Anda di halaman 1dari 20

MATRIKS INVENTARISASI LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA DALAM SISTEM KETETANEGARAAN

REPUBLIK INDONESIA
(DIKETIK)
DIKUMPULKAN DI KOORDINATOR KELAS DALAM GOOGLE DRIVE

Nama : Amira Zahra Afianita


NIM : 215010107111028
No. Presensi : 27
Kelas : HTN (M)
NO LEMBAGA NEGARA KETENTUAN KETENTUAN PASAL ANALISA PERAN
PASAL (KEWENANGAN/TUGAS/FUNGSI DI PENTING DALAM
PENGATURA DALAM UNDANG-UNDANG) SISTEM
N DISEBUTKAN BUNYINYA KETATANEGARAAN
DI DALAM
UUD
(DIKETIK
REDAKSINYA
)
ORGAN NEGARA PRIMER -LAPIS
PERTAMA
1 PRESIDEN&WAKIL PRESIDEN Pasal 4 Ayat (1) dan - Pasal 4 Ayat (1) UUD 1945 berbunyi “Presiden Presiden beserta wakil presiden
(2), Pasal 5 ayat (1) Republik Indonesia memegang kekuasaan merupakan satu lembaga
dan (2); Pasal 10; pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar”. penyelenggara kekuasaan
Pasal 11 Ayat (1) Selanjutnya dalam Pasal 4 Ayat (2) berbunyi eksekutif tertinggi di bawah
dan (2); Pasal 12, “Dalam melakukan kewajibannya presiden UUD. Secara politik, presiden
Pasal 13 Ayat (1), dibantu oleh satu orang wakil presiden”. tidak bertanggung jawab kepada
(2), dan (3), Pasal - Pasal 5 Ayat (1) Presiden berhak mengajukan MPR atau pun DPR melainkan
14 Ayat (1) dan (2), rancangan undang-undang kepada Dewan bertanggung jawab langsung
Pasal 15, dan; Pasal Perwakilan Rakyat. Ayat (2) Presiden kepada rakyat yang memilih.
16 UUD 1945. menetapkan peraturan pemerintah untuk Tugas presiden sebagai eksekutif
menjalankan undang-undang sebagaimana kepala pemerintah ialah
mestinya. memegang kekuasaan tertinggi
- Pasal 10, Presiden memegang kekuasaan yang atas Angkatan Darat, Angkatan
tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut Laut dan Angkatan Udara. Selain
dan Angkatan Udara. itu juga membuat perjanjian
- Pasal 11, ayat (1) Presiden dengan persetujuan internasional dengan persetujuan
Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang, DPR, serta mengangkat duta dan
membuat perdamaian dan perjanjian dengan menerima duta negara lain
negara lain. Ayat (2) Presiden dalam membuat dengan persetujuan DPR.
perjanjian internasional lainnya yang Kemudian tugas legislatif
menimbulkan akibat yang luas dan mendasar presiden antara lain membentuk
bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban Undang-Undang, menetapkan
keuangan negara, dan/atau mengharuskan peraturan pemerintah pengganti
perubahan atau pembentukan undang-undang Undang-Undang, dan juga
harus dengan persetujuan Dewan Perwakilan menetapkan Peraturan
Rakyat. Pemerintah untuk melaksanakan
- Pasal 12, Presiden menyatakan keadaan bahaya. Undang-Undang. Sedangkan
Syarat-syarat dan akibatnya keadaan bahaya untuk tugas yudisial sering
ditetapkan dengan undang-undang. disebut sebagai hak prerogratif
- Pasal 13, Ayat (1) Presiden mengangkat duta atau privilege presiden, yaitu
dan konsul. Ayat (2) Dalam hal mengangkat merupakan hak istimewa yang
duta, Presiden memperhatikan pertimbangan melekat pada presiden selaku
Dewan Perwakilan Rakyat. Ayat (3) Presiden kepala negara.
menerima penempatan duta negara lain dengan
memperhatikan pertimbangan Dewan
Perwakilan Rakyat.
- Pasal 14, Ayat (1) Presiden memberi grasi dan
rehabilitasi dengan memperhatikan
pertimbangan Mahkamah Agung. Ayat (2)
Presiden memberi amnesti dan abolisi dengan
memperhatikan pertimbangan Dewan
Perwakilan Rakyat.
- Pasal 15, Presiden memberi gelar, tanda jasa,
dan lainlain tanda kehormatan yang diatur
dengan undang-undang.
- Pasal 16, Presiden membentuk suatu dewan
pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat
dan pertimbangan kepada Presiden, yang
selanjutnya diatur dalam undang-undang.

2 MPR Pasal 2 dan Pasal 3 - Pasal 2 Ayat (1) UUD 1945, Majelis MPR merupakan salah satu
UUD 1945 Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota lembaga negara dalam sistem
Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan ketatanegaraan Indonesia, MPR
Perwakilan Daerah yang dipilih melalui terdiri atas DPR dan DPD yang
pemilihan umum dan diatur lebih lanjut dengan di[ilih melalui pemilihan umum
undang-undang. Ayat (2) Majelis dan diatur lebih lanjut dalam
Permusyawaratan Rakyat bersidang sedikitnya UUD 1945. Tugas dan
sekali dalam lima tahun di ibukota negara. wewenang MPR adalah
- Pasal 3 UUD 1945, Ayat (1) Majelis mengubah dan menetapkan UU.
Permusyawaratan Rakyat berwenang mengubah MPR akan mengubah sebuah
dan menetapkan Undang-Undang Dasar. Majelis peraturan perundang-undangan
Permus yawaratan Rakyat melantik Presiden jika sudah tidak dapat lagi
dan/atau Wakil Presiden. Ayat (3) Majelis mengikuti perkembangan zaman
Permus yawaratan Rakyat hanya dap at atau dianggap tidak mampu lagi
memberhentikan Presiden dan/atau Wakil melindungi hak warga
Presiden dalam masa jabatannya menurut negaranya.
Undang-Undang Dasar.

3 DPR Pasal 20 Ayat (1) - Pasal 20, Ayat (1) Dewan Perwakilan Rakyat DPR merupakan salah satu
dan (2); Pasal 20A; memegang kekuasaan membentuk undang- lembaga negara yang berperan
Pasal 21 UUD 1945 undang. Ayat (2) Setiap rancangan sebagai perwakilan rakyat. DPR
undangundang dibahas oleh Dewan Perwakilan memiliki anggota yang berasal
Rakyat dan Presiden untuk mendapat dari partai politik yang dipilih
persetujuan Bersama Jika rancangan melalui pemilihan umum. DPR
undangundang itu tidak mendapat persetujuan memiliki tiga fungsi, yaitu fungsi
bersama, rancangan undang-undang itu tidak legislasi, anggaran, serta fungsi
boleh diajukan lagi dalam persidangan Dewan pengawasan.
Perwakilan Rakyat masa itu. DPR juga memiliki tiga hak
- Pasal 20A Ayat (1), Dewan Perwakilan Rakyat dalam menjalankan tugas dan
memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsinya. DPR memiliki hak
fungsi pengawasan. Ayat (2), Dalam interpelasi, hak angket, dan hak
melaksanakan fungsinya, selain hak yang diatur menyatakan pendapat.
dalam pasalpasal lain Undang-Undang Dasar ini,
DPR mempunyai hak interpelasi, hak angket,
dan hak menyatakan pendapat. Ayat (3), Selain
hak yang diatur dalam pasal-pasal lain Undang-
Undang Dasar ini, setiap anggota DPR
mempunyai hak mengajukan pertanyaan,
menyampaikan usul dan pendapat serta hak
imunitas. Ayat (4), Ketentuan lebih lanjut
tentang hak Dewan Perwakilan Rakyat dan hak
anggota Dewan Perwakilan Rakyat diatur dalam
undang-undang.
- Pasal 21, (Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
berhak mengajukan usul rancangan undang-
undang.)

4 DPD Pasal 22 D ayat 1 - Pasal 22D Ayat (1), Dewan Perwakilan Daerah Dewan Perwakilan Daerah
sampai ayat 4 dapat mengajukan kepada Dewan Perwakilan (DPD) adalah lembaga negara
UUD 1945 Rakyat rancangan undang-undang yang yang diakui secara konstitusional
berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan dan dibentuk untuk berperan
pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran dalam mewakili aspirasi daerah.
serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber Aspirasi di tingkat daerah
daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, tersebut akan berpengaruh pada
serta perimbangan keuangan pusat dan daerah, pembentukan kebijakan atau
serta yang berkaitan dengan perimbangan pengambilan keputusan politik di
keuangan pusat dan daerah. tingkat pusat. DPD sendiri
- Pasal 22D Ayat (2), Dewan Perwakilan Daerah merupakan lembaga negara yang
ikut membahas rancangan undang-undang yang lahir setelah proses amandemen
berkaitan dengan otonomi daerah; hubungan UUD 1945. DPD merupakan
pusat dan daerah; pembentukan, pemekaran, dan wakil provinsi dan bagian dari
penggabungan daerah; pengelolaan sumber daya keanggotaan MPR yang dipilih
alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta melalui pemilu di tiap provinsi di
perimbangan keuangan pusat dan daerah; serta Indonesia.
memberikan pertimbangan kepada Dewan
Perwakilan Rakyat atas rancangan undang-
undang yang berkaitan dengan pajak,
pendidikan dan agama.
- Pasal 22D Ayat (3), Dewan Perwakilan Daerah
dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan
undang-undang mengenai : otonomi daerah,
pembentukan, pemekaran dan penggabungan
daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan
sumber daya alam dan sumber daya ekonomi
lainnya, pelaksanaan anggaran pendapatan dan
belanja negara, pajak, pendidikan, dan agama
serta menyampaikan hasil pengawasannya itu
kepada Dewan Perwakilan Rakyat sebagai
bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti.
- Pasal 22D Ayat (4), Anggota Dewan
Perwakilan Daerah dapat diberhentikan dari
jabatannya, yang syarat-syarat dan tata caranya
diatur dalam undang-undang.
5 MAHKAMAH KONSTITUSI/MK Pasal 24 Ayat (1) - Pasal 24 Ayat (1) Kekuasaan Kehakiman Mahkamah Konstitusi (MK)
dan (2), Pasal 24C merupakan kekuasaan yang merdeka untuk adalah lembaga negara yang
Ayat (1) sampai (6) menyelenggarakan peradilan guna menegakkan berfungsi sebagai pengawal dan
UUD 1945 hukum dan keadilan. penafsir konstitusi sesuai dengan
- Pasal 24 Ayat (2) Kekuasaan kehakiman Undang-Undang Dasar 1945.
dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi memiliki
badan peradilan yang berada di bawahnya dalam kedudukan yang sederajat
lingkungan peradilan umum, lingkungan dengan Mahkamah Agung
peradilan agama, lingkungan peradilan militer, sebagai kekuasaan kehakiman
lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh yang merdeka dalam sistem
sebuah Mahkamah Konstitusi ketatanegaraan Indonesia.
- Pasal 24C Ayat (1), Mahkamah Konstitusi Keduanya bekerja sama untuk
berwenang mengadili pada tingkat pertama dan membangun dan menjaga
terakhir yang putusannya bersifat final untuk pemerintahan Indonesia yang
menguji undang-undang terhadap Undang- adil sesuai dengan konstitusi.
Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan
lembaga negara yang kewenangannya diberikan
oleh Undang-Undang Dasar, memutus
pembubaran partai politik dan memutus
perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
- Pasal 24C Ayat (2), Mahkamah Konstitusi
wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan
Perwaklian Rakyat mengenai dugaan
pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil
Presiden menurut Undang-Undang Dasar.
- Pasal 24C Ayat (3), Mahkamah Konstitusi
mempunyai sembilan orang anggota hakim
konstitusi yang ditetapkan oleh Presiden, yang
diajukan masing-masing tiga orang oleh
Mahkamah Agung, tiga orang oleh Dewan
Perwakilan Rakyat, dan tiga orang oleh
Presiden.
- Pasal 24C Ayat (4), Ketua dan Wakil Ketua
Mahkamah Konstitusi dipilih dari dan oleh
hakim konstitusi.
- Pasal 24C Ayat (5), Hakim konstitusi harus
memiliki integritas dan kepribadian yang tidak
tercela, adil, negarawan yang menguasai
konstitusi dan ketatanegaraan, serta tidak
merangkap sebagai pejabat negara.
- Pasal 24C Ayat (6), Pengangkatan dan
pemberhentian hakim konstitusi, hukum acara
serta ketentuan lainnya tentang Mahkamah
Konstitusi diatur dengan undang-undang.

6 MAHKAMAH AGUNG/MA Pasal 24 Ayat (1) - Pasal 24 Ayat (1) Kekuasaan Kehakiman Mahkamah Agung (MA) adalah
dan (2), Pasal 24A merupakan kekuasaan yang merdeka untuk salah satu lembaga tinggi negara
Ayat (1) sampai (5) menyelenggarakan peradilan guna menegakkan yang memegang kekuasaan
UUD 1945. hukum dan keadilan. kehakiman bersama MK dan
- Pasal 24 Ayat (2) Kekuasaan kehakiman KY. Dalam sistem
dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan ketatanegaraan Indonesia, MA
badan peradilan yang berada di bawahnya dalam terbebas dari pengaruh cabang-
lingkungan peradilan umum, lingkungan cabang kekuasaan lainnya.
peradilan agama, lingkungan peradilan militer, MA berwenang untuk
lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh menyatakan bila semua peraturan
sebuah Mahkamah Konstitusi perundang-undangan dari tingkat
- Pasal 24A Ayat (1) Mahkamah Agung yang lebih rendah dan
berwenang mengadili pada tingkat kasasi, bertentangan dengan peraturan
menguji peraturan perundang-undangan di perundang-undangan yang lebih
bawah undang-undang terhadap undang-undang, tinggi sifatnya sah ataupun tidak
dan mempunyai wewenang lainnya yang sah. MA memiliki 4 fungsi yaitu
diberikan oleh undang-undang. fungsi peradilan, pengawasan,
- Pasal 24A Ayat (2) Hakim Agung harus mengatur nasehat, dan fungsi
memiliki integritas dan kepribadian yang tidak administratif.
tercela, adil, profesional, dan berpengalaman di
bidang hukum.
- Pasal 24A Ayat (3) Calon Hakim Agung
diusulkan Komisi Yudisial kepada Dewan
Perwakilan Rakyat untuk mendapatkan
persetujuan dan selanjutnya ditetapkan sebagai
hakim agung oleh Presiden.
- Pasal 24A Ayat (4) Ketua dan wakil ketua
Mahkamah Agung dipilih dari dan oleh hakim
agung.
- Pasal 24A Ayat (5) Susunan, kedudukan,
keanggotaan, dan hukum acara Mahkamah
Agung serta badan peradilan di bawahnya diatur
dengan undang-undang.

7 BADAN PEMERIKSA Pasal 23 E ayat 1 - Pasal 23 E Ayat (1), Untuk memeriksa Badan Pemeriksa Keuangan atau
KEUANGAN sampai ayat 3 pengelolaan dan tanggung jawab tentang BPK dibentuk pada 1 Januari
UUD 1945 keuangan negara diadakan satu Badan 1947. BPK berperan untuk
Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri. memeriksa tanggung jawab
- Pasal 23E Ayat (2) Hasil pemeriksaan tentang keuangan negara yang
keuangan negara diserahkan kepada Dewan peraturannya ditetapkan dengan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, undang-undang. BPK memiliki
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, sesuai status sebagai badan yang bebas
dengan kewenangannya. dan mandiri.
- Pasal 23 E Ayat (3), Hasil pemeriksaan tersebut
ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan
dan/atau badan sesuai dengan undang-undang.
ORGAN NEGARA PRIMER-LAPIS
KEDUA
8 KOMISI YUDISIAL (KY) Pasal 24B UUD - Pasal 24 B Ayat (1), Komisi Yudisial bersifat Komisi Yudisial merupakan
1945 mandiri yang berwenang mengusulkan suatu badan kehakiman yang
pengangkatan hakim agung dan mempunyai berada pada kekuasaan
wewenang lain dalam rangka menjaga dan kehakiman tetapi tidak
menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, menyelenggarakan peradilan.
serta perilaku hakim. Lembaga negara ini dibentuk
- Pasal 24 B Ayat (2), Anggota Komisi Yudisial dengan tujuan untuk menjaga
harus mempunyai pengetahuan dan pengalaman dan menegakkan kehormatan,
di bidang hukum serta memiliki integritas dan keluhuran, martabat, serta
kepribadian yang tidak tercela. perilaku hakim agar kekuasaan
- Pasal 24B Ayat (3) Anggota Yudisial diangkat kehakiman tetap terkontrol. Oleh
dan diberhentikan oleh Presiden dengan karena itu, dibutuhkan seseorang
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. yang memiliki pengetahuan dan
- Pasal 24 B Ayat (4) Susunan, kedudukan, dan pengalaman di bidang hukum
keanggotaan Komisi Yudisial diatur dengan serta mempunyai integritas dan
undang-undang. pengabdian yang tinggi agar bisa
menjadi anggota dalam komisi
yudisial.

9 KOMISI PEMILIHAN UMUM Pasal 22 E Ayat (5) Pasal 22 E UUD 1945 Ayat (5), Pemilihan umum Komisi Pemilihan Umum atau
(KPU) UUD 1945 diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan KPU adalah lembaga yang
umum yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri. bertanggungjawab dalam
UU No. 7 Tahun pelaksanaan Pemilihan Umum
2017 Pasal 12, Bunyi UU No. 7 Tahun 2017 Pasal 12 (Pemilu) di Indonesia.
Pasal 13, dan Pasal KPU bertugas: Wewenang KPU terbagi menurut
14 a. Merencanakan program dan anggaran serta wilayah yaitu KPU pusat, KPU
menetapkan jadwal; provinsi, dan KPU
b. Menyusun tata kerja KPU, KPU Provinsi, KPU kabupaten/kota. KPU berperan
Kabupaten/Kota, PPK, PPS, KPPS, PPLN, dan penting dalam pelaksanaan
KPPSLN; sistem demokrasi di Indonesia
c. Menyusun Peraturan KPU untuk setiap dengan mengadakan pemilihan
tahapan pemilu; umum sesuai dengan asas
d. Mengoordinasikan, menyelenggarakan, langsung, umum, bebas, rahasia,
mengendalikan, dan memantau semua tahapan jujur dan adil (Luber Jurdil).
pemilu;
e. Menerima daftar pemilih dari KPU provinsi;
f. Memutakhirkan data pemilih berdasarkan data
pemilu terakhir dengan memperhatikan data
kependudukan yang disiapkan dan diserahkan
oleh pemerintah dan menetapkannya sebagai
daftar pemilih;
g. Membuat berita acara dan sertifikat
rekapitulasi hasil penghitungan suara serta
wajib menyerahkannya kepada saksi Peserta
pemilu dan Bawaslu;
h. Mengumumkan calon anggota DPR, calon
anggota DPD, dan Pasangan Calon terpilih
serta membuat berita acaranya;
i. Menindaklanjuti dengan segera putusan
Bawaslu atas temuan dan laporan adanya
dugaan pelanggaran atau sengketa Pemilu;
j. Menyosialisasikan penyelenggaraan Pemilu
dan/atau yang berkaitan dengan tugas dan
wewenang KPU kepada masyarakat;
k. Melakukan evaluasi dan membuat laporan
setiap tahapan Penyelenggaraan Pemilu; dan
l. Melaksanakan tugas lain dalam
penyelenggaraan pemilu sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang–undangan.

Pasal 13 UU No. 7 Tahun 2017


KPU berwenang:
a. Menetapkan tata kerja KPU, KPU provinsi,
KPU Kabupaten/Kota, PPK, PPS, KPPS,
PPLN, dan KPPSLN;
b. Menetapkan Peraturan KPU untuk setiap
tahapan Pemilu;
c. Menetapkan peserta Pemilu;
d. Menetapkan dan mengumumkan hasil
rekapitulasi penghitungan suara tingkat
nasional berdasarkan hasil rekapitulasi
penghitungan suara di KPU Provinsi untuk
Pemilu Presiden dan Wakil presiden dan untuk
pemilu anggota DPR serta hasil rekapitulasi
penghitungan suara di setiap KPU Provinsi
untuk pemilu anggota DPD dengan membuat
berita acara penghitungan suara dan sertifikat
hasil penghitungan suara;
e. Menerbitkan keputusan KPU untuk
mengesahkan hasil Pemilu dan
mengumumkannya;
f. Menetapkan dan mengumumkan perolehan
jumlah kursi anggota DPR, anggota DPRD
provinsi, dan anggota DPRD kabupaten/kota
untuk setiap Partai Politik Peserta Pemilu
anggota DPR, anggota DPRD provinsi, dan
anggota DPRD kabupaten/kota;
g. Menetapkan standar serta kebutuhan
pengadaan dan pendistribusian perlengkapan ;
h. Membentuk KPU Provinsi, KPU
Kabupaten/Kota, dan PPLN;
i. Mengangkat, membina, dan memberhentikan
anggota KPU Provinsi, anggota KPU
Kabupaten/Kota, dan anggota PPLN;
j. Menjatuhkan sanksi administratif dan/atau
menonaktifkan sementara anggota KPU
provinsi, anggota KPU Kabupaten/Kota,
anggota PPLN, anggota KPPSLN, dan
Sekretaris Jenderal KPU yang terbukti
melakukan tindakan yang mengakibatkan
terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilu
yang sedang berlangsung berdasarkan putusan
Bawaslu dan/atau ketentuan peraturan
perundang-undangan;
k. Menetapkan kantor akuntan publik untuk
mengaudit dana Kampanye Pemilu dan
mengumumkan laporan sumbangan dana
Kampanye Pemilu; dan
l. Melaksanakan wewenang lain dalam
penyelenggaraan Pemilu sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

10 TENTARA NASIONAL Pasal 30 Ayat (2), - Pasal 30 Ayat (2), Usaha pertahanan dan Tugas dan fungsi TNI sangat
INDONESIA/TNI (3), dan (5) UUD keamanan negara dilaksanakan melalui sistem penting dalam pertahanan dan
1945. pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh keamanan
Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian negara. TNI merupakan bagian
UU No. 34 Tahun Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan dari masyarakat umum yang
2004 tentang utama, dan rakyat, sebagai kekuatan dipersiapkan secara khusus untuk
Tentara Nasional pendukung. melaksanakan tugas pembelaan
Indonesia Pasal 7 - Pasal 30 Ayat (3), Tentara Nasional Indonesia negara dan bangsa, serta
terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan laut dan memelihara pertahanan dan
Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas keamanan nasional. TNI juga
mempertahankan, melindungi, dan memelihara berperan dalam menjaga
keutuhan dan kedaulatan negara. keutuhan NKRI.
- Pasal 30 Ayat (5), Susunan dan kedudukan
Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara
Republik Indonesia, hubungan dan kewenangan
Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian
Negara Republik Indonesia di dalam
menjalankan tugasnya, syarat-syarat
keikutsertaan warga negara dalam usaha
pertahanan dan keamanan diatur dengan
undang-undang.

Pasal 7 UU No. 34 Tahun 2004


Ayat (1), Tugas pokok TNI adalah menegakkan
kedaulatan negara,mempertahankan keutuhan
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah
darah Indonesia dari ancaman dan gangguan
terhadap keutuhan bangsa dan negara.
11 KEPOLSIAN REPUBLIK - Pasal 30 Ayat Pasal 30 UUD 1945: Kepolisian RI memiliki tugas
INDONESIA (2), Ayat (4), dan - Pasal 30 Ayat (2), Usaha pertahanan dan untuk menjaga keamanan dan
Ayat (5) UUD keamanan negara dilaksanakan melalui sistem kenyamanan masyarakat. Polisi
1945. pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh merupakan lembaga negara yang
Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian berkaitan dengan penegakan
- UU No. 2 Tahun Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan hukum, perlindungan,
2002 tentang utama, dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung. pengayoman serta pelayanan
Kepolisian RI - Pasal 30 Ayat (4), Kepolisian Negara Republik kepada masyarakat.
Pasal 13, Pasal Indonesia sebagai alat negara yang menjaga
14, dan Pasal 15 keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas
melindungi, mengayomi, melayani masyarakat,
serta menegakkan hukum.
- Pasal 30 Ayat (5), Susunan dan kedudukan
Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara
Republik Indonesia, hubungan dan kewenangan
Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian
Negara Republik Indonesia di dalam menjalankan
tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga
negara dalam usaha pertahanan dan keamanan
diatur dengan undang-undang.

Pasal 13 UU No. 2 Tahun 2002, Tugas pokok


Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah:

1. Memelihara keamanan dan ketertiban


masyarakat;
2. Menegakkan hukum; dan
3. Memberikan perlindungan, pengayoman, dan
pelayanan kepada masyarakat.

ORGAN NEGARA PRIMER LAPIS


KETIGA
12 GUBERNUR,BUPATI/WALIKOTA UU No. 9 Tahun Pasal 65 Ayat (1) Kepala daerah mempunyai Kepala Daerah memiliki peran
2015 tentang tugas: penting dalam memimpin
Perubahan Kedua a. Memimpin pelaksanaan Urusan Pemerintahan pelaksanaan pemerintahan
Atas UU No. 23 yang menjadi kewenangan Daerah berdasarkan daerah berdasarkan ketentuan
Tahun 2014 ketentuan peraturan perundang-undangan dan perundang-undangan yang
tentang kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD; berlaku. Kepala daerah juga
Pemerintahan b. Memelihara ketenteraman dan ketertiban berperan untuk menjaga serta
Daerah . masyarakat; memelihara ketentraman dan
c. Menyusun dan mengajukan rancangan Perda keterlibatan masyarkat.
Pasal 65 UU No. 9 tentang RPJPD dan rancangan Perda tentang
Tahun 2015 RPJMD kepada DPRD untuk dibahas bersama
DPRD, serta menyusun dan menetapkan RKPD;
PP Nomor 33 d. Menyusun dan mengajukan rancangan Perda
Tahun 2018 tentang APBD, rancangan Perda tentang
perubahan APBD, dan rancangan Perda tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada
DPRD untuk dibahas bersama;
e. Mewakili Daerahnya di dalam dan di luar
pengadilan, dan dapat menunjuk kuasa hukum
untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan; dan
f. Dihapus.
g. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Ayat (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) kepala daerah berwenang:
a. Mengajukan rancangan Perda;
b. Menetapkan Perda yang telah mendapat
persetujuan bersama DPRD;
c. Menetapkan Perkada dan keputusan kepala
daerah;
d. Mengambil tindakan tertentu dalam keadaan
mendesak yang sangat dibutuhkan oleh Daerah
dan/atau masyarakat;
e. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

PP Nomor 33 Tahun 2018 sebagaimana dimaksud


berisi tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang
Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Pusat

13 DPRD PROVINSI, KAB/KOTA UU No. 23 Tahun Pasal 1 angka 4 UU No. 23 Tahun 2014 DPRD Terdiri dari atas anggota
2014 menyebutkan bahwa Dewan Perwakilan Rakyat partai politik peserta Pemilihan
Daerah (“DPRD”) adalah lembaga perwakilan Umum yang dipilih melalui
UU No. 9 Tahun rakyat daerah yang berkedudukan sebagai unsur Pemilihan Umum.
2015 (Perubahan penyelenggara pemda. DPRD kabupaten/kota
Kedua Atas merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah DPRD merupakan lembaga
Undang-Undang kabupaten/kota yang berkedudukan sebagai unsur perwakilan rakyat daerah yang
Nomor 23 Tahun penyelenggara pemda kabupaten/kota. Anggota berkedudukan sebagai unsur
2014 tentang DPRD kabupaten/kota adalah pejabat daerah
penyelenggara pemerintahan
Pemerintahan kabupaten/kota.
daerah.
Daerah)
Pasal 101 Angka (1) UU No. 9 Tahun 2015,
DPRD provinsi mempunyai tugas dan wewenang:
a. membentuk Perda Provinsi bersama gubernur;
b. membahas dan memberikan persetujuan
Rancangan Perda Provinsi tentang APBD Provinsi
yang diajukan oleh gubernur;
c. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan
Perda Provinsi dan APBD provinsi;
d. dihapus.
d1.memilih gubernur dan wakil gubernur dalam hal
terjadi kekosongan jabatan untuk meneruskan sisa
masa jabatan;
e. mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian
gubernur kepada Presiden melalui Menteri untuk
mendapatkan pengesahan pengangkatan dan/atau
pemberhentian;
f. memberikan pendapat dan pertimbangan kepada
Pemerintah Daerah provinsi terhadap rencana
perjanjian internasional di Daerah provinsi;
g. memberikan persetujuan terhadap rencana kerja
sama internasional yang dilakukan oleh Pemerintah
Daerah provinsi;
h. meminta laporan keterangan
pertanggungjawaban gubernur dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah provinsi;
i. memberikan persetujuan terhadap rencana kerja
sama dengan Daerah lain atau dengan pihak ketiga
yang membebani masyarakat dan Daerah provinsi;
j. melaksanakan tugas dan wewenang lain yang
diatur dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan.
ORGAN NEGARA PENUNJANG
(AUXIALARY STATE ORGAN)
14 OMBUDSMAN UU No. 37 Tahun - Pasal 6 UU No. 37 Tahun 2008, Ombudsman Ombudsman merupakan lembaga
2008 tentang berfungsi mengawasi penyelenggaraan negara dengan kewenangan
Ombudsman Pasal pelayanan publik yang diselenggarakan oleh mengawasi penyelenggaraan
6 dan Pasal 7 Penyelenggara Negara dan pemerintahan baik di pelayanan publik. Pelayanan
pusat maupun di daerah termasuk yang ombudsman adalah
diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik diselenggarakan oleh
Negara, Badan Usaha Milik Daerah, dan Badan penyelenggara negara dan
Hukum Milik Negara serta badan swasta atau pemerintahan, termasuk badan
perseorangan yang diberi tugas usaha milik negara, milik daerah,
menyelenggarakan pelayanan publik tertentu. dan badan hukum milik negara
- Pasal 7, Ombudsman bertugas: a. menerima serta badan swasta atau
Laporan atas dugaan Maladministrasi dalam perseorangan yang diberi tugas
penyelenggaraan pelayanan publik; b. menyelenggarakan pelayanan
melakukan pemeriksaan substansi atas Laporan; publik tertentu yang sebagian
c. menindaklanjuti Laporan yang tercakup atau seluruh dananya bersumber
dalam ruang lingkup kewenangan Ombudsman; dari anggaran pendapatan dan
d. melakukan investigasi atas prakarsa sendiri belanja Negara dan atau
terhadap dugaan Maladministrasi dalam anggaran pendapatan dan belanja
penyelenggaraan pelayanan publik; e. daerah.
melakukan koordinasi dan kerja sama dengan
lembaga negara atau lembaga pemerintahan
lainnya serta lembaga kemasyarakatan dan
perseorangan; f. membangun jaringan kerja; g.
melakukan upaya pencegahan Maladministrasi
dalam penyelenggaraan pelayanan publik; dan h.
melakukan tugas lain yang diberikan oleh
undang-undang.
15 OTORITAS JASA KEUANGAN UU No. 21 Tahun - Pasal 4 UU NO. 21 Thun 2011 OJK adalah lembaga independen
2011 tentang OJK dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan yang berkaitan dengan keuangan.
Otoritas Jasa kegiatan di dalam sektor jasa keuangan: Salah satu tugas utama dari OJK
Keuangn a. terselenggara secara teratur, adil, transparan,
adalah pengawasan di dalam
dan akuntabel; sektor jasa keuangan. Secara
b. mampu mewujudkan sistem keuangan yang umum, pengertian OJK adalah
tumbuh secara berkelanjutan dan stabil; dan lembaga yang berperan
c. mampu melindungi kepentingan Konsumen menyelenggarakan sistem dan
dan masyarakat. pengawasan terhadap seluruh
kegiatan di sektor keuangan.
- Pasal 5 UU No. 21 Tahun 2011 Sektor keuangan yang diawasi
OJK berfungsi menyelenggarakan sistem OJK adalah meliputi kegiatan
pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi yang ada di sektor perbankan,
terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor pasar modal, hingga sektor
jasa keuangan. industri keuangan non bank
(IKNB) seperti asuransi, dana
pensiun, lembaga pembiyaan,
dan lembaga jasa keuangan
lainnya.

16 KOMNAS HAM UU No. 39 Tahun Pasal 89 Ayat Komnas HAM adalah lembaga
1999 tentang Hak (1) Untuk melaksanakan fungsi Komnas HAM mandiri yang kedudukannya
Asasi Manusia dalam pengkajian dan penelitian sebagaimana setingkat dengan lembaga negara
Pasal 75 dan Pasal dimaksud dalam Pasal 76, Komnas HAM lainnya yang berfungsi
89 bertugas dan berwenang melakukan: melaksanakan pengkajian,
a. pengkajian dan penelitian berbagai instrumen penelitian, penyuluhan,
internasional hak asasi manusia dengan tujuan pemantauan, dan mediasi hak
memberikan saran-saran mengenai asasi manusia.
kemungkinan aksesi dan atau ratifikasi; Komnas HAM berperan penting
b. pengkajian dan penelitian berbagai peratuan dalam merealisasikan penegakan
perundang-undangan untuk memberikan hak asasi manusia di negara
rekomendasi mengenai pembentukan, Indonesia.
perubahan, dan pencabutan peraturan
perundnag-undangan yang berkaitan dengan
hak asasi manusia;
c. penerbitan hasil pengkajian dan penelitian;
d. studi kepustakaan, studi lapangan dan studi
banding di negara lain mengenai hak asasi
manusia;
e. pembahasan berbagai masalah yang berkaitan
dengan perlindungan, penegakan, dan
pemajuan hak asasi manusia; dan
f. kerjasama pengkajian dan penelitian dengan
organisasi, lembaga atau pihak lainnya, baik
tingkat nasional, regional, meupun
internasional dalam bidang HAM
17 KOMISI PENGAWAS UU No. 5 Tahun Pasal 35 UU No. 5 Tahun 1999, Tugas Komisi Komisi Pengawas Persaingan
PERSAINGAN USAHA/KPPU 1999 tentang meliputi : Usaha (KPPU) merupakan
Larangan Praktek a. Melakukan penilaian terhadap perjanjian yang lembaga independen di
Monopoli dan dapat mengakibatkan terjadinya praktek Indonesia. KPPU adalah salah
Persaingan Usaha monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat satu lembaga yang dibentuk
Tidak Sehat, Pasal sebagaimana diatur dalam Pasal 4 sampai untuk mengawasi pelaksanaan
35 dan Pasal 36 dengan Pasal 16; Undang-Undang yang terkait
b. Melakukan penilaian terhadap kegiatan usaha dengan larangan monopoli serta
dan atau tindakan pelaku usaha yang dapat persaingan usaha yang tidak
mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan sehat. Anggota Komisi Pengawas
atau persaingan usaha tidak sehat sebagaimana Persaingan Usaha jumlahnya ada
diatur dalam Pasal 17 sampai dengan Pasal 24; 9 orang, diangkat langsung oleh
c. Melakukan penilaian terhadap ada atau tidaknya Presiden sesuai dengan
penyalahgunaan posisi dominan yang dapat keputusan Dewan Perwakilan
mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan Rakyat.
atau persaingan usaha tidak sehat sebagaimana
diatur dalam Pasal 25 sampai dengan Pasal 28;
d. Mengambil tindakan sesuai dengan wewenang
Komisi sebagaimana diatur dalam Pasal 36;
e. Memberikan saran dan pertimbangan terhadap
kebijakan Pemerintah yang berkaitan dengan
praktek monopoli dan atau persaingan usaha
tidak sehat;
f. Menyusun pedoman dan atau publikasi yang
berkaitan dengan Undang-undang ini;
g. Memberikan laporan secara berkala atas hasil
kerja Komisi kepada Presiden dan Dewan
Perwakilan Rakyat.

Malang, 07 April 2022

Amira Zahra Afianita

Anda mungkin juga menyukai