Perkawinan Mengabdi
Perkawinan Meneruskan
Perkawinan Mengganti
Perkawinan Mengambil Anak
2. Bentuk Perkawinan Masyarakat Hukum Matrilineal
Bentuk perkawinan pada masyarakat matrilineal dinamakan perkawinan
semendo, adalah bentuk perkawinan yang bertujuan mempertahankan garis
keturunan pihak ibu.
Ketentuan-ketentuan pokok pada perkawinan semendo adalah sebagai
berikut:
Istri tidak lepas dari familinya sendiri dan suami pun juga tidak lepas dari
kerabatnya (familinya). Suami diterima sebagai Urang Semendo.
Istri tetap pada lingkungan familinya sendiri; suami tidak harus menetap
mengikuti istrinya.
Hak dan kekuasaan istri dalam keluarga dan kedudukan Solusinya lebih
tinggi dari suaminya. Suami bukan kepala keluarga.
Anak-anak masuk kerabat istri (ibunya). Dan
Istri menguasai harta kekayaan, tidak ada harta bersama.
3. Bentuk Perkawinan Masyarakat Hukum Bilateral
Bentuk perkawinan bilateral ialah perkawinan bebas/mentas/mandiri.
Setelah perkawinan suami dan istri memisahkan diri dari kekuasaan orang
tua dan kerabat masing-masing untuk membangun keluarga atau rumah
tangga sendiri.
Bentuk perkawinan bebas pada masyarakat parental terkandung
ketentuan, sebagai berkut:
Tempat tinggal suami-istri bebas, tidak terikat dalam lingkungan famili
atau suami;
Suami-istri bersama-sama mengemudikan keluarga;
Anak-anak masuk kepada keturunan kadua suami-istri (oarng tua); dan
Ada harta kekayaan bersama.
Bentuk-Bentuk Perkawinan dalam hukum adat
Dalam perkembangnya, ketiga macam bentuk hukum perkawinan ini tumbuh bervariasi yang
bermacam-macam menurut kepentingan kekerabatan yang bersangkutan. Mengenai kejelasan dari
masing-masing bentuk hukum perkawinan adat di atas dapat terlihat dalam uraian berikut.
1. Perkawinan Jujur
Yang dimaksud dengan perkawinan jujur adalah bentuk perkawinan yang dilakukan dengan
pembayaran "jujur“
2. Perkawinan Semanda
Perkawinan semanda pada umumnya berlaku di lingkungan masyarakat adat yang "matrilineal" dalam
rangka mempertahankan garis keturunan pihak ibu.
3. Perkawinan Bebas (Mandiri)
Bentuk perkawinan bebas atau perkawinan mandiri ini pada umumnya berlaku di lingkungan
masyarakat adat yang bersifat parental.
4. Perkawinan Lari
Perkawinan lari dapat terjadi di suatu lingkungan masyarakat adat, tetapi paling banyak terjadi adalah
di kalangan masyarakt Batak, Lampung, Bali, Bugis, Makassar dan Maluku.
PERKAWINAN CAMPURAN