Anda di halaman 1dari 3

Latar Belakang

Peristiwa emosional dalam hidup kita lebih mungkin untuk diingat lebih lambat
ddibandingkan dengan peristiwa non-emosional yang serupa. Peningkatan memori emosional
dengan menggunakan kata-kata dan gambar (Yonelinas,2015). Memori merupakan
kemampuan individu untuk memiliki dan mengambil kembali suatu informasi (Wade,2008).
Memori adalah proses mempertahankan informasi sepanjang waktu dan memori merupakan
bagian penting dalam kognisi (Atkinson, 2005) dalam (Wade,2008). Terdapat dua level
memori yang dimiliki manusia yakni memori jangka panjang dan memori jangka pendek.
Memori jangka panjang (Long Term Memory) merupakan memori yang tidak memiliki
keterbatasan kapasitas dan bertahan beberapa menit saja hingga sepanjang hidup. Memori
jangka pendek (short term memory) merupakan memori penyimpanan sementara informasi –
informasi sebelum diteruskan ke dalam memori jangka Panjang (Lestari,2013)
Penelitian (Riyanto,2009) dalam Dharmawan (2015) menyatakan daya ingat adalah
kekuatan jiwa manusia untuk menerima, menyimpan dan mereproduksikan kesan-kesan,
pengertian-pengertian atau tanggapan-tanggapan. Kemampuan kita untuk belajar (dalam arti
luas) sangat dipengaruhi oleh daya ingat yang kita miliki. Ingatan jangka pendek adalah suatu
proses penyimpanan memori sementara dimana informasi akan disimpan selama informasi itu
dibutuhkan. Setelah berada di sistem memori jangka pendek, informasi tersebut dapat di
transfer lagi dengan proses pengulangan ke sistem ingatan jangka panjang untuk disimpan,
atau dapat juga informasi tersebut hilang/terlupakan karena tergantikan oleh tambahan
bongkahan informasi baru (displacement) (Dharmawan,2015).
Manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari proses belajar dan
mengingat, yang sangat berkaitan dengan memori. Menurut Healey dan Hasher (2009),
aspek-aspek dari memori cendrung mengalami kemunduran seiring bertambahnya usia
(Santrock, 2012). Sejalan dengan berjalannya usia memori atau daya ingat akan mengalami
penurunan. Akan tetapi bagi yang pelupa pada usia muda, penyebabnya mungkin karena
kelelahan otak atau stress, yang mengakibatkan daya ingat tidak cukup kuat.
Penelitian (Alexomanolaki, Loveda, & Kenett, 2006) mengatakan bahwa musik
sangat penting dalam proses recall dan memperkuat persepsi pada informasi agar menjadi
sesuatu yang komersial dalam iklan sebuah produk, yang terpenting lagi tidak ada
persyaratan khusus untuk jenis musik tertentu. Menurut M. Suharto dalam buku Kamus
Musik (1992) Musik adalah ungkapan gagasan melalui bunyi yang unsur utamanya berupa
melodi, irama dan harmoni dengan unsur pendukung gagasan, sifat dan warna bunyi. Musik
merupakan rangkaian dari berbagai macam notasi nada yang dinamis, sehingga menghasilkan
suara yang nyaman didengar yang dapat memberikan pengaruh yang positif dalam
performance kerja (Oktavia,2013). Mendukung hal tersebut, Campbell dalam Feriyadi (2012)
menyatakan bahwa musik yang sesuai dengan kesukaan menghasilkan stimulan yang bersifat
ritmis. Stimulan ini kemudian ditangkap pendengaran kita dan diolah dalam sistem saraf
tubuh serta kelenjar otak yang mereorganisasi intepretasi bunyi ke dalam ritme internal
pendengarnya. Ritme tersebut yang mempengaruhi metabolisme tubuh manusia sehingga
prosesnya berlangsung lebih baik (Apriliyasari,2018). Rangsangan ritmis dari musik yang
diperdengarkan juga dapat meningkatkan kemampuan berbahasa, meningkatkan kreativitas,
serta meningkatkan konsentrasi dan daya ingat (Campbell, 2002). Musik adalah seni yang
ajaib, karena musik bisa mempengaruhi orang saat mendengarkannya. Beberapa teori
menunjukkan bahwa informasi yang dipelajari dalam suasana hati yang khusus dan
diasosiasikan dengan stimulus emosi akan lebih mudah diingat. Karenanya, musik yang dapat
menjadi stimulus suasana hati akan sangat dibutuhkan dalam lingkungan belajar untuk
memfasilitasi proses mengingat kembali (Chafin, et al., 2004).
Penelitian oleh Bennet & Bennet (2008) yang mengeksplorasi hubungan antara musik
dan pembelajaran di otak menunjukkan bahwa mendengarkan musik secara teratur secara
jelas membantu neuron tetap aktif dan berkembang. Mendengarkan musik yang tepat dapat
memfasilitasi proses belajar dan berpartisipasi dalam membuat tersedianya kelebihan serebral
tambahan. Musik mendukung sinkronisasi hemisfer otak, yang menyediakan kesempatan
untuk mencapai koherensi otak dan secara signifikan mengembangkan proses belajar. Banyak
penelitian yang telah menunjukkan bahwa musik dapat meningkatkan kemampuan kognitif
(Hall, 1952). Hall (1952) menemukan bahwa performansi pemahaman bacaan secara
signifikan meningkat ketika musik dimainkan. Penelitian Nakata, Hunter, dan Tamoto (2007)
tentang efek mendengarkan musik terhadap berbagai performa kognitif menyimpulkan bahwa
mendengarkan music Mozart dapat meningkatkan berbagai performa kognitif. Hal ini terjadi
karena musik merupakan media yang dapat mengubah keadaan emosi.
DAFTAR PUSTAKA

Yonelinas, A. P., and Ritchey, M. (2015). The slow forgetting of emotional episodic
memories: an emotional binding account. Trends Cogn. Sci. 19, 259–267. doi:
10.1016/j.tics.2015.02.009
Wade, C., & Tavris, C. (2008). Psikologi edisi 9 jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Lestari, Oktavia dkk. (2013). Analisis Pengaruh Audio Visual Terhadap Kemampuan
Memori Jangka Pendek Pada Kelompok Usia Produktif Berdasarkan Tingkat Pendidikan.
Makalah Penelitian Tugas Akhir 2013, 1-25
Dharmawan, Triadib. (2015). Musik Klasik Dan Daya Ingat Jangka Pendek Pada
Remaja. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan. Vol. 03, No.02, Agustus 2015
Santrock. J.W. (2012). Life-spam development perkembangan masa hidup edisi 5 jilid
2. Jakarta: Erlangga
Alexomanolaki, M., Loveda, C., & Kenett. (2006). Music and memory in advertising;
music as a device of implicity learning and recall
Apriliyasari, Renny Wulan dkk. (2018). Peningkatan Memori Jangka Pendek Melalui
Pemberian Terapi Musik Pada Pasien Stroke Iskemik Di Rsud Kudus. Jurnal Keperawatan
dan Kesehatan Masyarakat. Vol. 7, No. 2 Oktober, 2018
Campbell, D. (2002). Efek Mozart: memanfaatkan kekuatan music untuk mempertjam
pikiran, meningkatkan kreativitas, dan menyehatkan tubuh. Jakarta: PT Gramedia.
Bennet, A., & Bennet, D. (2008). The Human Knowledge System: Music and Brain
Coherence. The Journal of Information and Knowledge Management System, Vol. 38, No. 3,
277-295.
Hall, J. (1952). The Effect of Background Music on The Reading Comprehension of
Eighth and Ninth Grade Students. journal of Educational Research, 45, , 451-458.
Schellenberg, E. G., & Hallam, S. (2005). Music Listening and Cognitive Abilities in
10 and 11-year-olds. University of Toronto

Anda mungkin juga menyukai