Dosen Pembimbing
H.Kastubi, S.Kep.Ns., M.Kes
Disusun Oleh :
1. Rahayu Shofia Wijaya (P27820119035)
2. Ranum Anjarsari (P27820119036)
3. Regita Putri Pramesti (P27820119037)
4. Riska Anindya Novianti (P27820119038)
5. Rizqiatul Fitria (P27820119039)
6. Salsabiil Luthfia Nur Hida (P27820119040)
7. Santi Ayu Kasmita S (P27820119041)
8. Shinta Natasha (P27820119042)
9. Sinta Nurwida (P27820119043)
10. Sri Nur Aini (P27820119044)
11. Vista Prastica A (P27820119045)
12. Wela Apresia Anggraeni (P27820119046)
13. Widya Hartantri (P27820119047)
14. Yanti Pudji Utami (P27820119048)
15. Yudanielia Nuraini B (P27820119049)
16. Yuni Sulistiyo Wardhani (P27820119050)
Tingkat II Reguler A
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah Mata Kuliah Elektif tentang “KONSEP TERAPI MUSIK PADA
PASIEN STROKE” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Tim Penyusun
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang......................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Terapi Musik.......................................................................................................3
2.1.1 Definisi Terapi Musik.................................................................................3
2.1.2 Jenis-Jenis Terapi Musik............................................................................3
2.1.3 Aspek Pendukung Terapi Musik................................................................4
2.1.4 Tujuan Terapi Musik..................................................................................4
2.1.5 Karakteristik Terapi Musik.........................................................................4
2.1.6 Keunggulan Terapi Musik..........................................................................5
2.2. Stroke...................................................................................................................5
2.2.1 Definisi Stroke............................................................................................5
2.2.2 Jenis-Jenis Stroke.......................................................................................5
2.2.3 Gejala Umum Stroke..................................................................................6
2.2.4 Penyebab Stroke.........................................................................................7
2.2.5 Pencegahan Stroke......................................................................................8
2.3. Contoh Kasus Pasien Stroke..............................................................................10
2.4. Analisis atau Penyelesaian Kasus Pasien Stroke Menggunakan Terapi
Musik.................................................................................................................10
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan.........................................................................................................13
3.2. Saran...................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................14
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Selama ini musik dikenal oleh masyarakat, dimulai sejak jaman prasejarah
hingga sekarang. Pada dasarnya, musik tercipta melalui bunyi-bunyi yang
terdengar oleh telinga kita sebagai suatu susunan irama yang beraturan. Dalam hal
ini, semua yang di alam ini secara tidak langsung bisa sebagai alat musik. Selain
itu music merupakan budaya hasil cipta, rasa, dan karsa manusia yang ditata
berdasarkan bunyi yang indah, berirama atau dalam bentuk lagu. Musik berfungsi
untuk menentramkan pikiran dari beban kemanusiaan dan menghibur manusia.
Musik memberi rangsangan pertumbuhan fungsi-fungsi otak seperti fungsi
ingatan, belajar, mendengar, berbicara, serta analisis intelek dan fungsi kesadaran.
Terapi musik mulai berkembang di Amerika Serikat dan diseluruh dunia.
Hal ini menunjukkan bahwa musik selain memiliki aspek estetika, juga aspek
terapetik, sehingga musik banyak digunakan untuk membantu penyembuhan,
menenangkan, dan memperbaiki kondisi fisiologis pasien maupun tenaga medis.
Terapi musik sekarang digunakan secara komprehensif termasuk untuk mengatasi
rasa sakit, manajemen stress ataupun stimulasi pertumbuhan dan perkembangan
bayi.
Beberapa riset juga menunjukkan bahwa music terapi elektif digunakan
untuk mengoptimalkan status kesehatan seseorang baik fisik maupun mental,
salah satunya untuk kesehatan fisik adalah stroke. Stroke adalah gangguan
neurologik mendadak yang terjadi akibat pembatasan atau terhentinya aliran darah
melalui sistem suplai arteri otak (Price & Wilson, 2006). Stroke juga didefinisikan
sebagai kelainan fungsi otak yang timbul mendadak, disebabkan karena terjadi
gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja
(Musttaqin, 2008). Stroke merupakan penyebab utama kecacatan dan menjadi
penyebab ketiga kematian di dunia setelah jantung dan kanker.
Di dunia 15 juta orang menderita stroke setiap tahunnya, di Amerika Serikat
terjadi sekitar 780.000 stroke baru atau 3,4 per 100 ribu penduduk, sedangkan di
Singapura 55 per 100 ribu penduduk dan di Thailand 11 per 100 ribu penduduk
(Elkind, 2010) dalam Syah (2011). Data nasional di Indonesia menunjukkan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Terapi Musik
2.1.1 Definisi Terapi Musik
Terapi musik adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental
dengan rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, timbre,
bentuk dan gaya yang diorganisir sedemikian rupa sehingga tercipta music
yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental. Musik memiliki
kekuatan untuk mengobati penyakit dan meningkatkan kemampuan
pikiran seseorang. Ketika musik diterapkan menjadi sebuah terapi, musik
dapat meningkatkan, memulihkan, dan memelihara kesehatan fisik,
mental, emosional, sosial, dan spiritual.
2.1.2 Jenis-jenis Musik Terapi
1. Musik Jazz
Penelitian oleh Blaum pada tahun 2003 mendapatkan hasil bahwa
setelah para siswa mendengarkan music jazz, mood mereka menjadi lebih
baik sehingga membantu para siswa untuk belajar. Musik jazz diberikan
agar dapat mengatasi emosi negative seperti marah, cemas, depresi, dan
takut. Beberapa music jazz yang layak didengarkan adalah Norah Jones,
Natalie Cole, Nat King Cole
2. Musik Rock
Penelitian yang dilakukan oleh Dr. eigh Riby dan George Caldwell,
psikologi dari Glasgow Cladenian University membuktiikan bahwa siswa
yang mendengarkan music rock hanya membutuhkan sedikit kerja otak
untuk mengerjakan tugas dengan baik. Selain itu music rock dapat
meningkatkan produktivitas ketika sedang bekerja. Beberapa contok musik
rock adalam Dream Theater, Rush, Hammerfall, dan Scorpion
3. Musik Klasik
Manfaat music klasik sudah banyak diketahui terutama Efek Mozart.
Terlepas dari banyaknya pro dan kontra tentang Efek Mozart ini, beberapa
penelitian menunjukkan bahwa musik Mozart bermanfaat dalam bidang
kesehatan. Beberapa contoh music klasik adalah The Ultimate Mozart,
4
mencoba tersenyum dan salah satu sudut bibir mulai menurun tanpa
digerakkan.
2. Gangguan penglihatan
Tanda-tanda dan gejala dari penyakit stroke berikutnya adalah
munculnya gangguan penglihatan. Kondisi ini juga terjadi secara tiba-tiba,
tanpa peringatan terlebih dahulu. Saat mengalaminya, mungkin hanya
merasakan pandangan mata berbayang. Namun, ada pula yang mendadak
tidak bisa melihat di salah satu atau kedua bola matanya. Jika tidak segera
diatasi, kondisi ini bisa menyebabkan kebutaan permanen pada pasien
penderita stroke.
4. Sakit kepala
Gejala stroke yang satu ini juga termasuk yang banyak dialami. Sakit
kepala yang biasanya disertai dengan muntah, pusing, dan hilangnya
kesadaran diri merupakan tanda bahwa sedang mengalami stroke.
Biasanya, sakit kepala yang menjadi gejala stroke ini muncul tanpa
penyebab tertentu.
5. Kesulitan berjalan
Pasien yang mengalami stroke juga berpotensi mengalami gangguan
berjalan, mengatur keseimbangan hingga mengatur koordinasi tubuh. Jika
9
a. Stroke iskemik.
Stroke iskemik terjadi ketika pembuluh darah arteri yang membawa
darah dan oksigen ke otak mengalami penyempitan, sehingga
menyebabkan aliran darah ke otak sangat berkurang. Kondisi ini disebut
juga dengan iskemia. Stroke iskemik dapat dibagi lagi ke dalam 2 jenis,
stroke trombotik dan stroke embolik.
b. Stroke hemoragik.
Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah dan
menyebabkan perdarahan. Pendarahan di otak dapat dipicu oleh beberapa
kondisi yang memengaruhi pembuluh darah. Kondisi tersebut meliputi
hipertensi yang tidak terkendali, melemahnya dinding pembuluh darah,
dan pengobatan dengan pengencer darah. Stroke hemoragik terdiri dari
10
3. Berhenti merokok.
Risiko stroke meningkat dua kali lipat jika seseorang merokok, karena
rokok dapat mempersempit pembuluh darah dan membuat darah mudah
menggumpal. Tidak merokok berarti juga mengurangi risiko berbagai
masalah kesehatan lainnya, seperti penyakit paru-paru dan jantung.
Salah satunya ialah dengan menggunakan instrumen musik, yang baru-baru ini
diafirmasi oleh sebuah penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari
Inggris, belum lama ini, menunjukkan bahwa musik memiliki efek yang positif
bagi pemulihan pasien stroke dengan merangsang otak, motorik, dan
membangkitkan suasana hati penderitanya.
Penelitian tersebut berangkat dari dampak penyakit stroke yang
dapat menyebabkan penderitanya mengalami masalah dalam keterampilan
motorik, seperti gangguan dalam berbicara dan berbahasa. Efeknya juga
berdampak pada masalah mental penderitanya seperti perasaan marah,
cemas atau depresi.
Dilansir Daily Mail, Penelitian yang dipimpin oleh peneliti dari Anglia Ruskin
University (ARU), Dr. Alex Street, itu dilakukan pada unit rehabilitasi pasien
stroke di rumah sakit Addenbrooke di Cambridge, Inggris. Secara total, ada 177
pasien stroke yang mengikuti 675 sesi terapi musik neurologis selama periode dua
tahun. Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Topics in Stroke
Rehabilitation itu menyelidiki keberhasilan sesi terapi musik neurologis terhadap
pasien, kerabat mereka, dan profesional kesehatan. Sesi tersebut terbukti
'membantu' atau 'sangat membantu' dari rata-rata 139 pasien, kerabat, dan staf
rumah sakit yang dilakukan evaluasi. Penelitian ini menemukan bahwa
memainkan instrumen fisik seperti keyboard, drum, perkusi genggam, membantu
membangkitkan suasana hati umum pasien, meningkatkan konsentrasi, dan
mendorong perubahan di otak guna meningkatkan fungsi reorganisasi saraf.
Adapun instumen musik yang dimainkan via iPad dengan kemampuan fitur layar
sentuh, dapat merehabilitasi kemampuan tangan atau ketangkasan jari-jari
penderita stroke.
Sebelum terapi musik dimulai, pasien akan menjalani sesi wawancara sebagai
peniliaian awal yang dilakukan oleh terapis. Hal ini dilakukan untuk menentukan
teknik terapi musik yang sesuai dengan kebutuhan spesifik pasien.Jenis
pendekatan terapi musik meliputi penciptaan lagu, senandung lagu masa kecil,
bernyanyi sebagai bagian dari paduan suara, atau berimprovisasi menggunakan
instrumen seperti drum, piano, gitar, atau lonceng. Oleh karena itu, pasien
mungkin akan dimintai keterangan tentang lagu atau suara yang membangkitkan
13
5. Brainwave entrainment:
Terapi musik jenis ini dikenal juga dengan sebutan binaural beats.
Pasien akan diminta untuk mendengarkan bunyi denyutan yang dapat
memengaruhi gelombang otak. Bunyi ini akan menstimulasi otak ke
kondisi spesifik, yaitu gelombang otak Anda agar sejajar dengan frekuensi
denyutan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Terapi musik adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental
dengan rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni,
timbre, bentuk dan gaya yang diorganisir sedemikian rupa sehingga
tercipta music yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental.
Stroke adalah keadaan di mana sel-sel otak mengalami kerusakan karena
tidak mendapat pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup. Sel-sel otak
15
harus selalu mendapat pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup agar tetap
hidup dan dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Oksigen dan nutrisi
ini dibawa oleh darah yang mengalir di dalam pembuluh-pembuluh darah
yang menuju sel-sel otak.
3.2 Saran
Gejala stroke umumnya sulit dibedakan. Oleh karena itu pada penyakit
stroke ini sangat disarankan untuk memakai terapi musik ini sebagai
penyembuhan alternatif terlebih untuk usia lanjut. Tidak terapi musik
saja, diharapakan pasien menjaga kesehatan diri dan rajin makan
makanan bergizi, rajin berolahraga, tidak merokok ataupun yang
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Rahayu, I, Pravitakari L, Ayudina L, & Nurhidayah, S 2015,
Makalah Terapi Musik, SCRIBD, dilihat 13 Desember 2020, <
https://id.scribd.com/doc/305687220/Makalah-Terapi-Musik>. (Disarikan
dari berbagai sumber)