- Seperti apa dan sampai mana hubungan seseorang yang meninggalkan warisan dengan
harta kekayaannya yang juga banyak dipengaruhi lingkungan kekeluargaan di mana si
peninggal warisan itu berada;
- Menimbulkan bagaimana dan sampai mana terdapat tali atau hubungan kekeluargaan
antara si peninggal warisan dan ahli warisnya; serta Tentang bagaimana dan sampai mana
bentuk kekayaan yang beralih tersebut dapat dipengaruhi oleh sifat lingkungan
kekeluargaan dimana si peninggal warisan dan ahli warisnya berada bersama-sama
▪ Sistem Kewarisan
Berdasarkan hak yang dimiliki oleh ahli waris, sistem kewarisan dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Sistem kolektif, Dalam sistem ini, ahli waris memperoleh harta warisan secara kolektif
atau tidak dibagi pada setiap ahli waris.
2. Sistem Mayorat, Sistem ini mengatur bahwa harta warisan tidak dibagi kepada setiap ahli
waris melainkan hanya boleh dimiliki oleh anak tertua.
3. Sistem Individual, Dalam sistem ini, harta peninggalan dapat dibagi dan dapat dimiliki
secara pribadi oleh para ahli waris.
D. DELIK ADAT
▪ Hukum adat delik adalah aturan-aturan hukum adat yang mengatur peristiwa atau perbuatan
kesalahan yang berakibat terganggunya keseimbangan masyarakat,sehingga perlu
diselesaikan dengan tujuan agar keseimbangan masyarakat tidak terganggu.
▪ Ter Haar: delik atau pelanggaran adalah setiap gangguan dari satu pihak terhadap
keseimbangan, dimana pelanggaran baik dari satu pihak maupun kelompok,yang berwujud
maupun tidak berwujud, berakibat menimbulkan reaksi, karena ada reaksi itu maka
keseimbangan harus dipulihkan kembali.
▪ Soerojo Wignjodipoero berpendapat delik adalah suatu tindakan yang melanggar perasaan
keadilan dan kepatutan yang hidup dalam masyarakat, sehingga menyebabkan terganggunya
ketentraman serta keseimbangan masyarakat guna memulihkan kembali, maka terjadi reaksi-
reaksi adat.
▪ Delik Adat adalah Perbuatan yang melanggar perasaan keadilan dan kepatutan yang hidup
dalam masyarakat sehingga menimbulkan adanya gangguan ketentraman dan keseimbangan
masyarakat bersangkutan. Hukum delik adat akan timbul seiring berkembang dan lenyap
dengan menyesuaikan diri dengan perasaan keadilan masyarakat.
▪ Sifat Pelanggaran Hukum Adat
- Hukum adat tidak mengadakan pemisahan antara pelanggaran hukum yang mewajibkan
tuntutan memperbaiki kembali hukum di dalam lapangan hukum pidana dan pelanggaran
hukum yang hanya dapat dituntut di lapangan perdata, makapetugashukum (kepala adat)
mengambiltindakan yang konkrit (reaksi adat) guna membetulkan hukum yang dilanggar
itu.
- Pembetulan hukum yang dilanggar sehingga dapat memulihkan kembali keseimbangan
yang semula ada itu, dapat berupa sebuah tindakan saja. kadang-kadang mengingat
sifatnya pelanggaran perlu diambil beberapa tindakan. Contoh: Mengganti kerugian
kepada orang yang terkena (korban).
- Dimaksudkan agar masyarakat menjadi bersih dan suci kembali atau agar
mengembalikan keseimbangan yang telah terganggu tadi dan memberikan efek jera.
- Hukum delik adat bersifat dinamis, artinya suatu perbuatan yang tadinya bukan delik,
maka pada suatu waktu dapat dianggap delik oleh hakim (kepala adat) karena menentang
tata tertib masyarakat sehingga perlu ada (upaya) adat untuk memulihkan kembali.
- Perkara delik adat itu dapat bersifat:
a. Melulu delik adat, misalnya pelanggaran peraturan peraturan exogami, pelanggaran
perturan panjar atau perturan-peraturan khusus adat lainya.
b. Disamping delik adat, juga bersifat selik menurut Kitab Undang-undang hukum Pidana
(KUHPidana) misalnya delik-delik terhadap harta kekayaan seseorang, menghina
seseorang dan lain sebagainya.