Anda di halaman 1dari 9

STRUKTUR KETATANEGARAAN

INDONESIA PASCA PERUBAHAN


UUD 1945

A. REFORMASI KONSTITUSI.
Reformasi konstitusi yang disyahkan MPR pada tanggal 10 Agustus 2002
telah mengubah secara radikal bangunan sistem pemerintahan
(Administrasi Negara dalam arti yang luas) Indonesia, misalnya: MPR
tidak lagi menjadi lembaga tertinggi negara, Presiden/Wapres akan
dipilih langsung oleh rakyat, dihapusnya Dewan Pertimbangan Agung
(DPA). Lahirnya lembaga demokrasi baru seperti Dewan Perwakilan
Daerah, Mahkamah Konstitusi dan Komisi Yudisial.

B. STRUKTUR KETATANEGARAAN SEBELUM DAN SESUDAH PERUBAHAN


UUD 1945.

Struktur Ketatanegaraan Sebelum Perubahan UUD 1945

MPR
UUD 1945

DPR PRESIDEN BPK DPA MA

27
Struktur Ketatanegaraan Setelah Perubahan UUD 1945

UUD 1945

BPK MPR PRESIDEN KEKUASAAN KEHAKIMAN

DPD, DPR WAPRES MK MA KY

LEGISLATIF EKSEKUTIF YUDIKATIF

MPR

MPR terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan
Perwakilan Daerah yang dipilih melalui pemilihan umum. MPR dapat
mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar. MPR melantik Presiden
dan/atau Wakil Presiden. Dan MPR hanya dapat memberhentikan Presiden
dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut Undang-Undang
Dasar.

PERBEDAAN MPR SEBELUM

DAN SESUDAH PERUBAHAN UUD 1945

Sebelum perubahan Sesudah perubahan


Perbedaan
UUD 1945 UUD 1945

DPR, Utusan Daerah


Anggota DPR dan
Komposisi atau Utusan Golong-
anggota DPD
an

28
DPR lewat pemilu,
Seluruh anggota DPR
Utusan Daerah dan
Rekrutmen dan DPD dipilih lewat
Utusan Golongan
pemilu
diangkat

Kekuasaan legislasi
ada di DPR, DPD juga
dapat mengaju-kan
Legislasi Oleh DPR dan membahas RUU
yang berkaitan
dengan otonomi
daerah

Terbatas tiga hal


yaitu: mengubah
UUD, melantik
Kewenangan Tak terbatas Presiden/Wapres,
memberhentikan
Presiden/Wapres.

DPR dan DPD

 Pasal 2 ayat (1) menyebutkan bahwa MPR adalah gabungan dari


anggota-anggota DPR dan DPD yang dipilih lewat Pemilihan Umum
(Pemilu).

 Pemahamannya:
Amerika Serikat Indonesia

- Konggres MPR
- House of Representatif DPR
- Senat DPD

29
 Perbedaan DPR dan DPD
Perbedaan DPR DPD

Anggota Jumlah anggota DPR Anggota DPD dari


sebanyak 550 orang setiap Provinsi
jumlahnya sama, dan
tidak lebih dari 1/3
jumlah anggota DPR
(ps. 22C (2)).

Kewenangan - Membentuk - Mengajukan


UU (Ps. 20) dan membahas
- Fungsi: RUU, tapi
legislasi,anggar terbatas pada
an, pengawa- hal-hal otono-
san. mi daerah
- Hak: interpela- - Memberi perti-
si, angket, me- mbangan atas
nyatakan pen- RUU
dapat.(ps. 20A) - Pengawasan
terhadap UU,
untuk disam-
paikan ke DPR
(ps.22D.(1),(2),
(3)).

PRESIDEN
30
 Diatur dalam Bab III, pasal 5, 6, 6A, 7, 7A, 7B, 7C UUD 1945 (setelah
amandemen).
 Amandemen terhadap UUU 1945 mensyaratkan pemilihan Presiden
dilakukan secara langsung oleh rakyat.
 Tata cara pemilihan Presiden dan Wakil Presiden lebih lanjut diatur
dalam Undang-undang (pasal 6A ayat5).

Wewenang dan kekuasaan Presiden Republik Indonesia dibagi dua jenis


yaitu selaku kepala negara dan selaku kepala pemerintahan.

Tugas dan tanggung jawab sebagai kepala negara meliputi hal-hal yang
seremonial dan protokoler kenegaraan, tetapi tidak berkenaan dengan
kewenangan penyelenggaraan pemerintahan.

Kekuasaan dan kewenangan kepala negara tersebut meliputi sebagai


berikut:

a. Membuat perjanjian dengan negara lain.


b. Mengadakan perdamaian dengan negara lain.
c. Mengumumkan perang dengan negara lain.
d. Menyatakan negara dalam keadaan bahaya.
e. Mengangkat, melantik dan memberhentikan Duta dan Konsul untuk
negara lain.
f. Menerima surat kepercayaan dari negara lain melalui Duta dan Konsul
untuk negara lain.
g. Memberikan gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan tingkat
nasional.
h. Memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan
Laut dan Angkatan Udara.
Khusus point a sampai c dilakukan dengan persetujuan DPR RI terlebih
dahulu.

Kekuasaan dan kewenangan Presiden sebagai kepala pemerintahan, adalah


fungsinya sebagai penyelenggaraan tugas yang berasal dari legislatif yang
meliputi:

31
a. Memimpin kabinet.
b. Mengangkat dan melantik menteri-menteri.
c. Memberhentikan menteri-menteri.
d. Mengawasi operasional pembangunan.

Disamping itu, dalam sejarah pemerintahan di Indonesia mengenal


pembagian kekuasaan ( distribution of power) sehingga masing-masing
kekuasaan antara eksekutif, legislatif dan yudikatif hanya dibagi-bagi, dalam
arti masih terdapat hubungan satu sama lain, jadi bukan pemisahan sama
sekali (separation of power). Oleh karenanya Presiden RI juga mempunyai
kekuasaan sebagai berikut:

Di bidang legislatif:

a. Mengajukan Rancangan Undang-undang kepada DPR


b. Menetapkan Peraturan Pemerintah untuk menjalankan Undang-
undang.

Di bidang yudikatif:

a. Memberikan grasi.
b. Memberikan rehabilitasi
c. Memberikan amnesti.
d. Memberikan abolisi.

KEKUASAAN KEHAKIMAN (YUDIKATIF)

32
Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan
badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum,
lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan
peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.

Reformasi konstitusi yang disahkan MPR pada sidang tahunan pada


tahun 2002 telah mengubah secara radikal kekuasaan kehakiman, yaitu
dengan lahirnya lembaga demokrasi baru, seperti Mahkamah Konstitusi dan
Komisi Yudisial. Dengan demikian kekuasaan kehakiman setelah amandemen
UUD 1945 meliputi tiga lembaga penting yaitu: Mahkamah Agung (MA),
Mahkamah Konstitusi (MK) dan Komisi Yudisial (KY).

1.Mahkamah Agung.

- Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan


perundangan yang ada di bawah Undang-undang terhadap Undang-
undang, dan kewenangan-kewenangan lain yang diberikan oleh Undang-
undang.
- Terdiri dari para hakim agung, yang memiliki integritas dan kepribadian
yang tidak tercela, adil, profesional, dan berpengalaman di bidang
hukum.
- Calon Hakim Agung diusulkan oleh Komisi Yudisial kepada DPR untuk
mendapat persetujuan, kemudian ditetapkan sebagai hakim agung oleh
Presiden.
- Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah Agung dipilih dari dan oleh para
Hakim Agung.
- Susunan, kedudukan, keanggotaan , dan hukum acara Mahkamah Agung
serta badan peradilan dibawahnya diatur dengan UU.

2.Mahkamah Konstitusi.

- Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan


terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji UU terhadap UUD,
memutuskan sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh UUD, memutuskan pembubaran parpol,
memutuskan perselisihan tentang hasil pemilu.

33
- Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat DPR
mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wapres, menurut
UUD.
- Terdiri dari 9 hakim konstitusi yang ditetapkan oleh Presiden, yang
diajukan masing-masing: 3 hakim konstitusi diajukan oleh Mahkamah
Agung, 3 hakim konstitusi diajukan oleh DPR, dan 3 hakim konstitusi
diajukan oleh Presiden.
- Ketua dan Wakil ketua Mahkamah Konstitusi dipilih dari & oleh anggota
Hakim Konstitusi.
- Pengangkatan dan pemberhentian hakim konstitusi, hukum acara serta
ketentuan lainnya tentang Mahkamah Konstitusi diatur dengan Undang-
undang.

3.Komisi Yudisial.

- Komisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan


pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam
rangka memjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat,
serta perilaku hakim.
- Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai pengetahuan dan
pengalaman di bidang hukum serta memiliki integritas dan kepribadian
yang tidak tercela.
- Anggota Komisi Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh Presiden
dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
- Susunan, kedudukan, dan keanggotaan Komisi Yudisial diatur dengan
undang-undang.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN


34
Badan Pemeriksa Keuangan adalah lembaga tinggi negara yang bebas
dan mandiri, yang bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab
tentang keuangan negara, kekayaan negara, pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara serta Daerah, berdasarkan atas ketentuan
undang-undang. Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah, sesuai dengan kewenangannya, untuk ditindak lanjuti oleh
lembaga perwakilan dan/atau badan sesuai dengan undang-undang.

Sebagai lembaga inspektif, Badan Pemeriksa Keuangan berwenang


untuk meminta keterangan yang wajib diberikan oleh setiap orang,
badan/instansi baik pemerintah maupun swasta, sepanjang tidak bertentangan
dengan undang-undang.

Ada 3 (tiga) fungsi pokok yang dijalankan Badan Pemeriksa Keuangan,


yaitu fungsi operatif (melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan), fungsi
rekomendasi (memberi pertimbangan kepada pihak eksekutif dan legislatif)
dan fungsi yudikatif (menyelenggarakan proses tuntutan perbendaharaan).

Anggota Badan Pemeriksa Keuangan dipilih oleh Dewan Perwakilan


Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah dan
diresmikan oleh Presiden. Pimpinan Badan Pemeriksa Keuangan dipilih dari
dan oleh anggota.

Badan Pemeriksa Keuangan berkedudukan di ibu kota negara, dan


memiliki perwakilan di setiap provinsi. Ketentuan lebih lanjut mengenai Badan
Pemeriksa Keuangan diatur dengan undang-undang.

35

Anda mungkin juga menyukai