Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENANGANAN IBU NIFAS

Nama : Ratih Nurbayanti

NPM : 121051320119083

Kelas : Peminatan AKK

Semester : VII

Mata Kuliah : Manajemen KIA

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALUKU UATARA

TAHUN 2023
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa nifas merupakan masa setelah persalinan yaitu terhitung dari setelah
plasenta keluar, masa nifas disebut juga masa pemulihan, dimana alat-alat kandungan
akan kembali pulih seperti semula. Masa nifas merupakan masa ibu untuk memulihkan
kesehatan ibu yang umumnya memerlukan waktu 6-12 minggu (Nugroho, Nurrezki,
Desi, & Wilis, 2014). Nifas adalah periode mulai dari 6 jam sampai dengan 42 hari
pasca persalinan (Kementrian Kesehatan, 2014).

Komplikasi pada masa nifas yang sering terjadi yaitu preeklamsia. Preeklamsia
merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya hipertensi, proteinuria dan edema
yang timbul selama kehamilan atau sampai 48 jam post partum (Maryunani A. 2016 h;
171-172). Dampak preeklamsia pasca melahirkan antara lain, dapat secara permanen
merusak organ – organ vital, termasuk otak, hati dan ginjal. terjadinya edema paru,
yaitu mengalami kelebihan cairan di paru- paru. Menimbulkan stroke, yang terjadi ketika
pasokan darah ke otak terganggu atau sangat berkurang. Dan kemungkinan terjadinya
sindrom HELLP atau sindrom kerusakan sel darah merah (Ayahbunda. 2017 h; 4 - 6).

Kehamilan dan kelahiran dianggap sebagai suatu kejadian fisiologis yang pada
sebagian besar wanita berakhir dengan normal dan tanpa komplikasi (Departmen of
Health, 1993). Pada akhir masa puerper ium, pemulihan persalinan secara umum
dianggap telah lengkap. Pandangan ini mungkin terlalu opti mis. Bagi banyak wanita,
pemulihan adalah sesuatu yang berlangsung terjadi dan menjadi seorang ib u adalah
proses fisiologis yang normal.

Namun, beberapa studi terbaru mengungkapkan bahwa masalah masalah


kesehatan jangka panjang yang terjadi setelah melahirkan adalah masalah yang
banyak ditemui (Hillan, 1992b; glazener et al. 1 993; bick dan MacArthur, 1995a), dapat
berlangsung dalam waktu lama (macArthuretal. 1991). Penge tahuan menyeluruh
tentang perubahan fisiologis dan psikologis pada masa puerperium adalah sangat
penting jika bidan menilai status kesehatan ibu secara akurat dan memastikan bahwa
pemulihan sesu ai dengan standar yang diharapkan. Hal yang sama pentingnya adalah
menyadari potensi morbiditas pascapartum dalam jangka panjang dan factor factor
yang berhubungan dengannnya seperti obstetric, anestesi dan faktor sosial.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan nifas (puerperium)?

2. Bagaimana penanganan nifas normal?

3. Apa perubahan pada masa nifas?

C. Tujuan Penulisan

Untuk memenuhi tugas UAS Manajemen KIA dan juga untuk mengetahui definisi
nifas, penanganan nifas, dan perubahan pada masa nifas.
BAB II PEMBAHASAN

A. Nifas (Puerperium)

Masa nifas (postpartum/puerperium) berasal dari bahasa latin yaitu dari kata
"Puer" yang artinya bayi dan "Parous" yang berarti melahirkan. Masa nifas dimulai
setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil, biasanya berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, namun secara
keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan.

Perawatan dan hal-hal yang terjadi selama nifas:

1. Genitalia interna dan eksterna

2. Suhu badan pasca persalinan

3. Nadi

4. Hemokonsentrasi

5. Laktasi

6. Mulas

7. Serviks, uterus dan adneksa

8. Lokia

9. Miksi

10. Defekasi

11. Latihan senam


1. Genitalia Interna dan Eksternal

Alat-alat genitalia interna dan eksterna akan berangsur pulih kembali seperti
keadaan yang disebut involusi.

a. Fundus uteri

 Setinggi pusat setelah janin dilahirkan.

 Setinggi 2 jari bawah pusat segera setelah plasenta lahir. - Setinggi 7 cm atas
simfisis ossis pubis atau setengah simfisis-pusat pada hari ke-5.

 Tidak dapat diraba diatas simfisis ossis pubis setelah 12 hari.

b. Bekas implantasi plasenta

 Merupakan luka kasar dan menonjol ke dalam kavum uteri yang berdiameter 7,5
cm.

 Sering disangka sebagai bagian plasenta yang tertinggal.

 Diameternya menjadi 3,5 cm sesudah 2 minggu

 Diameternya mencapai 2,4 cm pada 6 minggu.

c. Berat uterus

 Berat uterus normal kira-kira 30 gram.

 Berat uterus gravidus aterm kira-kira 1000 gram.

 Beratnya menjadi 500 gram, 1 minggu pasca persalinan.

 Beratnya menjadi 300 gram, 2 minggu pasca persalinan.

 Beratnya menjadi 40-60 gram setelah 6 minggu pasca persalinan.


d. Pembukaan serviks

 Serviks agak terbuka seperti corong pada pasca persalinan dan konsistensinya
lunak.

 Tangan pemeriksa masih dapat dimasukkan ke dalam kavum uteri segera


setelah melahirkan. -2-3 jari tangan pemeriksa masih dapat dimasukkan ke
dalam kavum uteri setelah 2 jam pasca persalinan.

 1 jari tangan pemeriksa hanya dapat dimasukkan ke dalam kavum uteri setelah 1
minggu.

e. Endometrium

 Timbul trombosis, degenerasi dan nekrosis di tempat implantasi plasenta.

f. Ligamen, diafragma pelvis, fasia, otot, dan dinding vagina

 Ligamen, diafragma pelvis dan fasia yang meregang sewaktu kehamilan dan
partus berangsur-angsur kembali seperti semula.

 Ligamentum rotundum dapat mengendor sehingga pada hari kedua pasca


persalinan harus dilakukan latihan senam.

 Otot-otot dinding perut akan berinvolusi pada 6-7 minggu pasca persalinan.

 Dinding vagina yang teregang akan kembali seperti sebelumnya kira-kira setelah
3 minggu.
g. Luka dan infeksi

 Luka jalan lahir, seperti bekas episiotomi yang telah dijahit, luka pada vagina dan
serviks yang tidak luas akan sembuh primer.

 Infeksi dapat timbul dan dapat menyebabkan selulitis dan bila berlanjut dapat
menimbulkan sepsis.

2. Suhu Badan Pasca Persalinan

 Dapat naik lebih dari 0,5 derajat selsiuus dari keadaan normal tetapi tidak lebih
dari 39 derajat selsius.

 Umumnya suhu badan kembali normal sesudaah 12 jam pertama melahirkan. -


Bila suhu lebih dari 38 derajat selsius., mungkin ada infeksi.

3. Nadi:

 Nadi umumnya 60-80 denyut per menit.

 Segera setelah partus dapat terjadi takiikardi,

 Bila terdapat takikardi dan badan tidak panas mungkin ada perdarahan
berlebihan atau ada penyakit jantung.

 Pada masa nifas, umumnya senyut nadi lebih labil dibanding suhu badan.

4. Hemokonsentrasi :

 Dapat terjadi pada hari ke 3-15 pasca peersalinan.


5. Laktasi

Kelenjar mammae telah dipersiapkan semenjak kehamilan. Umumnya produksi


ASI baru terjadi pada hari ke-2 atau 3 pasca persalinan. Pada hari pertama keluar
kolostrum, cairan kuning yang lebih kental daripada air susu, mengandung banyak
protein albumin, globulin dan benda-benda kolostrum. Bila bayi meninggal, laktasi harus
dihentikan dengan membalut kedua mammac hingga tertekan atau memberikan
bromokriptin hingga hormon laktogenik tertekan. Kesulitan yang dapat terjadi selama
masa laktasi ialah:

a. Puting rata

 Sejak hamil, ibu dapat menarik-narik puting susu.

 Ibu harus tetap menyusui agar puting selalu sering tertarik.

b. Puting lecet

 Puting lecet dapat disebabkan cara menyusui atau perawatan payudara yang
benar dan infeksi monilia.

 Penatalaksanaan dengan melakukan teknik menyusui yang benar, puting harus


kering saat menyusui, puting diberi lanolin, monilia diterapi dan menyusui pada
payudara yang tidak lecet.

 Bila lecetnya luas, menyusui ditunda 24-48 jam dan ASI dikeluarkan dengan
tangan atau dipompa.

c. Payudara bengkak

 Payudara bengkak disebabkan pengeluaran ASI tidak lancar karena bayi tidak
cukup sering menyusui atau terlalu cepat disapih.

 Penatalaksanaan dengan menyusui lebih sering, kompres hangat, ASI


dikeluarkan dengan pompa dan pemberian analgesik.
d. Mastitis

 Payudara tampak edema, kemerahan, dan nyeri yang biasanya terjadi beberapa
Minggu setelah melahirkan.

 Penatalaksanaan dengan kompres hangat / dingin. pemberian antibiotik dan


analgesik, menyusui tidak dihentikan.

e. Abses payudara

 Penatalaksanaan yaitu ASI dipompa, abses diinsisi, diberikan antibiotik dan


analgesik.

f. Mulas

 Perasaan mulas sesudah partus akibat konntraksi uterus kadang sangat


mengganggu selama 2-3 hari pasca persalinan dan biasanya lebih sering pada
multipara disbanding primipara.

 Perasaan mulas lebih terasa saat menyusui, dapat pula timbul bila masih ada
sisa selaput ketuban, sisa plasenta, atau gumpalan darah dalam kavum uteri. -
Pasien dapat diberikan analgesik atau seedatif.

g. Serviks, uterus dan adneksa

 Keadaan serviks, uterus, dan adneksa billa ada perdarahan, biasanya karena
involusi uteri, dapat diberikan tablet ergometrin dan tirah baring untuk
menghentikan perdarahan.

 Bila serviks tampak hiperemis, meradang.. ada erosi dan curiga ke arah
keganasan, lakukan pemeriksaan sitologi.

 Bila tidak ada keganasan, lakukan kauterrisasi kimiawi atau elektrik dan dapat
juga dengan bedah beku.
h. Lokia

 Lokia adalah sekret dari kavum uteri dann vagina dalam masa nifas.

 Hari pertama dan kedua terdapat lokia ruubra atau lokia kruenta, terdiri dari
darah segar bercampur sisa selaput ketuban, sel desidua, sisa verniks kaseosa,
lanugo dan mekonium.

 Hari berikutnya keluar lokia sanguinolennta berupa darah bercampur lendir.

 Setelah I minggu, keluar lokia serosa beerwarna kuning dan tidak mengandung
darah.

 Setelah 2 minggu. keluar lokia alba yangg hanya berupa cairan putih.

 Biasanya lokia berbau agak amis, bila beerbau busuk mungkin terjadi lokiostasis
(lokia yang tidak lancar keluar) dan infeksi.

i. Miksi

 Miksi harus secepatnya dilakukan sendirii.

 Bila kandung kemih penuh dan tidak bisa miksi sendiri, dilakukan kateterisasi.

 Bila perlu dipasang dauer catheter atau indwelling catheter untuk


mengistirahatkan otot-otot kandung kencing

 Dengan melakukan mobilisasi secepatnya, tak jarang kesulitan miksi dapat


diatasi.

j. Defekasi

 Defekasi harus ada dalam 3 hari pasca peersalinan.

 Bila terjadi obstipasi dan timbul koprosstase hingga skibala tertimbun di rektum,
mungkin terjadi febris.

 Lakukan klisma atau berikan laksan perorral.


 Dengan melakukan mobilisasi sedini mungkkin, tidak jarang kesulitan defekasi
dapat diatasi.

k. Latihan senam

Latihan senam dapat diberikan hari kedua, misalnya:

 Ibu terlentang lalu kedua kaki ditekuk. kedua tangan ditaruh di atas dan menekan
perut. Lakukan pernapasan dada lalu pernapasan perut.

 Dengan posisi yang sama, angkat bokong lalu taruh kembali.

 Kedua kaki diluruskan dan disilangkan laalu kencangkan otot seperti menahan
miksi dan defekasi.

 Duduklah pada kursi, perlahan bungkukkann badan sambil tangan berusaha


menyentuh tumit.

Ibu diharap kembali memeriksakan diri pada 6 minggu pasca persalinan.


Pemeriksaan dilakukan untuk melihat keadaan umum, keadaan payudara dan
putingnya, dinding perut apakah ada hernia, keadaan perineum, kandung kemih apakah
ada rektokel, tonus otot sfingter ani dan adanya fluor albus. Kelainan yang dapat
ditemukan selama nifas ialah infeksi nifas, perdarahan pasca persalinan dan eklampsia
puerpurale.
B. PENANGANAN NIFAS NORMAL

1. Kebersihan Diri

 Jaga kebersihan seluruh tubuh

 Bersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. membersihkan daerah di


sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, baru kemudian
membersihkan daerah sekitar anus. Bersihkan vulva setiap kali selesai buang air
kecil atau besar.

 Ganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain dapat
digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah matahari
atau disetrika.

 Cuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah
kelamin.

 Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, hindari menyentuh luka.

2. Istirahat

 Istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.

 Kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan

 Tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.

 Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal :

a. Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi.

b. Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan

c. Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya


sendiri.
3. Latihan

Latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat membantu selain


menguatkan otot perut dan panggul, juga dapat mengurangi rasa sakit pada punggung.
Bentuk latihannya seperti :

 Dengan tidur terlentang dengan lengan di samping, menarik otot perut selagi
menarik napas, tahan napas ke dalam dan angkat dagu ke dada; tahan satu
hitungan sampai 5. Rileks dan ulangi sebanyak 10 kali,

 Untuk memperkuat tonus otot jalan lahir dan dasar panggul (latihan Kegel)

 Berdiri dengan tungkai dirapatkan. Kencangkan otot-otot, pantat dan pinggul dan
tahansampai 5 hitungan. Kendurkan dan ulangi latihan sebanyak 5 kali.

 Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan. Setiap minggu
naikkan jumlah latihan 5 kali lebih banyak. Pada minggu ke-6 setelah persalinan
ibu harus mengerjakan setiap gerakan sebanyak 30 kali.

4. Gizi

Ibu menyusui harus:

 Mengonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.

 Makan dengan diet seimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan vitamin
yang cukup.

 Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (minum setiap kali menyusui).

 Pil zat besi diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca
bersalin.
5. Menyusui

ASI mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna, memberi
perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih, dan siap untuk minum.

6. Perawatan payudara

 Menjaga payudara tetap bersih dan kering, terutama putting susu.

 Menggunakan bra yang menyokong payudara.

 Apabila putting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar
putting susu setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap dilakukan dimulai dari
putting susu yang tidak lecet.

 Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam, ASI dikeluarkan
dan diminumkan dengan menggunakan sendok.

 Untuk menghilangkan nyeri ibu dapat minum paracetamol 1 tablet setiap 4-6 jam.

 Apabila payudara hengkak akibat pembendungan ASI, lakukan :

a. Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat


selama 5 menit.

b. Urut payudara dari arah pangkal menuju putting atau dengan arah "Z"
menuju putting.

c. Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga puting susu
menjadi lunak.

d. Susukan bayi setiap 2-3 jam. Apabila tidak dapat menghisap seluruh ASI
sisanya keluarkan dengan tangan.

e. Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.


7. Sanggama

Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah
berhenti (setelah masa nifas) dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke
dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan ibu tidak merasa nyeri,
aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.

BAB III KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Masa nifas merupakan masa setelah persalinan yaitu terhitung dari setelah
plasenta keluar, masa nifas disebut juga masa pemulihan, dimana alat-alat kandungan
akan kembali pulih seperti semula. Masa nifas merupakan masa ibu untuk memulihkan
kesehatan ibu yang umumnya memerlukan waktu 6-12 minggu (Nugroho, Nurrezki,
Desi, & Wilis, 2014). Nifas adalah periode mulai dari 6 jam sampai dengan 42 hari
pasca persalinan (Kementrian Kesehatan, 2014).

Masa nifas atau puerpurium merupakan suatu yang normal dan setiap saat
dapat berubah menjadi abnormal. Dengan pencegahan yang semaksimal mungkin saat
kehamilan,persalinan dan nifas,keadaan yang abnormal dapat ditekan seminimal
mungkin.Untuk itu sangat diperlukan sekali penyebaran informasi dan kesadaran bagi
ibu hamil dan keluarga untuk melakukan ANC ( antenatal care ) secara rutin,dan
melakukan persalinan pada tenaga kesehatan, baik dokter ataupun bidan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.poltekkes-
denpasar.ac.id/7749/2/BAB%2520I
%2520Pendahuluan.pdf&ved=2ahUKEwibsb2X5s38AhUP03MBHY4RCIoQFnoEC
A4QAQ&usg=AOvVaw3wnpiOHVeVJDEuOgu22Fd8

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.academia.edu/30
827710/MAKALAH_NIFAS_NORMAL_PENANGANAN_NIFAS_NORMAL_DAN_P
ERUBAHAN_PADA_MASA_NIFAS_Disusun_oleh&ved=2ahUKEwiu6bDsz878Ah
WRW3wKHTrlAo8QFnoECBkQAQ&usg=AOvVaw1wxxu_jzFG_JhjCoJakoQD

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.umpo.ac.id/943/2
/BAB
%2520I.pdf&ved=2ahUKEwibsb2X5s38AhUP03MBHY4RCIoQFnoECC4QAQ&us
g=AOvVaw1CJBQNIn1Cl9U33DbLdx33

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://repository.poltekkes-
smg.ac.id/repository/1.%2520BAB%2520I
%2520fix.pdf&ved=2ahUKEwihxsXP5M78AhU263MBHR6Ha-
8QFnoECBoQAQ&usg=AOvVaw1aHhtTwjbMJKHK6L5uYucC

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://perpustakaan.poltekkes-
malang.ac.id/assets/file/kti/1502100072/
BAB_I.pdf&ved=2ahUKEwitq5n75M78AhV7yXMBHQN9CpUQFnoECDsQAQ&us
g=AOvVaw00zlf8KYfoxIiMOtVkPDpC

Anda mungkin juga menyukai