Dosen Pembimbing:
Disusun oleh:
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Hukum adalah ilmu yang sangat menarik, namun pada pelaksanaannya sering di
jumpai kejanggalan,dan perbedaan dalam penafsiran, di indonesia begitu banyak
peraturan/undang-undang yang diciptakan. Hukum Nasional Sebagai Hasil
Pengembangan Hukum Adat, untuk terwujudnya hukum nasional dengan mengangkat
hukum rakyat yaitu hukum adat menjadi hukum nasional terlihat pada naskah sumpah
pemuda pada tahun 1928 bahwa hukum adat layak diangkat menjadi hukum nasional
yang modern 1.
Hukum Perdata adalah hukum yang mengatur kepentingan perorangan yang satu
dengan yang lainnya dalam pergaulan masyarakat, yang memberikan batasan – batasan
dan oleh karenanya memberikan perlindungan pada kepentingan perorangan dalam
perbandingan yang tepat antara kepentingan yang satu dengan kepentingan yang lain
dalam masyarakat tertentu, terutama hubungan keluarga dan hubungan lalu lintas
hukum privat 2.
Hukum Perorangan, adalah keseluruhan kaedah hukum yang mengatur kedudukan
manusia sebagai subjek hukum dan wewenang untuk memperoleh, memiliki, dan
mempergunakan hak – hak dan kewajiban ke dalam lalu lintas hukum serta kecakapan
untuk bertindak sendiri melaksanakan hak-haknya, juga hal – hal yang mempengaruhi
kedudukan subjek hukum. Dalam artian sempit hukum perorangan dapat diartikan
sebagai hukum orang yang hanya ketentuan orang sebagai subjek hokum. Dan dalam
artian yang luas Hukum orang tidak hanya ketentuan orang sebagai subjek hukum tetapi
juga termasuk aturan hukum keluarga.
Oleh karena pentingnya hukum perorangan dalam keberlangsungan hidup
masyarakat adat. Maka kami dalam makalah ini akan membahas mengenai “Asas Pokok
Hukum Adat yang Berkenaan dengan Hukum Perorangan”. Adapun garis besar
pembahasannya adalah mengenai “Hukum Kekeluargaan dan Hukum Perkawinan
Adat”.
1
Soepomo, Bab – Bab Tentang Hokum Adat, Pradnya Paramita, Jakarta, 1996, Hlm : 45
2
Prof.Subekti,SH, "Pokok-pokok Hukum Perdata" PT. Intermasa, Jakarta, 2003, Hlm : 25
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hukum Kekeluargaan.
1. Hal Keturunan.
Maksudnya adalah ketunggalan leluhur, artinya terdapat hubungan darah
antara orang seseorang dengan orang lain, dua orang atau yang lebih
memiliki hubungan darah. Jadi yang disini adalah keturunan yang seorang
dari yang lain. hubungan kekeluargaan ini merupakan faktor yang sangat
penting di kemudian hari dalam hal-hal berikut:
a) Masalah perkawinan yaitu untuk menyakinkan apakah terdapat
hubungan kekeluargaan yang merupakan larangan untuk menjadi suami
istri,misalnya terlalu dekat, adik kakak, sekandung dll.
b) Masalah waris dalam hal ini hubungan kekeluargaan merupakan dasar
harta peninggalan.3
Pada zaman sekarang sebagai tanda pengikat pada masa pertunangan ini
lazimnya digunakan cincin serta diberikan juga timbal-balik oleh kedua belah
pihak. Dengan saling memberikan juga cincin sebagai tanda pengikat yang
kelihatan ini , maka timbul kemudian kebiasaan diadakannya upacara
“pertukaran cincin” sebagai saat dimulainya secara resmi stadium
pertunangan.
Hukum adat adalah sistem hukum yang dikenal dalam lingkungan kehidupan
sosial di Indonesia dan negara-negara Asia lainnya seperti Jepang, India, dan Tiongkok.
Sumbernya adalah peraturan-peraturan hukum tidak tertulis yang tumbuh dan
berkembang dan dipertahankan dengan kesadaran hukum masyarakatnya. Karena
peraturan-peraturan ini tidak tertulis dan tumbuh kembang, maka hukum adat memiliki
kemampuan menyesuaikan diri dan elastis.
Keberadaan hukum adat tidak pernah akan mundur atau tergeser dari percaturan
politik dalam membangun hukum nasional, hal terlihat dari terwujudnya kedalam
hukum nasional yaitu dengan mengangkat hukum rakyat/hukum adat menjadi hukum
nasional terlihat pada naskah sumpah pemuda pada tahun 1928 bahwa hukum adat
layak diangkat menjadi hukum nasional yang modern. Akan tetapi sebaiknya hukum
adat yang dijadikan hukum nasional difilter terlebih dahulu. Semua itu bertujuan untuk
memelihara agama, akal, nyawa, harta, dan keturunan.
DAFTAR PUSTAKA