Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TERAPI MUSIK
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Komplementer
Dosen :
Lisbeth Octavia Manalu, S.Kep., Ners, M.Kep

Oleh:

Iis Intan Lestari 1116007


Nabilah Nurul Fatiya 1116042
Rahmat Supriatna 1116099
Wahyu Lala 1116102

KELOMPOK 3

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RAJAWALI BANDUNG
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena dengan
rahmat dan ridho-Nya tim dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “TERAPI
MUSIK”. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu dan memberikan bimbingan dalam pembuatan makalah ini terutama
kepada :
1. Ibu Tonika Tohri S.Kp.,M.Kes selaku Ketua Stikes Rajawali Bandung yang telah
memberikan kesempatan kepada tim untuk melakukan penelitian sesuai dengan tri
darma perguruan Tinggi
2. Ibu Istianah S.Kep.,Ners.,M.Kep selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan
Stikes Rajawali Bandung
3. Ibu Lisbeth Octavia Manalu, S.Kep., Ners, M.Kep selaku Pembimbing yang selalu
memberikan bimbingan, saran, dan motivasi kepada kami dalam penelitian ini.
4. Seluruh dosen dan sivitas akademik yang telah mendukung baik langsung maupun
tidak langsung dalam penelitian ini.

Terima kasih atas segala bantuan dan ketulusan do’a yang telah diberikan untuk
terselesaikannya makalah ini. Semoga Allah SWT dapat membalasnya. Amin. Penulis
mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi para pembaca.

Bandung, 08 Maret 2018

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................... I
DAFTAR ISI........................................................................................ Ii
BAB I
PENDAHULUAN…............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah.................................................................. 1
BAB II
PEMBAHASAN ..................................................................................... 2

2.1 Definisi.............................................................................................. 2
2.2 Tujuan terapi musik........................................................................... 2
2.3 Manfaat musik .................................................................................. 3
2.4 Jenis-jenis musik .............................................................................. 4
2.5 Jenis musi pada terapi musik............................................................. 4
2.6 Prosedur terapi musik........................................................................ 5
2.7 Progran terapi musik.......................................................................... 6
BAB III
PENUTUP.........…................................................................................. 8
3.1 Analisa Jurnal................................................................................... 9
BAB IV
4.1 Kesimpulan..................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 11

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Era globalisasi ini, manusia tak luput dari ilmu pengetahuan dan rasa
penasaran akan perkembangan zaman. Sehingga, setiap detiknya lahirlah buah
tonggak berupa inovasi dan seni kreasi yang dapat merubah peradaban dunia. Musik
merupakan seni. Banyak mendengarkan musik yang sudak tak asing lagi di telinga.
Musik yang setiap hari selalu kita dengar memiliki kekuatan khusus untuk
menggerakan emosi kita. Musik bisa membuat kita menjadi riang, sedih, bahkan bisa
membuat seseorang terharu dan meneteskan air mata. Betapa kuatnya pengaruh
beberapa bait syair yang dimainkan dengan alunan kord-kord sederhana sebuah lagu.
Musik merupakan sebuah rangsangan pendengaran yang terdiri dari melodi,
ritme, harmoni, bentuk dan gaya. Musik mempunyai kemampuan untuk
meningkatkan, memulihkan dan memelihara kesehatan fisik, mental, emosional,
sosial dan spiritual dari setiap individu.
Mendengarkan musik favorit akan membuat suasana hati semakin membaik
selain itu penelitian yang lebih lanjut menemukan adanya hubungan antara
mendengarkan musik dengan kesehatan. Bahkan musik dapat meringankan penyakit
yang diderita oleh pasien, selanjutnya ditemukan adanya hubungan kesehatan dengan
mendengarkan musik. Sejarah perkembangan musik tidak dapat dilepaskan dari
perkembangan budaya manusia. Hal ini disebabkan karena musik merupakan salah
satu hasil dari budaya manusia di samping ilmu pengetahuan, arsitektur, bahasa dan
sastra, dan lain sebagainya. Jenis musik yang kerap kali digunakan sevagai terapi
adalah jazz, blues, classic, pop dan rock. Namun di Indonesia kebanyakan
menggunakan musik classic dan jazz sebagai terapi.

1
BAB II

KONSEP TERAPI MUSIK

2.1 Definisi

Terapi komplementer (Complementary therapies) adalah semua terapi yang


digunakan sebagai tambahan untuk terapi konvensional yang direkomendasikan oleh
penyelenggara pelayanan kesehatan individu (Potter&Perry 2010).

Musik merupakan suatu kesatuan suara dari nada, irama dan lagu yang dapat
mengekspresikan perasaan dan juga sebagai sarana komunikasi. Musik bukan hanya sebagai
sarana hiburan, tetapi suara yang dihasilkan musik yang dapat dijadikan terapi dalam bentuk
terapi musik. Menurut American Music Therapy Association terapi musik adalah suatu
profesi di bidang kesehatan yang menggunakan musik dan aktivitas musik untuk megatasi
berbagai masalah dalam aspek fisik, psikologis, kognitif dan kebutuhan sosial individu yang
mengalami cacat fisik. Menurut wigram (2000) terapi musik adalah penggunaan musik dalam
lingkup klinis pendidikan, sosial bagi klien yang membutuhkan pengobatan, pendidikan atau
intervensi pada aspek sosial dan psikologis (Djohan, 2006).

Terapi musik adalah suatu bentuk pelayanan keperawatan holistik yang dapat
diterapkan kepada klien. Terapi musik adalah suatu usaha untuk meningkatkan kualitas fisik
dan mental dengan rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, bentuk dan
gaya yang diorganisir sedemikian rupa sehingga tercipta musik yang bermanfaat untuk
kesehatan fisik dan mental (Purwanto, 2012).

Terapi musik tidak hanya di aplikasikan pada pasien yang mengalami gangguan
psikologis, tetapi dapat di aplikasikan pada pasien yang mengalami gangguan fisik ataupun
pasien yang mengalami gangguan keduanya seperti halnya pada pasien kritis.

2.2 Tujuan Terapi Musik

Terapi musik secara umum bertujuan untuk:

a. Membuat hati dan perasaan seseorang menjadi senang dan terhibur


b. Membantu mengurangi beban penderitaan seseorang
c. Tempat penyaluran bakat seseorang

2
Terapi musik memberikan pelayanan bagi meraka yang dianggap perlu untuk
mendapatkannya khususnya pada penderita yang ada di YPAC, yang mengalami hambatan
fisik. Adapun tujuan terapi musik secara khusus adalah untuk menumbuh kembali potensi-
potensi yang ada pada penderita, serta mengfungsikan sisa-sisa kemampuan yang ada pada
penderita yang berkelainan. Dengan demikian penderita akan tumbuh menjadi anak yang
percaya diri dan merasa bisa berbuat atau beraktivitas seperti manusia pada umumnya.dengan
diberikannya terapi musik diharapkan dapat mengurangi atau menghilangkan ketegangan-
ketegangan pederita pada aspek sosial emosional, mental intelegency dan fisik motorik.
Terapi musik sangat penting bagi anak yang berkelainan, karena dengan latihan terapi musik
dapat membantu perkembangan penderita yang bersifatmembangun, mendorong,
menumbuhkan percaya diri, juga membentuk kepribadian penderita menjadi pribadi yang
optimis, pantang menyerah, dan dapat menerima kenyataan hidup dengan apa adanya.

2.3 Manfaat Musik

Manfaat yang diberikan musik bagi tubuh bukan hanya dalam bentuk
mengekspresikan perasaan tetapi banyak manfaat yang didapatkan terutama jika musik
digunakan sebagai terapi. Menurut Dossey et al, (2005), manfaat terapi musik adalah:

a. Musik dapat menurunkan kecemasan, stress, nyeri, dan isolasimusik.


b. Musik dapat membuat seseorang rileksasi.
c. Musik dapat membuat seseorang menjadi kreatif.
d. Musik dapat menambah pengetahuan dan dapat menjelaskan nilai-nilai pribadi
seseorang.
e. Musik dapat mengatasi berbagai masalah psikologis lainya.
f. Musik dapat meningkatkan kesehatan.

Selain manfaat diatas, Djohan (2006) menambahkan bahwa efek biologis dari suara
dan musik adalah:

a. Energy otot akan meningkat atau menurun terkait dengan stimulasi irama.
b. Tarikan nafas dapat menjadikan cepat atau berubah secara teratur.
c. Timbulnya berbagai efek pada nadi, tekanan darah dan fungsi endoktrin.
d. Kelelahan berkurang.

3
Manfaat yang diberikan musik bukan hanya berpengaruh pada aspek emosi yang mana
musik dapat merefleksikan emosi melalui kata-kata dan gerakan, tetapi bermanfaat juga pada
aspek kognitif, intelegensi dan pendidikan.

2.4 Jenis-jenis Musik

Terapi musik yang akan dilaksanakan dengan kemampuan dan tujuan yang akan
dicapai dan sesuai dengan keadaan dan permasalahan yang dihadapi pasien sehingga berbeda
bagi setiap orang. Namun semua terapi musik mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk
mengekspresikan perasaan, mengembalikan suasana hati dan emosi, membantu rehabilitasi
fisik, meningkatkan memori, serta membangun kedekatan dalam berinteraksi. Menurut
Djohan (2006) terdapat dua macam jenis terapi musik diantaranya :

a. Terapi musik aktif


Dalam terapi musik aktif pasien diajak bernyanyi, belajar menggunakan alat
musik, menurunkan nada-nada, bahkan membuat lagu singkat. Dengan kata lain
pasien berinteraksi aktif dengan dunia musik. Untuk melakukan terapi musik
yang kompeten.
b. Terapi musik pasif
Pasien hanya mendengarkan dan menghayati suatu alunan musik tertentu yang
disesuaikan dengan masalahnya. Hal terpenting dalam terapi musik adalah
pemilihan jenis musik harus sesuai dengan kebutuhan pasien. Penerapan terapi
musik aktif dan fasif pastinya akan mendapatkan hasil yang berbeda baik itu
secara emosional aktivitas fisik.

2.5 Jenis Musik Pada Terapi Musik

Menurut Djohan (2006) hal ini dapat dilihat dari suatu notasi musik yang
menggambarkan besarnya waktu dakam arah horizontal, dan tinggi rendahnya nada-nada
dalam arah vertical. Musik dalam pengelompokannya di bagi menjadi dua bagian, yaitu

1. Musik vocal
Musik vocal yaitu musik yang dihasilkan dari suara manusia sedangkan musik
instrumental yaitu permainan musik tanpa vocal. Instrumental merupakan suatu
komposisi musik tanpa syair dalam bentuk apapun semua musik dihasilkan melalui
instrument musik.

4
2. Musik instrumental
Musik instrumental merupakan tipe musik yang lebih banyak digunakan dalam terapi
musik. Salah satu musik instrument yang digunakan dalam mengekspresikan musik
adalah gitar, gitar merupakan alat musik yang termasuk dalam kategori chordophone
yang mempunyai karakteristik sendiri baik dari segi bentuk maupun dari suara yang
dihasilkan. Alat ini dimainkan dengan cara yang berbeda menurut tipe atau jenisnya.
Diantara sekian banyak tipe gitar, jenis gitar klasik adalah salah satu alat musik yang
digunakan terutama untuk membawa karya-karya solo musik klasik maupun musik
popular.

2.6 Prosedur Terapi Musik


Terapi musik tidak selalu membutuhkan kehadiran ahli terapi, walau mungkin
membutuhkan bantuannya saat mengawali terapi musik. Untuk mendorong peneliti
menciptakan sesi terapi musik sendiri, berikut ini beberapa dasar terapi musik yang
dapat digunakan untuk melakukannya.
1. Untuk memulai melakukan terapi musik, khususnya untuk relaksasi, peneliti
dapat memilih sebuah tempat yang tenang, yang bebas dari gangguan. Peneliti
juga dapat menyempurnakannya dengan aroma lilin wangi aromaterapi guna
bantu menenangkan tubuh.
2. Untuk mempermudah, peneliti dapat mendengarkan berbagai jenis musik pada
awalnya. Ini berguna untuk mengetahui respon tubuh dari responden. Lalu
anjurkan responden untuk duduk di lantai, dengan posisi tegak dan kaki
bersilangan, ambil mafas dalam-dalam, tarik dan keluarkan perlahan-lahan
melalui hidung.
3. Saat musik mulai dimainkan, dengarkan dengan seksama instrumennya, seolah-
olah pemain-pemainnya sedang ada di ruangan memainkan musik khusus untuk
responden. Peneliti bisa memilih tempat duduk lurus di depan speaker, atau bisa
juga menggunakan headphone. Tapi yang terpenting biarkan suara musik
mengalir ke seluruh tubuh responden, bukan hanya bergaung di kepala.
4. Bayangkan gelombang suara itu datang dari speaker dan mengalir ke seluruh
tubuh responden. Bukan hanya dilakukan secara fisik tapi juga fokuskan dalam
jiwa. Fokuskan di tempat mana yang ingin peneliti sembuhkan, dan suara itu
mengalir kesana. Dengarkan, sembari responden membayangkan alunan musik

5
itu mengalir melewati seluruh tubuh dan melengkapi sel-sel, melapisi tipis tubuh
organ dalam responden.
5. Saat peneliti melakukan terapi musik, responden akan membangun metode ini
melakukan yang terbaik bagi diri sendiri. Sekali telah mengetahui bagaimana
tubuh merespon pada instrumen, warna nada, dan gaya musik yang di dengarkan,
responden dapat mendesain sesi dalam serangkaian yang telah dilakukan sebagai
hal yang paling berguna bagi diri sendiri.
6. Idealnya, peneliti dapat melakukan terapi musik selama kurang lebih 30 menit
hingga satu jam tiap hari, namun jika tak memiliki cukup waktu 10 menitpun jadi,
karena selama waktu 10 menit telah membantu pikiran responden beristirahat
(Pandoe, 2006).

Hal yang harus diperhatikan dalam terapi musik :


a. Hindari interupsi yang diakibatkan cahaya yang remang-remang dan hindari
menutup gorden atau pintu
b. Usahakan klien untuk tidak menganalisa musik, dengan prinsip nikmati musik
kemana pun musik membawa.
c. Gunakan jenis musik sesuai dengan kesukaan klien terutama yang berirama
lembut dan teratur. Upayakan untuk tidak menggunakan jenis musik rock and
roll, disco, metal dan sejenisnya. Karena jenis musik tersebut mempunyai
karakter berlawanan dengan irama jantung manusia.
2.7 Program Terapi Musik
Dalam melakukan aktivitas di terapi musik pelatih harus memperhatikan
kondisi atau kecanduan penderita. Pelatih juga harus memperhatikan tingkat
kecerdasam penderita dalam arti sejauh mana daya tangkap penderita dalam
menerima materi atau perintah dari pelatih, juga harus memperhatikan bagaimana
keadaan sosial emosionalnya (Hiper, aktif, penakut, pemalu, pemarah).

Adapun program Terapi Musik :

a. Fisik Motorik
Yaitu gangguan kelayuan pada anggota badan, misal tangan, kaki, leher serta
gangguan bicara. Alat musik yang digunakan dalam latihan lingkup gerak sendi
yaitu : alat. Ritmis contoh tepuk tangan, tepuk paha, memukul musik drum,
simbal, gamelan, rebana dan lain-lain.

6
b. Sosial Emosional
Dimana kondisi seseorang sudah tidak mampu mengendalikan jiwa atau
perasaannya maka timbullan ketegangan-ketegangan emosi yang disebabkan
karena tidak mempunyai untuk mengatasi hambatannya.
Contoh emosional yang sering tampak diantaranya : mudah marah, penakut,
semaunya sendiri.
Alat musik yang digunakan : mendengarkan musik dari Tape recorder, orjen,
piano dan lain-lain, serta membaca gambar-gambar, warna-warna, pukul musik
sambil berhitung, pasang puzzle.
c. Mental Intelegensi
Yaitu gangguan pada pemusatan perhatian serta keterbatasan daya pikir sehingga
penderita kurang konsentrasi.
Alat musik yang digunakan : bernyanyi, baca puisi, mendengarkan cerita,
mendengarkan lagu-lagu, belajar notasi, belajar musik bernada.

7
BAB III
ANALISA JURNAL

Journal : Effects of music theraphy and music-based interventions in the treatment of


substance use disorders : A systematic review
Penulis : Louissa Hohman, Joke Bradt, Thomas Stegemann, Stefan Koelsch
Kesimpulan :
Masih belum ada konsensus mengenai terapi musik (MT) dan intervensi berbasis
musik (MBI) untuk pasien dengan gangguan penggunaan zat (SUD). Sebelumnya ulasan
menyoroti kebutuhan untuk uji coba kontrol lebih acak (RCT) mengenai hasil jangka panjang
seperti pemeliharaan ketenangan. Literatur saat ini termasuk RCT tambahan, tetapi
kebanyakan dari mereka berfokus pada efek jangka pendek setelah sesi tunggal dalam unit
detoksifikasi. Satu RCT diperiksa ketenangan setelah jangka waktu satu bulan tanpa
perbedaan yang signifikan antara satu sesi MT atau kelompok terapi lisan. Satu-satunya studi
meneliti pantang setelah lebih dari satu sesi dilakukan dengan satu kelompok etnis tertentu
tanpa peserta rawat inap. Oleh karena itu, studi masa depan harus mencakup penyelidikan
jangka panjang dan tindak lanjut pengukuran, variabel mengenai khususnya terkait dengan
penggunaan narkoba. Karena fluktuasi besar dalam perawatan SUD, perencanaan studi ini
mungkin menjadi tantangan. Namun, pengurangan penggunaan narkoba dan pantang
merupakan aspek penting mengenai keberhasilan pengobatan kecanduan, sehingga evaluasi
pengobatan untuk hasil ini diperlukan untuk penyelidikan masa depan. MT/MBI tampaknya
efektif dalam regulasi emosi dan hasil subjektif, seperti yang juga ditunjukan oleh analis
kualitatif. Namun demikian, studi kuantitatif dalam review kami yang sangat beragam yang
merupakan salah satu alasan penting untuk tidak melakukan meta-analisis. Sebagai MT/MBI
biasanya dan secara khusus digunakan dalam pengobatan kelompok dan subkelompok
dengan SUD, misalnya, perempuan atau remaja. Penting untuk memeriksa efektivitas dalam
populasi tertentu juga. Namun, hasil ini mungkin tidak dapat digeneralisasi di seluruh
oengaturan SUD umum. Selain itu, penting untuk menyadari bahwa musik juga daapat
memicu kekambuhan (misalnya jika musik dikaitkan dengan penyalahgunaan zat ). Dan
bahwa, oleh karena itu, musik harus digunakan dengan hati-hati pada pasien SUD.

8
Prosedur :
Metode yang dilakukan pada jurnal ini yaitu dengan melakukan 3 metode :
1. Jenis peserta. Studi yang termasuk pasien atau klien dengan SUD, terlepas dari gangguan
usia, jenis kelamin, atau komorbiditas. Studi meneliti subkelompok seperti perempuan atau
remaja dimasukkan juga. Jika tidak jelas apakah semua peserta menderita SUD (misalnya
studi tentang penduduk dan anggota staf dari pusat rehabilitasi)
2. Jenis intervensi. Semua studi meneliti MT, MBI atau MP dimasukkan. Artikel dikeluarkan
jika program dikombinasikan dengan musik dan pendekatan lengkap lainnya yang digunakan
(misalnya, kombinasi seni, video, musik, terapi kelompok, dan individu konseling). Karena
hal ini tidak akan memungkinkan untuk identitas efek terpisah dari MT /MBI /MP.
3. Jenis ukuran hasil. Termasuk semua hasil.
Kegunaan :
Berdasarkan temuan ini, implikasi untuk future MT/MBI program pengobatan sebagai
independen atau tambahan untuk SUD dapat dikembangkan. Preferensi individu mengenai
musik serta dinamika kelompok tampaknya penting bagi keberhasilan MT. Karena
penerimaan yang tinggi, fleksibilitas, aksesbilitas mudah dan biaya rendah, MT/MBI
memberikan kesempatan untuk pengobatan SUD untuk berbagai kelompok dalam berbagai
pengaturan. Namun demikian, keberhasilan dan efektivitas harus dievaluasi secara lebih
sistematis dan harus fokus pada hasil jangka panjang lebih lanjut.

9
BAB IV

KESIMPULAN

Terapi musik adalah suatu bentuk pelayanan keperawatan holistik yang dapat
diterapkan kepada klien. Terapi musik adalah suatu usaha untuk meningkatkan kualitas fisik
dan mental dengan rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, bentuk dan
gaya yang diorganisir sedemikian rupa sehingga tercipta musik yang bermanfaat untuk
kesehatan fisik dan mental. Tujuannya adalah untuk membuat hati dan perasaan seseorang
menjadi senang dan terhibur. Selain itu, manfaat dari mendengarkan musik juga menurunkan
kecemasan, stress, nyeri, dan isolasi musik. Membuat seseorang menjadi lebih kreatif dan
rileks dalam menjalani hidupnya. Karena tidak sedikit orang bisa menjadi stress karena
memikirkan aktivitas sehari-harinya yang padat. Dalam hal ini, mendengarkan musik
memang dianjurkan untuk menghilangkan suntuk atau sekedar mencari suasana lain. Manfaat
yang diberikan musik bukan hanya berpengaruh pada aspek emosi yang mana musik dapat
merefleksikan emosi melalui kata-kata dan gerakan, tetapi bermanfaat juga pada aspek
kognitif, intelegensi dan pendidikan karena dapat menambah pengetahuan tentang
kepribadian seseorang yang menyukai musik tertentu. Pada kegiatan ini tidak hanya klien
dengan penyakit tertentu yang membutuhkan musik tetapi orang dalam keadaan sehat juga
baik untuk menurunkan tingkat kecemasan yang bisa saja dialami oleh setiap individu.

10
DAFTAR PUSTAKA

Potter,P & Perry,A. (2010). Fundamental Of Nursing. Singapore : Elsevier

Djohan. (2006). Terapi Musik Teori Dan Aplikasi. Tanggerang: Agromedia Pustaka

Maratuzzakiyah,Y.Pengaruh Music Klasik Mozart (Clarinet Concerto In A Major


K622) Terhadap Peningkatan Kekuatan otot Pada Pasien Stroke. STIKES Rajawali.
Skripsi, 2015.

Louisa Hohmann. 2017. Effects of music theraphy and music-based interventions in


the treatment of substance use disorders : A systematic review. Amerika Serikat.

Puwanto,NS & Budhi. Herbal dan keperawatan komplementer. Yogyakarta : Nuha


Medika 2012

11

Anda mungkin juga menyukai