mEq per liter disebabkan
hamil akan bernafas lebih dalam adanya hemodilusi darah dan
sekitar 20 sampai 25% dari biasanya. kebutuhan mineral yang dibutuhkan
Perubahan sistem respirasi ini janin. Kebutuhan protein perempuan
memuncak pada minggu ke 37 hamil semakin tinggi untuk
kehamilan dan akan kembali normal pertumbuhan dan perkembangan
24 minggu setelah persalinan. Perlu janin, perkembangan organ kehamilan
diperhatikan pada pemberian anestesi dan persiapan laktasi.
general keadaan hiperventilasi akan 7. Perubahan Endokrin
mempercepat induksi anestesi dan Kelenjar hipofisis selama
pengembalian kesadaran setelah kehamilan mengalami pembesaran
anestesi. kirakira 135% dibanding saat tidak
6. Perubahan Metabolisme hamil, tetapi perubahan ini tidak
Berat badan wanita saat hamil mempunyai arti penting dalam
bertambah pesat pada dua trimester kehamilan. Kelenjar tiroid akan
terakhir dengan total penambahan mengalami pembesaran sampai 15 ml
berat badan selama kehamilan rata- saat persalinan karena peningkatan
rata vaskularisasi dan hiperplasi kelenjar.
12 kg. Pertambahan ini sebagian besar Konsentrasi plasma hormon paratiroid
disebabkan oleh uterus dan isinya, menurun pada trimester pertama
payudara, dan peningkatan volume kemudian meningkat untuk memenuhi
darah serta cairan ekstraseluler- kebutuhan kalsium janin, sedangkan
ekstravaskuler. Sebagian kecil kelenjar adrenal akan mengecil
pertambahan berat badan disebabkan 8. Perubahan Sistem Pencernaan
11
Peningkatan estrogen dan HCG perubahan yaitu peningkatan
menyebabkan efek samping mual dan resabsorpsi tubulus ginjal untuk
muntah. Lambung, usus, dan apendiks natrium, klorida, dan air. Serta
akan bergeser karena pembesaran peningkatan laju filtrasi glomerulus
uterus. Motilitas otot polos traktus sehingga meningkatkan ekskresi air
digestivus berkurang dan juga terjadi dan elektrolit di dalam urin. Wanita
penurunan sekresi asam hidroklorid hamil biasanya hanya mendapat
dan peptin di lambung sehingga tambahan air dan garam kira-kira 3 kg
timbul gejala heartburn karena refluks selama hamil.
asam lambung ke esofagus akibat 10. Perubahan Kulit
perubahan posisi lambung tadi. Mual Garis-garis kemerahan pada kulit
terjadi akibat penurunan sekresi asam abdomen akan muncul saat
hidroklorid dan penurunan motilitas. bulanbulan terakhir kehamilan. Jika
Konstipasi terjadi akibat penurunan otot dinding abdomen tidak kuat
motilitas usus besar yang bisa menahan regangannya maka otot-otot
berakibat hemorrhoid. Penurunan rektus akan terpisah di garis tengah
motilitas usus juga mengakibatkan sehingga
waktu pengosongan lambung lebih membentuk diastasis rekti dengan
lama sehingga pemberian anestesi lebar yang bervariasi. Garis tengah ini
umum berisiko regurgitasi dan sering mengalami hiperpigmentasi
aspirasi dari lambung. sehingga disebut linea nigra.
Peningkatan estrogen dan Perubahan warna kulit juga dapat
progesteron meningkatkan aliran terjadi pada payudara dan paha.
darah ke rongga mulut. Gusi menjadi Kadang-kadang linea nigra juga
lebih hiperemis dan lunak sehingga tampak pada wajah atau leher dan
mudah terjadi perdarahan. Hati tidak disebut dengan chloasma atau
mengalami perubahan anatomik dan melasma gravidarum. Perubahan
morfologik. Tapi kadar alkalin warna kulit ini
fosfatase akan meningkat hampir dua terjadi akibat peran estrogen dan
kali lipat. Sedangkan serum aspartat progesteron dalam melanogenesis
transamin, albumin, dan bilirubin akan (Melanophore Stimulating Hormon
menurun. lobus hipofisis anterior dan pengaruh
9. Perubahan Sistem Urinaria kelenjar suprarenalis). Pigmentasi
Ureter membesar dan tonus otot - yang berlebihan ini akan hilang
otot saluran kemih menurun akibat setelah persalinan.
pengaruh estrogen dan progesterone, 11. Perubahan Lainnya
sehingga wanita hamil akan lebih Sistem muskuloskeletal wanita
sering berkemih pada masa awal hamil mengalami perubahan menjadi
kehamilan karena penekanan uterus lordosis karena pembesaran uterus ke
pada kandung kemih. Keluhan ini anterior. Lordosis menggeser pusat
akan hilang saat kehamilan makin tua daya berat ke arah dua tungkai.
dan uterus terangkat keluar panggul, Wanita hamil membutuhkan anestesi
tapi akan muncul lagi pada akhir lokal lebih sedikit daripada wanita
kehamilan saat kepala janin mulai yang tidak hamil karena peningkatan
turun ke pintu atas panggul. Fungsi progesteron membuat pasien lebih
ekskresi urin juga mengalami sensitif terhadap zat anestesi lokal.
12
Cairan serebro spinal wanita hamil perut dan dinding rahim dengan syarat
mengandung lebih sedikit protein rahim dalam keadaan utuh serta berat janin
sehingga lebih banyak fraksi anestesi di atas 500 gram. Tindakan operasi sectio
lokal yang tidak terikat dan obat- caesarea dilakukan untuk mencegah
obatan yang aktif menjadi lebih kematian janin maupun ibu yang
banyak. Minimum Alveolar dikarenakan bahaya atau komplikasi yang
Concentration (MAC) wanita hamil akan terjadi apabila ibu melahirkan secara
mengalami penurunan sehingga nilai pervaginam.
ambang batas nyeri meningkat. indikasi sectio caesarea terbagi menjadi :
1. Cephalopelvic disproportion (CPD) :
Sirkulasi Uteroplasenta suatu bentuk ketidaksesuaian antara
Plasenta adalah organ feto- ukuran kepala janin dengan panggul
maternal yang menghubungkan ibu dan ibu. CPD disebabkan karena panggul
janin pada saat kehamilan. Plasenta juga ibu sempit, janin yang besar, dan
mensekresi endokrin dan merupakan kelainan posisi janin.
tempat pertukaran selektif zat yang dapat 2. Pembedahan sebelumnya pada uterus :
larut dalam darah melalui uterus bagian sectio caesarea sebelumnya
trofoblas yang mengandung pembuluh 3. Perdarahan : plasenta previa atau
darah. Plasenta menghubungkan secara abruptio pasenta
erat kapiler janin dan darah ibu. Darah 4. Toxemia gravidarum : preeklamsi dan
janin yang miskin oksigen mengalir ke eklamsi
plasenta melalui dua arteri umbilikalis dan 5. Indikasi fetal : gawat janin, cacat,
darah yang kaya oksigen dari ibu mengalir insufisiensi plasenta
ke janin melalui satu vena umbilikalis.
Sebagian besar obat dalam sirkulasi ibu Anestesi Regional Spinal
dapat melalui plasenta Faktor yang Anestesi regional memberi
mempengaruhi transfer plasenta antara lain keuntungan yaitu berkurangnya risiko
karakteristik fisik dan kimiawi obat, aspirasi pulmonal cairan lambung, dapat
gradien konsentrasi, dan menghindari penggunaan obat-obat
faktor hemodinamik. depresan, dan ibu dalam kondisi sadar
Obat-obat anestesi yang dapat saat bayinya lahir. Risiko hipotensi pada
melalui plasenta antara lain agen induksi penggunaan anestesi regional masih lebih
seperti thiopental dan propofol, agen tinggi disbanding dengan proses
anestesi inhalasi seperti halothane dan persalinan pervaginam. Risiko ini bisa
isoflurane, serta opioid dan agen anestesi diminimalisir dengan posisi yang tepat
lokal. Asidosis fetus dapat terjadi pada dan rehidrasi dengan larutan kristaloid
pemakaian anestesi lokal dan opioid. Obat- sampai dengan 20ml/kgBB.
obat yang dapat melalui plasenta juga Indikasi untuk anestesi regional
dapat menimbulkan abnormalitas plasenta adalah:
dan janin sehingga penggunaannya butuh 1. Keinginan ibu untuk menyaksikan
perhatian khusus. kelahiran anaknya atau tidak mau
menerima anestesi general. Ini
Section Caesarea merupakan alasan tersering yang
Sectio caesarea adalah suatu digunakan ibu untuk memilih teknik
persalinan buatan dimana janin dilahirkan anestesi regional.
melalui suatu insisi pada dinding depan
13
2. Ada risiko jalan nafas terganggu atau antara vertebrata L2-3, L3-4, L4-5 untuk
aspirasi pada pemeriksaan fisik, menghasilkan onset anestesi yang cepat
memiliki riwayat kesulitan intubasi, dengan derajat keberhasilan yang tinggi.
obesitas, dan refluk gastroesofageal. Indikasinya yaitu pembedahan
3. Adanya kondisi komorbid. Misalnya bagian tubuh yang dipersarafi cabang
riwayat hipertermi maligna atau torakal 4 kebawah meliputi : bedah
penyakit pulmonal. ekstremitas bawah, daerah sekitar rectum-
4. Intoleransi atau kegagalan anestesi perineum-anal, operasi pembedahan
general, memiliki riwayat terjadi efek salurah kemih, dan abdomen.
samping pada penggunaan anestesi Kontraindikasi mutlak meliputi
general, percobaan anestesi general infeksi kulit pada tempat dilakukan pungsi
dengan kegagalan intubasi, atau lumbal, bacteremia, hypovolemia berat
pasien terbangun. (syok), koagulopati, dan peningkatan
5. Kepentingan lain: perencanaan tekanan intracranial. kontraindiaksi relatif
anestesi regional setelah pembedahan, meliputi neuropati, nyeri punggung,
mengurangi paparan obat terhadap penggunaan obat-obatan preoperasi
janin, mengurangi kehilangan darah, golongan OAINS, heparin subkutan dosis
dan memungkinkan kehadiran suami rendah, dan pasien yang tidak stabil.
atau pendamping saat melahirkan.
Anestesi regional dibagi menjadi
KESIMPULAN
analgesi spinal, anestesi lumbar epidural,
dan kombinasi anestesi spinal-epidural. Pada kasus ini dilakukan Tindakan
Posisi pasien untuk analgesi spinal adalah section cesaria. Tindakan dilakukan atas
duduk atau lateral decubitus. Kemudian indikasi G2P1A0 uk 39-40 minggu
disuntikkan cairan hiperbarik tetrakain (7- dengan kala 1 fase laten dan riwayat BSC
10 mg), lidokain (50-60 mg) atau x. Prosedur anestesi yang digunakan pada
bupivakain (10-15 mg). Penggunaan operasi ini yaitu anestesi regional dengan
epinefrin 0,1 mg dapat meningkatkan SAB (sub arachnoid block).
kualitas blok dan memperpanjang durasi Pasien tidak memiliki riwayat
tetrakain dan bupivakain. Keuntungan alergi apapun. Pemeriksaan darah lengkap
anestesi spinal adalah mudah, blok yang saat masuk rumah sakit didapatkan Hb
mantap, dan memiliki kinerja cepat. 10.6 d/dL (L), Hct 31,9 % (L), Leukosit
Komplikasi tersering anestesi spinal 10,9x103μL, Trombosit 369x103μL, MCV
adalah hipotensi dan tingginya angka sakit 77,4 fl (L), MCH 25,7 pg (L). Penurunan
kepala pasca spinal. Anestesi regional Hb dalam kasus ini tidak terlalu
dengan epidural blok simpatis dan bermakna, sehingga tidak perlu dilakukan
sensorik yang lebih tinggi atau sampai transfusi.
vertebra thoracalis II akan menyebabkan Sebelum tindakan operasi, pasien
vasodilatasi perifer, pelebaran kapiler, dan diterapi terlebih dahulu dengan IVFD RL
penurunan venous return yang 20 tpm, Inj Cefazolin 2 gram, Inj
berhubungan dengan kejadian hipotensi Ranitidin 40 mg, Inj Metokloperamid 10
sebesar 30-50%. mg, Inj Ondansentron 4 mg dan
Anestesi spinal (subarakhnoid) pemasangan DC.
adalah anestesi regional dengan tindakan Tindakan anestesi menggunakan
penyuntikan obat anestetik lokal ke dalam Fentanyl 25 mcg dan Bupivacaine 12,5
ruang subaraknoid pada region lumbal mg, dan Morphin 0,1 mg. Selama operasi
14
pasien diberikan medikasi berupa Inj Anestesiologi. 2 ed. Jakarta: Bagian
dexamethasone 5 mg, dan Nasal canul 2 Anestesi dan Terapi Inensif FK UI.
lpm. Suhu udara ruangan operasi Manuaba, I.B.G., Chandra, M.I.A., Fajar,
M.I.B.G. 2007. Pengantar Kuliah
menggunakan suhu ruang biasa, sekitar
Obstetri. Jakarta : EGC.
25°C-30°C, dan AC dimatikan. Selama Mochtar, Rustam. 2011. Sinopsis Obstetri
operasi tanda vital pasien dalam batas Fisiologi dan Patologi. Penerbit buku
normal kedokteran : EGC.
Segera setelah operasi, pasien Muhiman, et al. Anestesiologi. Bagian
diberikan diberikan medikasi berupa inj. Anestesiologi dan Terapi Intensif
Antrain 1 gram, inj. Ondansetron 4 mg, Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta: Balai Penerbit
inj asam traneksamat 500 mg, dan Inf.
FKUI 2010; 65-71.
Paracetamol 1000 mg/ 100 ml. Serta Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kebidanan.
diberikan juga drip Oxytocin 20 IU. Hasil Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
evaluasi kondisi pasien ketika berada di Prawirohardjo
ruang pasca bedah pasien dalam keadaan Said A, Kartini A, Ruswan M. Petunjuk
baik, tanda vital stabil, tidak ada keluhan praktis anestesiologi: anestetik lokal
efek samping seperti mual, muntah. dan anestesia regional. Edisi ke-2.
Jakarta: Fakultas Kedokteran UI;
2002.
DAFTAR PUSTAKA
Saifuddin, A.B. 2009. Buku Acuan
Braunthal, S. dan Brateanu, A. 2019.
Nasional Pelayanan Maternal
Hypertension in Pregnancy:
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina
Pathophysiology and Treatment.
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
SAGE Open Medicine Vol 7 (1-15).
Soenarjo, et al. Anestesiologi. Bagian
USA: Cleveland Clinic
Anestesiologi dan Terapi Intensif FK
Katzung BG. Farmakologi dasar & klinik.
UNDIP. Semarang. 2002.
Edisi 10. Jakarta: EGC; 2011: 423-
Wiknjosastro, H. 2010. Ilmu Kebidanan.
430.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Latief, S. A., Suraydi, K. A. & Dachlan,
Sarwono Prawirohardjo.
M. R., 2009. Petunjuk Praktis

15

Anda mungkin juga menyukai