BAB II BAB II
MPR MPR
Pasal 2 Pasal 2
1.Majelis Permusyawaratan Rakyat 1.MPR dan perwakilan daerah dipilh
terdiri atas anggota-anggota Dewan melalui pemilihan umum dan di atur
Perwakilan Rakyat, ditambah dengan lebih lanjut dengan undang-undang
Utusan-utusan dari daerah-daerah dan
golongan-golongan menurut aturan
yang ditetapkan dengan undang-
undang.
Pasal 4 Pasal 4
1.Presiden Ripublik Indonesia 1. Presiden Republik Indonesia
memegang kekuasaan pemerintahan memegang kekuasaan pemerintahan
menurut Undang-undang Dasar. menurut Undang-undang Dasar.
2.Dalam melakukan kewajibannya 2. dalam melakukan kewajibannya
Presiden dibantu oleh satu orang Wakil Presiden dibantu oleh satu orang Wakil
Presiden. Presiden.
Pasal 5
1. Presiden berhak mengajukan
Pasal 5 rancangan Undang-undang kepada
1.Presiden memegang kekuasaan DPR.
membentuk undang-undang dengan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. 2. Presiden menetapkan peraturan
pemerintah untuk menjalankan
2.Presiden menetapkan peraturan Undang-undang sebagaimana mestinya.
pemerintah untuk menjalankan Pasal 6
Undang-undang sebagaimana mestinya. 1. Calon Presiden dan Calon Wakil
Presiden harus seorang warga Negara
Pasal 6
Indonesia sejak kelahirannya dan tidak
1.Presiden adalah orang Indonesia Asli.
pernah penerima kewarganegaraan lain
2.Presiden dan Wakil Presiden dipilih karena kehendaknya sendiri, tidak
oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat pernah menghianati negara, serta
dengan suara terbanyak. mampu secara rohani dan jasamani
untuk melaksanakan tugas dan
kewajiban sebagai Presiden dan Waklil
Presiden.
2. Syarat-syarat menjadi Presiden dan
Wakil Presiden diatur lebih lanjut
dengan undang-undang
Pasal 7
Presiden dan Wakil Presiden
memegang jabatan selama masa lima
tahun dan sesudahnya dapat dipilih
Pasal 7 kembali dalam jabatan yang sama,
Presiden dan Wakil Presiden hanya untuk satu kali masa jabatan.
memegang jabatannya selama masa Pasal 8
lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih 1. Jika Presiden mangkat, berhenti,
kembali. diberhentikan atau tidak dapat
melakukan kewajiban dalam masa
jabatnaya, ia diganti oleh Wakil
Pasal 8 Presiden sampai habis waktunya.
Jika Presiden mangkat, berhenti atau
2. Dalam hal terjadi kekosongan Wakil
tidak dapat melakukan kewajiban
Presiden selambat-lambat nya dalam
dalam masa jabatnaya, ia diganti oleh
waktu enam puluh hari, Majelis
Wakil Presiden sampai habis waktunya.
Permusyawaratan Rakyat
menyelenggarakan sidang untuh
memilih Wakil Presiden dari dua calon
yang diusulkan Presiden.
3. Jika Presiden dan Wakil Presiden
mangkat, berhenti , diberhentikan atau
tidak dapat melakukan kewajiban
dalam masa jabatnaya bersamaan,
pelaksana tugas kepresidenan adalah
menti Luar Negri, Menteri Dalam
Negeri, Menteri Pertahanan secara
bersama-sama. Selambat-lambatnya
tiga puluh hari setelah itu. Majelis
Permusyawaratan Rakyat
menyelenggarakan sidang untuk
memilih Presiden dan Wakil Presiden
dari dua pasang calon Presiden dan
Wakil Presiden yang di usulkan partai
politik atau gabungan partai politik
yang peket calon Presiden dan Wakil
Presiden meraih suara terbanyak
pertama dan kedua dalam pemilihan
sebelumnya, sampai habis masa
jabatanya.
Pasal 9
1. Sebelum memangku jabatannya,
Presiden dan Wakil Presiden
bersumpah menurut agama atau berjanji
dengan sungguh-sungguh dihadapan
Majelis
Pasal 9
Sebelum memangku jabatannya, Pasal 10
Presiden dan Wakil Presiden Presiden memegang kekuasaan yang
bersumpah menurut agama, atau tertinggi atas angkatan Darat, Angkatan
berjanji, dengan sungguh-sungguh di Laut dan Angkatan Udara
hadapan Majelis Permusyawaratan
Pasal 11
Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat.
1. Presiden dengan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat menyatakan perang,
membuat perdamaian dan perjanjian
Pasal 10
denga negara lain.
Presiden memegang kekuasaan yang
2. Presiden dalam membuat perjanjian
tertinggi atas angkatan Darat, Angkatan
Internasional lainya yang menimbulkan
Laut dan Angkatan Udara.
akibat yang luas dan mendasar bagi
kehidupan rakyat yang terkait dengan
Pasal 11
beban keuangan negara dan
Presiden dengan persetujuan Dewan
mengharuskan perubahan dan
Perwakilan Rakyat menyatakan perang,
pembentukan undang-undang harus
membuat perdamaian dan perjanjian
dengan persetujuan Dewan Perwakilan
denga negara lain.
Rakyat.
Pasal 14
Presiden memberi grasi, amnesti,abolisi
dan rehabilitasi.
Pasal 15
Presiden memberi gelaran, tanda jasa
dan lain-lain tanda kehormatan.
BAB 1V BAB IV
DEWAN PERTIMBANGAN DEWAN PERTIMBANGAN
AGUNG AGUNG
Pasal 16
1.Susunan DPA di tetapkan dengan
undang-undang (DIHAPUS)
Pasal 22 Pasal 22
1.Dalam hal ihwal kegentingan yang 1.Dalam hal Ikwal kegentingan yang
memaksa, Presiden berhak menetapkan memaksa, Presiden berhak menetapkan
peraturan pemerintah pengganti peraturan pemerintah sebagai pengganti
undang-undang. undang-undang.
Pasal 22B
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
dapat dihentikan dari jabatanya, yang
syarat-syarat dan tata cara diatur dalam
undang-undang.
BAB VIIA
DEWAN PERWAKILAN DAERAH
Pasal 22C
1. Anggota Dewan perwakilan daerah
dipilih dari setiap provinsi melalui
pemilihan umum.
Pasal 22D
1. Dewan Perwakilan Daerah dapat
mengajukan kepada Dewan Perwakilan
Rakyat rancangan undang-undang yang
berkaitan dengan otonomi daerah,
sehubungan pusat dan daerah,
pembentukan dan pemekaran serta
penggabungan daerah, pengolahan
sumber daya alam dan sumber daya
ekonomi lainya, serta yang berkaitan
dengan pertimbangan keuangan pusat
dan daerah.
BAB VIIB
PEMILIHAN UMUM
Pasal 22E
1. Pemilihan umum dilaksanakan secara
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur
dan adil setiap lima tahun sekali.
Pasal 23B
Macam dan harga mata uang ditetapkan
dengan undang-undang.
Pasal 23C
Hal-hal lain mengenai keuangan negara
diatur dengan undang-undang.
Pasal 23D
Negara memiliki bank sentral yang
susunan, kedudukan, kewenangan,
tanggung jawab dan independensinya
diatur dengan undang-undang.
BAB VIIIA
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
Pasal 23E
1. Untuk memeriksa pengelolaan dan
tanggung jawab tentang keuangan
negara diadakan satu badan pemeriksa
keuangan.
Pasal 23F
1. Anggota Badan Pemeriksa Keuangan
dipilih oleh anggota Dewa n Perwakilan
Rakyat dengan memperhatikan
pertimbangan dewan perwakilan daerah
dan diresmikan oleh presiden.
2. Pimpinan Badan Pemeriksa
Keuangan dipilih dari dan oleh anggota.
Pasal 23G
1. Badan Pemeriksa Keuangan
berkedudukan di ibu kota negara dan
memiliki perwakilan disetiap provinsi.
Pasal 24A
1. Mahkamah Agung berwenang
mengadili pada tingkat kasasi, menguji
peraturan perundang-undangan di
bawah undang-undang terhadap
undang-undang, dan mempunyai
wewenang lainnya yang diberikan oleh
undang-undang.
Pasal 24B
1. Komisi Yudisial bersifat mandiri
yang berwenang mengusulkan
pengangkatan hakim agung dan
mempunyai wewenang lain dalam
rangka menjaga dan menegakkan
kehormatan, keluhuran martabat, serta
perilaku hakim.
Pasal 25
Sjarat-sjarat untuk mendyadi dan untuk
diperhentikan sebagai hakim ditetapkan
dengan undang-undang.
BAB X BAB X
WARGA NEGARA WARGA NEGARA DAN
PENDUDUK
Pasal 26 Pasal 26
1.yang mendyadi warga Negara ialah 1.Yang menjadi warga negara ialah
orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa ndonesia asli dan
orang-orang bangsa lain yang orang-orang bangsa lain yang disahkan
disyahkan dengan undang-undang dengan undang-undang sebagai warga
sebagai warga negara. negara.
2.Syarat-syarat yang mengenai 2.Penduduk ialah waraga negara
kewargaan negara ditetapkan dengan Indonesia dan orang asing yang
undang-undang. bertempat tinggal di Indonesia.
3.Hal-hal mengenai warga negara dan
penduduk diatur dengan undang-
undang.
Pasal 27
Pasal 27
1.Segala warga negara bersamaan 1.Segala warga negara bersamaan
kedudukannya didalam hukum dan kedudukannya didalam hukum dan
pemerintahan dan wadjib menjunjung pemerintahan dan wadjib
hukum dan pemerintahan itu dengan mendjundjung hukum dan
tidak ada kecualinya. pemerintahan itu dengan tidak ada
2.Tiap-tiap warga Negara berhak atas ketjualinya.
pekerjaan dan penghidupan yang layak 2.Tiap-tiap warga Negara berhak atas
bagi kemanusiaan pekerdyaan dan penghidupan yang
lajak bagi kemanusiaan
3.Setiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam upaya pembelaan
Pasal 28( sama ) negara.
Kemerdekaan berserikat dan Pasal 28 ( sama )
berkumpul, mengeluarkan pikiran Kemerdekaan berserikat dan
dengan lisan dan tulisan dan sebagainya berkumpul, mengeluarkan pikiran
ditetapkan dengan undang-undang dengan lisan dan tulisan dan sebagainya
ditetapkan dengan undang-undang
BAB XA
HAK ASASI MANUSIA
Pasal 28A
Setiap orang berhak untuk hidup serta
berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.
Pasal 28B
1. Setiap orang berhak membentuk
keluarga dan melanjutkan keturunan
melalui perkawinan yang sah.
Pasal 28C
1. Setiap orang berhak mengembangkan
diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapat pendidikan
dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan
budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat
manusia.
Pasal 28D
1. Setiap orang berhak atas pengakuan,
jaminan, perlindungan, dan kepastian
hukum
yang adil serta perlakuan yang sama
dihadapan hukum.
Pasal 28E
1.Setiap orang bebas memeluk agama
dan beribadat menurut agamanya,
memilih pendidikan dan pengajaran,
memilih pekerjaan, memilih
kewarganegaraan, memilih tempat
tinggal diwilayah negara dan
meninggalkannya, serta berhak
kembali.
Pasal 28F
Setiap orang berhak untuk
berkomunikasi dan memperoleh
informasi untuk mengembangkan
pribadi dan lingkungan sosialnya, serta
berhak untuk mencari, memperoleh,
memiliki, menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi dengan
menggunakan segala jenis saluran yang
tersedia.
Pasal 28G
1. Setiap orang berhak atas
perlindungan diri pribadi, keluarga,
kehormatan, martabat, dan harta benda
yang dibawah kekuasaannya, serta
berhak atas rasa aman dan perlindungan
dari ancaman ketakutan untuk berbuat
atau tidak berbuat sesuatu yang
merupakan hak asasi.
Pasal 28H
1. Setiap orang berhak hidup sejahtera
lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
medapatkan lingkungan hidup baik dan
sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.
Pasal 28I
1. Hak untuk hidup, hak untuk tidak
disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan
hati nurani, hak beragama, hak untuk
tidak diperbudak, hak untuk diakui
sebagai pribadi dihadapan hukum, dan
hak untuk tidak dituntut atas dasar
hukum yang berlaku surut adalah hak
asasi manusia yang tidak dapat
dikurangi dalam keadaan apa pun.
Pasal 28J
1. Setiap orang wajib menghormati hak
asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.
Pasal 32
1. Negara memajukan kebudayaan
nasional Indonesia ditengah peradaban
dunia dengan menjamin kebebasan
mesyarakat dalam memelihara dalam
mengembangkan nilai-nilai
budayanya.****)
4. Perekonomian nasional
diselenggarakan berdasar atas
demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
kemandirian, serta dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan
Pasal 34 ekonomi nasional.****)
1.Fakir miskin dan anak-anak terlantar
dipelihara oleh Negara 5. Ketentuan lebih lanjut mengenai
pelaksanaan pasal ini diatur dalam
undang-
undang.
Pasal 34
1.Fakir miskin dan anak-anak terlantar
dipelihara oleh negara.****)
Pasal 36B
Lagu kebangsaan ialah Indonesia raya
Pasal 36C
Ketentuan lebih lanjut mengenai
bendera bahasa dan lambing Negara
serta lagu kebangsaan di atur dengan
undang-undang.
BAB XVI BAB XVI
PERUBAHAN UNDANG- PERUBAHAN UNDANG-UNDANG
UNDANG DASAR DASAR
Pasal 37 Pasal 37
1.Untuk mengubah Undang-Undang 1. Usul perubahan pasal-pasal Undang-
Dasar sekurang-kurangnya 2/3 daripada Undang Dasar dapat diagendakan
jumlah anggota Majelis dalam sidang Majelis Permusyawaratan
Permusyawaratan rakyat harus hadir. Rakyat apabila diajukan oleh sekurang-
2.Putusan diambil dengan persetujuan kurangnya 1/3 dari jumlah anggota
sekurang-kurangnya 2/3 daripada Majelis Permusyawaratan Rakyat.****)
djumlah anggota yang hadir.
ATURAN PERALIHAN 2. Setiap usul perubahan pasal-pasal
Undang-Undang Dasar diajukan secara
Pasal 1 tertulis dan ditunjukkan dengan jelas
Panitia Persiapan Kemerdekaan bagian yang diusulkan untuk diubah
Indonesia mengatur dan beserta alasannya.****)
menyelenggarakan kepindahan
pemerintahan kepada Pemerintah 3. Untuk mengubah pasal-pasal
Indonesia. Undang-Undang Dasar,
Pasal II sidang Majelis Permusyawaratan
Rakyat dihadiri sekurang-kurangnya
Segala badan Negara dan peraturan 2/3 dari jumlah anggota Majelis
yang ada masih langsung berlaku Permusyawaratan Rakyat.****)
selama belum diadakan yang baru
menurut Undang-Undang Dasar ini. 4. Putusan untuk mengubah pasal-pasal
Pasal III Undang-Undang Dasar dilakukan
dengan persetujuan sekurang-
Untuk pertama kali Presiden dan Wakil
kurangnya limapuluh persen ditambah
Presiden dipilih oleh Panitia Persiapan
satu anggota dari seluruh anggota
Kemerdekaan Indonesia.
Majelis
Pasal IV Permusyawaratan Rakyat.****)
Sebelum Majelis Permusjawaratan
rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat dan 5. Khusus mengenai bentuk negara
Dewan Pertimbangan Agung dibentuk Kesatuan Republik Indonesia tidak
menurut Undang-Undang ini, segala dapat
kekuasaannya dijalankan oleh Presiden
dengan bantuan sebuah Komite Pasal I
Nasional. Segala peraturan perundang-undangan
yang ada masih tetap berlaku selama
belum
diadakan yang baru menurut Undang-
Undang Dasar ini.
Pasal II
Semua lembaga negara yang ada masih
tetap berfungsi sepanjang untuk
melaksanakan ketentuan Undang-
Undang Dasar dan belum diadakan
ATURAN TAMBAHAN yang baru menurut Undang- Undang
Dasar ini.
1.Dalam enam bulan sesudah akhirnya
peperangan Asia Timur Raja, Presiden
Pasal III
Indonesia mengatur dan
Mahkamah Konstitusi dibentuk
menyelenggarakan segala hal yang
selambat-lambatnya pada 17 Agustus
ditetapkan dalam Undang-Undang
2003 dan sebelum
dasar ini.
dibentuk segala kewenangannya
2.Dalam enam bulan sesudah Majelis dilakukan oleh Mahkamah Agung.
Permusyawaratan rakyat dibentuk,
Majelis itu bersidang untuk menetapkan ATURAN TAMBAHAN
Undang-Undang Dasar.
Pasal I
Majelis Permusyawaratan Rakyat
ditugasi untuk melakukan peninjauan
terhadap materi dan status hukum
Ketetapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat Sementara dan Ketetapan
Majelis Permusyawaratan Rakyat untuk
diambil putusan pada sidang Majelis
Permusyawaratan Rakyat tahun 2003.
Pasal II
Dengan ditetapkannya perubahan UUD
ini, UUD RI Tahun 1945 Terdiri atas
pembukaan dan psal-pasal perubahan
tersebut diputuskan dalam rapat
paripurna MPR RI ke 6 (lanjutan) tgl 10
Agustus 2002 sidang tahunan MPR RI
dan mulai berlaku pada tgl ditetapkan.
Di