PENDAHULUAN STASE
MATERNITAS
PERSALINAN NORMAL
VK RSUD BANYUMAS
Oleh:
NAOMI FETTY
G4D013024
2. Tujuan
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan penyusunan laporan pendahuluan diharapkan
mahasiswa dapat mengelola pasien dengan persalinan normal
4. FISIOLOGI PERSALINAN
Fisiologi persalinan berdasarkan (Winkjosastro, 2005) yang
menyatakan bahwa sebab-sebab terjadinya persalinan masih
merupakan teori yang komplek. Perubahan-perubahan dalam biokimia
dan biofisika telah banyak mengungkapkan mulai dari berlangsungnya
partus antara lain penurunan kadar hormon progesteron dan estrogen.
Progesteron merupakan penenang bagi otot-otot uterus. Menurunnya
kadar hormon ini terjadi 1-2 minggu sebelum persalinan. Kadar
prostaglandin meningkat menimbulkan kontraksi myometrium.
Keadaan uterus yang membesar menjadi tegang mengakibatkan iskemi
otot-otot uterus yang mengganggu sirkulasi uteroplasenter sehingga
plasenta berdegenerasi. Tekanan pada ganglion servikale dari fleksus
frankenhauser di belakang servik menyebabkan uterus berkontraksi.
Progesteron menurun
Uterus membesar dan tegang sehingga
dan prostaglandin
terjadi iskemi otot uterus, adanya
meningkat sehingga
tekanan pada ganglion servikale dari
menimbulkan kontraksi
fleksus frankenhauser di belakang
myometrium
servik menyebabkan uterus berkontraksi
7. PROSES PERSALINAN
Berdasarkan Winkjosastro (2005) dan Roestam (2002), bahwa
proses persalinan terbagi menjadi 4 kala yaitu:
a Kala I : Pembukaan serviks.
b Kala II : Kala pengeluaran janin.
c Kala III : Kala pengeluaran plasenta.
d Kala IV : Hingga 1 jam setelah plasenta
lahir. Tanda-tanda dan gejala inpartu :
a Penipisan dan pembukaan serviks.
b Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi
minimal 2 kali dalam 10 menit ).
c Cairan lender bercampur darah (show) melalui vagina.
d Adanya HIS.
e His
- Frekuensi : 1 kali/10 menit pada permulaan persalinan 2-3 kali/10 menit
pada akhir kala I.
- Lamanya : kurang lebih satu menit.
- Nyerinya : berasal dari regangan seviks yang membuka.
- Terjadi kalau tekanan intrauterine melebihi 20 mmHg.
- Biasanya dimulai dari tulang belakang yang menjalar ke depan.
- Kontraksi uterus dimulai pada tempat kira-kira batas tuba dengan
uterus.
- Akibatnya terhadap janin : setiap kontraksi dapat menghambat aliran
darah dari plasenta ke janin. Kalau tekanannya melebihi 75 mmHg akan
menyumbat aliran darah sama sekali. Kalau his terlampau kuat,
terlampau lama, atau terlampau sering dapat menimbulkan gawat janin.
f Darah lendir
- Darah lendir bercampur lendir yang keluar dari uterus akibat pergeseran
selaput ketuban dengan dinding uterus pada waktu pembukaan seviks.
ii. Kala 2
Persalinan kala 2 sebagai berikut:
a Dimulainya, hanya dapat diketahui dengan periksa dalam, dengan
menemukan serviks yang membuka lengkap (pembukaan lengkap,
pembukaan 10 cm). Tanda-tanda klinik lainnya ialah nyeri his yang sangat
hebat, pasien merasa “ingin mengejan”; “darah-lendir” bertambah banyak;
selaput ketuban pecah; perasaan seperti “mau buang air besar”; hemoroid
fisiologik mulai tapak.
b Berakhir dengan lahirnya janin.
c Lamanya, pada primigravida kira-kira 1 jam, multipara ½ jam.
d Mengejan, disebab oleh turunnya kepala yang menekan rectum. Berakibat
meningkatnya tekanan intraabdominal yang memperkuat kontraksi uterus.
Jangan dibiarkan kalau serviks belum membuka lengkap atau dilakukan di
luar his, karena regangan yang berlebihan pada ligamentum serviks
lateralis dapat menimbulkan prolapsus uteri (turun peranakan) di
kemudian hari.
e Perineum yang menggembung, terjadi pada waktu kepala janin mencapai
introitus vagina. Bertambah gembung pada setiap kontraksi uterus, yang
dapat mengakibatkan robekan perineum, kecuali kalau dilakukan
episotomi.
f Kepala mulai tampak diantara labia minora (crowning).
g Mekanisme persalinan.
iii. Kala 3
Persalinan kala 3 meliputi:
a Terjadinya ketika dimulainya setelah bayi lahir lengkap, dan berakhir
dengan lahirnya plasenta.
b Lamanya biasanya 5 menit, tidak boleh lebih dari 15 menit.
c Perlepasan plasenta merupakan akibat dari retraksi otot-otot uterus setelah
lahirnya janin yang akan menekan pembuluh-pembuluh darah ibu.
Kontraksinya berlangsung terus-menerus (tidak memanjang lagi ototnya).
d Tanda lepasnya plasenta, sebagai berikut talipusat menjulur keluar, atau
kalau ditarik tidak ada tahanan, segumpal darah keluar dari vagina
iv. Kala 4
Persalinan kala 4 terjadi ketika dua jam pertama setalah persalinan
merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan bayi. Keduanya baru saja mengalami
perubahan fisik yang luar biasa – si ibu melahirkan bayi dari perutnya dan bayi
sedang menyesuaikan diri dari dalam perut ibu ke dunia luar. Petugas/bidan
harus tinggal bersama ibu dan bayi untuk memastikan bahwa keduanya dalam
kondisi yang stabil dan mengambil tindakan yang tepat untuk melakukan
stabilisasi.
Penanganan yang dapat dilakukan seorang penolong persalinan dalam
menghadapi persalinan kala 4 sebagai berikut:
- Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20 - 30 menit
selama jam kedua, jika kontraksi tidak kuat, masase uterus sampai menjadi
keras. Apabila uterus berkontraksi, otot uterus akan menjepit pembuluh
darah untuk menghentikan perdarahan. Hal ini dapat mengurangi kehilangan
darah dan mencegah perdarahan pasca persalinan.
- Periksa tekanan darah, nadi, kandung kemih dan perdarahan setiap 15 menit
pada jam pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua.
- Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi dan tawarkan ibu
makanan dan minuman yang disukainya.
- Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering.
- Anjurkan ibu untuk istirahat.
- Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi.
- Lakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) selain bermanfaat untuk kedekatan
bayi dan ibu serta dapat mencegah perdarahan karena uterus berkontraksi.
- Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun, pastikan ibu dibantu
karena masih dalam keadaan lemah atau pusing setelah persalinan. Pastikan
ibu sudah buang air kecil dalam 3 jam pascapersalinan.
b Kala II
Kala II asuhan yang dapat diberikan sebagai berikut:
1) Menjaga kebersihan ibu
2) Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau
ketakutan ibu
3) Mengatur posisi ibu
4) Menjaga kandung kemih tetap kosong, anjurkan ibu untuk berkemih
5) Berikan cukup minum terutama minuman yang manis
6) Ibu dibimbing mengedan selama his dan anjurkan ibu untuk mengambil
nafas diantara kontraksi
7) Perikda DJJ setiap selesai kontraksi
8) Minta ibu mengedan saat kepala bayi nampak divulva
9) Letakkan satu tangan dikepala bayi agar defleksi tidak terlalu cepat
10) Tahan perineum dengan satu tangan yang lain
11) Jika kepala telah lahir, usap dengan kasa dari lendir dan darah
12) Periksa adanya lilitan tali pusat
13) Biarkan kepala bayi mengadakan putaran paksi luar dengan sendirinya
14) Tempatkan kedua tangan pada posisi biperietal bayi
15) Lakukan tarikan lembut kepala bayi kebawah untuk melahirkan bahu
anterior lalu keatas untuk melahirkan bahu posterior.
16) Sangga kepala dan leher bayi dengan satu tangan kemudian dengan tangan
yang lain menyusuri badan bayi sampai seluruhnya lahir. Lakakukan
penilaian selintas meliputi: apakah bayi menangis/ bernafas tanpa
kesulitan, warna kulit dan bergerak aktif atau tidak.
17) Letakkan bayi diatas perut ibu, keringkan sambil nilai pernafasannya
APGAR) dalam menit pertama
18) Lakukan jepit, potong, ikat tali pusat
19) Pastikan bayi tetap hangat
c Kala III
Asuhan yang dapat diberikan pada kala III adalah:
1) Pastikan tidak ada bayi yang kedua
2) Berikan oksitosin 10 IU dalam 2 menit pertama segera setelah bayi lahir.
3) Lalukan penegangan tali pusat terkendali, tangan kanan menegangkan tali
pusat sementara tangan kiri dengan arah dorsokranial mencengkram uterus.
4) Jika plasenta telah lepas dari insersinya, tangan kanan menarik tali pusat
kebawah lalu keatas sesuai dengan kurve jalan lahir sampai plasenta nampak
divulva lalu tangan kanan menerima plasenta kemudian memutar kesatu
arah dengan hati-hati sehingga tidak ada selaput plasenta yang tertinggal
dalam jalan lahir
5) Segera setelah plasenta lahir tangan kiri melakukan massase fundus uteri
untuk menimbulkan kontraksi
6) Lakukan pemeriksaan plasenta, pastikan kelengkapannya
7) Periksa jalan lahir dengan seksama, mulai dari servik, vagina hingga
perineum.
8) Lakukan penjahitan jika diperlukan
d Kala IV
Asuhan yang dapat diberikan pada kala IV sebagai berikut:
1) Bersihkan ibu sampai ibu merasa nyaman
2) Anjurkan ibu untuk makan dan minum untuk mencegah dehidrasi
3) Berikan bayinya pada ibu untuk disusui
4) Periksa kontraksi uterus dan tanda vital ibu setiap 15 menit pada jam
pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua.
5) Ajarkan ibu dan keluarganya tentang :
a) Bagaimana memeriksa fundus uteri dan menimbulkan kontraksi
b) Tanda bahaya bagi ibu dan bayi.
c) Pastikan ibu sudah buang air kecil dalam 3 jam pertama
11. KOMPLIKASI
Berdasarkan (Hachermoore, 2001) bahwa komplikasi dari
persalinan sebagai berikut:
a. Infeksi.
b. Retensi plasenta.
c. Hematom pada vulva.
d. Ruptur uteri.
e. Emboli air ketuban.
f. Ruptur perineum .
C. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Tujuan anamnesis adalah mengumpulkan informasi tentang riwayat
kesehatan, kehamilan dan persalinan. Informasi ini digunakan dalam
proses membuat keputusan klinik untuk menentukan diagnosis dan
mengembangkan rencana asuhan atau perawatan yang sesuai, meliputi :
1) Nama, umur, dan alamat
2) Gravida dan para
3) Hari pertama haid terakhir
4) Kapan bayi akan lahir (menurut taksiran ibu)
5) Riwayat alergi obat-obat tertentu
6) Riwayat kehamilan yang sekarang dan sebelumnya
7) Riwayat medis lainnya (masalah pernapasan, hipertensi, gangguan
jantung, berkemih, dan lain-lain)
8) Riwayat medis saat ini (sakit kepala, gangguan penglihatan, pusing
atau nyeri epigastrum bagian atas)
2. DIAGNOSA
Herdman (2010), kemungkinan diagnosa yang muncul pada klien dengan
persalinan normal adalah
Kala I :
1) Nyeri akut berhubungan agen cedera biologi (tekanan mekanik pada bagian
presentasi,dilatasi atau regangan, tegangan emosional)
2) Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif, pemeriksaan vagina
berulang
3) Ansietas b.d perubahan status
kesehatan Kala II :
1) Nyeri akut b.d agen cedera biologi (tekanan mekanik pada presentasi,
dialatasi/peregangan jaringan, kompresi syaraf, pola kontraksi semakin
intensif)
2) Kerusakan integritas jaringan b.d faktor mekanik (episiotomi, ruptur perinium)
Kala III :
1) Nyeri akut b.d agen cedera biologi trauma jaringan , respons fisiologis setelah
melahirkan
Kala IV :
1) Nyeri akut b.d agen cedera fisik (luka episiotomi)
2) Risiko infeksi b.d kerusakan jaringan (luka episiotomi)
3) Kekurangan volume cairan b.d kegagalan dalam regulasi
3. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN (KRITERIA HASIL, INTERVENSI, RASIONAL)
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
Nyeri akut b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 NIC: Pain Management 1. Mengetahui kualitas nyeri
agen cedera jam diharapkan pasien dapat mengontrol pasien
biologi 1. Melakukan pengkajian secara komprehensif 2. Dapat mengurangi rasa
nyerinya, nyeri berkurang dengan kriteria
mengenai lokasi, karakteristik, lamanya, cemas dan takut sehingga
hasil:
frekuensi, kualitas nyeri dan faktor presipitasi mampu mengurangi rasa
Indikator Awal Target 2. Mengobservasi penyebab sakit
3. Menurunkan nyeri
ketidaknyamanan klien secara verbal dan
1. Pasien mampu 3 5 4. Komunikasi terapeutik
nonverbal mampu menurunkan
mengenali faktor
3. Menyakinkan klien akan pemberian analgesik kecemasan
penyebab nyeri
2. Mengenali onset 3 5 4. Menggunakan komunikasi teraupetik 5. Mengetahui kondisi
nyeri untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien ketidaknyamanan klien
3. Memberikan 3 5 5. Mengkaji dampak dari pengalaman nyeri (ggg yang kemungkinan
analgesik tidur, ggg hubungan) mampu mengagnggu
(kolaborasi dengan kualitas hidupnya
6. Mengontrol faktor lingkungan yang
tim kesehatan lain) 6. Meminimalkan nyeri
menyebabkan klien merasa tidak dengan menciptakan
4. Melaporkan 3 5
nyaman (ruangan, temperatur, cahaya) lingkungan nyaman
kontrol nyeri
5. Pasien mampu 3 5 7. Instruksikan pasien untuk melakukan teknik 7. Meningkatkan relaksasi
melaporkan relaksasi seperti bimbingan imajinasi, nafas
nyerinya dalam
6. Klien mengetahui 3 5
frekuensi nyeri
Keterangan:
1: tidak pernah menunjukan
2: jarang menunjukan
3: kadang-kadang menunjukan
4: sering menunjukan
5: konsisten menunjukan
Kerusakan Setelah Dilakukan Tindakan Keperawatan 1. Anjurkan pasien untuk 1. Mengurangi penekanan
integritas 1x24 Jam Diharapkan Integritas Jaringan menggunakan pakaian yang longgar daerah luka
jaringan b.d Baik Dengan Kriteria Hasil Segabai Berikut: 2. Hindari kerutan pada tempat tidur 2. Mengurangi kelembapan
faktor 3. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih 3. Menjaga kebersihan luka
mekanik Indikator Awal Target dan kering 4. Untuk mempercepat
1. Integritas Kulit 3 5 4. Anjurkan pasien untuk melakukan mobilisasi penyembuhan luka
Yang Baik Bisa 5. Monitor kulit akan adanya kemerahan 5. Memungkinkan infeksi
Dipertahankan 6. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien 6. Mengetahui sejauh mana
(Sensasi, Elastisitas, 7. Monitor status nutrisi pasien klien dapat melakukan
Temperatur, Hidrasi, 8. Observasi luka : lokasi, dimensi, kedalaman mobilisasi
Pigmentasi) luka, karakteristik,warna cairan, granulasi, 7. Protein menyebabkan
2. Perfusi Jaringan jaringan nekrotik, tanda-tanda infeksi lokal percepatan
Baik 9. Ajarkan pada keluarga tentang luka dan penyembuhan luka
3. Menunjukan Proses 3 5 perawatan luka 8. Mengetahui kondisi luka
Perbaikan Kulit 10. Lakukan tehnik perawatan luka untuk perbaikan luka
4. Mempertahankan 9. Mempercepat granulasi
Kelembaban Kulit 3 5 luka
5. Menunjukkan
Terjadinya Proses
penyembuhan luka 3 5
3 5
Keterangan:
1: tidak pernah menunjukan
2: jarang menunjukan
3: kadang-kadang menunjukan
4: sering menunjukan
5: konsisten menunjukan
Kecemasan Setelah Dilakukan Tindakan Keperawatan 1. Jelaskan semua prosedur dan apa yang 1. Mengurangi kecemasan
b.d perubahan 1x24 Jam Diharapkan kecemasan menurun dirasakan selama prosedur selama tindakan untuk
peran dan dengan kriteria hasil sebagai berikut: 2. Temani pasien untuk memberikan keamanan kesehatan klien
status Indikator Awal Target dan mengurangi takut 2. Mengalihkan perhatian
kesehatan 1. Klien mampu 3 5 3. Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, dengan berbincang-
mengidentifikasi tindakan prognosis bincang
dan 4. Libatkan keluarga untuk mendampingi klien 3. Mengurangi kecemasan
mengungkapkan 5. Instruksikan pada pasien untuk menggunakan 4. Keluarga dapat
gejala cemas tehnik relaksasi memberikan kenyamanan
2. Mengidentifikasi, 3 5 6. Dengarkan dengan penuh perhatian pada pasien
mengungkapkan 7. Identifikasi tingkat kecemasan 5. Untuk meningkatkan
dan menunjukkan 8. Bantu pasien mengenal situasi yang kenyamanan dan
tehnik untuk menimbulkan kecemasan mengurangi kecemasan
mengontol cemas 9. Dorong pasien untuk mengungkapkan
3. Vital sign dalam 3 5 perasaan, ketakutan, persepsi
batas normal
4. Postur tubuh, 3 5
ekspresi wajah,
bahasa tubuh dan
tingkat aktivitas
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan
Keterangan:
1: tidak pernah menunjukan
2: jarang menunjukan
3: kadang-kadang menunjukan
4: sering menunjukan
5: konsisten menunjukan
Risiko infeksi Setelah dilakukan tindakan keperawatan a. Mencuci tangan sebelum dan sesudah a. Mencegah terjadinya
b.d kerusakan selama 1x24 jam risiko infeksi dapat teratasi melakukan tindakan infeksi melalui tangan
jaringan dengan kriteria hasil : b. Menyediakan lingkungan yang bersih b. Mencegah infeksi
dan kenyamanan tempat tidur c. Mencegah kontak klien
Batasan karakteristik Awal Target
c. Batasi pengunjung dengan dunia luar
Pemberian antibiotik 3 5
d. Petugas kesehatan memakai sarung d. Mencegah infeksi demi
Tidak terdapat demam, 3 5
tangan sebagai bentuk universal kesehatan klien dan
kemerahan, cairan
precaution petugas kesehatan
purulen, bengkak
e. Memberikan antibiotik e. Membunuh bakteri
disekitar luka
f. Menggunakan peralatan steril dalam melakukan f. Peralatan steril dapat
Mengetahui tanda dan 3 5 tindakan yang membutuhkan peralatan steril mencegah kondisi
gejala infeksi g. Bersihkan dan sterilkan alat yang telah dipakai infeksi
Asupan nutrisi 3 5 h. Observasi luka klien g. Mensterilkan alat untuk
Robeknya kulit 3 5 i. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam memberikan dipaai ulang sebagai
diet bentuk pencegahan infeksi
Luasnya tepi luka j. Membantu dan mengajari kliren dalam antar klien
Keterangan: melakukan perawatan perineum h. Mengetahui luka sebelum
1= tidak ada pengetahuan dilakukan tindakan dan
2= pengetahuan sedikit sesudah
i. Meningkatkan stamina
3= pengetahuan sedang
klien
4=pengetahuan baik j. Klien dapat melakukan
5= pengetahuan sangat baik perawatan perinium di
rumah
Manuaba, Ida Bagus Gede. (2007). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.