Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)


KEPERAWATAN GERONTIK PADA LANSIA
DI PANTI TRESNA WERDHA BHAKTI ABADI
BALIKPAPAN

Dosen Pembimbing :

Ns. Siti Nuryanti, S.Kep.,M.Pd


Rahmawati Shoufiah, S.ST.,M.Pd
Disusun Oleh :
Kelompok 3

1. Anita Cintya Rahayu 6. Meidyna Larasati


2. Dimas Ardianto 7. Neneng Septiani
3. Eka Sri Wanda W 8. Nurlyanti
4. Fanny Fatmawaty 9. Sarmila
5. Hernita Ajeng C

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


KALIMANTAN TIMURPRODI D-III KEPERAWATAN
KELAS C BALIKPAPAN
TAHUN AJARAN 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya kami masih di beri kesempatan untuk menyelesaikan
proposal ini. Proposal ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan proposal
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan proposal ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki proposal ini dengan benar.
Akhir kata kami berharap semoga proposal tentang “TAK pada lansia” ini
dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Balikpapan, 22 Oktober 2018

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i


DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Tujuan Penulisan ........................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN TEORI...................................................................................... 3
A. Pengertian ................................................................................................... 3
B. Musik Bisa Mempengaruhi Tubuh Dan Pikiran ......................................... 4
C. Musik sebagai Terapi dan Ungkapan Perhatian ......................................... 6
D. Musik sebagai Terapi Tingkah Laku .......................................................... 7
E. Jenis Musik yang di Gunakan ..................................................................... 8
F. Manfaat Terapi Musik ................................................................................. 9
G. Jenis-Jenis Musik Terapi .......................................................................... 12
BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN ............................................................... 14
A. Topik ......................................................................................................... 14
B. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus ........................................................... 14
C. Sasaran dan Target .................................................................................... 14
D. Jadwal Kegiatan........................................................................................ 14
E. Pengorganisasian....................................................................................... 16
F. Metode Penatalaksanaan .......................................................................... 17
G. Antisipasi Masalah.................................................................................... 20
BAB IV PENUTUP................................................................................................. 21
A. Kesimpulan ............................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan Gerontik adalah praktik perawatan yang berkaitan dengan


penyakit pada proses menua (KOZIER,1987). Menurut Lueckerotte(2000)
keperawatan gerontik adalah ilmu yang mempelajari tentang perawatan pada
lansia yang berfokus pada pengkajian kesehatan dan status fungsional,
perencanaan, implementasi serta evaluasi.
Jumlah lansia diPanti Tresna Werdha Bhakti Abadisebanyak 24 jiwa,
berdasarkan hasil pengkajian pada pasien kelolaan mahasiswa,
didapatkanlansia mengalami penyakit seperti gangguan penglihatan, gangguan
pendengaran, gangguan daya ingat,dan penurunan fungsional tubuh. Menindak
lanjuti kejadian tersebut, maka sebagai proses pemecahan masalah diputuskan
untuk melaksanakan terapi aktifitas kelompok pada lansia.
Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada kelompok lansia yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi dan kelompok
digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika
interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadi
laboratorium tempat lansia melatih perilaku baru yang adaptif untuk
memperbaiki perilaku yang maladaptif. Terapi Aktifitas Kelompok yang akan
dilaksanakan oleh mahasiswa dalam mempertahankan daya ingat dan
konsentrasi lansia, yaitu dengan melaksanakan terapi music.
Dengan demikian kegiatan ini dimaksudkan untuk membantu lansia di
Panti Tresna Werdha Bhakti Abadi Kelurahan Sepinggan Baru kesadaran
dan peran serta mahasiswa khususnya pengurus Panti Tresna Werdha Bakti
Abadi kelurahan sepinggan baru Balikpapan Selatan, sehingga dapat
memecahkan permasalahan kesehatan yang pada akhirnya dapat
mempertahankan daya ingat dan konsentrasi lansia.

1
B. Tujuan Penulisan

1) Tujuan Umum
Setelah dilakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) musik pada
lansia, diharapkan pasien lansia dapat merilekskan pikiran,
meningkatkan daya ingat lansia, mengurangi stressor yang dihadapi dan
dapat menstimulus respon sensorik motorik dengan baik.
2) Tujuan Khusus
a. Lansia dapat berespon terhadap stimulus yang diberikan.
b. Lansia mampu mengekspresikan perasaannya berupa pengalaman
yang menyenangkan.
c. Lansia mampu memberi respons terhadap musik yang didengar
dengan baik.
d. Lansia dapat meningkatkan daya ingat.
e. Lansia mampu menceritakan perasaannya setelah mendengarkan
musik.
f. Lansia mampu menjawab pertanyaan seputar kemampuan
kognitifnya.
g. Lansia mampu bernyanyi dan mengulangi lagu yang telah diputar
oleh terapis.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Terapi music adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan
rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, tombre, bentuk dan
gaya yang di organisir sedemikian rupa hingga tercipta misik yang bermanfaat
untuk kesehatan fisik dan mental.
Terapi music adalah terapi yang universal dan bisa diterima oleh semua
ornag karena kita tidak menbutuhkan kerja otak yang berat untuk
menginterpretasi alunan music. Terapi musik sangat mudah diterima organ
pendengaran kita dan kemudian melalui saraf pendengaran disalurkan ke
bagian otak yang memproses emosi (system limbic). Musik sangat berfungsi
sebagai ungkapan perhatian, baik bagi para pendengar yang mendengarakan
maupun bagi pemusik yang menggubahnya. Sasaran terapi music dalam
lapangan pandang kedokteran adalah pada perkembangan manusia sebagai
suatu kesatuan yang unik dan tak terpisahkan. Musik dapat berfungsi sebagai
ungkapan perhatian, baik bagi para pendengar yang mendengarkan maupun
bagi pemusik yang menggubahnya. Sasaran terapi musik dalam lapangan
pandang kedokteran adalah pada perkembangan manusia sebagai satu kesatuan
yang unik dan tak terpisahkan.
Salah satu figur yang paling berperan dalam terapi music di awal abad ke-
20 adalah Eva Vescelius yang banyak mempublikasikan terapi musik lewat
tulisan-tulisannya. Ia percaya bahwa objek dari terapi music adalah melakukan
penyelarasan atau harmonisasi terhadap seseorang melalui fibrasi. Demikian
pula dengan Margareth Anderton, seorang guru piano berkebangsaan inggris,
yang meengemukakan tentang efek alat music (khusus untk pasien dengan
kendala psikologis) karena hasil penelitiannya menunjukkan bahwa timbre
(warna suara) music dapat menimbulkan efek terapeutik.

3
B. Musik Bisa Mempengaruhi Tubuh Dan Pikiran
Pemahaman tentang aspek biologis suara berawal dengan pengertian bahwa
perubahan getaran udara sebenarnya adalah musik. Jauh sebelum pembentukan
ontogenetik dan filogenetik suara musik, fenomena akustik yang ditemukan
sudah merupakan nilai-nilai terapi musik. Fenomena akustik ini membuat
orang dapat menghargai dan menemukan kembali suara eksternal serta
menerjemahkan suara tersebut ke dalam bahasa musik. Akustik, suara, vibrasi,
dan fenomena motorik sudah ditemukan sejak ovum dibuahi oleh sperma untuk
membentuk manusia baru. Pada saat itu terdapat berbagai proses yang
melingkupi telur dalam kandungan, berproduksi dengan gerakan dinamis,
mempunyai vibrasi, dan memiliki suara tersendiri. Misalnya, bunyi yang
dihasilkan oleh dinding rahim, denyut jantung, aliran darah, bisikan suara ibu,
suara dan desah napas, mekanisme gerakan dan gesekan tubuh bagian dalam,
gerakan otot, proses kimiawi dan enzim, serta banyak lainnya. Semua ini dapat
dikelompokkan sebagai sebuah kesempurnaan suara.
Beberapa pendekatan dalam terapi musik meyakini bahwa tubuh kita
adalah sumber suara dan bahwa organ-organ tubuh sekaligus dapat
dianalogikan sebagai seperangkat alat musik. Tubuh manusia sebenarnya sarat
dengan bunyi. Proses biologis yang dilakukan oleh organ-organ tubuh
misalnya lambung atau jantung menghasilkan berbagai macam suara. Dokter
dapat mendengarkan suara-suara tersebut dengan menggunakan stetoskop.
Tanpa alat bantu kita tidak dapat mendengar suara-suara tadi, karena suara-
suara yang terlalu tidak beraturan diredam oleh tulang-tulang rawan di telinga
bagian dalam.
Di sisi lain, jika setiap organ tubuh berfungsi dengan baik sebagaimana
seperangkat alat musik menghasilkan bunyi yang indah, maka seharusnya yang
dihasilkan adalah musik yang indah. Artinya tubuh kita sehat. Karena itu terapi
musik dimaksudkan untuk menyelaraskan kembali kinerja organ tubuh yang
sedang terganggu, agar dapat berfungsi normal kembali.
Sejak lebih dari seabad lalu, penelitian yang dilakukan sejumlah dokter,
khususnya para pakar di bidang Fisiologi menunjukkan keterkaitan antara
aspek-aspek Biologi dan musik. Bersama Hector Berlioz (seorang komponis
Perancis), M. Getry melakukan observasi mengenai kinerja musik pada nadi

4
dan sirkulasi darah. Dilaporkan bahwa dengan memainkan alat perkusi
genderang, akan melipatgandakan cardiac output.
Di pusat rehabilitasi di Amerika, para pasien stroke disuruh berbaris sambil
mendengarkan musik berirama march lewat walkman. Ternyata, jenis musik
ini mampu menstimulasi otak. Tujuan perawatan ini agar si pasien terbiasa
dengan irama dan kebutuhan telinga dalam bisa terpenuhi. Dengan ini, lama
kelamaan mereka dapat bergerak normal lagi walau tanpa musik. Hasil
penyelidikan menunjukkan, kemampuan koordinasi motorik otak yang terlatih
tadi lama kelamaan akan menunjukkan perbaikan. Concetta Tomaino, direktur
program terapi musik pada rumah sakit Beth Abraham di New York, bercerita
tentang seorang pasien penderita Parkinson hebat, yang masih bisa duduk
berjam-jam di depan piano untuk memainkan lagu-lagu dari komponis
favoritnya (Chopin). Seolah-olah pasien ini lupa akan penyakitnya. Rupanya,
saat dia bermain dan terbuai oleh lagunya itu, tubuhnya bereaksi.
Berdasarkan pengamatan di kliniknya, Concetta Tomaino melihat musik
mampu “menggali” ingatan pasien-pasiennya. Ia juga pernah mencoba pada
pasien Alzheimer yang kemampuan berpikirnya hampir hilang sama sekali.
Ketika ia memainkan musik yang dikenal oleh pasien sewaktu masih muda,
tiba-tiba pasien tersebut jadi ingat akan tempat dan orang-orang yang pernah
dikenalnya.
Beberapa hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa efek biologis dari suara
dan musik dapat mengakibatkan :
1. Energi otot akan meningkat atau menurun terkait dengan stimuli irama.
2. Tarikan napas dapat menjadi cepat atau berubah secara teratur.
3. Timbulnya berbagai efek pada denyut jantung, tekanan darah, dan fungsi
endokrin.
4. Berkurangnya stimulus sensorik dalam berbagai tahapan.
5. Kelelahan berkurang atau tertunda, tetapi ketegangan otot meningkat.
6. Perubahan yang meningkatkan elektrisitas tubuh.
7. Perubahan pada metabolisme dan biosintesis pada beberapa proses enzim.
Selain itu, setiap musik yang Anda dengarkan, meskipun Anda tidak
sengaja mendengarkannya, akan berpengaruh pada otak Anda. Setidaknya ada

5
tiga sistem saraf dalam otak Anda yang akan terpengaruh oleh musik yang
Anda dengarkan, yaitu :
1. Sistem Otak Yang Memproses Perasaan.
2. Sistem Otak Kognitif
Aktivasi sistem ini dapat terjadi walaupun seseorang tidak
mendengarkan atau memperhatikan musik yang sedang diputar. Musik akan
merangsang sistem ini secara otomatis, walaupun seseorang tidak menyimak
atau memperhatikan musik yang sedang diputar. Jika sistem ini dirangsang
maka seseorang akan meningkatkan memori, daya ingat, kemampuan
belajar, kemampuan matematika, analisis, logika, inteligensi dan
kemampuan memilah, disamping itu juga adanya perasaan bahagia dan
timbulnya keseimbangan sosial.
3. Sistem Otak Yang Mengontrol Kerja Otot
Musik secara langsung bisa mempengaruhi kerja otot kita. Detak jantung
dan pernafasan bisa melambat atau cepat secara otomatis, tergantung alunan
musik yang didengar. Bahkan orang yang bayi dan orang tidak sadar pun
tetap terpengaruh oleh alunan musik. Bahkan ada suatu penelitian tentang
efek terapi musik pada pasien dalam keadaan koma. Ternyata denyut
jantung bisa diturunkan dan tekanan darah pun turun, kemudian begitu
musik matikan, maka denyut jantung dan tekanan darah kembali naik. Fakta
ini juga bermanfaat untuk penderita hipertensi karena musik bisa
mengontrol tekanan darah.

C. Musik sebagai Terapi dan Ungkapan Perhatian


Penggunaan musik sebagai ungkapan perhatian dan suatu terapi tambahan
bagi konseling pastoral melibatkan integrasi dari beberapa disiplin sejarah :
pendidikan musik, pelayanan musik, dan terapi musik. Terapi musik
merupakan yang paling muda dari ketiga bidang ini dan yang langsung
berhubungan dengan aplikasi klinis music. Musik dapat disebut sebagai terapi
untuk menstimulasi, memulihkan, menghidupkan, mempersatukan, membuat
seseorang peka, menjadi saluran, dan memerdekakan. Terapi musik memiliki
suatu kapasitas yang unik dan mapan sehingga memungkinkan terjadinya
perubahan hidup. Musik mengandung kumpulan yang sistematis dan teratur

6
dari berbagai komponen suara irama, melodi, dan keselarasan untuk dapat
dilihat dan dinikmati. Musik, seperti bentuk seni lainnya, merupakan ekspresi
yang penuh gaya. Musik melibatkan pengelolaan serta keterampilan dari materi
artistik sehingga dapat menyajikan atau mengomunikasikan suatu hal tertentu,
gagasan, atau keadaan perasaan.
Biasanya tipe musikal dapat dipilih sendiri oleh pasien atau diusulkan oleh
terapis. Terapi musik formal sering menggunakan irama sederhana dan
instrumen perkusi yang dapat dimainkan oleh hampir setiap orang. Pilihan
materi musik, medium musik, tingkat kompleksitas, dan sasaran terapetik
merupakan keputusan dan kesepakatan antar terapis, dan antara terapis musik
dan pasien. Seperti dalam semua cara terapi, terapi musik menyangkut
penilaian terhadap pasien, aktivitas yang akan dilakukan (termasuk sasaran),
pengalaman terapetik, dan evaluasi.

D. Musik sebagai Terapi Tingkah Laku


Terapi music lebih dari sekedar penghiburan : lebih daripada sekedar
pengalaman yang mendidik atau suatu aktifitas social, bersifat mendidik, dan
maksud-maksud social. Secara teknis, tarapi music telah di definisikan sebagai
“suatu system yang telah dikembangkan secara maksimal untuk menstimulasi
dan mengarahkan tingkah laku untuk mencapai perilaku untuk mencapai
sasaran terapi yang benar-benar jelas”. Salah satu penyajian yang terbaik dan
paling singkat dari kerangka konseptual ini adalah yang diberikan oleh William
Sears dalam makalahnya yang berjudul “Proses in Music Therapy”.
1. Musik memberikan pengalaman di dalam struktur
Sasarannya ialah untuk memperpanjang komiten kepada aktifitas, untuk
membuat aneka ragam komitmen, dan menumbuhkan kesadaran akan
manfaat yang di peroleh. Dengan cara yang tidak memaksa, music
menuntut tingkah laku yang sesuai dengan urutan waktu, realitas yang
teratur, kecakapan yang teratur, dan pengaruh yang teratur. Music
menimbulkan gagasan dan asosiasi ekstramusikal.
2. Music memberikan pengalaman dalam mengorganisasi diri
Pengalaman mempengaruhi sikap, perhatian, nilai-nilai, dan pengertian
seseorang. Sasaran harus memberikan kepuasan sehingga seseorang akan

7
berusaha untuk memperoleh lebih banyak pengalaman serupa yang aman,
baik, dan nikmat. Music menyediakan kesempatan untuk ekspersi diri dan
memperoleh kecakapan baru yang memperkaya citra diri (terutma bagi
yang memiliki keterbatasan tubuh atau cacat).
3. Music memberikan pengalaman dalam hubungan antar pribadi
Music merupakan kesempatan untuk pertemuan kelompok di mana
individu telah mengesampingkan kepentingannya demi kepentingan
kelompok. Sasarannya ialah untuk meperbanyak jumlah anggota dalam
kelompok, menambah jangkauan dan variasi interaksi, dan menyediakan
pengalaman yang akan memudahkan melakukan adaptasi terhadap
kehidupan diluar lembaga. Pengalaman kelompok memungkinkan
seseorang berbagai rasa secara intens dalam cara-cara yang secara social
dapat diterima ; music memberikan penghiburan dan rekreasi yang
diperlukan bagi lingkungan terapi secara umum. Juga bantuan pengalaman
dalam pengembangan dalam pengembangan kecakapan social sexara
reslitis dan pola tingkah laku pribadi yang dapat diterima secar lembaga
dan kelompok sebaya dalam masyarakat.

E. Jenis Musik yang di Gunakan


Pada dasarnya hampir semua jenis musik bisa dinamakan untuk terapi musik.
Namun kita harus tahu pengaruh setiap jenis musik terhadap pikiran. Setiap
nada, melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya musik akan memberi
pengaruh berbeda kepada pikiran dan kita capai. Ada dua macam terapi musik:
1. Terapi musik aktif
Dalam terapi musik aktif pasien diajak bernyanyi, belajar main
menggunakan alat musik, menirukan nada-nada, bahkan membuat lagu
singkat. Dengan kata lain pasien berinteraksi aktif dengan dunia musik .
untuk melakukan terapi musik aktif tentu saja dibutuhkan bimbingan
seorang pakar terapi musik yang kompeten.
2. Terapi musik pasif
Inilah terapi musik yang murah, mudah dan efektif. Pasien tinggal
mendengarkan dan menghayati suatu alunan musik tertentu yang
disesuaikan dengan masalahnya. CD Terapi musik termasuk jenis terapi

8
musik pasif. Hal terpenting dalam terapi musik pasif adalah pemilihan jenis
musik harus tepat dengan kebutuhan pasien. Oleh karena itu, kami
membuat puluhan jenis CD Terapi musik yang disesuaikan dengan
kebutuhan anda.

F. Manfaat Terapi Musik


1. Relaksasi, mengistirahatkan tubuh dan pikiran.
Manfaat yang pasti dirasakan setelah melakukan terapi musik adalah
perasaan rileks, tubuh lebih bertenaga dan pikiran lebih fresh. Terapi musik
memberikan kesempatan bagi tubuh dan pikiran untuk mengalami relaksasi
yang sempurna. Dalam kondisi relaksasi (istirahat) yang sempurna itu,
seluruh sel dalam tubuh akan mengalami re-produksi, penyembuhan alami
berlangsung, produksi hormon tubuh diseimbangkan dan pikiran
mengalami penyegaran
2. Meningkatkan kecerdasan.
Sebuah efek terapi musik yang bisa meningkatkan intelegensi seorang
disebut efek mozart. Hal ini telah diteliti secara ilmiah oleh frances
Rauscher et al dari Universitas California. penelitian lain juga membuktikan
bahwa masa dalam kandungan dan bayi adalah waktu yang paling tepat
untuk menstimulasi otak anak agar menjadi cerdas. Hal ini karena otak anak
dalam masa pembentukan, sehinngga sangat baik apabila mendapatkan
rangsangan yang positif. Ketika seorang ibu yang sedang hamil sering
mendengarkan terapi musik, janin di dalam kandungannya juga ikut
mendengarkan. Otak janin pun akan terstimulasi untuk belajar sejak dalam
kandungan. Hal ini dimaksudkan agar kelak si bayi akan memiliki tingkat
intelegensia yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang dibesarkan
tanpa dibesarkan tanpa diperkenalkan pada musik.
3. Meningkatkan motivasi.
Motivasi adalah hal yang hanya bisa dilahirkan dengan perasaan dan mood
tertentu. Apabila ada motivasi, semangat pun akan muncul dan segala
kegiatan bisa dilakukan. Begitu juga sebaliknya, jika motivasi terbelenggu,
maka semangatpun menjadi lurus, lemas, tak ada tenaga untuk beraktivitas.

9
Dari hasil penelitian, ternyata jenis musik tertentu bisa meningkatkan
motivasi, semangat dan meningkatkan level energi seseorang.
4. Pengembangan diri
Musik ternyata sangat berpengaruh terhadap pengembangan seseorang.
Hati-hati, karena musik yang anda dengarkan menentukan kualitas pribadi
anda. Hasil penelitian kami menunjukan bahwa orang yang punya
masasalah perasaan, biasanya cendrung mendengarkan musik yang sesuai
perasaannya. Misalnya orang yang putus cinta, mendengarkan musik atau
lagu bertema putus cinta atau sakit hati. Dan hasilnya adalah masalahnya
menjadi semakin parah. Dengan mengubah jenis musik yang didengarkan
menjadi musik yang memotivasi, dalam beberapa hari masalah perasaan
bisa hilang dengan sendirinya atau berkurang sangat banyak.
5. Meningkatkan Kemampuan Mengingat
Terapi music bisa meningkatkan daya ingat dan mencegah kepikunan. Hal
ini bisa terjadi karena bagian otak bisa memproses music terletak
berdekatan dengan memori. Sehingga ketika seseorang melatih otak dengan
terapi music, maka secara otomatis memorinya juga ikut terlatih. Atas
dasar inilah terapi music banyak digunakan di sekolah-sekolah modern di
Amerika dan Eropa untuk meningkatkan prestasi akademik siswa.
Sedangkan di pusat rehabilitasi, terapi music banyak digunakan untuk
menangani masalah kepikunan dan kehilangan ingatan.
6. Kesehatan Jiwa
ilmuan Arab, Abu Nasr al-farabi (873-950M) dalam bukunya “Great Book
About Music”, mengatakan bahwa music membuat rasa tenang, sebagai
pendidikan moral, mengendalikan emosi, pengembangan spiritual,
menyembuhkan gangguan psikologis. Pernyataan itu tentu saja berdasarkan
pengalamannya dalam menggunakan music sebagai terapi. Sekarang di
zaman Modern, terapi music banyak digunakan oleh psikolog maupun
psikiater untuk mengatasi berbagai macam gangguan kejiwaan, gangguan
mental atau gangguan psikologis.
7. Mengurangi Rasa Sakit
Musik bekerja pada system saraf otonom yaitu bagian sistem saraf yang
bertanggung jawab mengontrol tekanan darah, denyut jantung dan fungsi

10
otak, yang mengontrol perasaan dan emosi. Menurut penelitian, kedua
system tersebut bereaksi sensitive terhadap music. Ketika kita merasa sakit,
kita menjadi takut, frustasi dan marah yang membuat kita menegangkan
otot-otot tubuh, hasilnua secara relaks secara fisik dan mental, sehingga
membantu menyembuhkan dan mencegah rasa sakit. Dalam proses
persalinan, terapi musik berfungsi mengatasi kecemasan dan mengurangi
rasa sakit. Sedangkan bagi para penderita nyeri kronis akibat suatu
penyakit, terapi music terbukti membantu mengatasi rasa sakit.
8. Menyeimbangkan Tubuh
Menurut penelitian para ahli, stimulasi music membantu menyeimbangkan
organ keseimbangan yang terdapat di telinga dan otak. Jika organ
keseimbangan sehat maka kerja organ tubuh lainnya juga menjadi lebih
seimbang dan lebih sehat.
9. Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Dr John Diamond dan Dr David Nobel, telah melakukan riset mengenai
efek dari musik terhadap tubuh manusia dimana mereka menyimpulkan
bahwa : Apabila jenis music yang kita dengar sesuai dan dapat diterima
oleh tubuh manusia, maka tubuh akan bereaksi dengan mengeluarkan jenis
hormone (serotonin) yang dapat menimbulkan rasa nikmat dan senang
sehingga tubuh akan menjadi lebih kuat (dengan meningkatnya sistem
kekebalan tubuh) dan membuat kita menjadi lebih sehat.
10. Meningkatkan Olahraga
Mendengarkan musik selama olahraga dapat memberikan olahraga yang
baik dalam beberapa cara, diantaranya meningkatkan daya tahan,
meningkatkan mood dan mengalihkan Anda dari setiap pengalaman yang
tidak nyaman selama olahraga. Ternyata penyembuhan terapi musik tidak
hanya terbatas pada kesehatan mental atau masalah psikologis saja. Telah
dilakukan studi terhadap pasien-pasien penderita luka bakar, penyakit
jantung, hipertensi, stroke, nyeri kronis, alergi, maag, kanker dan penyakit
lainnya, terapi musik juga bisa digunakan untuk membantu proses
penyembuhan. Terapi musik dapat mengurangi kebutuhan pengobatan
selama kelahiran dan dilengkapi fungsi mati rasa dalam operasi dan
perawatan gigi, terutama jika yang dirawat anak-anak serta pasien yang

11
menjalani prosedur pembedahan. Musik juga berguna untuk mengatasi
trauma pada bayi yang lahir premature. Disamping situasi akut ini, terapi
musik juga membantu menghilangkan rasa sakit. Terapi musik juga dapat
memperbaiki kualitas bagi pasien yang mengalami sakit berkepanjangan
dan menambah kesehatan orang-orang jompo, termasuk untuk penderita
Alzheimer. Musik juga telah digunakan untuk melengkapi perawatan.
Selain itu terapi musik juga berguna untuk mendukung keharmonisan
keluarga dan memotivasi kinerja karyawan.

G. Jenis-Jenis Musik Terapi


Para ahli menyimpulkan bahwa hampir semua jenis musik dapat digunakan
untuk musik terapi. Tetapi, dari berbagai jenis musik yang ada, hanya beberapa
saja yang sering digunakan untuk terapi. Jenis musik apa sajakah itu? Berikut
ini jenis-jenis musik yang sering dijadikan musik terapi oleh kebanyakan
orang.
1. Musik Jazz
Musik jazz adalah perpaduan instrumen yang menggunakan gitar, trombon,
piano dan saksofon sebagai musiknya. Meskipun musik jazz dimulai dari
Amerika Serikat, kini musik jazz dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat
dunia dan dari kalangan mana saja. Musik jazz belakangan juga banyak
digunakan oleh restoran yang ingin memberikan suasana yang nyaman
untuk menemani para pengunjung mereka agar lebih betah dan menikmati
makanan mereka dengan santai.
2. Musik Tradisonal
Musik tradisional adalah musik yang berasal dari berbagai daerah. Ciri
khas pada jenis musik ini terletak pada suara yang dihasilkan oleh alat
musiknya dan masing-masing sesuai bahasa dan daerahnya. Alfia Safitri
dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta melakukan sebuah penelitian
terhadap musik tradisional dan dari hasil penelitian tersebut ia bisa
menyimpulkan bahwa langgam jawa dapat menurunkan rasa nyeri yang
dirasakan oleh ibu bersalin.

12
3. Musik Klasik
Musik klasik adalah perpaduan instrumen yang menggunakan violin, biola,
piano dan cello sebagai musiknya. Ciri utama musik klasik adalah memiliki
sedikit iringan vokal atau bahkan terkadang sama sekali tidak memiliki
iringan vokal pada musiknya. Ciri berikutnya adalah diiringi orkestra.
Musik klasik memiliki kecenderungan untuk menenangkan tubuh dan
menormalkan detak jantung dan tekanan darah. Musik jenis ini adalah yang
paling banyak diminati sebagai musik terapi.
4. Musik dari Alam
Musik alam adalah suara yang dihasilkan oleh lingkungan alam sekitar.
Salah satu contoh musik ini yang dapat dijadikan musik terapi adalah suara
ombak. Sebuah surat kabar memberitakan bahwa suara ombak tidak hanya
sekedar memiliki efek menenangkan pikiran tetapi juga untuk meringankan
gangguan telinga berdengung.

13
BAB III

PROSEDUR PELAKSANAAN

A. Topik
Terapi musik pada lansia

B. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus


1) Tujuan Umum
Setelah dilakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) musik pada
lansia, diharapkan pasien lansia dapat merilekskan pikiran, meningkatkan
daya ingat, mengurangi stressor yang dihadapi dan dapat menstimulus
respon sensorik motorik dengan baik.
2) Tujuan Khusus
a. Lansia dapat berespon terhadap stimulus yang diberikan.
b. Lansia mampu mengekspresikan perasaannya berupa pengalaman
yang menyenangkan.
c. Lansia mampu memberi respons terhadap musik yang didengar
dengan baik.
d. Lansia dapat meningkatkan daya ingat.
e. Lansia mampu menceritakan perasaannya setelah mendengarkan
musik.
f. Lansia mampu menjawab pertanyaan seputar kemampuan
kognitifnya.
g. Lansia mampu bernyanyi dan mengulangi lagu yang telah diputar
oleh terapis.

C. Sasaran dan Target


1. Sasaran : Warga Panti Tresna Werdha Bakti Abadi Kelurahan Sepinggan
Baru Kecamatan Balikpapan Selatan

2. Target : Lansia, Pengurus dan Mahasiswa

D. Jadwal Kegiatan
a. Tempat : Halaman Panti Tresna Werdha Bhakti Abadi

14
b. Waktu

1. Hari / tanggal : Jumat, 27 Oktober 2018


2. Jam : 08.30-10.35 WIB
3. Acara : 45 menit
 Fase Orientasi : 5 menit
 Fase Kerja : 30 menit
 Fase Terminasi : 10 menit
4. Jumlah pasien : 10 orang
Penanggung
No Waktu Kegiatan Pembicara
Jawab
1 08.30 Pembukaan Leader Panitia
2 08.40 Terapi musik Leader dan fasilitator Panitia
3 09.20 Evaluasi Leader Panitia
terapi music
4 10.35 Penutup Leader Panitia

Setting Tempat

15
Keterangan :

= leader

= Co leader

= fasilitator

= observer

= dokumentasi

= klien

E. Pengorganisasian
Leader : Dimas Ardianto
Co Leader : Meidyna Larasati
Observer : Eka Sri Wanda W
Fasilitator : - Fanny Fatmawaty
- Neneng Septiani
- Hernita Ajeng C
- Nurlyanti
- Sarmila
Seksi Dokumentasi : Anita Cintya Rahayu

Tim terapis
a. Leader
- Membuka jalannya kegiatan
- Memperkenalkan diri

16
- Menganalisa dan observasi pola komunikasi dalam kelompok
- Menetapkan tujuan dan peraturan kelompok
- Membacakan tujuan dan peraturan kelompok sebelum kegiatan
dimulai
- Motivasi kelompok untuk aktif.
- Memberi reinforcement positif
- Menyimpulkan keseluruhan aktivitas kelompok
- Memaparkan materi yang ingin disampaikan
- Memperagakan relaksasi progresif
b. Co leader
- Membantu tugas leader
- Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader
- Mengingatkan leader bila ada kegiatan yang menyimpang
- Mengingatkan pemimpin untuk lamanya waktu kegiatan
- Bersama leader menjadi contoh kerjasama yang baik
c. Fasilitator
- Ikut serta dalam anggota sebagai anggota kelompok
- Memotivasi anggota kelompok yang kurang atau tidak aktif selama
TAK berlangsung
- Menjadi role model selama acara berlangsung
- Menyiapkan alat/media
d. Observer
- Ikut serta sebagai anggota kelompok
- Mengawasi jalannya kegiatan
- Menilai setiap jalannya kegiatan

F. Metode Penatalaksanaan
1. Metode
a. Fase Orientasi ( 5 menit)
1) Terapis mempersiapkan tempat, membimbing lansia menuju tempat
Terapi aktivitas kelompok, mengatur kursidalam bentuk lingkaran
2) Terapis mempersilahkan lansia untuk duduk ditempat yang telah
disediakan

17
3) Memberi salam terapeutik : salam mulai dari terapis, perkenalan
nama dan panggilan terapis.
4) Evaluasi/Validasi : menanyakan perasaan lansia saat ini untuk
mengetahui penurunan daya ingat dan fungsi pendengaran.
5) Terapis menjelaskan tujuan, kontrak waktu, sebelum menjalankan
kegiatan.
Kontrak :
Menjelaskan tujuan kegiatan terapi aktivitas kelompok (TAK)
Menjelaskan aturan main terapi aktivitas kelompok (TAK)
6) Jika ada lansia yang akan meninggalkan kelompok harus minta

ijin kepada terapis

7) Lama kegiatan 45 menit

8) Setiap lansia mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

9) Jika peserta merasa kurang jelas dengan penjelaskan leader, dapat

menanyakan kepada leader dengan menunjuk tangan terlebih

dahulu.

10) Peserta hadir di tempat 5 menit sebelum kegiatan berlangsung.

b. Fase Kerja ( 45 menit )


1) Terapis memberika salam terapeutik : memberi salam,
memperkenalkan diri, nama nama terapis dan panggilan terapis.
2) Terapis mengajak lansia untuk saling memperkenalkan diri (nama,
dan nama panggilan) dimulai secara berurutan searah jarum jam
3) Setiap lansia selesai memperkenalkan diri, terapis memberikan
reward dan mengajak semua lansia untuk bertepuk tangan.
4) Terapis akan menjelaskan bahwa akan diputar lagu disertai
menjalankan bola, lansia boleh bertepuk tangan, bernyanyi, menari
sesuai dengan irama lagu. Setelah lagu selesai dan bola berhenti di
salah satu lansia, maka lansia tersebut diberikan beberapa
pertanyaan seperti realita : hari apa, bulan apa, tahun berapa,
menceritakan isi lagu, dan perasaan lansia terhadap lagu tersebut.

18
5) Setelah menjelaskan terapis menanyakan ulang apakah lansia sudah
mengerti atau tidak.
6) Selanjutnya terapis memutar lagu, lansia mendengar dan
menjalankan bola, sambil menari, bernyanyi, atau tepuk tangan (kira
kira 1-2 lagu). Terapis mengobservasi respon lansia terhadap musik.
7) Secara bergiliran, lansia diminta untuk menceritakan isi lagu/
mengungkapkan perasaannya selama dirawat/pengalaman hidup.
Sampai semua lansia mendapat giliran.
8) Terapis memberikan pujian bertepuk tangan, setiap lansia selesai
menjawab pertanyaan yang diberikan, dan menceritakan perasaan
dan pengalaman hidupnya.
9) Terapis dan lansia bernyanyi bersama sambil mendampingi lansia.

c. Fase Terminasi (10 menit)


1) Terapis dan klien duduk bersama membentuk lingkaran
2) Evaluasi
- Data Subyektif :
Mahasiswa menanyakan perasaan lansia setelah mengikuti
kegiatan
- Data Obyektif :
Mahasiswa menanyakan kembali kegiatan yang dilakukan dan
meminta salah satu lansia untuk mencoba bernyanyi
- Memberikan pujian atas keberhasilan lansia.
3) Rencana Tindak lanjut
Terapis meminta lansia untuk mengulang hal yang sama dengan
salah satu teman yang berada di sebelahnya, menganjurkan lansia
untuk mendengarkan musik yang disukai dan bermakna dalam
kehidupannya.
4) Kontrak yang akan datang
Terapis mengakhiri kegiatan dan mengingatkan kepada lansia untuk
melakukan kegiatan yang bisa dilakukan di sasana tresna werdha.
5) Leader menyimpulkan hasil kegiatan
6) Leader menutup kegiatan dan mengucapkan salam

19
2. Media dan perlengkapan
Pengeras suara
Microfon
3. Rencana Evaluasi Kegiatan
a. Evaluasi Struktur
1. Persiapan dilaksanakan 2 hari sebelum kegiatan
2. 100% jumlah peserta dapat menghadiri pertemuan
3. Acara berlangsung sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
4. Perlengkapan alat yang diperlukan
b. Evaluasi Proses
1. Semua peserta yang hadir berperan serta secara aktif
2. Selama acara tidak ada penyimpangan dari tujuan yang telah
ditetapkan
3. Selama acara berlangsung tidak ada peserta yang meninggalkan
tempat acara pertemuan.
c. Evaluasi Hasil
1. Peserta mampu berinteraksi dan menjalin kerja sama dengan teman
lainnya.
2. Peserta mampu mengikuti gerakan

G. Antisipasi Masalah

Beberapa langkah-langkah yang dapat dilakukan meliputi :


1. Bila ada peserta yang melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan tujuan,
fasilitator harus mengarahkan dan mengingatkan
2. Bila peserta pasif, fasilitator memotivasi untuk mengikuti kegiatan
3. Bila peserta kesulitan tugas leader dan fasilitator mencontohkan

20
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas
yang dilakukan perawat kepada kelompok lanjut usia yang memiliki
masalah yang sama. Terapi Aktivitas kelompok seperti mendengarkan
musik yang dimodifikasi didalam proposal ini tujuan untuk menstimulus
respon sesnsorik dan motorik. Sehingga lansia mampu mengapresiasikan
perasaannya, meningkatkan daya ingat lansia, dan mampu
mengungkapkan pengalamannya.
Beberapa hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa efek biologis dari
suara dan musik dapat mengakibatkan :
1. Energi otot akan meningkat atau menurun terkait dengan stimuli irama.
2. Tarikan napas dapat menjadi cepat atau berubah secara teratur.
3. Timbulnya berbagai efek pada denyut jantung, tekanan darah, dan
fungsi endokrin.
4. Berkurangnya stimulus sensorik dalam berbagai tahapan.
5. Kelelahan berkurang atau tertunda, tetapi ketegangan otot meningkat.
6. Perubahan yang meningkatkan elektrisitas tubuh.
7. Perubahan pada metabolisme dan biosintesis pada beberapa proses enzim.

21
22
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Konsep Dasar Keperawatan Gerontik.

Bandiyah, Siti. 2009. Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Nuha

Medika:Yogyakarta

Mickey & Patricia. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi

2.EGC.Jakarta : Buku Kedokteran

Nugroho, Wahjudi. 2000. Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta:EGC

iii

Anda mungkin juga menyukai