Anda di halaman 1dari 6

BAB Pasal KETERANGAN

I 1 (1) Bentuk negara Indonesia (Kesatuan), Bentuk Pemerintahan (Republik)


Bentuk dan Kedaulatan (2) Pelaksanaan asas demokrasi dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat (pemilu)
(3) Segala tindakan warga negara dan pemerintah harus berdasarkan hukum
II 2 (1) Keanggotaan MPR terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD yang dipilih melalui pemilu. Jumlah anggota MPR masa bhakti 2019-2024 adalah 711 orang (575 dari DPR RI
Majelis Permusyawaratan Rakyat dan 136 dari DPD RI). Ketua MPR RI : Dr. H. BAMBANG SOESATYO, S.E., M.B.A.

(2) Sidang MPR sedikitnya 1x dalam lima tahun di ibukota negara


(3) Pengambilan keputusan MPR dengan suara terbanyak (voting)
3 (1) Pasal 3 ayat (1),(2),(3) berisi tentang Kewenangan MPR:
(2) 1. Mengubah dan menetapkan UUD
(3) 2. Melantik Presiden dan/ atau wakil Presiden
3. Memberhentikan Presiden dan / atau wakil presiden dalam masa jabatannya menurut UUD
III 4 (1) Presiden sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan.
Kekuasaan Pemerintahan (2) Presiden dibantu oleh seorang wakil Presiden
Negara 5 (1) Presiden mengajukan RUU kepada DPR
(2) Presiden menetapkan Peraturan Pemerintah untuk menjalankan UU
6 (1) Calon Presiden & wapres RI harus WNI sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri, tidak pernah menghianati
negara, mampu secara jasmani dan rohani
(2) Syarat menjadi Presiden dan Wapres diatur dalam UU
6-A (1) Pasal 6-A ayat (1),(2),(3),(4),(5) berisi tentang tata cara pemilihan presiden dan wapres:
(2) (1) Presiden dan wapres dipilih oleh rakyat secara langsung dalam 1 pasangan
(3) (2) pasanga Presiden dan wapres diusulkan oleh parpol atau gabungan parpol peserta pemilu sebelum pelaksanaan pemilu
(4) (3) yang dilantik mejadi Presiden dan wapres adalah pasangan calon yang mendapatkan suara lebih dari 50% dari jumlah suara dalam pemilu dengan sedikitnya 20%
(5) suara disetiap provinsi di Indonesia
(4) Apabila tidak ada pasangan calon presiden dan wapres yang terpilih, maka dua pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua dipilih kembali
secara langsung, dan pasangan yang memperoleh suara terbanyak dilantik menjadi presiden dan wapres
(5) Tata cara pelaksanaan pemilihan presiden dan wapres diatur dalam UU.
7 Masa jabatan Presiden dan wapres adalah 5 tahun dan dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama hanya untuk 1x masa jabatan. (maksimal 2 periode dengan jabatan
yang sama)
7-A Presiden dan wapres dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh MPR atas usul DPR, baik apabila terbukti melakukan pelanggaran hukum (penghianatan terhadap
negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat) atau perbuatan tercela dan apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan / atau wapres.

7-B (1) Pasal 7-B ayat (1),(2),(3),(4),(5),(6),(7) berisi tentang tata cara pemberhentian presiden dan wapres:
(2) (1) Usul pemberhentian presiden dan/atau wapres diajukan oleh DPR kepada MPR dengan terlebih dahulu mengajukan permintaan kepada Mahkamah Konstitusi (MK)
(3) untuk memeriksa, mengadili dan memutus pendapat DPR tersebut.
(4) (2) Pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau wapres telah melakukan pelanggaran / telah tidak memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau wapres adalah dalam rangka
(5) fungsi pengawasan DPR.
(6) (3) Pengajuan permintaan DPR kepada MK hanya dapat dilakukan dengan dukungan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota DPR yang hadir dalam sidang paripurna
yg dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 jumlah anggota MPR
(3) Pengajuan permintaan DPR kepada MK hanya dapat dilakukan dengan dukungan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota DPR yang hadir dalam sidang paripurna
(7) yg dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 jumlah anggota MPR
(4) MK wajib memeriksa mengadili dan memutus seadil-adilnya terhadap pendapat DPR paling lama 90 ahri setelah permintaan DPR diterima MK.

(5) Apabila MK memutuskan Presiden dan/atau wapres terbukti melakukan pelanggaran hukum, dan/atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai presiden dan/atau wapres.
Maka DPR melakukan sidang paripurna untuk meneruskan usul pemberhentian presiden dan/atau wapres kepada MPR.

(6) MPR wajib menyelenggarakan sidang untuk memutus usul DPR tersebut paling lambat 30 hari sejak MPR menerima usul DPR.
(7) Keputusan MPR atas usul pemberhentian presiden dan/atau wapres harus diambil dalam rapat paripurna MPR yg dihadiri sekurang-kurangnya 3/4 dari jumlah
anggotadan disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota yang hadir, stelah presiden dan/ atau wapres diberi kesempatan menyampaikan penjelasan
dalam rapat paripurna MPR.
7-C Presiden tidak dapat membekukan dan/ atau membubarkan DPR.
8 (1) Pasal 8 berisi tentang pemegang kekuasaan pemerintahan:
(2) (1) Jika presiden mangkat, berhenti, diberhentikan/ tidak melakukan kewajiban dalam masa jabatannya digantikan oleh Wakil Presiden
(3) (2) Jika terjadi kekosongan Wakil Presiden, selambat-lambatnya dalam waktu 60 hari MPR menyelenggarakan sidang untuk memilih Wakil presiden dari 2
calon yang diusulkan Presiden.
(3) Jika Presiden dan wapres mangkat, berhenti, diberhentikan atau tidak dapat melakukan kewajiban dalam masa jabatannya secara bersamaan,
pelaksana tugas kepresidenan adalah Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Pertahanan secara bersama-sama. Selambatnya 30 hari
setelah itu, MPR menyelenggarakan sidang untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden dari 2 pasangan calon yang diusulkan oleh parpol atau gabungan
parpol yang pasangan calon Presiden dan wakil presiden meraih suara terbanya pertama dan kedua dalam pemilu sbelumnya, sampai berakhir masa
jabatannya.
9 (1) Presiden dan Wapres sebelum memangku jabatannya bersumpah menurut agam dan berjanji dengan sungguh-sungguh dihadapan MPR dan DPR

(2) Jika MPR dan DPR tidak dapat mengadakan sidang, Presiden dan Wakil Presiden bersumpah dan berjanji dihadapan pimpinan MPR dengan disaksikan
pimpinan MA
10 Prsiden pemegang kekuasaan tertinggi AD, AL, dan AU
11 (1) Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian
(2) Presiden membuat perjanjian internasional harus dengan persetujuan DPR
(3) Ketentuan tentang perjanjian internasional diatur dalam UU
12 Presiden menyatakan keadaan bahaya dengan syarat-syarat dan akibatnya ditetapkan dengan UU.
13 (1) Presiden mengangkat duta dan konsul
(2) Dalam mengangkat duta, Presiden mempertimbangkan pendapat DPR
(3) Presiden menerima penempatan duta negara lain mempertimbangkan pendapat DPR.
14 (1) Presiden memberi grasi dan rehabilitasi memperhatikan pertimbangan MA
(2) Presiden memberi amnesti dan abolisi memperhatikan pertimbangan DPR
15 Presiden memberi gelar, tanda jasa,tanda kehormatan diatur dalam UU
16 Presiden membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada presiden diatur dalam UU.
IV
Dewan Pertimbangan Agung D I H A P U S
(Dihapus)
V 17 (1) Pesiden dibantu oleh menteri-menteri
Kementerian Negara (2) Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden
(3) Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan
(4) Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kemen terian negara diatur dalam undang-undang.
VI 18 (1) NKRI dibagi atas daerah provinsi, daerah provinsi dibagi atas kota kabupaten. Tiap-tiap provinsi kabupaten kota mempunyai pemerintahan daerah
Pemerintahan Daerah
(2) Pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, kota mengatur sendiri urusan pemerintahannya menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.
(3) Pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, kotamemiliki DPRD yang anggotanya dipilih melalui pemilu
(4) Gubernur, Bupati, WaliKota masing-masing sebagai kepala daerah provinsi, kabupaten, kota dipilih secara demokratis
(5)
Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya , kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat.
(6) Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan lainnya untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan
(7) Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan diatur oleh UU
18-A (1) Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dengan daerah provinsi kabupaten kota dan antara pemerintah provinsi dengan kabupaten kota diatur dengan UU
dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah
(2) Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah diatur dan
dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan UU
18-B (1) Negara mengakui &menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yg bersifat khusus / istimewa yg diatur dg UU
(2) Negara mengakui & menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembang an
masyarakat dan prinsip NKRI
VII 19 (1) Anggota DPR dipilih melalui pemilu
Dewan Perwakilan Rakyat (2) Susunan DPR diatur dengan UU
(3) DPR bersidang sedikitnya 1x dalam 1 tahun
20 (1) DPR memegang kekuasaan membentuk UU
(2) Setiap RUU dibahas DPR dan Presiden untuk mendapat persetujuan bersama
(3) Jika RUU tidak mendapat persetujuan bersama, maka RUU tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan DPR masa itu
(4) Presiden mengesahkan RUU yg telah disetujui bersama menjadi UU
(5) Jika RUU yg telah disetujui bersama tersebut tidak disahkan oleh presiden dalam waktu 30 hari RUU tersebut disetujui, RUU tersebut sah menjadi UU dan wajib
diundangkan
20-A (1) DPR memiliki fungsi legalisasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan
(2) Dalam menjalankan fungsinya DPR memiliki hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat
(3) Anggota DPR memiliki hak mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat dan hak imunitas
(4) Ketentuan hak DPR dan hak anggota DPR diatur dalam UU
21 Anggota DPR berhak mengajukan usul RUU
22 (1) Dalam hal kegentingan yang memaksa, presiden berhak menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti undang-undang (PERPPU)
(2) Peraturan Pemerintah itu harus mendapat persetujuan DPR dalam persidangan berikutnya
(3) jika tidak mendapat persetujuan, maka Peraturan Pemerintah itu harus dicabut
22-A Tata cara pembentukan UU diatur dengan UU
22-B Anggota DPR dapat diberhentikan dari jabatannya. Syarat dan tata caranya diatur dalam UU
VII-A 22-C (1) Anggota DPD dipilih dari setiap provinsi melalui pemlu
Dewan Perwakilan Daerah (2) Anggota DPD dari setiap provinsi jumlahnya sama. Jumlah seluruh anggota DPP tidak boleh melebihin 1/3 jumlah anggota DPR
(3) DPD bersidang sedikitnya 1x dalam 1 tahun.
(4) Susunan dan kedudukan anggota DPD diatur dalam UU
22-D (1) DPD dapat mengajukan RUU kepada DPR berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran, penggabungan daerah,
pengelolaan SDA dan sumber daya ekonomi lainya, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah.
(2) DPD ikut membahas RUU tentang otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran, penggabungan daerah, pengelolaan SDA dan sumber
daya ekonomi lainya, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah. Dan memberikan pertimbangan kepada DPR atas RUU Anggaran pendapatan dan belanja negara
dan RUU berkaitan dg pajak, pendidikan, agama
(3) DPD melakukan pengawasan atas pelaksanaan UU mengenai otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran, penggabungan daerah,
pengelolaan SDA dan sumber daya ekonomi lainya, pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara, pajak, pendidikan, dan agama. Kemudian menyampiakn hasil
pengawasan kepada DPR sebagaibahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti

(4) Anggota DPD dapat diberhentikan dari jabatannya. Syarat dan tata caranya diatur dalam UU
VII-B 22-E (1) Pemilu dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil setiap 5 tahun sekali.
Pemilihan Umum (2) Pemilu dilaksanakan untuk memilih anggota DPR, DPD,DPRD, Presiden dan wakil presiden
(3) Peserta Pemilu untuk memilih anggota DPR dan DPRD adalah partai politik
(4) Peserta pemilu untuk memilih anggota DPD adalah perseorangan
(5) Pemilu diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap dan mandiri
(6) Ketentuan tentang pemilu diatur dalam UU.
VIII 23 (1) Anggaran pendapatan dan belanja negara ditetapkan setiap tahun dengan UU dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk kemakmuran rakyat
Hal Keuangan
(2) RUU anggaran pendapatan dan belanja negara diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama DPR memperhatkan pertimbangan DPD
(3) Apabila DPR tidak menyetujui Rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara yg diusulkan presiden, pemerintah menjalankan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara tahun lalu
23-A Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa diatur dalam UU
23-B Macam dan harga mata uang ditetapkan dengan UU
23-C Hal lain mengenai keuangan negara diatur dg UU
23-D Negara memiliki bank sentral
VIII-A 23-E (1) BPK sebagai badan pemeriksa pengelolaan keuangan negara yg bebas dan mandiri
Badan Pemeriksa Keuangan (2) Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai kewenangannya
(3) Hasil pemeriksaanditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan sesuai UU
23-F (1) Anggota BPK dipilih oleh DPR dg pertimbangan DPD dan diresmikan Presiden
(2) Pimpinan BPK dipilih dari dan oleh anggota
23-G (1) BPK berkedudukan di ibukota negara dan perwakilan di setiap provinsi
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai BPK diatur UU
IX 24 (1) Kekuasaan kehakiman meupakan kekuasaan merdeka menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan
Kekuasaan Kehakiman (2) Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh MA dan peradilan dibawahnya (peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer, peradilan tata usaha negara) dan MK

(3) Badan lain yg berkaitan dg kekuasaan kehakiman diatur UU


24-A (1) MA berwenang mengadili di tingkat kasasi, menguji perundang-undangan dibawah UU terhadap UU
(2) Hakim Agung memiliki integritas, adil profesional berpengalaman di bidang hukum
(3) Calon Hakim Agung diusulkan KY kepada DPR dan ditetapkan oelah Presiden
(4) Ketua dan Wakil Ketua MA dipilih oleh hakim agung
(5) susunan, kedudukan keanggotaan MA dan peradilan dibawahnya diatur UU
24-B (1) KY berwenang mengusulkan pengangkatan Hakim Agung dan wewenang lain dalam menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat serta perilaku hakim

(2) Anggota KY mempunyai pengetahuan dan pengalaman di bidang hukum, berintegritas, kepribadian tidak tercela
(3) Anggota KY diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dg persetujuan DPR
(4) Susunan, kedudukan, keanggotaan KY diatur dalam UU
24-C (1) MK berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya di tingkat final untuk menguji UU terhadap UUD, memutus sengketa kewenangan lembaga
negara yg kewenangannya diberikan UUD, memutus pembubaran parpol, memutus perselisihan tentang hasil pemilu.

(2) MK wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau wapres menurut UUD
(3) MK memiliki 9 hakim konstitusi ditetapkan oleh Presiden. (3 orang diajukan MA, 3 orang diajukan DPR, 3 orang diajukan Presiden)
(4) Ketua dan Wakil Ketua MK dipilih dari dan oleh hakim konstitusi
(5) Hakim konstitusi memiliki kepribadian baik, adil, negarawa menguasai konstutusi dan ketatanegaraan, tidak merangkap sebagai pejabat negara

(6) Pengangkatan pemberhentian hakim Konstitusi,hukum acara dan ketentuan lain tentang MK diatur oleh UU
25 Syarat untuk menjadi &diberhentikan sebagai hakim ditetapkan dg UU
IX-A NKRI adalah negara kepulauan yang bercirikan Nusantara dg wilayah yg batas dan hak0haknya ditetapkan dg UU
25-A
Wilayah Negara
X 26 (1) WN adalah orang-orang bangsa Indonesia aslI + orang-orang bangsa lain yg disahkan dg UU sbg WN.
Warga Negara dan Penduduk (2) Penduduk adalah WNI + orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia
(3) Hal mengenai WN dan penduduk diatur dlm UU
27 (1) Hak WN dlm bidang hukum dan pemerintahan
(2) Hak WN atas pekerjaan & penghidupan yang layak
(3) Hak + kewajiban WN ikut serta dalam bela negara
28 Kemerdekaan berserikat, berkumpul, mengeluarkan pendapat dg lisan dan tulisan ditetapkan dlm UU
X-A 28-A Hak untuk Hidup dan mempertahankan kehidupannya
Hak Asasi Manusia 28-B (1) Hak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan
(2) Hak atas kelangsungan hidup, tumbuh berkembang, perlindugan dari ekkerasan dan diskriminasi
28-C (1) Hak untuk mengemabngkan diri, mendapat pendidikan + memperoleh manfaat dari IPTEK, seni budaya
(2) Hak utk memajukan diri dalam memperjuangkan hak secara kolektif, membangun masyarakat, bangsa dan negaranya
28-D (1) Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yg adil serta perlakuan yg sama sama di hadapan hukum
(2) Hak utk bekerja, mendapat imablan dan perlakuan adil dan layak dlm hubungan kerja
(3) Setiap WN berhak memeproleh kesempatan yg sama dalam pemerintahan
(4) Hak atas status Kewarganegaraan
28-E (1) Bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan & pengajaran, memilih pekerjaan, kewarganegaraan, tempat tinggal di wilayah negara

(2) Hak atas kebeasan meyakini kepercayaab, menyatakan pikiran dan sikap sesuai hati nurani
(3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat
Berhak berkomunikasi memperoleh informasi, mencari, memperoleh, memiliki menyimpan, mengolah menyampaikan informasi dg segala jenis saluran
28-F
28-G Hak Keamanan
28-H Hak Kesejahteraan, hak milik pribadi
28-I Hak Perlindungan
28-J Kewajiban Asasi (wajib menghormati hak asasi manusia lain)
XI 29 (1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa
Agama Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya
(2)

XII 30 (1) Hak dan Kewajiban WN dalam usaha pertahanan dan keamanan negara
Pertahanan dan Keamanan (2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui SISHANKAMRATA TNI-POLRI (kekuatan utama) + Rakyat (kekuatan pendukung)
Negara (3) TNI terdiri atas AD, AL, AU yg bertugas mempertahankan, melindungi, memelihara keutuhan & kedaulatan negara
(4) POLRI bertugas menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, dan menegakkan hukum
(5) Susunan kedudukan tugas TNI POLRI diatur oleh UU
XIII 31 (1) Hak WN mendapatkan pendidikan
Pendidikan dan Kebudayaan (2) Kewajiban WN mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya
(3) Pemerintah menyelenggarakan SISDIKNAS yg meningkatkan keimanan ketakwaan akhlak mulia
(4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari APBN serta APBD
(5) Pemerintah memajukan IPTEK dan menjunjung tinggi nlai agama dan persatuan bangsa
32 (1) Negara memajukan kebudayaan nasional
(2) Negara menghormati memelihara bahasa daerah sbg kekayaan budaya nasional
XIV 33 (1) Perekonomian disusun sbg usaha bersama berdasar asas kekeluargaan
Perekonomian Nasional dan (2) Cabang-cabang produksi yang penting dikuasai oleh negara
Kesejahteraan Sosial (3) Bumi, air dan kekayaan alam dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat
(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokraasi ekonomi
(5) ketentuan lebih lanjut diatur dlm UU
34 (1) Fakir miskin anak-anak terlantar dipelihara oleh negara
(2) negara mengembangkan jaminan sosial bagi seluruh rakyat
(3) Negara bertanggung jawab menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan dan pelayanan umum
(4) ketentuan lebih lanjut daitur dalam UU
XV 35 Bendera Indonesia adalah Sang Merah Putih
Bendera, Bahasa, Lambang 36 Bahasa Negara adalah Bahasa Indonesia
Negara dan Lagu Kebangsaan 36-A Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dg semboyan Bhinneka Tunggal Ika
36-B Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya
36-C Ketentuan lebih lanjut mengenai Bendera, Bahasa, Lambang Negara, Lagu Kebangsaan diatur dengan UU
XVI 37 (1) Usulan perubahan pasal UUD diagendakan dalam sidang MPR apabila diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah anggota MPR
(2) Usul perubahan UUD diajukan scr tertulis & ditujukan dg jelas bagian yg diusulkan untuk diubah beserta alasannya
Perubahan Undang-Undang Dasar
(3) Untuk mengubah pasal UUD, sidang MPR dihadiri oleh 2/3 dari jumlah anggota MPR
(4) Putusan untuk mengubah pasal UUD dengan persetujuan sekurang-kurangnya 50% + 1 anggota dari seluruh anggota MPR
(5) Khusus bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat diubah.

Anda mungkin juga menyukai