Pembimbing:
Disusun Oleh
2017
KATA PENGANTAR
Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi. Pada kesempatan ini, penyusun ingin
Semoga dengan adanya laporan tugas ini dapat menambah khasanah ilmu
kesempurnaan, oleh karena itu penyusun sangat membutuhkan saran dan kritik untuk
Penyusun
Primary Mild Contractions
Uterus terdiri dari tiga lapisan otot polos, lapisan luar longitudinal, lapisan
dalam sirkular dan diantara dua lapisan ini terdapat lapisan dengan otot-otot yang
beranyaman tikar. Seluruh lapisan otot ini bekerjasama dengan baik, sehingga
dimiometrium di fundus uteri, ditengah-tengah korpus uteri dan dibagian bawah uterus.
mengadakan relaksasi sampai 0, akan tetapi masih mempunyai tonus, sehingga tekanan
didalam ruang amnion masih terukur antara 6-12 mm Hg. Pada tiap kontraksi tekanan
tersebut meningkat disebut amplitudo atau intensitas his yang mempunyai dua bagian:
peningkatan tekanan yang agak cepat dan penurunan tekanan yang agak lamban.
Frekuensi his adalah jumlah his dalam waktu tertentu. Amplitudo dikalikan
dengan frekuensi his dalam 10 menit menggambarkan keaktifan uterus dan ini di ini
ukur dengan unit Montevideo. Umpama amplitudo 50 mmHg, frekuensi his 3 x dalam
10 menit, maka aktifitas uterus adalah 50 x 3 = 150 unit Montevideo. Nilai yang
Tiap his dimulai sebagai gelombang dari salah satu sudut dimana tuba masuk
ke dalam dinding uterus yang disebut sebagai pace maker, tempat gelombang his
berasal. Gelombang bergerak ke dalam dan ke bawah dengan kecepatan 2 cm tiap detik
His paling tinggi di fundus uteri yang lapisan ototnya paling tebal dan puncak
kontraksi terjadi simultan di seluruh bagian uterus. Sesudah tiap his, otot-otot korpus
uteri menjadi lebih pendek daripada sebelumnya yang disebut sebagai retraksi. Oleh
karena serviks kurang mengandung otot, serviks tertarik dan terbuka (penipisan dan
pembukaan): lebih-lebih jika ada tekanan oleh bagian janin yang keras, umpamanya
kepala.
ginekologi waktu hamil kadang dapat di raba adaya kontraksi uterus (tanda Braxton
Hicks). Pada seluruh trimester kehamilan dapat di catat adanya kontraksi ringan dengan
amplitudo 5 mmHg yang tidak teratur. His sesudah kehamilan 30 minggu terasa lebih
kuat dan lebih sering. Sesudah 36 minggu aktifitas uterus lebih meningkat lagi sampai
persalinan di mulai. Jika persalinan mulai, yakni pada permulaan kala 1, frekuensi dan
Amplitudo uterus meningkat terus sampai 60 mmHg pada akhir kala 1 dan frekuensi
his menjadi 2 sampai 4 kontraksi selama 10 menit. Dan durasi his menjadi meningkat
dari hanya 20 detik pada permulaan partus sampai 60-90 detik pada akhir kala 1 atau
pada permulaan kala II. His yang sempurna dan efektif bila ada koordinasi dari
gelombang kontraksi, sehingga kontraksi simetris dengan dominasi di fundus uteri, dan
jangka waktu antara kontraksi 2 sampai 4 menit,dan pada relaksasi relaksasi tonus
uterus kurang dari 12 mmHg. Jika frekuensi dan amplitudo his lebih tinggi, maka dapat
mengurangi pertukaran O2. Terjadilah hipoksia janin dan timbul gawat janin yang
secara klinik dapat di tentukan dengan antara lain menghitung detak jantung janin
pada permulaan kala 1 dan selanjutnya oleh kepala janin yang makin masuk ke rongga
panggul dan sebagai benda keras yang mengadakan tekanan kepada serviks hingga
Secara klinis pengukuran ini kurang bermanfaat dan sampai saat ini pengukuran
kontraksi uterus di lakukan secara klinis dengan meletakan tangan pada daerah fundus
dan mencatat frekuansi, interval, dan durasinya. Arrabal dan Nagey menemukan bahwa
pengukuran klinik ini tidak akurat sehingga beberapa peneliti mencoba pengukuran
yang lebih akurat dengan berbagai peralatan misalnya Cohen dengan
elektrode kulit kepala ataupun secara external dengan kardiotokografi. Cohen dan
elektrode permukaan yang mirip EKG yang mungkin merupakan satu trobosan
pengukuran his yang lebih sederhana dan akurat tetapi tanpa resiko. Diharapkan
dengan penggunaan alat ini di klinik, diagnosis impartu dan kelainannya lebih akurat
intensitas, dan durasi di atas tidak dapat di percaya untuk mengukur kemajuan
Di tingkat sel, mekanisme kontraksi ada dua yaitu yang akut dan kronik. Yang
akut diakibatkan masuknya ion kalsium (Ca2+) kedalam sel yang di mulai dengan
depolarisasi membran sel. Meningkatnya konsentrasi Ca2+ bebas dalam sel memicu
antara filamen aktin dan miosin shingga sel berkontraksi. Sementara itu, mekanisme
yang kronik di akibatkan pengaruh hormon yang memediasi transkipsi gen yang
proteins).
Apa yang menyebabkan uterus mulai berkontraksi (mulai inpartu) sampai saat
ini masih belum bia di ketahui dengan pasti. Diperkirakan adanya sinyal biomolekular
dari janin yang di terima otak ibu akan memulai kaskade penurunan progesteron,
persalinan. Satu teori yang menyatakan bahwa janin merupakan dirigen dari orkestrasi
kehamilannya sendiri, dan komunikasi biomolekular antara ibu dan janin ini
merupakan bagian dari awal ikatan (bonding and attachment) antara ibu dan janin yang
Selama persalinan, uterus berubah bentuk menjadi dua bagian yang berbeda.
Segmen atas yang berkontraksi secara aktif menjadi lebih tebal ketika persalinan
berlangsung. Bagian bawah relatif pasif dibanding dengan segmen atas, dan bagian ini
berkembang menjadi jalan lahir yang berdinding jauh lebih tipis. Segmen bawah uterus
analog dengan ismus uterus yang melebar dan menipis pada perempuan yang tidak
hamil. Segmen bawah secara bertahap terbentuk ketika kehamilan bertambah tua dan
kemudian menipis sekali pada saat persalinan. Dengan palpasi abdomen kedua segmen
dapat dibedakan ketika terjadi kontraksi, sekali pun selaput ketuban belum pecah.
Segmen atas uterus cukup kencang atau keras, sedangkan konsistensi segmen bawah
uterus jauh kurang kencang. Segmen atas uterus merupakan bagian uterus yang
berkontraksi secara aktif, segmen bawah adalah bagian yang diregangkan, normalnya
serviks, berkontraksi secara bersamaan dan dengan intensitas yang sama, maka gaya
dorong persalinan akan jelas menurun. Di sinilah letak pentingnya pembagian uterus
menjadi segmen atas yang aktif berkontraksi dan segmen bawah yang lebih pasif yang
berbeda bukan hanya secara anatomik melainkan juga secara fisiologik. Segmen atas
terhadap gaya dorong kontraksi segmen atas, sedangkan segmen bawah uterus dan
serviks akan semakin lunak berdilatasi dan dengan cara demikian membentuk suatu
saluran muskalar dan fibromuskular yang menipis sehingga janin dapat menonjol
keluar.
panjang aslinya setelah kontraksi, tetapi menjadi relatif menetap pada panjang yang
lebih pendek. Namun, tegangannya tetap sama seperti sebelum kontraksi. Bagian atas
uterus, atau segmen aktif, berkontraksi ke bawah meski pada saat isinya berkurang,
yang kendur, dengan mempertahankan otot uterus tetap menempel erat pada isi uterus.
Sebagai konsekuensi retraksi, setiap kontraksi yang berikutnya mulai di tempat yang
ditinggalkan oleh kontraksi sebelumnya, sehingga bagian atas rongga uterus menjadi
sedikit lebih kecil pada setiap kontraksi berikutnya. Karena pemendekan serat otot
yang terus-menerus pada setiap kontraksi, segmen atas uterus yang aktif menjadi
semakin menebal di sepanjang kala pertama dan kedua persalinan dan menjadi tebal
isi uterus terutama pada awal persalinan ketika seluruh uterus benar-benar merupakan
sebuah kantong tertutup dengan hanya sebuah lubang kecil pada ostium serviks. Ini
memungkinkan semakin banyak isi intrauterin mengisi segmen bawah, dan segmen
atas hanya beretraksi sejauh mengembangnya segmen bawah dan dilatasi serviks.
lebih merupakan lawan retraksi. Serabut-serabut segmen bawah menjadi teregang pada
setiap kontraksi segmen atas, dan sesudahnya tidak kembali ke panjang sebelumnya
tetapi relatif tetap mempertahankan panjangnya yang lebih panjang, namun tegangan
pada dasarnya tetap sama seperti sebelumnya. Otot-otot masih menunjukkan tonus,
masih menahan regangan, dan masih berkontraksi sedikit pada saat ada rangsangan.
uterus diikuti dengan pemendekan, normalnya hanya beberapa milimeter pada bagian
yang paling tipis. Sebagai akibat menipisnya segmen bawah uterus dan bersamaan
dengan menebalnya segmen atas, batas antara keduanya ditandai oleh suatu lingkaran
pada permukaan dalam uterus, yang disebut sebagai cincin retraksi fisiologik. Jika
permendekan segmen bawah uterus terlalu tipis, seperti pada partus macet, cincin ini
kondisi abnormal yang juga disebut sebagai cincin Bandl. Adanya suatu gradien
aktivitas fisiologik yang semakin mengecil dari fundus sampai serviks dapat diketahui
dari pengukuran bagian atas dan bawah uterus pada persalinan normal.
Kekuatan primer
Kontraksi involunter berasal dari titik pemicu tertentu yang terdapat pada penebalan
lapisan otot di segmen uterus bagian atas. Dari titik pemicu, kontraksi dihantar ke
uterus bagian bawah dalam bentuk gelombang, diselingi periode istirahat singkat.
Kontraksi ini berlangsung dari ringan ke sedang dengan durasi 30-45 detik.
Kekuatan primer membuat serviks menipis( Efaccement ) dan berdilatasi dan janin
turun. Penipisan serviks adalah pemendekan dan penipisan serviks selama tahap
pertama persalinan. Serviks yang dalam kondisi normal memiliki panjang 2 sampai 3
cm dan tebal 1 cm, terangkat keatas karena terjadi pemendekan gabungan otot uterus
selama penipisan segmen bawah rahim pada tahap akhir persalinan. Hal ini
menyebabkan bagian serviks yang tipis saja yang dapat diraba setelah effacement
lengkap.
Pendataran Serviks
Obliterasi atau pendataran serviks adalah pemendekan saluran serviks dari panjang
sekitar 2 cm menjadi hanya berupa muara melingkar dengan tepi hampir setipis
kertas. Proses ini disebut sebagai pendataran (effacement) dan terjadi dari atas ke
bawah. Serabut- serabut otot setinggi os serviks internum ditarik ke atas,atau
dipendekkan,menuju segmen bawah uterus,sementara kondisi os eksternum untuk
sementara tetap tidak berubah.
Saat pasien sudah masuk ke kala I atau sudah mengalami kontraksi primer,
hal yang harus diberi tahu kepada pasien: