Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH ELEKTIF

KONSEP TERAPI MUSIK PADA PASIEN STROKE

Dosen Pembimbing
H.Kastubi, S.Kep.Ns., M.Kes
Disusun Oleh :
1. Rahayu Shofia Wijaya (P27820119035)
2. Ranum Anjarsari (P27820119036)
3. Regita Putri Pramesti (P27820119037)
4. Riska Anindya Novianti (P27820119038)
5. Rizqiatul Fitria (P27820119039)
6. Salsabiil Luthfia Nur Hida (P27820119040)
7. Santi Ayu Kasmita S (P27820119041)
8. Shinta Natasha (P27820119042)
9. Sinta Nurwida (P27820119043)
10. Sri Nur Aini (P27820119044)
11. Vista Prastica A (P27820119045)
12. Wela Apresia Anggraeni (P27820119046)
13. Widya Hartantri (P27820119047)
14. Yanti Pudji Utami (P27820119048)
15. Yudanielia Nuraini B (P27820119049)
16. Yuni Sulistiyo Wardhani (P27820119050)

Tingkat II Reguler A

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SOETOMO


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
2
ii

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah Mata Kuliah Elektif tentang “KONSEP TERAPI MUSIK PADA
PASIEN STROKE” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Surabaya, 13 Desember 2020

Tim Penyusun
iii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang......................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Terapi Musik.......................................................................................................3
2.1.1 Definisi Terapi Musik.................................................................................3
2.1.2 Jenis-Jenis Terapi Musik............................................................................3
2.1.3 Aspek Pendukung Terapi Musik................................................................4
2.1.4 Tujuan Terapi Musik..................................................................................4
2.1.5 Karakteristik Terapi Musik.........................................................................4
2.1.6 Keunggulan Terapi Musik..........................................................................5
2.2. Stroke...................................................................................................................5
2.2.1 Definisi Stroke............................................................................................5
2.2.2 Jenis-Jenis Stroke.......................................................................................5
2.2.3 Gejala Umum Stroke..................................................................................6
2.2.4 Penyebab Stroke.........................................................................................7
2.2.5 Pencegahan Stroke......................................................................................8
2.3. Contoh Kasus Pasien Stroke..............................................................................10
2.4. Analisis atau Penyelesaian Kasus Pasien Stroke Menggunakan Terapi
Musik.................................................................................................................10
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan.........................................................................................................13
3.2. Saran...................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................14
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Selama ini musik dikenal oleh masyarakat, dimulai sejak jaman prasejarah
hingga sekarang. Pada dasarnya, musik tercipta melalui bunyi-bunyi yang
terdengar oleh telinga kita sebagai suatu susunan irama yang beraturan. Dalam hal
ini, semua yang di alam ini secara tidak langsung bisa sebagai alat musik. Selain
itu music merupakan budaya hasil cipta, rasa, dan karsa manusia yang ditata
berdasarkan bunyi yang indah, berirama atau dalam bentuk lagu. Musik berfungsi
untuk menentramkan pikiran dari beban kemanusiaan dan menghibur manusia.
Musik memberi rangsangan pertumbuhan fungsi-fungsi otak seperti fungsi
ingatan, belajar, mendengar, berbicara, serta analisis intelek dan fungsi kesadaran.
Terapi musik mulai berkembang di Amerika Serikat dan diseluruh dunia.
Hal ini menunjukkan bahwa musik selain memiliki aspek estetika, juga aspek
terapetik, sehingga musik banyak digunakan untuk membantu penyembuhan,
menenangkan, dan memperbaiki kondisi fisiologis pasien maupun tenaga medis.
Terapi musik sekarang digunakan secara komprehensif termasuk untuk mengatasi
rasa sakit, manajemen stress ataupun stimulasi pertumbuhan dan perkembangan
bayi.
Beberapa riset juga menunjukkan bahwa music terapi elektif digunakan
untuk mengoptimalkan status kesehatan seseorang baik fisik maupun mental,
salah satunya untuk kesehatan fisik adalah stroke. Stroke adalah gangguan
neurologik mendadak yang terjadi akibat pembatasan atau terhentinya aliran darah
melalui sistem suplai arteri otak (Price & Wilson, 2006). Stroke juga didefinisikan
sebagai kelainan fungsi otak yang timbul mendadak, disebabkan karena terjadi
gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja
(Musttaqin, 2008). Stroke merupakan penyebab utama kecacatan dan menjadi
penyebab ketiga kematian di dunia setelah jantung dan kanker.
Di dunia 15 juta orang menderita stroke setiap tahunnya, di Amerika Serikat
terjadi sekitar 780.000 stroke baru atau 3,4 per 100 ribu penduduk, sedangkan di
Singapura 55 per 100 ribu penduduk dan di Thailand 11 per 100 ribu penduduk
(Elkind, 2010) dalam Syah (2011). Data nasional di Indonesia menunjukkan
2

stroke menjadi penyebab kematian tertinggi yaitu 15,4% (Soertidewi, 2011)


dalam Syah (2011). Peningkatan angka stroke di Indonesia diperkirakan berkaitan
dengan peningkatan angka kejadian faktor resiko stroke. Faktor yang ditemukan
beresiko terhadap stroke adalah diabetes militus, gangguan kesehatan mental,
hipertensi, merokok dan obesitas abnormal. Stroke dibagi menjadi dua kategori
yaitu stroke hemoragik dan stroke iskemik atau stroke non hemoragik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan dalam latar belakang di atas, yang menjadi
rumusan masalah adalah : Apakah ada pengaruh pemberian terapi musik
pada pasien dengan penderita stroke?
1.3 Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui pengaruh terapi musik relaksasi instrumental
terhadap tingkat kecemasan pada pasien stroke.
3

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Terapi Musik
2.1.1 Definisi Terapi Musik
Terapi musik adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental
dengan rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, timbre,
bentuk dan gaya yang diorganisir sedemikian rupa sehingga tercipta music
yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental. Musik memiliki
kekuatan untuk mengobati penyakit dan meningkatkan kemampuan
pikiran seseorang. Ketika musik diterapkan menjadi sebuah terapi, musik
dapat meningkatkan, memulihkan, dan memelihara kesehatan fisik,
mental, emosional, sosial, dan spiritual.
2.1.2 Jenis-jenis Musik Terapi
1. Musik Jazz
Penelitian oleh Blaum pada tahun 2003 mendapatkan hasil bahwa
setelah para siswa mendengarkan music jazz, mood mereka menjadi lebih
baik sehingga membantu para siswa untuk belajar. Musik jazz diberikan
agar dapat mengatasi emosi negative seperti marah, cemas, depresi, dan
takut. Beberapa music jazz yang layak didengarkan adalah Norah Jones,
Natalie Cole, Nat King Cole
2. Musik Rock
Penelitian yang dilakukan oleh Dr. eigh Riby dan George Caldwell,
psikologi dari Glasgow Cladenian University membuktiikan bahwa siswa
yang mendengarkan music rock hanya membutuhkan sedikit kerja otak
untuk mengerjakan tugas dengan baik. Selain itu music rock dapat
meningkatkan produktivitas ketika sedang bekerja. Beberapa contok musik
rock adalam Dream Theater, Rush, Hammerfall, dan Scorpion
3. Musik Klasik
Manfaat music klasik sudah banyak diketahui terutama Efek Mozart.
Terlepas dari banyaknya pro dan kontra tentang Efek Mozart ini, beberapa
penelitian menunjukkan bahwa musik Mozart bermanfaat dalam bidang
kesehatan. Beberapa contoh music klasik adalah The Ultimate Mozart,
4

Maksim, The Most Relaxing Classical Album in The World Ever.


5

2.1.3 Aspek Pendukung Terapi Musik


Keberhasilan terapi musik akan sangat ditentukan oleh peran suara
dan presepsi klien terhadap suara yang ia dengar. Dalam proses terapi
bukan hanya jenis music yang akan berperan dalam membantu klien perlu
diperlukan pengetahuan tentang sumber-sumber suara, cepat rambat suara,
batas-batasan pendengaran sesuai usia klien, atau juga pemahaman klien
terhadap warna bunyi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa efek
biologis dari music dapat mengakibatkan:
1) Energi otot akan meningkat atau menurun sesuai dengan stimuli irama
2) Tarikan nafas dapat menjadi cepat atau berubah teratur
3) Timbulnya berbagai efek pada nadi, tekanan darah, dan fungsi endokrin
4) Berkurangnya stimulis sensorik dalam berbagai tahapan
5) Kelelahan berkurang atau tertunda terapi ketegangan otot meningkat.
2.1.4 Tujuan Terapi Musik
Terapi musik secara umum bertujuan untuk:
1. Membuat hati dan perasaan seseorang menjadi senang dan terhibur
2. Membantu mengurangi beban penderitaan seseorang
3. Tempat penyaluran bakat seseorang.
Tujuan terapi musik secara khusus adalah untuk menumbuh
kembangkan potensi-potensi yang ada pada klien, serta memfungsikan
sisa-sisa kemampuan yang ada pada klien. Dengan demikian klien akan
lebih percaya diri dan merasa bisa beraktivitas seperti biasanya. Dengan
diberikannya terapi musik diharapkan dapat mengurangi atau
menghilangkan ketegangan-ketegangan klien pada aspek emosional,
mental intelegency dan psiko motorik. Dengan terapi musik dapat
membantu perkembangan, membangun, mendorong, menumbuhkan
percaya diri, membentuk kepribadian yang optimis, pantang menyerah,
dan dapat menerima kenyataan hidup dengan apa adanya.
2.1.5 Karateristik Terapi Musik
Menurut Robert (2002) dan Greer (2003) dalam Djohan (2006),
musik mempengaruhi presepsi dengan cara:
6

1. Distraksi, yaitu pengalihan pikiran dari nyeri, music dapat mengalihkan


konsentrasi klien pada hal-hal yang menyenangkan
2. Relaksasi, music menyebabkan pernafasan menjadi lebih rleks dan
menurunkan denyut jantung, karena orang yang mengalami nyeri denyut
jantungnya akan meningkat
3. Menciptakan rasa nyaman, pasien yang berada pada ruang perawatan
dapat merasa cemas dengan lingkungan yang asing baginya dan akan
merasa lebih nyaman jika mereka mendengarkan musik yang mempunyai
arti bagi mereka.
2.1.6 Keunggulan Terapi Musik
1) Lebih murah darpada analgesia
2) Prosedur invasif, tidak melukai pasien
3) Tidak ada efek samping
4) Penerapannya luas, bisa diterapkan pada pasien yang tidak bisa diterapkan
terapi secara fisik untuk menurunkan nyeri.
2.2 Stoke
2.2.1 Definisi Stroke
Stroke adalah keadaan di mana sel-sel otak mengalami kerusakan
karena tidak mendapat pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup. Sel-sel
otak harus selalu mendapat pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup agar
tetap hidup dan dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Oksigen dan
nutrisi ini dibawa oleh darah yang mengalir di dalam pembuluh-pembuluh
darah yang menuju sel-sel otak. Apabila karena sesuatu hal aliran darah
atau aliran pasokan oksigen dan nutrisi ini terhambat selama beberapa
menit saja, maka dapat terjadi stroke.
Penghambatan aliran oksigen ke sel-sel otak selama 3 atau 4 menit
saja sudah mulai menyebabkan kerusakan sel-sel otak. Makin lama
penghambatan ini terjadi, efeknya akan makin parah dan makin sukar
dipulihkan. Sehingga tindakan yang cepat dalam mengantisipasi dan
mengatasi serangan stroke sangat menentukan kesembuhan dan pemulihan
kesehatan penderita stroke.
2.2.2 Jenis-Jenis Stroke
7

Secara garis besar berdasarkan kelainan patologis yang terjadi,


stroke dapat diklasifikasikan sebagai stroke isokemik dan stroke
hemoragik (perdarahan).
1. Stroke Isokemik
Stroke isokemik disebut juga dengan stroke sumbatan atau stroke
infark dikarenakan adanya kejadian yang menyebabkan aliran darah
menurun atau bahkan terhenti sama sekali pada area tertentu di otak,
misalnya terjadinya emboli atau thrombosis. Aliran darah ke otak pada
stroke isokemik terhenti karena aterosklerosis atau penumpukan kolesterol
pada dinding pembuluh darah atau adanya bekuan darah yang telah
menyumbat suatu pembuluh darah ke otak
2. Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh perdarahan
intracranial non traumatic. Pada stroke hemoragk, pembuluh darah pecah
sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke
dalam suatu daerah di otak dan merusaknya. Stroke Hemorrhagic meliputi
pendarahan di dalam otak (intracerebral hemorrhage) dan pendarahan di
antara bagian dalam dan luar lapisan pada jaringan yang melindungi otak
(subarachnoid hemorrhage).

2.2.3 Gejala Umum Stroke


Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan serius yang sering
dialami oleh banyak orang. Meski begitu, tak jarang orang yang salah
memahami gejala stroke yang sedang dialami dengan kondisi serius
lainnya. Oleh sebab itu, beberapa gejala stroke dan perbedaannya dengan
gejala penyakit lain di bawah ini.
1. Tiba-tiba mati rasa
Tanda atau gejala stroke yang paling umum terjadi adalah mati rasa dan
kelemahan pada wajah, lengan, kaki, atau salah satu sisi tubuh pasien.
Untuk memastikan ada atau tidaknya gejala ini, cobalah untuk mengangkat
kedua tangan ke atas. Apabila salah satu tangan mulai jatuh tanpa
digerakkan, mungkin saja mengalami gejala stroke. Begitu pula saat
8

mencoba tersenyum dan salah satu sudut bibir mulai menurun tanpa
digerakkan.

2. Gangguan penglihatan
Tanda-tanda dan gejala dari penyakit stroke berikutnya adalah
munculnya gangguan penglihatan. Kondisi ini juga terjadi secara tiba-tiba,
tanpa peringatan terlebih dahulu. Saat mengalaminya, mungkin hanya
merasakan pandangan mata berbayang. Namun, ada pula yang mendadak
tidak bisa melihat di salah satu atau kedua bola matanya. Jika tidak segera
diatasi, kondisi ini bisa menyebabkan kebutaan permanen pada pasien
penderita stroke.

3. Gangguan berbicara dan kesulitan memahami ucapan orang lain


Ciri dari penyakit stroke yang juga sering dialami pasien adalah
gangguan berbicara. Pasien mungkin saja kehilangan kemampuan
berbicara seperti biasa. Pada saat itu, pasien tidak mampu menyebutkan
kata demi kata dengan lancar. Sering kali, lidahnya seolah terpeleset
sehingga tidak bisa mengeja kata dengan benar. Tak hanya itu, pasien
mungkin juga akan kesulitan untuk memahami ucapan orang lain. Padahal,
bisa saja kalimat yang diucapkan oleh lawan bicaranya hanya kalimat
sederhana yang biasanya akan dengan mudah untuk dipahami.

4. Sakit kepala
Gejala stroke yang satu ini juga termasuk yang banyak dialami. Sakit
kepala yang biasanya disertai dengan muntah, pusing, dan hilangnya
kesadaran diri merupakan tanda bahwa sedang mengalami stroke.
Biasanya, sakit kepala yang menjadi gejala stroke ini muncul tanpa
penyebab tertentu.

5. Kesulitan berjalan
Pasien yang mengalami stroke juga berpotensi mengalami gangguan
berjalan, mengatur keseimbangan hingga mengatur koordinasi tubuh. Jika
9

mendadak kehilangan keseimbangan saat berjalan diikuti pusing kepala


yang cukup intens dan hilangnya koordinasi, mungkin itu adalah gejala
stroke.

6. Kehilangan kesadaran diri


Jika sudah pada tingkatan yang cukup parah, orang yang mengalami
stroke memiliki potensi untuk kehilangan kesadaran diri. Biasanya,
kondisi ini terjadi jika pasien mengalami sakit kepala akut dan tidak segera
diatasi.

2.2.4 Penyebab Stroke


Penyebab stroke sangat bervariasi, mulai dari gumpalan darah pada
pembuluh darah di otak, tekanan darah tinggi, hingga pengaruh obat-
obatan pengencer darah. Stroke sangat berisiko dialami penderita tekanan
darah tinggi (khususnya hipertensi maligna), kolesterol tinggi, berat badan
berlebih, dan diabetes. Risiko yang sama juga dapat terjadi pada orang
yang kurang olahraga, serta memiliki kebiasaan mengonsumsi alkohol dan
merokok. Berdasarkan penyebabnya, ada dua jenis stroke, yaitu:

a. Stroke iskemik.
Stroke iskemik terjadi ketika pembuluh darah arteri yang membawa
darah dan oksigen ke otak mengalami penyempitan, sehingga
menyebabkan aliran darah ke otak sangat berkurang. Kondisi ini disebut
juga dengan iskemia. Stroke iskemik dapat dibagi lagi ke dalam 2 jenis,
stroke trombotik dan stroke embolik.

b. Stroke hemoragik.
Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah dan
menyebabkan perdarahan. Pendarahan di otak dapat dipicu oleh beberapa
kondisi yang memengaruhi pembuluh darah. Kondisi tersebut meliputi
hipertensi yang tidak terkendali, melemahnya dinding pembuluh darah,
dan pengobatan dengan pengencer darah. Stroke hemoragik terdiri dari
10

dua jenis, yaitu perdarahan intraserebral dan subarachnoid.

2.2.5 Pencegahan Stroke


Langkah utama untuk mencegah stroke adalah menerapkan gaya hidup
sehat. Selain itu, kenali dan hindari faktor risiko yang ada, serta ikuti
anjuran dokter. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah
stroke, antara lain:

1. Menjaga pola makan.


Terlalu banyak mengonsumsi makanan asin dan berlemak dapat
meningkatkan jumlah kolesterol dalam darah dan risiko menimbulkan
hipertensi yang dapat memicu terjadinya stroke. Jenis makanan yang
rendah lemak dan tinggi serat sangat disarankan untuk kesehatan. Hindari
konsumsi garam yang berlebihan. Konsumsi garam yang baik adalah
sebanyak 6 gram atau satu sendok teh per hari.
Makanan yang disarankan adalah makanan yang kaya akan lemak tidak
jenuh, protein, vitamin, dan serat. Seluruh nutrisi tersebut bisa diperoleh
dari sayur, buah, biji-bijian utuh, dan daging rendah lemak seperti dada
ayam tanpa kulit.

2.Olahraga secara teratur.


Olahraga secara teratur dapat membuat jantung dan sistem peredaran
darah bekerja lebih efisien. Olahraga juga dapat menurunkan kadar
kolesterol dan menjaga berat badan serta tekanan darah normal. Bagi
orang yang berusia 19-64 tahun, pastikan melakukan aktivitas aerobik
setidaknya 150 menit seminggu yang dibagi dalam beberapa hari,
ditambah dengan latihan kekuatan otot setidaknya dua kali seminggu.
Yang termasuk aktivitas aerobik antara lain jalan cepat atau bersepeda.
Sementara yang termasuk latihan kekuatan, antara lain angkat beban,
yoga, ataupun push-up dan sit-up

Namun bagi mereka yang baru sembuh dari stroke, sebaiknya


11

berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum memulai kegiatan


olahraga. Olahraga teratur biasanya mustahil dilakukan di beberapa
minggu atau beberapa bulan pertama setelah stroke. Pasien bisa mulai
berolahraga setelah rehabilitasi mengalami kemajuan.

3. Berhenti merokok.
Risiko stroke meningkat dua kali lipat jika seseorang merokok, karena
rokok dapat mempersempit pembuluh darah dan membuat darah mudah
menggumpal. Tidak merokok berarti juga mengurangi risiko berbagai
masalah kesehatan lainnya, seperti penyakit paru-paru dan jantung.

4. Hindari konsumsi minuman beralkohol.


Minuman keras mengandung kalori tinggi. Jika minuman beralkohol
dikonsumsi secara berlebihan, maka seseorang rentan terhadap berbagai
penyakit pemicu stroke, seperti diabetes dan hipertensi. Konsumsi
minuman beralkohol berlebihan juga dapat membuat detak jantung
menjadi tidak teratur.

5. Hindari penggunaan NAPZA.


Beberapa jenis NAPZA, seperti kokain dan methamphetamine, dapat
menyebabkan penyempitan arteri dan mengurangi aliran darah.

2.3 Contoh Kasus Pasien Stroke


Tn. L merupakan klien di sebuah rumah sakit yang telah didiagnosa medis
mengalami stroke. Tn. L terkena stroke sejak mengalami kecelakaan beberapa
tahun lalu dan mengakibatkan ia kehilangan kemampuan untuk berbicara. Dalam
proses penyembuhannya, Tn.L tidak hanya mengandalkan terapi obat, akan tetapi
ia juga mencoba alternatife lain dengan menjalankan terapi music dengan jadwal
tertentu.
2.4 Analisis atau Penyelesaian Kasus Pasien Stroke Menggunakan Terapi
Musik
Proses pemulihan pasien stroke juga dapat ditunjang melalui berbagai aspek lain.
12

Salah satunya ialah dengan menggunakan instrumen musik, yang baru-baru ini
diafirmasi oleh sebuah penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari
Inggris, belum lama ini, menunjukkan bahwa musik memiliki efek yang positif
bagi pemulihan pasien stroke dengan merangsang otak, motorik, dan
membangkitkan suasana hati penderitanya.
Penelitian tersebut berangkat dari dampak penyakit stroke yang
dapat menyebabkan penderitanya mengalami masalah dalam keterampilan
motorik, seperti gangguan dalam berbicara dan berbahasa. Efeknya juga
berdampak pada masalah mental penderitanya seperti perasaan marah,
cemas atau depresi.
Dilansir Daily Mail, Penelitian yang dipimpin oleh peneliti dari Anglia Ruskin
University (ARU), Dr. Alex Street, itu dilakukan pada unit rehabilitasi pasien
stroke di rumah sakit Addenbrooke di Cambridge, Inggris. Secara total, ada 177
pasien stroke yang mengikuti 675 sesi terapi musik neurologis selama periode dua
tahun. Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Topics in Stroke
Rehabilitation itu menyelidiki keberhasilan sesi terapi musik neurologis terhadap
pasien, kerabat mereka, dan profesional kesehatan. Sesi tersebut terbukti
'membantu' atau 'sangat membantu' dari rata-rata 139 pasien, kerabat, dan staf
rumah sakit yang dilakukan evaluasi. Penelitian ini menemukan bahwa
memainkan instrumen fisik seperti keyboard, drum, perkusi genggam, membantu
membangkitkan suasana hati umum pasien, meningkatkan konsentrasi, dan
mendorong perubahan di otak guna meningkatkan fungsi reorganisasi saraf.
Adapun instumen musik yang dimainkan via iPad dengan kemampuan fitur layar
sentuh, dapat merehabilitasi kemampuan tangan atau ketangkasan jari-jari
penderita stroke.
Sebelum terapi musik dimulai, pasien akan menjalani sesi wawancara sebagai
peniliaian awal yang dilakukan oleh terapis. Hal ini dilakukan untuk menentukan
teknik terapi musik yang sesuai dengan kebutuhan spesifik pasien.Jenis
pendekatan terapi musik meliputi penciptaan lagu, senandung lagu masa kecil,
bernyanyi sebagai bagian dari paduan suara, atau berimprovisasi menggunakan
instrumen seperti drum, piano, gitar, atau lonceng. Oleh karena itu, pasien
mungkin akan dimintai keterangan tentang lagu atau suara yang membangkitkan
13

kenangan emosional. Pendamping pasien mungkin akan diminta untuk


mendengarkan lagu bersama pasien. Terapis kemudian akan berdiskusi mengenai
emosi yang ditimbulkan oleh lagu itu kepada pasien.Jika pasien diminta untuk
menulis lagu atau menyanyi, terapis mungkin saja akan memberikan latihan
pernapasan.Dalam terapi musik, pasien tidak perlu memiliki bakat musik. Dalam
praktiknya, terapi musik tidak berfokus pada keterampilan teknis bermusik
seseroang, melainkan hanya menggunakan musik sebagai alat untuk refleksi dan
komunikasi.
Berikut ini adalah ragam terapi suara yang digunakan:
1. Meditasi terpandu:
Pasien akan diminta bermeditasi dengan instruksi suara
menggunakan video atau aplikasi. Meditasi juga dapat dilakukan dengan
cara melantunkan mantra atau doa.
2. Metode Bonny (Bonny method):
Terapi musik ini dinamakan bonny method berdasarkan nama
penemunya, Helen L. Bonny, PhD. Terapi ini dilakukan dengan
menggabungkan musik klasik dan gambar. Terapis akan memandu pasien
untuk membantu mengeksplorasi pengalaman, kesadaran, dan perubahan
pada pribadi pasien.
3. Metode Nordoff-Robbins:
Pada terapi musik jenis ini, biasanya pasien akan diminta
mendengarkan musik yang memang sudah akrab di telinga. Selain itu,
pasien juga mungkin saja akan diminta menciptakan lagu bersama-sama
dengan terapis. Oleh karena itu, biasanya terapis yang memandu metode
ini adalah seorang musisi terampil.
4. Terapi garpu tala:
Terapi musik garpu tala dilakukan dengan menggunakan garpu tala
yang terbuat dari logam yang telah dikalibrasi. Garpu tala tersebut
kemudian akan menghantarkan getaran spesifik ke berbagai bagian tubuh
pasien.
14

5. Brainwave entrainment:
Terapi musik jenis ini dikenal juga dengan sebutan binaural beats.
Pasien akan diminta untuk mendengarkan bunyi denyutan yang dapat
memengaruhi gelombang otak. Bunyi ini akan menstimulasi otak ke
kondisi spesifik, yaitu gelombang otak Anda agar sejajar dengan frekuensi
denyutan.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Terapi musik adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental
dengan rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni,
timbre, bentuk dan gaya yang diorganisir sedemikian rupa sehingga
tercipta music yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental.
Stroke adalah keadaan di mana sel-sel otak mengalami kerusakan karena
tidak mendapat pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup. Sel-sel otak
15

harus selalu mendapat pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup agar tetap
hidup dan dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Oksigen dan nutrisi
ini dibawa oleh darah yang mengalir di dalam pembuluh-pembuluh darah
yang menuju sel-sel otak.

3.2 Saran
Gejala stroke umumnya sulit dibedakan. Oleh karena itu pada penyakit
stroke ini sangat disarankan untuk memakai terapi musik ini sebagai
penyembuhan alternatif terlebih untuk usia lanjut. Tidak terapi musik
saja, diharapakan pasien menjaga kesehatan diri dan rajin makan
makanan bergizi, rajin berolahraga, tidak merokok ataupun yang
lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Rahayu, I, Pravitakari L, Ayudina L, & Nurhidayah, S 2015,
Makalah Terapi Musik, SCRIBD, dilihat 13 Desember 2020, <
https://id.scribd.com/doc/305687220/Makalah-Terapi-Musik>. (Disarikan
dari berbagai sumber)

Anda mungkin juga menyukai