Disusun Oleh :
Pembimbing :
DR. dr. H. Nasrudin A. M, Sp. OG (K), MARS.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
LEMBAR PENGESAHAN
1.
2.
Daftar Pusaka .......................................................................................38
BAB 1
PENDAHULUAN
Lokia
Lokia adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan
vagina dalam masa nifas. Cairan lokia tersebut terdiri dari eritrosit,
potongan jaringan desidua, sel epitel dan bakteri. 1,2,3
- Lokia rubra (cruenta) :
Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua,
verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium, selama 2 hari pasca
persalinan.
- Lokia sanguinolenta :
Berwarna merah kuning, berasa darah dan lendir, hari ke3-7
pasca persalinan.
- Lokia serosa :
Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14
pascapersalinan.
- Lokia alba :
Campuran leukosit dan penurunan kandungan cairan, lokia
berwarna putih atau putih kekuningan. Terjadi setelah 2 minggu.3
Regenerasi Endometrium
Dalam dua atau tiga hari setelah persalinan, desidua yang
tersisa berdiferensiasi menjadi dua lapisan. Lapisan superfisial menjadi
nekrotik dan menjadi nekrotik dan meluruh masuk kedalam lokia.
Lapisan basal yang berdekatan dengan dengan miometrium tetap utuh
dan merupakan sumber endometrium baru. Endometrium tumbuh dari
proliferasi sisa kelenjar endometrium dan stroma jaringan ikat
interglandular.
Regenerasi endometrium berlangsung cepat, kecuali pada
tempat perlekatan plasenta. Dalam waktu seminggu, permukaannya
itutupi oleh epitelium, dan Sharman menemukan endometrium yang
kembali sempurna pada semua spesimen biopsi yang diambil pada
hari ke-6 di bangsal.2
Involusi Tempat Perlekatan Plasenta
Pengeluaran lengkap tempat perlekatan plasenta memerlukan
waktu sampai 6 minggu. Segera setelah pelahiran, tempat perlekatan
plasenta kira-kira seukuran telapak tangan, kemudian ukurannya
mengecil dengan cepat. Pada akhir minggu kedua, diameternya sekitar
3-4 cm.3
Saluran Kemih
Setelah melahirkan, Vesica Urinaria mengalami peningkatan kapasitas
dan relatif tidak sensitif teradap tekanan intravesika, sehingga bisa
mengakibatkan ovedistensi, pengosongan yang tidak sempurna dan residu urin
yang berlebihan. Hal ini harus diwaspadai karena adanya residu urin dan
bakteriuria pada vesika urinaria yang mengalami trauma dapat mengakibatkan
terjadinya infeksi. Ureter yang berdilatasi dan pelvis renal kembali ke
keadaaan sebelum hamil dalam 2 sampai 8 minggu setelah melahirkan.3
Peritoneum dan Dinding Abdomen
Ligamentum latum dan rotundum memerlukan waktu yang cukup
lama untuk pulih dari perengangan dan pelonggaran yang terjaadi selama
kehamilan. Sebagai akibat dari ruptur serat elastik pada kulit dan distensi
uterus pada kehamilan, maka dinding abdomen masih tetap lunak dan flaksid.
Beberapa minggu dibutuhkan untuk kembali menjadi normal.3
Payudara
Payudara adalah kelenjar yang terletak dibawah kulit dan diatas otot
dada, merupakan perubahan dari kelenjar keringat. Payudara dewasa beratnya
sekitar 00 gram, sedangkan pada waktu hamil payudara membesar, mencapai
600 gram dan pada ibu menyusui mencapai 800 gram.4
a. Kolostrum
Setelah melahirkan, payudara mulai mensekresi kolostrum yaitu
suatu cairan berwarna kuning tua yang mengandung mineral, asam
amino dan lebih banyak protein terutama globulin dan sedikit lemak dan
glukosa. Cairan ini biasanya keluar dua jam setelah melahirkan. Sekresi
berlanjut selama 5 hari, dengan berubah secara perlahan menjadi air
susu matang selama 4 minggu berikutnya. Kolostrum mengandung
antibodi dan imunoglobulin A yang dapat memberikan perlindungan
bagi neonatus terhadap paxgbn\togen enterik. Faktor pertahanan tubuh
lainnya yang ditemukan di kolostrum dan susu mencakup komplemen,
makrofag, limfosit, laktoferin, laktoperoksidase, dan lisozim. 3
b. ASI
Air susu ibu merupakan suspensi lemak dan protein dalam larutan
karbohidrat-mineral. Ibu yang menyusui dapat mengeluarkan 600 ml
susu perhari, dan berat badan ibu sewaktu hamil tidak memengaruhi
kuantitas atau kualitasnya. ASI mengandung asam amino esensial yang
berasal darah dan asam amino non-esensial sebagian berasal dari darah
atau disintesis di kelenjar mammae. Sebagian besar protein susu
mengandung α-laktalbumin, β-laktaglobulin, dan kasein. Asam lemak
disintesis di alveoli dari glukosa dan disekresikan melalui apokrin.
Semua vitamin kecuali vitamin K ditemukan pada ASI dalam jumlah
yang berbeda. Kandungan vitamin D pada ASI rendah sekitar 22 IU/mL
sehingga diperlukan suplementasi bagi neonatus..
Whey atau serum susu pada ASI memiliki kandungan Interleukin-
6 yang besar dan berhubungan dengan produksi IgA lokal oleh
payudara. Pada ASI juga ditemukan prolaktin dan epidermal growth
factor (EGF). EGF tidak dihancurkan oleh enzim proteolitik lambung
sehingga dapat diabsorbsi unntuk mendukung pertumbuhan dan
pematangan mukosa usus neonatus.3
c. Laktasi
Pada saat hamil, payudara membesar karena pengaruh berbagai
hormon seperti estrogen, progesteron, Human Placental Lactogen dan
prolaktin. Selama kehamilan ASI biasanya belum keluar karena masih
dihambat oleh estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca
persalinan, kadar estrogen turun dengan drastis sehingga mulai terjadi
sekresi ASI. 5
Ada dua refleks yang sangat penting dalam proses laktasi, aitu
refleks prolaktin dan refleks oksitosin. Kedua reflek ini bersumber dari
perangsangan puting susu akibat isapan bayi5 :
- Refleks Prolaktin
Didalam papilla mammae banyak terdapat ujung saraf
peraba. Bila ini dirangsang, maka akan timbul rangsangan
menuju hipotalamus selanjutnya ke hipofisis anterior, sehingga
kelenjar ini memgeluarkan prolaktin. Hormon prolaktin
memegang peranan utama dalam produksi ASI pada alveolus.
Dengan demikian semakin sering rangsangan penyusuan maka
akan semakin banyak pula produksi ASI.
- Refleks Oksitosin
Rangsangan yang berasal dari papilla mammae diteruskan
sampai ke hipofisis posterior akibatnya terjadi pengeluaran
oksitosin. Hormon ini berfungsi memacu konttraksi otot polos
yang ada di dinding alveolus dan dinding saluran, sehingga ASI
dipompa keluar.
Sistem Kardiovaskuler
Setelah terjadi diuresis yang mencolok akibat penurunan kadar estrogen,
volume darah kembali kapada keadaan tidak hamil. Jumlah sel darah merah dan
haemoglobin kembali normal pada hari ke-5. Meskipun kadar estrogen
mengalami penurunan yang sangat besar selama masa nifas, namun kadarnya
masih tetap lebih tinggi daripada normal. Plasma darah tidak begitu mengandung
cairan dan dengan demikian daya koagulasi meningkat. Pembekuan darah harus
dicegah dengan penanganan yang cermat dan penekanan pada ambulansi dini.
Sistem Hematologi
a. Pada minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma serta
faktor-faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama post partum,
kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun tetapi darah lebih
mengental dengan peningkatan viskositas sehingga meningkatkan faktor
pembekuan darah.
b. Leukositosis adalah meningkatnya jumlah sel-sel darah putih sebanyak 15.000
selama persalinan dan tetap tinggi dalam beberapa postpartum. Jumlah sel
darah putih normal rata – rata pada wanita hamil kira – kira 12000/mm 3.
Selama 10 – 12 hari setelah persalinan umumnya bernilai antara 20000 –
25000/mm3. Sel darah putih, bersama dengan peningkatan normal pada kadar
sedimen eritrosit, mungkin sulit diinterpretasikan jika terjadi infeksi akut pada
waktu ini.
c. Factor pembekuan, yakni suatu aktivasi factor pembekuan darah terjadi
setelah persalinan. Aktivasi ini, bersamaan dengan tidak adanya pergerakan,
trauma atau sepsis, yang mendorong terjadinya tromboemboli. Keadaan
produksi tertinggi dari pemecahan fibrin mungkin akibat pengeluaran dari
tempat plasenta
Sistem Endokrin
a. Hormon placenta
Hormon placenta menurun dengan cepat setelah persalinan.
HCG (Human Chorionic Gonadotropin) menurun dengan cepat dan
menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-7 post partum dan
sebagai omset pemenuhan mamae pada hari ke-3 post partum.
b. Hormone pituitary
Prolaktin darah akan meningkat dengan cepat. Pada wanita yang
tidak menyusui, prolaktin menurun dalam waktu 2 minggu. FSH dan
LH akan meningkat pada fase konsentrasi folikuler( minggu ke-3) dan
LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.
c. Hypotalamik pituitary ovarium
Lamanya seorang wanita mendapatkan menstruasi juga di
pengaruhi oleh faktor menyusui. Sering kali menstruasi pertama ini
bersifat anovulasi karena rendahnya kadar estrogen dan progesteron.
d. Kadar estrogen
Setelah persalinan, terjadi penurunan kadar estrogen yang
bermakna sehingga aktifitas prolaktin yang juga sedang meningkat
dapat mempengaruhi kelenjar mamae dalam menghasilkan ASI.
e. Sistem Muskuloskeletal
Ambulasi pada umumnya dimulai 4- 8 jam post partum.
Ambulasi dini sangat membantu untuk mencegah komplikasi dan
mempercepat proses involusi.
Tulang – tulang sendi dan ikatan – ikatan sendi saat kehamilan
secara gradual kembali ke posisi normal selama 3 bulan. Otot – otot
prut dan dasar panggul secara gradual juga kembali seperti semula
melalui pelatihan pasca melahirkan.
f. Sistem integument
1) Penurunan melanin umumnya setelah persalinan menyebabkan
berkurangnya hiperpigmentasi kulit.
2) Perubahan pembuluh darah yang tampak pada kulit karena
kehamilan dan akan menghilang pada saat estrogen menurun.
Patologi Nifas
1. Sub-involusi uterus
Istilah ini menggambarkan suatu keadaan menetapnya atau terjadinya
retardasi involusi, proses yang normalnya menyebabkan uterus nifas
kembali ke bentuk semula. Proses ini disertai pemanjangan masa
pengeluaran lokhia dan perdarahan uterus yang berlebihan atau iregular
dan terkadang juga disertai perdarahan hebat. Pada pemeriksaan
bimanual, uterus teraba lebih besar dan lebih lunak dibanding normal
untuk periode nifas tertentu. Penyebab sub – involusi yang telah diketahui
antara lain retensi pemotongan plasenta dan infeksi panggul.
Gangguan pada proses involusi uterus. Nomalnya uterus terus
mengecil oleh kontrasi rahim dari 1000 gram setelah bersalin menjadi 40-
60 gram pada 6 minggu kemudian.
Pengobatan dapat diberikan ergonovine atau methylergonnovine
(Methergine) 0,2 mg setiap 3-4 jam selama 24-48 jam, namun cara kerja
nya masih dipertanyakan Bila ada sisa plasenta makan dilakukan kuretase.
5. Infeksi nifas
Infeksi nifas adalah keadaan yang mencakup peradangan alat-alat
genitalia dalam masa nifas. Kuman-kuman yang sering menyebabkan
infeksi nifas :
- Streptococcus haemoliticus aerob
Masuk secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat yang
ditularkan dar penderita lain, alat-alat yang tidak steril, dll.
- Staphylococcus aureus
Masuk secara eksogen dan banyak ditemukan sebagai
penyebab infeksi di rumah sakit
- Escherichia coli
Sering berasal dari vesika urinaria dan rektum. Biasanya
mengaibatkan infeksi terbatas.
Pengobatan infeksi nifas :
- Segera lakukan kultur dari sekret vagina, luka operasi, dan
darah serta uji resistensi untuk mendapatkan antibiotika
yang tepat
- Selama menunggu hasil kultur maka berikan antibiotika
spektrum luas
6. Depesi Ringan
Beberapa pasien menunjukan depresi ringan beberapa hari setelah
melahirkan. Depresi ringan sesaat, atau postpartum blues tersebut paling
mungkin terjadi sebagai akibat sejumlah faktor. Penyebab – penyebab
yang menonjol adalah3 :
Pada sebagian besar kasus, terapi yang efektif terkadang tidak lebih
dari sekedar antisipasi, pemahaman, dan rasa aman. Gangguan ringan ini akan
hilang dengan sendirinya dan biasanya membaik setelah 2 atau 3 hari,
meskipun terkadang menetap hingga 10 hari. Begitu depresi postpartum
menetap, atau bertambah buruk, perlu diberikan perhatian khusus untuk
mencari gejala – gejala depresi. Pada sebuah studi di Parkland Hospital,
didapatkan bahwa gejala – gejala depresi telah muncul sejak kehamilan pada
50 persen wanita yang mengalami depresi postpartum. Hal ini menunjukan
bahwa depresi postpartum merupakan manifestasi suatu kelainan depresif
yang mendasarinya3,6.
Hukum-hukum Nifas
Hukum nifas pada prinsipnya sama dengan hukum-hukum haid, kecuali
dalam beberapa hal berikut:
a. Iddah
Dihitung dengan terjadinya talak, bukan dengan nifas. Sebab, jika talak
jatuh sebelum istri melahirkan iddahnya akan habis karena melahirkan
bukan karena nifas. Sedangkan talak jatuh setelah melahirkan, maka ia
menunggu sampai haid lagi.
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT:
۟ ۖ ٰيََٓأيُّهَاـ ٱلنَّب ُّى َذا طَلَّ ْقتُ ُم ٱلنِّ َسٓا َـء فَطَلِّقُوهُ َّن لِ ِع َّدتِ ِه َّن َوَأحْ ص
َُوا ْٱل ِع َّدة ِ ِإ
yang artinya, “Hai Nabi, apabila kamu menceraikan istri-istrimu
maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat
(menghadapi) iddahnya (dengan wajar).” (Qs. ath-Thalaq: 1)
DAFTAR PUSTAKA