Anda di halaman 1dari 13

SENI DAN

BUDAYA
MENURUT
PANDANGAN
ISLAM
PENGERTIAN SENI DAN
BUDAYA
Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi dari diri manusia
dengan segala prosesnya untuk mengekspresikan sesuatu,
yang mungkin tidak dapat kita ungkapkan secara langsung
dan diekspresikan melalui . Seni identik dengan keindahan
dan kretivitas seseorang
BUDAYA BERASAL DARI BAHASA SANSEKERTA
(BUDDAYAH), DAN BENTUK JAMAKNYA ADALAH
BUDI DAN DAYA.
    1. BUDI   : ARTINYA AKAL, PIKIRAN, NALAR
    2. DAYA  : ARTINYA USAHA, UPAYA, IKHTIAR
    JADI KEBUDAYAAN ADALAH SEGALA AKAL
PIKIRAN DALAM BERUPAYA ATAU BERUSAHA
UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN HIDUP SEHARI-
HARI.
Atau dapat disimpulkan bahwa kebudayaan yaitu sistem
pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, yang terjadi didalam
kehidupan sehari-hari, yang bersifat abstrak. Sedangkan
perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang
diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya,
berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata,
misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup,
organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya
ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.
KEBUDAYAAN JUGA MERUPAKAN KESELURUHAN
YANG KOMPLEKS, YANG DI DALAMNYA TERKANDUNG
PENGETAHUAN, KEPERCAYAAN, KESENIAN, MORAL,
HUKUM, ADAT ISTIADAT, DAN KEMAMPUAN-
KEMAMPUAN LAIN YANG DIDAPAT SESEORANG
SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT DAN BAHKAN SENI
SENDIRI MENRUPAKAN HASIL DARI KEBUDAYAAN
PENGERTIAN SENI DAN
BUDAYA MENURUT
ISLAM
Pada dasarnya, sesuatu yang indah itu di sukai oleh Allah
kerana Dia Zat yang Maha Indah dan menyukai yang indah.
Islam mempunyai kriterianya yang tersendiri untuk dijadikan
pengukur pedoman bagi menentukan halal atau haramnya
sesuatu karya seni. Kriteria tersebut antara lain
Seni atau karya seni itu mestilah baik yaitu mempunyai ciri-
cirinya yang khusus, antaranya ialah tidak merusakkan budi
pekerti yang mulia serta tidak melalaikan orang dari
beribadat dan mengingati Allah. Kriteria penolakan pula
ialah seni atau karya seni tersebut buruk yaitu yang
merusakkan moral, melalaikan diri daripada beribadat
kepada Allah dan sekaligus melupakan peraturan-peraaturan
Allah SWT
 
ADALAH DORONGAN ATAU DESAKAN YANG DIBERIKAN
OLEH ALLAH YANG PERLU DIGUNAKAN SEBAGAI
BANTUAN UNTUK ‘MEMERIAHKAN’ KEBESARAN ALLAH.
BERSENI HARUSLAH BERMATLAMATKAN KEPADA
PERKARA-PERKARA MAKRUF (KEBAIKAN), HALAL, DAN
BERAKHLAK. JIWA SENI MESTILAH DITUNDUKKAN
KEPADA FITRAH ASAL KEJADIAN MANUSIA KARENA
KEBEBASAN JIWA DALAM MEMBENTUK SENI ADALAH
MENURUT KESUCIAN FITRAHNYA YANG DIKURNIAKAN
ALLAH S.W.T. FUNGSI SENI LEBIH KURANG SAMA DENGAN
AKAL SUPAYA MANUSIA MENYEDARI PERKAITAN ANTARA
ALAM, KETUHANAN DAN ROHANI ATAU DENGAN ALAM
FIZIKAL. LANTAS IA MENYEDARI KEAGUNGAN TUHAN
DAN KEUNIKAN PENCIPTAAN-NYA.
KONSEP KESENIAN MENURUT PERSPEKTIF ISLAM IALAH
MEMBIMBING MANUSIA KE ARAH KONSEP TAUHID DAN
PENGABADIAN DIRI KEPADA ALLAH S.W.T. SENI DIBENTUK
UNTUK MELAHIRKAN MANUSIA YANG BENAR-BENAR BAIK
DAN BERADAB. MOTIF SENI BERMATLAMATKAN
KEBAIKAN DAN BERAKHLAK. SELAIN ITU, SENI JUGA
SEHARUSNYA LAHIR SEBAGAI SATU PROSES PENDIDIKAN
YANG BERSIFAT POSITIF DAN TIDAK LARI DARIPADA
BATAS-BATAS SYARIAT.
HUBUNGAN ANTARA SENI
DAN BUDAYA
seni dan budaya saling berhubungan. Hal ini dikarenakan adanya seni yang
merupakan bagian dari budaya. Seni macam apa yang merupakan bagian
dari budaya? Ya, seni yang telah mendarah daging dalam masyarakat, dalam
artian bersumber dan tumbuh dari masyarakat itu sendiri. Contohnya mudah
saja: kesenian tradisional. Misalnya, batik, gamelan, reog, saman, keris, dan
masih banyak lagi.
Seni dan budaya punya hubungan sama eratnya dengan rasa manis dan getir
dalam secangkir kopi. Anda bebas mendeskripsikannya secara terpisah, tetapi
–pada akhirnya- Anda akan menyadari bahwa kedua hal tersebut saling
berhubungan satu sama lain. Saling mengisi dan menjadi bagian dari hal
lainnya:
          Masalah seni sangat erat hubungannya dengan ilmu budaya dasar, hal
ini dikarenakan materi – materi yang diulas di dalam ilmu budaya dasar ada
yang berkaitan dengan seni. Ditambah lagi dengan materi yang ada di dalam
ilmu budaya dasar selalu berkaitan dengan aktivitas mau pola hidup manusia
sebagai objeknya. Oleh sebab itu, seni yang dianggap sebagai suatu hasil
karya pemikiran maupun ungkapan ekspresi manusia selalu dihubung-
hubungkan dengan Ilmu Budaya Dasar, ditambah lagi budaya Indonesia
sangat menunjukkan adanya seni didalamnya.
PORNO AKSI DAN PORNO GRAFI STUDY
KASUS TENTANG
SENI DAN BUDAYA DALAM PANDANGAN
ISLAM
  pornoaksi
 Pengertian pornografi dan

pornografi berasal dari dua kata, yaitu Porno dan


Grafi.Porno berasal dari bahasa Yunani,Porne artinya
pelacur, sedangkan grafi berasal dari kata graphein
yang artinya ungkapan atau ekspresi. Secara istilah
pornografi adalah sesuatu yang dibuat oleh manusia
dalam bentuk gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan,
suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, syair,
percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan
komunikasi lain melalui berbagai bentuk media
komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum,
yang dapat membangkitkan hasrat seksual dan/atau
melanggar nilai-nilai kesusilaan dalam masyarakat.
Sedangkan pornoaksi adalah sebuah perbuatan
memamerkan aurat yang digelar dan ditonton secara
langsung dari mulai aksi yang 'biasa-biasa' saja seperti aksi
para artis di panggung-panggung hiburan umum hingga luar
biasa dan atraktif seperti tarian telanjang atau setengah
telanjang di tempat-tempat hiburan khusus (diskotek-
diskotek, klab-klab malam, dll).
KONTROVERSI SEPUTAR
PORNOGRAFI
kontroversi ini ke dalam dua bagian yaitu kontroversi
semiotis dan sosiologis. Pertama, kontroversi semiotis ini
terjadi di seputar makna pornografi, batas porno atau tidak
porno, batas pornografi dan sensualitas, batas makna estetik
dan non estetik. Apa yang dikatakan oleh masyarakat
sebagai porno dan amoral, oleh foto model, pengarang atau
pun pemilik media dianggap hanya sebagai sebuah bentuk
estetik dan seni sensualitas belaka. Kedua, kontroversi
sosiologis, dalam hal ini gambar atau tulisan yang
disuguhkan sebagai komoditas untuk masyarakat luas tidak
dapat dilihat sebagai fenomena estetik atau semiotik belaka.
Lebih dari itu, bersangkut paut dengan persoalan ekonomi,
sosial dan kebudayaan yang lebih luas, khususnya
kebudayaan massa (mass culture). Tepatnya gambar atau
tulisan itu merupakan bagian integral sebuah kontruksi
sosial budaya massa dengan segala muatan ideologis di
dalamnya.
PANDANGAN ISLAM TERHADAP
PORNOGRAFI DAN PORNOAKSI
Dalam perspektif Islam, pembicaraan tentang pornografi tidak
bisa dipisahkan dengan pembicaraan tentang aurat, tabarruj
(berpenampilan seronok), dan pakaian. Unsur yang terpenting
dalam konsep pornografi adalah melanggar kesusilaan dan
membangkitkan nafsu seks. Sedangkan dalam terminologi Islam
persoalan tersebut erat kaitannya dengan persoalan aurat dan
pakaian. Karena yang disebut aurat dalam Islam adalah bagian
tubuh manusia yang tidak boleh diperlihatkan atau harus ditutup
karena dapat menimbulkan rasa malu (Q.S. an Nur [24]: 58), dan
membangkitkan nafsu seks orang yang melihatnya (Q.S. al Ahzab
[33]: 59). Sementara itu pakaian merupakan alat yang
dipergunakan untuk menutup aurat yang dimaksud. Sedangkan
tabarruj menggambarkan seseorang dalam berpakaian yang
cenderung seronok atau mencirikan penampilan orang yang tidak
terhormat. Penampilan yang dimaksud merupakan gabungan dari
pemahaman seseorang tentang batasan aurat dan cara berpakaian.
Ada beberapa ayat dan hadits yang berbicara tentang aurat,
tabarruj, dan pakaian. Ayat-ayat tersebut antara lain:
Pertama, ayat tentang aurat, sebagaimana terdapat dalam surat an
Nur [24]: 31 dan 58.
Kedua, ayat-ayat tentang tabarruj sebagaimana tersebut dalam
surat al Ahzab [33]: 33 dan an Nur [24]: 60.
 DAMPAK PORNOGRAFI DAN
PORNOAKSI
Dalam masalah pornografi dan pornoaksi, tidak dapat lagi
disebut sebagai private problem. Karena akibat atau
dampak yang ditimbulkan masalah pornografi dan
pornoaksi tidak lagi terbatas dan tidak lagi menyangkut
pada sejumlah kecil orang secara langsung. Memang pada
awalnya mungkin hanya sebagian orang saja yang terganggu
dengan adanya masalah pornografi dan pornoaksi ini. Sebut
saja sebuah keluarga (sejumlah kecil orang secara langsung)
yang memiliki anak kecil (dampaknya terbatas pada anak
kecil saja) yang khawatir dengan dampak psikologis
anaknya setelah anaknya tersebut terbiasa melihat gambar-
gambar porno. Lalu lama kelamaan dampak dari masalah
ini mulai parah.
Kemudian dilihat dari private problem menjadi public problem. Hal
ini disebabkan akibat atau dampak yang dialami lebih luas dan
mengenai orang-orang yang secara tidak langsung terlibat. Dampak
pornografi dan pornoaksi ini tidak hanya mengenai anak kecil saja
(mereka akan sulit berkonsentrasi dalam pelajaran sekolahnya, misal
setelah melihat gambar-gambar porno melalui media internet) tetapi
juga pada orang dewasa (dapat melakukan tindakan pemerkosaan
untuk memenuhi hawa nafsunya, misal setelah menonton film-film
beradegan syur). Hal ini tentulah merugikan orang lain di sekitarnya.
Masalah ini tidak lagi menyangkut sejumlah kecil orang (misal
keluarga) tetapi sudah menyangkut lingkungan sekitar dan kehidupan
bermasyarakat. Masalah ini tidak lagi merugikan satu kelompok saja
(hanya keluarga yang merasa dipermalukan) tetapi juga lingkungan
mana orang tersebut (yang melakukan tindakan pornografi dan
pornoaksi) berasal. Dikarenakan dampaknya yang semakin fatal,
status masalah pornografi dan pornoaksi ini tidak diam di tempat
sebagai public problem, tetapi sudah beralih lagi menjadi policy
problem.
Pornografi dan pornoaksi telah menimbulkan berbagai dampak
negatif bagi masyarakat bangsa Indonesia, terutama generasi muda
baik terhadap prilaku, moral (Akhlak), maupun terhadap sendi- sendi
serta tatanan keluarga dan masyarakat beradab, sepperti pergaulan
bebas, perselingkuhan, kehamilan dan kelahiran anak diluar
nikah,aborsi, penyakit kelamin, kekerasan seksual, dan lain
sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai