Dosen Pembimbing :
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya kami masih di beri kesempatan untuk menyelesaikan
proposal ini. Proposal ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan proposal
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan proposal ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki proposal ini dengan benar.
Akhir kata kami berharap semoga proposal tentang “TAK pada lansia” ini
dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Tujuan Penulisan
1) Tujuan Umum
Setelah dilakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) musik pada
lansia, diharapkan pasien lansia dapat merilekskan pikiran,
meningkatkan daya ingat lansia, mengurangi stressor yang dihadapi dan
dapat menstimulus respon sensorik motorik dengan baik.
2) Tujuan Khusus
a. Lansia dapat berespon terhadap stimulus yang diberikan.
b. Lansia mampu mengekspresikan perasaannya berupa pengalaman
yang menyenangkan.
c. Lansia mampu memberi respons terhadap musik yang didengar
dengan baik.
d. Lansia dapat meningkatkan daya ingat.
e. Lansia mampu menceritakan perasaannya setelah mendengarkan
musik.
f. Lansia mampu menjawab pertanyaan seputar kemampuan
kognitifnya.
g. Lansia mampu bernyanyi dan mengulangi lagu yang telah diputar
oleh terapis.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Terapi music adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan
rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, tombre, bentuk dan
gaya yang di organisir sedemikian rupa hingga tercipta misik yang bermanfaat
untuk kesehatan fisik dan mental.
Terapi music adalah terapi yang universal dan bisa diterima oleh semua
ornag karena kita tidak menbutuhkan kerja otak yang berat untuk
menginterpretasi alunan music. Terapi musik sangat mudah diterima organ
pendengaran kita dan kemudian melalui saraf pendengaran disalurkan ke
bagian otak yang memproses emosi (system limbic). Musik sangat berfungsi
sebagai ungkapan perhatian, baik bagi para pendengar yang mendengarakan
maupun bagi pemusik yang menggubahnya. Sasaran terapi music dalam
lapangan pandang kedokteran adalah pada perkembangan manusia sebagai
suatu kesatuan yang unik dan tak terpisahkan. Musik dapat berfungsi sebagai
ungkapan perhatian, baik bagi para pendengar yang mendengarkan maupun
bagi pemusik yang menggubahnya. Sasaran terapi musik dalam lapangan
pandang kedokteran adalah pada perkembangan manusia sebagai satu kesatuan
yang unik dan tak terpisahkan.
Salah satu figur yang paling berperan dalam terapi music di awal abad ke-
20 adalah Eva Vescelius yang banyak mempublikasikan terapi musik lewat
tulisan-tulisannya. Ia percaya bahwa objek dari terapi music adalah melakukan
penyelarasan atau harmonisasi terhadap seseorang melalui fibrasi. Demikian
pula dengan Margareth Anderton, seorang guru piano berkebangsaan inggris,
yang meengemukakan tentang efek alat music (khusus untk pasien dengan
kendala psikologis) karena hasil penelitiannya menunjukkan bahwa timbre
(warna suara) music dapat menimbulkan efek terapeutik.
3
B. Musik Bisa Mempengaruhi Tubuh Dan Pikiran
Pemahaman tentang aspek biologis suara berawal dengan pengertian bahwa
perubahan getaran udara sebenarnya adalah musik. Jauh sebelum pembentukan
ontogenetik dan filogenetik suara musik, fenomena akustik yang ditemukan
sudah merupakan nilai-nilai terapi musik. Fenomena akustik ini membuat
orang dapat menghargai dan menemukan kembali suara eksternal serta
menerjemahkan suara tersebut ke dalam bahasa musik. Akustik, suara, vibrasi,
dan fenomena motorik sudah ditemukan sejak ovum dibuahi oleh sperma untuk
membentuk manusia baru. Pada saat itu terdapat berbagai proses yang
melingkupi telur dalam kandungan, berproduksi dengan gerakan dinamis,
mempunyai vibrasi, dan memiliki suara tersendiri. Misalnya, bunyi yang
dihasilkan oleh dinding rahim, denyut jantung, aliran darah, bisikan suara ibu,
suara dan desah napas, mekanisme gerakan dan gesekan tubuh bagian dalam,
gerakan otot, proses kimiawi dan enzim, serta banyak lainnya. Semua ini dapat
dikelompokkan sebagai sebuah kesempurnaan suara.
Beberapa pendekatan dalam terapi musik meyakini bahwa tubuh kita
adalah sumber suara dan bahwa organ-organ tubuh sekaligus dapat
dianalogikan sebagai seperangkat alat musik. Tubuh manusia sebenarnya sarat
dengan bunyi. Proses biologis yang dilakukan oleh organ-organ tubuh
misalnya lambung atau jantung menghasilkan berbagai macam suara. Dokter
dapat mendengarkan suara-suara tersebut dengan menggunakan stetoskop.
Tanpa alat bantu kita tidak dapat mendengar suara-suara tadi, karena suara-
suara yang terlalu tidak beraturan diredam oleh tulang-tulang rawan di telinga
bagian dalam.
Di sisi lain, jika setiap organ tubuh berfungsi dengan baik sebagaimana
seperangkat alat musik menghasilkan bunyi yang indah, maka seharusnya yang
dihasilkan adalah musik yang indah. Artinya tubuh kita sehat. Karena itu terapi
musik dimaksudkan untuk menyelaraskan kembali kinerja organ tubuh yang
sedang terganggu, agar dapat berfungsi normal kembali.
Sejak lebih dari seabad lalu, penelitian yang dilakukan sejumlah dokter,
khususnya para pakar di bidang Fisiologi menunjukkan keterkaitan antara
aspek-aspek Biologi dan musik. Bersama Hector Berlioz (seorang komponis
Perancis), M. Getry melakukan observasi mengenai kinerja musik pada nadi
4
dan sirkulasi darah. Dilaporkan bahwa dengan memainkan alat perkusi
genderang, akan melipatgandakan cardiac output.
Di pusat rehabilitasi di Amerika, para pasien stroke disuruh berbaris sambil
mendengarkan musik berirama march lewat walkman. Ternyata, jenis musik
ini mampu menstimulasi otak. Tujuan perawatan ini agar si pasien terbiasa
dengan irama dan kebutuhan telinga dalam bisa terpenuhi. Dengan ini, lama
kelamaan mereka dapat bergerak normal lagi walau tanpa musik. Hasil
penyelidikan menunjukkan, kemampuan koordinasi motorik otak yang terlatih
tadi lama kelamaan akan menunjukkan perbaikan. Concetta Tomaino, direktur
program terapi musik pada rumah sakit Beth Abraham di New York, bercerita
tentang seorang pasien penderita Parkinson hebat, yang masih bisa duduk
berjam-jam di depan piano untuk memainkan lagu-lagu dari komponis
favoritnya (Chopin). Seolah-olah pasien ini lupa akan penyakitnya. Rupanya,
saat dia bermain dan terbuai oleh lagunya itu, tubuhnya bereaksi.
Berdasarkan pengamatan di kliniknya, Concetta Tomaino melihat musik
mampu “menggali” ingatan pasien-pasiennya. Ia juga pernah mencoba pada
pasien Alzheimer yang kemampuan berpikirnya hampir hilang sama sekali.
Ketika ia memainkan musik yang dikenal oleh pasien sewaktu masih muda,
tiba-tiba pasien tersebut jadi ingat akan tempat dan orang-orang yang pernah
dikenalnya.
Beberapa hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa efek biologis dari suara
dan musik dapat mengakibatkan :
1. Energi otot akan meningkat atau menurun terkait dengan stimuli irama.
2. Tarikan napas dapat menjadi cepat atau berubah secara teratur.
3. Timbulnya berbagai efek pada denyut jantung, tekanan darah, dan fungsi
endokrin.
4. Berkurangnya stimulus sensorik dalam berbagai tahapan.
5. Kelelahan berkurang atau tertunda, tetapi ketegangan otot meningkat.
6. Perubahan yang meningkatkan elektrisitas tubuh.
7. Perubahan pada metabolisme dan biosintesis pada beberapa proses enzim.
Selain itu, setiap musik yang Anda dengarkan, meskipun Anda tidak
sengaja mendengarkannya, akan berpengaruh pada otak Anda. Setidaknya ada
5
tiga sistem saraf dalam otak Anda yang akan terpengaruh oleh musik yang
Anda dengarkan, yaitu :
1. Sistem Otak Yang Memproses Perasaan.
2. Sistem Otak Kognitif
Aktivasi sistem ini dapat terjadi walaupun seseorang tidak
mendengarkan atau memperhatikan musik yang sedang diputar. Musik akan
merangsang sistem ini secara otomatis, walaupun seseorang tidak menyimak
atau memperhatikan musik yang sedang diputar. Jika sistem ini dirangsang
maka seseorang akan meningkatkan memori, daya ingat, kemampuan
belajar, kemampuan matematika, analisis, logika, inteligensi dan
kemampuan memilah, disamping itu juga adanya perasaan bahagia dan
timbulnya keseimbangan sosial.
3. Sistem Otak Yang Mengontrol Kerja Otot
Musik secara langsung bisa mempengaruhi kerja otot kita. Detak jantung
dan pernafasan bisa melambat atau cepat secara otomatis, tergantung alunan
musik yang didengar. Bahkan orang yang bayi dan orang tidak sadar pun
tetap terpengaruh oleh alunan musik. Bahkan ada suatu penelitian tentang
efek terapi musik pada pasien dalam keadaan koma. Ternyata denyut
jantung bisa diturunkan dan tekanan darah pun turun, kemudian begitu
musik matikan, maka denyut jantung dan tekanan darah kembali naik. Fakta
ini juga bermanfaat untuk penderita hipertensi karena musik bisa
mengontrol tekanan darah.
6
dari berbagai komponen suara irama, melodi, dan keselarasan untuk dapat
dilihat dan dinikmati. Musik, seperti bentuk seni lainnya, merupakan ekspresi
yang penuh gaya. Musik melibatkan pengelolaan serta keterampilan dari materi
artistik sehingga dapat menyajikan atau mengomunikasikan suatu hal tertentu,
gagasan, atau keadaan perasaan.
Biasanya tipe musikal dapat dipilih sendiri oleh pasien atau diusulkan oleh
terapis. Terapi musik formal sering menggunakan irama sederhana dan
instrumen perkusi yang dapat dimainkan oleh hampir setiap orang. Pilihan
materi musik, medium musik, tingkat kompleksitas, dan sasaran terapetik
merupakan keputusan dan kesepakatan antar terapis, dan antara terapis musik
dan pasien. Seperti dalam semua cara terapi, terapi musik menyangkut
penilaian terhadap pasien, aktivitas yang akan dilakukan (termasuk sasaran),
pengalaman terapetik, dan evaluasi.
7
berusaha untuk memperoleh lebih banyak pengalaman serupa yang aman,
baik, dan nikmat. Music menyediakan kesempatan untuk ekspersi diri dan
memperoleh kecakapan baru yang memperkaya citra diri (terutma bagi
yang memiliki keterbatasan tubuh atau cacat).
3. Music memberikan pengalaman dalam hubungan antar pribadi
Music merupakan kesempatan untuk pertemuan kelompok di mana
individu telah mengesampingkan kepentingannya demi kepentingan
kelompok. Sasarannya ialah untuk meperbanyak jumlah anggota dalam
kelompok, menambah jangkauan dan variasi interaksi, dan menyediakan
pengalaman yang akan memudahkan melakukan adaptasi terhadap
kehidupan diluar lembaga. Pengalaman kelompok memungkinkan
seseorang berbagai rasa secara intens dalam cara-cara yang secara social
dapat diterima ; music memberikan penghiburan dan rekreasi yang
diperlukan bagi lingkungan terapi secara umum. Juga bantuan pengalaman
dalam pengembangan dalam pengembangan kecakapan social sexara
reslitis dan pola tingkah laku pribadi yang dapat diterima secar lembaga
dan kelompok sebaya dalam masyarakat.
8
musik pasif. Hal terpenting dalam terapi musik pasif adalah pemilihan jenis
musik harus tepat dengan kebutuhan pasien. Oleh karena itu, kami
membuat puluhan jenis CD Terapi musik yang disesuaikan dengan
kebutuhan anda.
9
Dari hasil penelitian, ternyata jenis musik tertentu bisa meningkatkan
motivasi, semangat dan meningkatkan level energi seseorang.
4. Pengembangan diri
Musik ternyata sangat berpengaruh terhadap pengembangan seseorang.
Hati-hati, karena musik yang anda dengarkan menentukan kualitas pribadi
anda. Hasil penelitian kami menunjukan bahwa orang yang punya
masasalah perasaan, biasanya cendrung mendengarkan musik yang sesuai
perasaannya. Misalnya orang yang putus cinta, mendengarkan musik atau
lagu bertema putus cinta atau sakit hati. Dan hasilnya adalah masalahnya
menjadi semakin parah. Dengan mengubah jenis musik yang didengarkan
menjadi musik yang memotivasi, dalam beberapa hari masalah perasaan
bisa hilang dengan sendirinya atau berkurang sangat banyak.
5. Meningkatkan Kemampuan Mengingat
Terapi music bisa meningkatkan daya ingat dan mencegah kepikunan. Hal
ini bisa terjadi karena bagian otak bisa memproses music terletak
berdekatan dengan memori. Sehingga ketika seseorang melatih otak dengan
terapi music, maka secara otomatis memorinya juga ikut terlatih. Atas
dasar inilah terapi music banyak digunakan di sekolah-sekolah modern di
Amerika dan Eropa untuk meningkatkan prestasi akademik siswa.
Sedangkan di pusat rehabilitasi, terapi music banyak digunakan untuk
menangani masalah kepikunan dan kehilangan ingatan.
6. Kesehatan Jiwa
ilmuan Arab, Abu Nasr al-farabi (873-950M) dalam bukunya “Great Book
About Music”, mengatakan bahwa music membuat rasa tenang, sebagai
pendidikan moral, mengendalikan emosi, pengembangan spiritual,
menyembuhkan gangguan psikologis. Pernyataan itu tentu saja berdasarkan
pengalamannya dalam menggunakan music sebagai terapi. Sekarang di
zaman Modern, terapi music banyak digunakan oleh psikolog maupun
psikiater untuk mengatasi berbagai macam gangguan kejiwaan, gangguan
mental atau gangguan psikologis.
7. Mengurangi Rasa Sakit
Musik bekerja pada system saraf otonom yaitu bagian sistem saraf yang
bertanggung jawab mengontrol tekanan darah, denyut jantung dan fungsi
10
otak, yang mengontrol perasaan dan emosi. Menurut penelitian, kedua
system tersebut bereaksi sensitive terhadap music. Ketika kita merasa sakit,
kita menjadi takut, frustasi dan marah yang membuat kita menegangkan
otot-otot tubuh, hasilnua secara relaks secara fisik dan mental, sehingga
membantu menyembuhkan dan mencegah rasa sakit. Dalam proses
persalinan, terapi musik berfungsi mengatasi kecemasan dan mengurangi
rasa sakit. Sedangkan bagi para penderita nyeri kronis akibat suatu
penyakit, terapi music terbukti membantu mengatasi rasa sakit.
8. Menyeimbangkan Tubuh
Menurut penelitian para ahli, stimulasi music membantu menyeimbangkan
organ keseimbangan yang terdapat di telinga dan otak. Jika organ
keseimbangan sehat maka kerja organ tubuh lainnya juga menjadi lebih
seimbang dan lebih sehat.
9. Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Dr John Diamond dan Dr David Nobel, telah melakukan riset mengenai
efek dari musik terhadap tubuh manusia dimana mereka menyimpulkan
bahwa : Apabila jenis music yang kita dengar sesuai dan dapat diterima
oleh tubuh manusia, maka tubuh akan bereaksi dengan mengeluarkan jenis
hormone (serotonin) yang dapat menimbulkan rasa nikmat dan senang
sehingga tubuh akan menjadi lebih kuat (dengan meningkatnya sistem
kekebalan tubuh) dan membuat kita menjadi lebih sehat.
10. Meningkatkan Olahraga
Mendengarkan musik selama olahraga dapat memberikan olahraga yang
baik dalam beberapa cara, diantaranya meningkatkan daya tahan,
meningkatkan mood dan mengalihkan Anda dari setiap pengalaman yang
tidak nyaman selama olahraga. Ternyata penyembuhan terapi musik tidak
hanya terbatas pada kesehatan mental atau masalah psikologis saja. Telah
dilakukan studi terhadap pasien-pasien penderita luka bakar, penyakit
jantung, hipertensi, stroke, nyeri kronis, alergi, maag, kanker dan penyakit
lainnya, terapi musik juga bisa digunakan untuk membantu proses
penyembuhan. Terapi musik dapat mengurangi kebutuhan pengobatan
selama kelahiran dan dilengkapi fungsi mati rasa dalam operasi dan
perawatan gigi, terutama jika yang dirawat anak-anak serta pasien yang
11
menjalani prosedur pembedahan. Musik juga berguna untuk mengatasi
trauma pada bayi yang lahir premature. Disamping situasi akut ini, terapi
musik juga membantu menghilangkan rasa sakit. Terapi musik juga dapat
memperbaiki kualitas bagi pasien yang mengalami sakit berkepanjangan
dan menambah kesehatan orang-orang jompo, termasuk untuk penderita
Alzheimer. Musik juga telah digunakan untuk melengkapi perawatan.
Selain itu terapi musik juga berguna untuk mendukung keharmonisan
keluarga dan memotivasi kinerja karyawan.
12
3. Musik Klasik
Musik klasik adalah perpaduan instrumen yang menggunakan violin, biola,
piano dan cello sebagai musiknya. Ciri utama musik klasik adalah memiliki
sedikit iringan vokal atau bahkan terkadang sama sekali tidak memiliki
iringan vokal pada musiknya. Ciri berikutnya adalah diiringi orkestra.
Musik klasik memiliki kecenderungan untuk menenangkan tubuh dan
menormalkan detak jantung dan tekanan darah. Musik jenis ini adalah yang
paling banyak diminati sebagai musik terapi.
4. Musik dari Alam
Musik alam adalah suara yang dihasilkan oleh lingkungan alam sekitar.
Salah satu contoh musik ini yang dapat dijadikan musik terapi adalah suara
ombak. Sebuah surat kabar memberitakan bahwa suara ombak tidak hanya
sekedar memiliki efek menenangkan pikiran tetapi juga untuk meringankan
gangguan telinga berdengung.
13
BAB III
PROSEDUR PELAKSANAAN
A. Topik
Terapi musik pada lansia
D. Jadwal Kegiatan
a. Tempat : Halaman Panti Tresna Werdha Bhakti Abadi
14
b. Waktu
Setting Tempat
15
Keterangan :
= leader
= Co leader
= fasilitator
= observer
= dokumentasi
= klien
E. Pengorganisasian
Leader : Dimas Ardianto
Co Leader : Meidyna Larasati
Observer : Eka Sri Wanda W
Fasilitator : - Fanny Fatmawaty
- Neneng Septiani
- Hernita Ajeng C
- Nurlyanti
- Sarmila
Seksi Dokumentasi : Anita Cintya Rahayu
Tim terapis
a. Leader
- Membuka jalannya kegiatan
- Memperkenalkan diri
16
- Menganalisa dan observasi pola komunikasi dalam kelompok
- Menetapkan tujuan dan peraturan kelompok
- Membacakan tujuan dan peraturan kelompok sebelum kegiatan
dimulai
- Motivasi kelompok untuk aktif.
- Memberi reinforcement positif
- Menyimpulkan keseluruhan aktivitas kelompok
- Memaparkan materi yang ingin disampaikan
- Memperagakan relaksasi progresif
b. Co leader
- Membantu tugas leader
- Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader
- Mengingatkan leader bila ada kegiatan yang menyimpang
- Mengingatkan pemimpin untuk lamanya waktu kegiatan
- Bersama leader menjadi contoh kerjasama yang baik
c. Fasilitator
- Ikut serta dalam anggota sebagai anggota kelompok
- Memotivasi anggota kelompok yang kurang atau tidak aktif selama
TAK berlangsung
- Menjadi role model selama acara berlangsung
- Menyiapkan alat/media
d. Observer
- Ikut serta sebagai anggota kelompok
- Mengawasi jalannya kegiatan
- Menilai setiap jalannya kegiatan
F. Metode Penatalaksanaan
1. Metode
a. Fase Orientasi ( 5 menit)
1) Terapis mempersiapkan tempat, membimbing lansia menuju tempat
Terapi aktivitas kelompok, mengatur kursidalam bentuk lingkaran
2) Terapis mempersilahkan lansia untuk duduk ditempat yang telah
disediakan
17
3) Memberi salam terapeutik : salam mulai dari terapis, perkenalan
nama dan panggilan terapis.
4) Evaluasi/Validasi : menanyakan perasaan lansia saat ini untuk
mengetahui penurunan daya ingat dan fungsi pendengaran.
5) Terapis menjelaskan tujuan, kontrak waktu, sebelum menjalankan
kegiatan.
Kontrak :
Menjelaskan tujuan kegiatan terapi aktivitas kelompok (TAK)
Menjelaskan aturan main terapi aktivitas kelompok (TAK)
6) Jika ada lansia yang akan meninggalkan kelompok harus minta
dahulu.
18
5) Setelah menjelaskan terapis menanyakan ulang apakah lansia sudah
mengerti atau tidak.
6) Selanjutnya terapis memutar lagu, lansia mendengar dan
menjalankan bola, sambil menari, bernyanyi, atau tepuk tangan (kira
kira 1-2 lagu). Terapis mengobservasi respon lansia terhadap musik.
7) Secara bergiliran, lansia diminta untuk menceritakan isi lagu/
mengungkapkan perasaannya selama dirawat/pengalaman hidup.
Sampai semua lansia mendapat giliran.
8) Terapis memberikan pujian bertepuk tangan, setiap lansia selesai
menjawab pertanyaan yang diberikan, dan menceritakan perasaan
dan pengalaman hidupnya.
9) Terapis dan lansia bernyanyi bersama sambil mendampingi lansia.
19
2. Media dan perlengkapan
Pengeras suara
Microfon
3. Rencana Evaluasi Kegiatan
a. Evaluasi Struktur
1. Persiapan dilaksanakan 2 hari sebelum kegiatan
2. 100% jumlah peserta dapat menghadiri pertemuan
3. Acara berlangsung sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
4. Perlengkapan alat yang diperlukan
b. Evaluasi Proses
1. Semua peserta yang hadir berperan serta secara aktif
2. Selama acara tidak ada penyimpangan dari tujuan yang telah
ditetapkan
3. Selama acara berlangsung tidak ada peserta yang meninggalkan
tempat acara pertemuan.
c. Evaluasi Hasil
1. Peserta mampu berinteraksi dan menjalin kerja sama dengan teman
lainnya.
2. Peserta mampu mengikuti gerakan
G. Antisipasi Masalah
20
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas
yang dilakukan perawat kepada kelompok lanjut usia yang memiliki
masalah yang sama. Terapi Aktivitas kelompok seperti mendengarkan
musik yang dimodifikasi didalam proposal ini tujuan untuk menstimulus
respon sesnsorik dan motorik. Sehingga lansia mampu mengapresiasikan
perasaannya, meningkatkan daya ingat lansia, dan mampu
mengungkapkan pengalamannya.
Beberapa hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa efek biologis dari
suara dan musik dapat mengakibatkan :
1. Energi otot akan meningkat atau menurun terkait dengan stimuli irama.
2. Tarikan napas dapat menjadi cepat atau berubah secara teratur.
3. Timbulnya berbagai efek pada denyut jantung, tekanan darah, dan
fungsi endokrin.
4. Berkurangnya stimulus sensorik dalam berbagai tahapan.
5. Kelelahan berkurang atau tertunda, tetapi ketegangan otot meningkat.
6. Perubahan yang meningkatkan elektrisitas tubuh.
7. Perubahan pada metabolisme dan biosintesis pada beberapa proses enzim.
21
22
DAFTAR PUSTAKA
Medika:Yogyakarta
iii